Makalah Etika Sekretaris di Tempat Kerja

Etika Sekretaris di Tempat Kerja

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Idealnya untuk mendukung profesi sekretaris sangat tidak mudah, karena banyak orang yang memandang profesi sekretaris dengan sebelah mata dan menjadi bahan gunjingan di dalam maupun di luar lingkungan tempat kerja. Hal ini akan berpengaruh dari gambaran seorang sekretaris yang identik dengan perempuan cantik, rok mini dan adanya pemikiran menjalin hubungan spesial dengan pimpinannya.

Sekretaris tidak hanya perempuan saja, tetapi saat ini sudah banyak pria yang menjadi seorang sekretaris dan  membuktikan menjadi sekretaris tidaklah mudah. Bahkan seiring berkembangnya sektor usaha diberbagai bidang, sebuah perusahaan pasti menuntut adanya sekretaris yang memilik keprofesionalan yang matang dalam bekerja, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.

Sekretaris harus bisa mengerjakan semua tugasnya, entah itu tugas rutin tugas khusus, tugas yang bersifat kreatif dan tugas untuk melakukan hubungan dan kerjasama. Sekretaris dalam menjalankan tugasnya harus mengikuti kode etik sekretaris yang sudah dibentuk oleh setiap kantor atau perusahaan. Misalnya dalam kegiatan telepon, sekretaris yang menggunakan kode etiknya akan berusaha menampilkan sikap yang menyenangkan dan tidak terburu-buru dalam berbicara di telepon.

Setiap menerima tamu sekretaris harus bisa menghormati tamu yang datang kemudian menanyakan dan mencatat nama perusahaan serta tujuan kedatangannya dan juga harus pandai berbicara agar tamu yang datang tidak tersinggung perasaannya.

Sekretaris harus bisa membina hubungan dengan semua pegawai di kantornya, ketika bertemu dengan klien, mengahidir rapat. Biasanya tidak menjadi perhatian seroang sekretaris karena kesibukan kerjanya yang sedang berlangsung, sehingga sekretaris kurang menerapkan etikanya di tempat kerja. Kode etik ini dibuat agar dapat mengatur sekretaris dalam menjalankan profesi serta memiliki standar moral dalam pribadi seorang sekretaris. 

Meskipun banyak kelebihannya, namun seperti yang kita lihat saat ini masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran atau penyalahgunaan profesi. Sekretaris memang sudah menjadi tangan kanan pimpinan, bahkan bisa menggantikan pimpinan di tempat kerja ketika pimpinannya sedang tidak berada di tempat kerja atau tugas di luar kota, tapi dalam kesempatan itu sekretaris malah menjadi semenah-menah dalam melakukan tugasnya terhadap staff bawahannya. Sekretaris memang memiliki tanggung jawab yang besar. Dimana ia harus mengatur jadwal pimpinan, korespondensi, menerima tamu dan lain-lain. Ketika itu sudah menjadi kewajiban seorang sekretaris dan mungkin merasa letih, tapi itu kita kerjakan dengan profesional. Seperti menerima telefon dalam keadaan letih, sekretaris tidak menggunakan etikanya dalam menerima telefon, ketika client menanyakan pimpinannya sedang berada di tempat kerja atau tidak. Sekretaris sudah menjawabnya namun client kurang begitu mendengar suara sekretaris karena merasa letih.

Kemudian ketika ketika seorang sekretaris hendak menerima tamu atau client pimpinan tapi ia sedang terburu-buru karena mendapat telefon bahwa anaknya sakit. Apa boleh buat ia harus minta izin pimpinan untuk menemui anaknya tapi sebelumnya ia harus menemui tamu terlebih dahulu. Mungkun keadaan terburu-buru, tamu belum pada inti pembicaraan, sekretaris sudah menutup pembicaraan dengna tamu pada saat itu. Alhasil tamu pimpinan menjadi marah.

Kemudian ketika seorang sekretaris menghadiri rapat, ia mendapati sedang menggunakan telfonnya. Mungkin banyaknya relasi pimpinan dengan sekretarisnya ia harus menjawab satu per satu pesan dari client pimpinan. Memang boleh seorang sekretaris menjawab pesan dari clien pimpinannya, tapi sekretaris juga harus memperhatikan kode etik yang sudah dibuat oleh perusahaan atau Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI).

