Makalah Indikator Pencapaian Kompetensi – IPK

7 min read

Indikator Pencapaian Kompetensi

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indikar hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan diukur
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi pencapain kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi.
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata pelajaran tertentu pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan merumuskan indikator yang baik. Rumusan indikator yang baik (bagus) tak lepas dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum KTSP sekolah mempunyai hak untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan pada standar yang ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional (MENDIKNAS), tidak hanya itu sekolah juga mempunyai hak mengembangkan kurikulum dari muatan lokal.

Kurikulum akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus dan RPP berjalan dengan baik. Pencapaian RPP dan silabus terletak pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sedangkan pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat pada indikator. Oleh karena itu, merumuskan indikator merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas, jika dalam suatu pembelajaran indikator belum tercapai maka bisa dianggap pembelajaran tersebut gagal.
Dalam makalah kami mencoba untuk mengulas kembali mengenai indicator pencapaian kompetensi..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaiman tercantum di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apa pengertian Indokator Pencapaian Kompetensi?
  2. Bagaimana fungsi Indokator Pencapaian Kompetensi?
  3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan Indokator Pencapaian Kompetensi?
  4. Bagaimana menyusun Indokator Pencapaian Kompetensi?

C. Tujuan Masalah

  1. Mengetahui pengertian Indokator Pencapaian Kompetensi.
  2. Mengetahui fungsi Indokator Pencapaian Kompetensi.
  3. Memahami langkah-langkah pengembangan Indokator Pencapaian Kompetensi.
  4. Memahami langkah-langkah penyusun Indokator Pencapaian Kompetensi.

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Indikator Pencapaiaan Kompetensi

Indikator artinya penunjuk atau tanda-tanda yang tampak, pencapaiaan artinya telah dikuasai, kompetensi artinya kemampuan melakukan sesuatu. Jadi, indikator pencapaian kompetensi (IPK) ialah tanda-tanda yang (seharusnya) tampak pada seseorang yang telah menguasai suatu kemampuan melakukan sesuatu. Indikator pencapaian kompetensi IPK merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), indikator adalah sesuatu yg dapat memberikan atau menjadi petunjuk atau keterangan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, indikator merupakan petunjuk bagi guru apakah hasil pembelajaran telah tuntas atau belum. Sederhananya, indikator pencapaian kompetensi adalah garis-garis besar yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.
Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah:

  1. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
    Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan :
    tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
    karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah;
    potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP.
Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal.

Misalnya, dalam satu pertemuan siswa harus mampu menyebutkan macam-macam rukun iman. Maka pembelajaran semata-mata agar siswa dapat menyebutkan macam-macam rukun iman. Ketika siswa sudah mampu menyebutkannya, berarti pembelajaran telah tuntas dan diterima oleh peserta didik, sebaliknya jika siswa belum mampu menyebutkan macam-macam rukun iman, pembelajaran dianggap belum tuntas. 

Jadi, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu serta diharapkan adanya perubahan yang terjadi pada diri siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah pembelajaran berlangsung, untuk mengetahuinya dilaksanakan melalui evaluasi, baik dilakukan dengan tes lisan, tertulis ataupun tanya jawab.
.
B. Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi
Pedoman dalam pengembangan materi pelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Indikator pencapain kompetensi menjadi petunjuk bagi guru tentang gambaran kegiatan pembelajarn dan merancang kegiatan pembelajaran untuk menghadirkan pengalaman belajar yang mampu mengantarkan siswa mencapai satu ataupun lebih kompetensi yang harus dikuasi ketika siswa.
Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Pedoman dalam menentukan tujuan pembelajaran
Kata kerja operasional yang digunakan dalam tujuan pembelajaran disusun secara linier dengan kata kerja operasional yang digunakan dalam indicator pencapaian kompetensi. Hal ini berarti tingkat kompetensi dalam rumusan tujuan pembelajaran mengacu pada tingkat kompetensi yang terdapat pada rumusan indicator pencapaian kompetensi.

C. Langkah-Langkah Pengembangan Indokator Pencapaian Kompetensi
Didalam pengembangan indikator pencapaian kompetensi ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :
Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan.

Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakter mata pelajaran, peseta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Setiap pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, dan menulis sangat berbeda sengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup, dan KD masing-masing mata pelajaran
Pengembangan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam inteligensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodasi keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodasi dengan penilaian yang sesuai, sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.
Indikator pertama tidak mengakomodasi keragaman karakteristik peserta didik, karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik sekolah atau madrasah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator, karena target pencapaian sekolah/madrasah tidak sama. Sekolah/madrasah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
E. Menyusun Indikator Pencapain Kompetensi
Kompetensi yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran harus diproyeksikan guru dalam tujuan pembelajaran. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yung bersifat umum sehingga masih sulit diukur ketercapaiannya. Oleh karena itu, tugas guru dalam mendesain pembelajaran salah satunya adalah menjabarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator pencapaian kompetensi.
Indikar hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan diukur.
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi pencapain kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi. Martinis Yamin mengungkapkan bahwa tujuan dilakukannya penjabaran Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi antara lain;
Untuk mengungkapkan kompetensi apa yang perlu dikuasai oleh peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran;
Agar proses pembelajaran dapat dimulai dari materi pembelajaran yang mudah ke materi pembelajaran yang tersulit sesuai dengan hierarki belajar;
Untuk memperoleh gambaran tentang luas cakupan materi yang hendak diajarkan.

Itulah tampaknya yang menjadikan Martinis Yamin menyebutkan bahwa kriteria indikator pencapaian kompetensi yang baik antara lain;
Memuat ciri-ciri tujuan pembelajaran yang hendak diukur;
Memuat suatu kata kerja operasional yang dapat diukur;
Berkaitan erat dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan;
Mencangkup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik;
Memuat setidaknya 3 hingga 5 butir indikator;
Setiap indikator dapat dijadikan sebagai soal.
Untuk memudahkan guru dalam menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi, guru perlu mencermati taksonomi kompetensi dari dua aspek berikut ini.
Ranah atau domain.
Kompleksitas/ tingkat kemudian dan kesulitan setiap perubahan (hasil belajar) ranah atau domain.
Kedua aspek tersebut untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang dapat diukur, guru dapat diukur, dinilai, dan dicapai, serta dibuktikan, guru dapat merumuskan atau menyusunnya berdasarkan kata kerja operasional berikut ini.
Domain Kognitif (Pengetahuan)
Perubahan
Kemampuan Internal
Kata Kerja Operasional

Mengetahui
Menyebutkan kembali informasi (istilah, fakta, aturan,metode)
Menyebutkan kembali
Menghafal
Menunjukkan
Menggarisbawahi
Menyortir
Menyatakan

Memahami
Menjelaskan informasi dengan bahasa sendiri
Menerjemahkan
Memperkirakan
Menentukan (konsep/kaidah/prinsip, kaitan antara fakta dan isi pokok)
Menjelaskan
Mendeskripsikan
Membuat peryataan ulang
Menguraikan
Menerangkan
Mengubah
Memberikan contoh
Menyadur
Menerangkan

Menerapkan
Menginterpretasikan (tabel, grafik,bagan)
Mengaplikasikan pengetahuan atau generalisasi ke dalam situasi baru
Memecahkan masalah yang formulatif
Membuat bagan dan grafik
Menggunakan ( rumus, kaidah, formula, metode, prosedur)
Mengoprasikan
Mendemonstrasikan
Menghitung
Menghubungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukkan

Menganalisis
Menguraikan pengetahuan ke bagian-bagiannya dan menunjukkan hubungan di antara bagian-bagian tersebut
Membedakan ( fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan)
Menganalisis (struktur dasar, bagian-bagian, hubungan antara)
Membandingkan
Mempertentangkan
Memisahkan
Menghubungkan
Membuat diagram/skema
Menunjukkan hubungan
Mempertanyakan

Mengevaluasi
Membuat penilaian berdasarkan kriteria
Menilai berdasarkan norma internal( hasil karya, karangan, pekerjaan, khotbah, program penataran)
Menilai berdasarka norma eksternal( hasil karya, karangan, pekerjaan, ceramah, program penataran)
Mempertimbangkan (baik-buruk, pro-kontra, untung-rugi)
Mempertahankan
Mengatagorikan
Mengombinasiakan
Mengarang
Menciptakan
Mendesain
Mengatur
Menyusun kembali
Merangkaikan
Menghubungkan
Menyimpulkan
Merancang
Membuat pola
Memberikan argumen

Domain Afektif ( sifat)