Maka dari itu penulis akan membahas bagaimana menjadi seorang sekretaris yang baik dalam menjalankan profesinya agar sosok sekretaris tidak lagi dipandang sebelah mata oleh pihak dalam maupun luar lingkungan tempat kerja.

B. Identifikasi Masalah

  1. Masih ada seorang sekretaris saat menggunakan telfon kurang baik
  2. Masih ada seorang sekretaris saat menerima tamu kurang baik
  3. Masih ada seorang sekretaris saat mengahadiri rapat kurang baik
  4. Masih ada seorang sekretaris kurang menjaga hubungan dengan karyawan lain di tempat kerja dengan baik

Bab II. Teori dan Pembahasan

A. Teori

Etika sering disamakan dengan istilah Etiket atau moral. Secara etimologi, istilah etika dalam bahasa Yunani “ethicos” atau berasal dari kata Latin “ethicus” yang berarti kebiasaan. Orang juga sering menggunakan istilah etika dengan filsafat moral atau filsafat kesusilaan. Sebagai disiplin ilmu, etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. Dari pengertian tersebut maka etika merupakan penyelidikan filosofi yang terkait dengan persoalan moral.

Manfaat seorang sekretaris mempelajari etika agar orang tahu norma-norma, tata nilai atau tata susila yang berlaku di dalam masyaraka. Etika mencegah kekeliruan dan berusaha mendapat kebenaran. Sedangkan arti dari skretaris itu sendiri adalah pembantu pimpinan untuk menerima dekte, mengonsep surat atau korespondensi, menerima tamu, memeriksa dan mengingatkan pimpinannya tentang kewajiban resmi, janji-janji serta tugas dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja pimpinan. Definisi lain, bahwa sekretaris tidak saja menyangkut pekerjaan rahasia, melainkan meliputi bidang kesekretariatan atau pekerjaan kantor.

Sekretaris memiliki empat tugas kelompok yaitu tugas rutin: yakni tugas yang tidak memerlukan perintah khusus, perhatian khusus atau pengawasan khusus. Misalnya tugas pengurusan surat, meneriman tamu, tata kearsipan, membuat jadwal kerja pimpinan dan menerima telepon. Kedua, tugas khusus: yaitu tugas yang memerlukan perintah atau sesekali pimpinan menginginkan sekretaris menggunakan pertimbangan dan pengalaman sekretaris untuk menyelesaikannya. Misalnya membuat perjanjian, mengirim faximile. 

Ketiga, tugas yang bersifat kreatif: yakni tugas yang berasal dari inisiatif sekretaris itu sendiri. Biasanya hal-hal yang dilakukan sekretaris adalah pekerjaan yang mendukung/menunjang kerja pimpinan dalam menyelesaikan tugas. Dalam bekerja seringkali pimpinan menuntut seorang sekretatis dapat menangani semua pekerjaan secara sempurna, untuk itu pada umumnya akan mengharapkan sekretaris mempunyai karakeristik yaitu keterampilan dan sifat.

Skill kita dalam human relation, sikap pribadi kita dalam mempertimbangkan sesuatu atau tindak tanduk, akan tercemin dalam hal-hal yang kelihatannya sepele dari apa yang kita kerjakan dan katakan. Maka dari itu sekretaris juga harus memiliki etika dalam kantor yaitu :

1. Perkenalan

Perkenalkan diri kita pada rekan baru dengan senyum bersahabat sikap ramah. Apabila ketika kita ingin memperkenalkan orang, bertindaklah dengan cepat dan efesien, sehingga membuat orang lain merasa senang.

2. Ucapkan Salam

Salam “Selamat Pagi” yang cerah dan gembira adalah salah satu sifat keramah tamahan kita. Teman sekerja, pelanggan dan tamu senang memperoleh penentraman diri sebelum terjun kebidang pekerjaan masing-masing. Beberapa menit yang dibuang untuk sekedar berpamitan dengan perasaan gembira adalah sebagai public relation yang lebih baik daripada tergopoh-gopoh pergi tanpa pamit.

3. Urusan-urusan Pribadi

Orang yang bijaksana tentu tidak akan membosankan atau mengganggu orang lain dengan cerita-cerita tentang masalah pribadinya atau menyombongkan diri dengan prestasi yang telah dicapainya. Tetapi persahabatan disuatu kantor akan membantu suasana dan kondisi kerja yang harmonis. Menurut peraturan yang berlaku, bahwa business dan kesenangan tidak bisa dicampur adukan. Namun kehindaran diri dari hubungan yang begitu erat sehingga nantinya dapat mengganggu pekerjaan dan menghalangi kesempatan promosi kita. 

4. Loyalitas

Sebagai pegawai yang loyal sudah tentu kita tidak akan mencari keuntungan pribadi dengan biaya kelompok. Kita akan menghindarkan diri dari perdebatan-perdebatan yang tidak berarti selama bekerja. Kita juga harus ingat bahwa yang membuat gosip tidak akan mempunyai kawan. Jangan menceritakan yang tidak-tidak tentang rekan-rekan sekerja kita. Jangan suka mengkritik pekerjaan mereka. Hormatilah hak mereka untuk menikmati kehidupan pribadi mereka sendiri.

5. Pandai Menyimpan Rahasia

Loyalitas kita yang pertama adalah untuk pimpinan dan perusahaan. Berusahalah dapat untuk menyimpan atau memegang teguh rahasia yang tidak boleh diketahui umum.

6. Ikut Memikirkan Orang Lain

Ucapkan “Silakan” dan “Terima kasih”, kartu ulang tahun yang tak disangka-sangka, ucapan-ucapan selamat ulang tahun, dan pesan-pesan penuh simpati adalah beberapa contoh dari sekian banyak ucapan yang mengundang simpati orang lain. Bila kita menganggap diri kita sebagai orang yang bijaksana maka bukannya kata-kata “untuk-untuk” saja yang perlu kita sampaikan, tetapi berupa tindakan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain.

7. Sukses Begaul dengan Rekan Sekantor

Jelas bukan suatu usaha atau pekerjaan yang mudah untuk memperoleh simpati dan respek dari rekan kerja. Kita harus menerapkan semua anjuran-anjuran yang dikemukakan sendiri, ditambah lagi dengan banyak hal yang akan kita jumpai melalui pengalaman. Ingat bahwa permulaan yang baik adalah sebagai anak tangga pertama yang kita injak untuk dapat menginjak anak tangga selanjutnya. Sampai sejauh mana kita berhasil, akan banyak ditentukan oleh sampai mana perkembangan skill kita dalam human relation. 

Setelah kita menerapkan etika kita dalam kantor, kita juga harus memperhatikan hal-hal yang harus kita hindari agar tidak menimbulkan masalaha pada diri kita yaitu:

  1. Membentuk klik (kumpulan atau golongan) yang secara sadar membelakangi rekan-rekan baru. Artinya segolongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
  2. Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin bermalas-malasan saja di rumah.
  3. Sering memakai telefon atau fasilitas kantor untuk urusan pribadi.
  4. Pulang sebelum waktunya, karena kebetulan saat itu pimpinan tidak sedang berada di kantor.
  5. Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
  6. Bersikap menjilat pimpinan dan mendepak bawahan.
  7. Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan.
  8. Boros dalam memakai alat- alat kantor.
  9. Segan merawat mesin atau alat kantor yang dipercayakan kepada kita.
  10. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi teka teki silang, menulis surat pribadi, bertamu kebagian lain tanpa suatu urusan.

Menerima tamu juga merupakan tugas utama seorang sekretaris. Dalam menerima tamu seorang sekretaris harus selalu bersikap ramah dan bersahabat, bijaksana, sopan dan menunjukkan sikap bersedia membantu. Usahakan seorang sekretaris selalu memiliki data yang up to date mengenai urusan pimpinan dengan kontak dari pihak luar. Kalau kunjungan seorang tamu bertalian dengan salah satu urusan ini, seorang sekretaris dapat menangani masalahnya dengan baik dan tepat.

Walaupun demikian, seorang sekretaris juga harus tahu sampai sejauh mana sekretaris boleh menggunakan prakarsa sekretaris sendiri. Bertindak melaampaui wewenang juga salah, sama halnya kalau sekretaris tidak dapat mengatasi persoalan yang menjadi wewenang sekretaris. Seni pembicaraan bukan mengetahui apa yang harus dilakukan, melainkan mengetahui apa yang tidak boleh dikatakan. 

Tamu yang datang dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, mereka yang datang atas dasar perjanjian, dan mereka yang datang tanpa perjanjian lebih dulu. Sekretaris yang baik tetap bersikap sopan kepada tamu dari kedua kelompok inii dan jangan sekali-kali bertindak terlalu formil. Hubungan sekretaris dengan pimpinan harus merupakan team yang ikatannya kuat, sehingga sekretaris tahu benar penting tidaknya setiap kontak. Sekretaris seketika harus tahu mana tamu yang perlu mendapat perhatian seksama dan mana kunjungan yang harus diakhiri.