Perubahan
Kemampuan Internal
Kata Kerja Operasional

Menerima
Menunjukan (kesadaran,kemauan, perhatian)
Mengakui (kepentingan, perbedaan)
Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberikan
Menyatakan
Menempetkan

Menjalankan
Mematuhi (peraturan, tuntunan, perintah)
Ikut serta aktif (di laboratorium, di masjid, diskusi, belajar, kelompok, kantor)
Melaksanakan
Membantu
Menawarkan
Menyambut
Menolong
Mendatangi
Menyumbangkan
Menyesuaikan
Menampilkan
Membawakan
Menyatakan persetujuan

Menghargai
Menerima suatu nilai
Menyukai
Menyepakati
Menghargai (karya seni, sumbangan, ilmu, pendapat)
Bersikap (positif atau negatif)
Mengakui
Melaksanakan
Mengikuti
Menyatakan pendapat
Mengambil prakarsa
Ikut serta
Bergabung
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Menuntun
Membenarkan
Menolak
Mengajak

Menghayati
Membentuk sistem nilai
Menangkap relasi antar- nilai
Bertanggung jawab
Mengintegrasikan nilai
Berpagang pada
Mengintegrasikan
Mengaitkan
Menyusun
Mengatur
Mengubah
Memodifikasi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Membandingkan
Mempertahankan

Mengamalkan
Menunjukan (kepercayaan diri, disiplin pribadi, kesadaran)
Mempertimbangkan
Melibatkan diri
Bertindak
Menyatakan
Memperlihatkan
Mempraktikan
Melayani
Mengundurkan diri
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan

Domain Psikomotorik (Keterampilan)
Perubahan
Kemampuan Internal
Kata kerja Operasional

Mengamati
Peka terhadap rangsangan
Mengamati proses
Memberi perhatian pada tahap-tahap suatu perbuatan
Memberi perhatian pada sebuah artikulasi

Menanya
Menafsirkan rangsangan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukan
Mengidentifikasi

Mencoba
Meniru contoh
Mempraktikan
Memainkan
Mengikuti
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperhatikan
Memasang
Membongkar

Mengolah
Berpegang pada pola
Mengoprasikan
Membangun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani

Menyaji
Menyesuaikan diri
Bervariasi
Mengubah
Mengadaptasi
Mengatur kembali
Membuat variasi

Menalar
Berkonsentrasi
Menyiapkan diri
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Menanggapi
Mempertunjukkan

Mencipta
Menciptakan sesuatu yang baru
berinisiatif
Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Mengombinasikan
Mengatur
Merencanakan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu serta diharapkan adanya perubahan yang terjadi pada diri siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah pembelajaran berlangsung, untuk mengetahuinya dilaksanakan melalui evaluasi, baik dilakukan dengan tes lisan, tertulis ataupun tanya jawab.
Indikar hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan diukur.
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi pencapain kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi.





DAFTAR PUSTAKA
Andi prastowo. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. 2017. Jakarta: Kencana
http://duniapendidikan.putrautama.id/indikator-pencapaian-kompetensi-ipk/
http://www.ayokesekolah.com/2016/06/indikator-pengertian-indikator.html?m=1
https://www.academia.edu/7602366/Pengembangan_Indikator,  diunduh 4 Oktober 2018, 15.18
http://www.jurnalhumaniora.net/2018/04/fungsi-indikator-pencapaian-kompetensi.html diunduh 4 Oktober 2018 jam 14.28

Abdul Majid, Perncanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2009, cet-6

Tri Hapsari Utami, Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Jurnal SEMNAS MIPA November 2010, Universitas Negeri Malang.

Novan Ardy Wiyani, M.Pd.I, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014).

Maritin Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: GP Press, 2009)
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2009)

Makalah Taksonomi Tujuan Pendidikan

Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam konteks pendidikan, kegiatan evaluasi tidak dapat dilepaskan dari tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran. Pertanyaan pokok yang patut diajukan...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Konsep Asesmen Pembelajaran

Konsep Asesmen Pembelajaran Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan...
Ahmad Dahlan
22 min read

Makalah Alkohol Lemak – Fatty Alcohol

Alkohol Lemak Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Alkohol lemak merupakan suatu dasar utama oleokimia yang memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan standar...
Ananda Dwi Putri
11 min read

Leave a Reply