Kalau kita kebetulan sedang menelepon waktu seorang tamu datang, tunjukkan bahwa kita sudah mengetahui kedatangannya dengan anggukan sambil tersenyum. Kemudian selesaikan pembicaraan telepon kita secepat mungkin.  Perhatian adalah faktor yang sangat penting. Sekretaris harus bisa memperhatikan perasaan orang lain.

Bila pimpinan mengundang rapat, baik rapat dengan orang luar mamupun sesama rekan sekerja, mungkin sekretarislah yang bertanggungjawab mengatur pertemuan tersebut. Demikian pula sekretaris harus  mencatat semua pembicaraan selama pertemuan berlangsung. Usahakan agar hari pertemuan diterima oleh semua pihak yang akan mengikuti. Beritahukan kepada semua undangan secara tertulis tentang waktu, hari dan tempat pertemuan. Dalam surat undangan juga perlu disebutkan tujuan rapat. Bila rapat ini sifatnya Rapat Direksi, Rapat Tahunan, Rapat Pemegang Saham dan sebagainya, telitilah hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:

1.    Apakah ketentuan atau peraturan tersendiri tentang bagaimana cara membuat pemberitahuan. Berapa lama jangka waktu pemberitahuan harus sudah disampaikan. Untuk Rapat Umum Tahunan biasanya pemberitahuan harus sudah disampaikan 21 hari sebelumnya, dan untuk pertemuan lainnya 7 sampai 14 hari sebelumnya. Pemberitahuan rapat resmi harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang.

2.    Semua peserta rapat harus duduk dikursi masing-masing sebagaimana mestinya.

3.    Peserta yang hadir harus memenuhi jumlah minimum yang ditentukan sesuai dengan peraturan, agar rapat sah.

4.    Prosedur harus direncanakan sesuai rupa sehingga dengan peraturan atau anggaran dasar perusahaan.

b.   Pembahasan

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, seorang sekretaris harus bisa menerapkan etika di tempat kerja. Dengan kurang menerapkan etika di tempat kerja, sehingga sekretaris kurang menjaga hubungan dengan baik di tempat kerja. Kurangnya menjaga hubungan dengan baik di tempat kerja disebabkan karena banyak dari seorang sekretaris melalaikan etika nya. Sehingga sekretaris lupa dia harus bersikap bagaimana ketika bekerja.

Sebagai sekretaris, kita harus memiliki kedudukan yang sangat sensitif. Kita harus bisa menjalin hubungan baik dengan setiap orang, bukan hanya dengan atasan, melainkan juga dengan rekan sekerja masyarakat. Dewasa ini dilingkungan niaga selalu diliputi suasana tegang, yang maikn lama makin meningkat. Agar dapat memperoleh ketenangan dalam bekerja, seorang sekretaris harus mengetahui batas tanggung jawab yang dimilikinya. Dia harus selalu menjaga agar hubungan dengan rekan sekerja dan orang lain selalu berpijak pada landasan yang tepat.

Kebijaksanaan, loyalitas dan rasa humor adalah sikap yang harus sekretaris kembangkan. Tanpa itu semua, sekretaris tidak bisa menjadi sekretaris yang baedaya guna. Kalau ini ditambah dengan penggunaan akal sehat dan kesadaran bahwa kedudukan dengan pimpinan merupakan satu kesatuan dalam perusahaan, maka ini sudah merupakan landasan yang mantap. Sekretaris harus selalu berusaha bersikap wajar dan tidak dibuat-buat, sesuai dengan kepribadian kita sendiri. Berusahalah untuk mlihat setiap situasi dalam rangka keseleuruhan, dan bertindaklah sesuai dengan kerangka ini.

Tidak bisa disangsikan lagi bahwa hubungan kerja yang terutama ialah hubungan dengan pimpinan. Mungkin yang terutama harus dipahami benar-benar bahwa sekretaris bukan hanya dengan dia, tapi juga untuk dia. Untuk dapat berhasil dalam hal ini, sekretaris harus dapat memahami dia sepenuhnya sebagaimana dia juga harus memahami sekretaris.

Sekretaris harus mengetahui dan menghargai kekuatnnya serta memahami kelemahannya, dan sedapat mungkin melengkapi kekurangan yang diakibatkan oleh kelemahan ini. Bila dia sedang murung, tetaplah gembira dan menunjukkan segi baiknya saja kepada orang lain. Licinkan jalan kesukaannya, apa yang tidak disukai serta cara kerjanya. Pelajari juga reaksinya, dan hindarilah segala sesuatu yang tidak disukainya. Dengan mengamati cara bekerja dan hubungannya dengan orang lai, kita akan menyelami sifatnya. Dengan demikian kita akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan kepribadiannya, dan dimana perlu kita akan membantunya.  Keserasian anatara diri kita dengan pimpinan hanya dapat didasarkan atas sikap saling menghormati.

Hormatilah pimpinan, dan berusahalah agar dia pun menghormati kita. Ini bukan hanya karena kita bekerja secara efisien, tapi juga karena sikap kita pada umumnya. Terimalah dia sebagaimana adanya dan sesuaikanlah sikap kita. Jangan sekali-kali mencoba mengubah perangainya menurut keinginan kita. Bila timbul kesulitan, bantulah dia sebisa-bisanya dan kendalikan perasaan kita. Berusahalah sekuat tenaga agar pimpinan kita selalu bertindak sebaik mungin. Sebagai contoh, apabila kita kurang setuju dengan nada surat yang harus kita ketik, buatlah konsep sementara dulu yang tidak langsung kita serahkan. Sesudah beberapa saat tunjukkan konsep surat itu kepada pimpinan, tanyakan apakah setuju, dan  kita harus berpura-pura kurang yakin apakah memang itu yang dimaksudkannya.

Seorang pimpinan yang selalu tegang dan ingin cepat menyelesaikan pekerjaanya, sering kali mengeluarkan kritik yang kedengarannya kasar dan kurang pikir. Sudah sewajarnya kalau pimpinan merasa bebas mencela pekerjaan dan tingkah laku sekretaris. Tapi tentu saja diharapkanagar celaan tersebut tepat dan adil. Walaupun demikian kalau pimpinan tidak bersikap tepat dan adil, kita harus dapat memaklumi dan melakukan perubahan yang diinginkannya. Kebal terhadap kritik adalah sikap yang paling buruk. Kita banyak belajar dari kritik yang membangun, dan kita bisa mendapat kemajuan. Tentu saja kita tidak boleh menganggap kritik sebagai serangn terhadap pribadi kita. Dalam pekerjaan tidak pada tempatnya meneriman kritik dengan luapan emosi. 

Bila kita mulai memegang jabatan baru, pergunakanlah setiap waktu kita untuk memperhatikan, mendengarkan dan membaca segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pekerjaan pimpinan. Buatlah catatan sementara kita belajar. Ini bukan hanya berguna dikemudian hari, melainkan juga bisa membantu ingatan kita. Tanyakan sebanyak-banyaknya kepada pimpnan tentang pekerjaannya dan pekerjaan kita kalau ada waktu terluang. Tapi jagalah agar pertanyaan kita singkat dan tidak bertele-tele. Dalam dunia niaga dewasa ini waktu merupakan barang yang sangat berharga. Maka seorang sekretaris yang baik harus tahu bagaimana caranya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Selama jam kerja, kita harus bisa menjadi benteng pertahanan bagi pimpinan. Cegahlah dengan bijaksana setiap problem yang tidak perlu, supaya tidak sampai kepada pimpinan. Kalau pimpinan sedang sibuk membicarakan pekerjaan yang pentin, usahakan supaya dia tidak tergangg. Catatlah apa yang kita atasi sendiri, serta siapa-siapa yang ingin bertemu dengan pimpinan selama waktu tersebut. Pada saat demikian batasi permintaan pembicaraan telepon hanya untuk orang yang benar-benar memerlukan pendapat dan keputusan pimpinan seketika itu. Selebihnya terimalah teleponnya sendiri, dan usahakan agar pimpinan balas meneleponnya kalau sudah senggang.

Seorang sekretaris harus selalu mengtahui dimana pimpinannya berada. Kadang-kadang bisa terjadi suatu kelalaian lupa pada janji pertemuan, mencatat dua janji pertemuan pada jam yang sama, atau mungkin dia sedang pergi cukur waktu direktur menelepon. Dalam hal semacam ini hadapilah situari secara diplomatis. Usahakan supaya tak ada seorang pun yang akan merasa diremehkan, tanpa berdusta atau mengatakan detail yang tidak perlu. Kemudian hubungi pimpinan secapatnya, serta sampaikan kepadanya apa yang terjadi.

Diantara beberapa hal, sekretaris adalah orang yang harus menyimpan rahasia. Bersikaplah selalu loyal kepada pimpinan dan perusahaan. Jangan lupa bahwa pekerjaan kita sifatnya rahasia. Jangan bicarakan pekerjaan kita baik di dalam maupun di luar kantor. Kadang-kadang menyimpan rahasia sangat sulit, terutam kalau sedang terjadi perubahan yang menarik. Tapi pimpinan dan perushaaan akan menghargai loyalitas dan disiplin pribadi kita. Jangan sampai kita mengecewakan pimpinan. Bahkan dalam berbicara kita harus hati-hati, walaupun hanya perkataan secara sambil lalu saja. Sebab ini bisa menimbulkan penafsiran yang salah, yang bisa berbahaya dan menyebabkan pembuangan waktu kalau sampai timbul berita desas-desus atau isu. Meneruskan informasi atau berita memang bisa memberikan  kepuasan sementara, tapi suksesnya karis hanya dapat dibina atas dasar kepercayaan penuh dan timbal balik.

Mungkin kita membina persahabatan dengan sesama pegawai, karena setiap hari selalu bergaul. Walaupun demikian jangalah hubungan persahabatan ini sampai mengganggu tugas kita. Sering kali kurang baik akibatnya kalau akrab dengan rekan sekerja sebelum bekerja sama cukup lama. Berhati-hatilah memilih teman, dan batasi persahabatan kita hanya diluar kesibukan kerja. Dengan sesama rekan wanita kita boleh akrab, tapi batasilah dengan rekan pria. Ini berakibat yang memperngaruhi perasaan dan dengan mudah bisa menjadi desas-desus yang tidak baik di tempat kerja.

Kita harus bisa menolak pertanyaan yang menyangkut persoalan rahasiaa, tapi sebaliknya kita harus tetap bisa menjaga semangat kerja sama demi efsiens pelayanan kepada pimpinan. Sampai sejauh ini perhatian kita terpusat kepada pengelolaan bisnis pimpinan kita. Para wiraswasta yang berdaya guna, baik pria maupun wanita selalu bisa memisahkan masalah perusahaan dengan masalah pribadinya. Tapi kadang-kadang bisa terjadi tercampurnya urusan bisnis dengan urusan pribadi. Dalam hal ini sekretaris yang baik harus bisa mengatasi situai dan mengetahui sampai berapa jauh tanggung jawabnya.

Prinsip dasar yang perlu ditananmkan ialah bahwa kita digaji untuk membantu pelaksanaan kerja pimpinan secara efisien. Disamping itu tidak boleh dilupakan bahwa kita punya loyalitas ganda kepada pimpinan dan kepada perusahaan tempat kita bekerja. Atas dasar prinsip ini, keterlibatan yang mendalam dalam persoalan pribadi pimpinan akan mengganggu kedayagunaan kita. Oleh kerena itu ini harus kita hindarkan.

Jangan lupa bahwa tingkah laku yang baik dan memperhatikan kepentingan orang lain tidak pernah ketinggalan jaman. Saling menghormati dengan pimpinan memang sangat penting, tapi tidak kalah pentingnya saling menghormati dengan semua orang disekeliling kita. Kerja sama yang baik dengan sesama rekan kerja sangat penting. Kita harus menganggap diri kita anggota dari satu team.

Perhatikanlah selalu perasaan orang lai. Lain oang lain pikirannya, dan kita harus toleransi terhadap pendapat yang berbeda dengan pendapat kita sendiri. Di atas segala-galanya, jangan sampai tingkah laku buruk orang lain menggoda kita untuk juga bertingkah laku seperti itu. Menyakiti hati orang lain tanpa disengaja sangat mudah. Maka berusahalah jangan sampai kita meremehkan orang lain. Janganlah melewati begitu saja seorang wakil karena kita ingin berbicara dengan atasan untuk mendapatkan suatu informasi. Jangan lupa bahwa wakil ini sama seperti kita. Dimaksudkan untuk meringankan kerja pimpinannya.

DAFTAR PUSTAKA

Rosidah dan Ambar Teguh Sulistiyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor yang Efektif. Yogyakarta: Gava Media.

Lance H. Secretan. 1978. How To Be An Effective  Secretary. Jakarta: PT Gramedia.

Comments

Leave a Reply

Index