Daftar isi
Standar Moneter
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Standar muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Karena perkembangan industri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19 serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka sistem standar emas dipakai oleh banyak negara hingga Perang Dunia I. Sistem ini sangat penting bagi sebuah negara untuk mempertahankan cadangan emas yang cukup untuk mendukung nilai mata uangnya. Sistem ini juga memiliki efek secara implisit membatasi nilai tukar dimana masing-masing negara dapat memperluas cadangan uangnya.
Standar emas berfungsi cukup baik sampai meletusnya perang dunia I mengiterupsi aliran perdagangan dan pergerakan emas secara bebas. Ini menyebabkan negara-negaradagang utama menghentikan operasi standar emas.
Untuk lebih jelas mengenai standar moneter dapat dipahami dalam bab pembahasan.
Bab II. Pembahasan
A Pengertian Standar Moneter
Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk di dalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil).
Dasar satuan uang dalam sistem moneter yang berfungsi sebagai alat pembayaran, pengukur nilai, dan pengendali jumlah uang beredar; dua jenis standar moneter yaitu standar komoditas dan standar rata-rata (monetary standard)
B Macam-Macam Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
1. Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat barang tertentu (emas atau perak). Dan setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. standar emas (the gold standard),
b. standar perak (the silver standard)
c. standar kembar (emas dan perak).
Masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar alasan ini, kemudian beredar surat emas atau perak sebagai pengganti emas atau perak yanng disimpan. Surat emas atau perak ini semula dijamin 100% dengan emas atau perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan dimana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun apabila memenuhi fungsi -fungsi tersebut diatas dapat disebut uang. Standar barang ini meliputi sebagai berikut:
Standar logam (metalisme) yang dibedakan menjadi dua, yaitu monometalisme dan bimetalisme.
I. Monometalisme (standar tunggal) merupakan sistem standar moneter yang menggunakan standar uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun perak.
a. Standar emas penuh (full gold standard)
Artinya uang mas yang beredar dimasyarakat sepenuhnya digunakan dalam sistem keuangan dan dijamin sepenuhnya oleh penguasa moneter.
b. Standar inti mas (gold bullion standard)
Merupakan sistem keuangan yang menggunakan persediaan emas dalam negeri sebagai cadangan pembayaran utang negara.
c. Standar wesel mas (gold exchange standard)
Adalah suatu sistem dimana bank sentral tidak memiliki emas dengan uang kertas namun disimpan sebagai persediaan saham investasi luar negeri
1) Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
· Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
· A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
· Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
· Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
· Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
· Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga internasional.
Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
- Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
- Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
- Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
- Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
- Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini, karena bentuk dari sistem ini bermacam-macam (berbeda antara satu negara dengan negara lain). Namun secara umum dapat dilakukan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan atau didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandingan yang telah di tentukan oleh bank sentral.
Karena Negara-negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya di Amerika perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedangkan di inggris perbandingannya €1/1 gram, maka nilai tukar antara dolar dengan pondsterling adalah US$4/€1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di kedua negaratersebut tidak mengubahperbandingan nilai mata uangnya degan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem standar emas.
2) Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.
II. Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan pada dua logam. Sistem ini digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Standar kembar, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan emas dan perak, yaitu:
- perbandingan menurut pemerintah dalam bentuk uang, dan
- perbandingan menurut pasar dalam bentuk batangan emas.
Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar $19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan niali antara perak dengan emas adalah 15 : 1. Perbandingan ini disebut Mint Ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah.
2. Standar paralel, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu menurut pasar saja.
3. Standar pincang, yaitu standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation” artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
· Negara menggunakan standar kembar.
· Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
· Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur uang emas maupun perak.
· Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.
Kebaikan standar kembar (Bimetalisme) di antaranya sebagai berikut.
· Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya standar logam kembar.
· Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
· Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.
2. Standar kepercayaan
Standar Kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah. Standard kepercayaan meliputi:
a. Standar Kertas adalah sistem keuangan di mana uang kertas berlaku sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah dan tak terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
· Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
· Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
· Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.
Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut.
· Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
· Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat (hyperinflation).
· Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
b. Uang Giral (Deposit Money)
Deposito di Bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? Karena pertama, depositoini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek., yakni transfer deposito dari si penulis /pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua Deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan.
Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposit dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deffered payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di Bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi – fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih ¾ dari jumlah uang beredar., sisanya (yang ¼) berupauang kartal (uang kertas dan logam).
c. Uang Kuasi
Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam bervagai bentuk seperti : tanah, rumah, uang, perhiasan, dan bahkan berbentuk tabungan.
Maka memasukan tabungan kedalam pengertian uang dapat dimengerti.Argumentasi lain untuk memasukan tabungan kedalam pengertian uang dengan melihat apakah ada kemungkinan saling mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabial ada maka tabungan dapat dimasukan kedalam pengertian uang. Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini masalah tersebut selalu diperdebatkan.
C Standar moneter internasional
Standar moneter adalah sesuatu barang atau mata uang yang diterima oleh mayoritas negara didunia sebagai “mata uang didunia”. Mata uang dunia ini persis seperti halnya mata uang di dalam sesuatu negara, harus memenuhi empat fungsi yang disebutkan yaitu sebagai alat tukar, sebagai pengukur nilai, sebagai alat untuk menyelasaikan hutang piutang dan sebagai alat penyimpan nilai atau penyimpan daya beli. Hanya saja standar moneter harus diterima tidak hanya oleh para warga negara di dalam satu negara, tetapi oleh para warganegara dari mayoritas negara-negara didunia.
Sebelum perang dunia I, standar moneter yang diterima oleh masyarakat dunia adalah emas, dimana emas dapat menunjukan kestabilan yang mantap. Namun setelah perang dunia I, penduduk dunia mulai ragu dengan standar emas sebagai standar moneter, bukan karena ketidak percayaan, tetapi persediaan emas mulai berkurang. Dimana-mana terdapat krisis likuiditas, karena tidak cukupnya alat pembayaran untuk mengatasi krisis tersebut, banyak negara mulai meninggalkan sistem standar emas yang murni dengan jalan mengatasi konvertibilitas dari mata uang kertas mereka sendiri dengan emas.cadangan emas hanya memiliki arti simbolis bagi uang kertas di dalam negeri. Masih tetap merupakan alat pembayaran luar negeri utama. Ini disebut “sistem devisa emas”
Setelah perang dunia kedua, kembali terjadi krisis likuiditas, karena ternyata emas tidak cukup juga persediaannya untuk menyangga volume transaksi perdagangan dunia, dan negara-negara didunia mulai mencari alternatif. mulai pecah perang dunia II sampai awal tahun 60-an, mata uang dollar amerika merupakan standar moneter internasional. Nilainya yang stabil dan peranan yang dominan dari amerika serikat didalam perekonomian dunia telah membuat dollar sebagai alat penyelesaian transaksi internasional disamping emas. Setelah berakhir perang dunia II dalam waktu dimana perekonomian dan perdagangan dunia kembali mengalami kemajuan yang pesat. Kelangkaan dollar adalah masalah moneter internasional pada waktu itu karena kembali terjadi kekurangan likuid.
Mulai awal tahun 60-an, dan terutama setelah perang vietman makin menghebat pada tahun 1965, keadaan berbalik dari kekurangan dollar menjadi kelebihan dollar. Hal itu disebabkan karena defisit neraca pembayaran amerika (pembiayaan perang vietnam, larinya modal keluar negeri dan sebagainya) dan inflasi yang sangat tinggi di negara tersebut. Hal itu menyebabkan mengurangi kepercayaan dunia terhadap dollar amerika. Orang mulai enggan memegang dollar sebagai standar moneter internasional. Sekali lagi orang mulai beramai-ramai berusaha untuk memegang emas, yang ternyata mampu mempertahankan nilainya di segala zaman.
Ditinggalkannya dollar sebagai standar moneter internasional sangat mengacaukan perekonomian dan perdagangan dunia. Masalah pokoknya adalah selama dollar sebagai standar moneter internasional belum ada gantinya, kecendrungan masyarakat dunia untuk “kembali ke standar emas” akan mengakibatkan krisis likuiditas dunia yang sangat parah.
Beberapa saran dari masalah tersebut adalah dengan menaikkan harga emas, standar barang (non emas), dan Special Drawing Rights (SDR).
BAB III
PENUTUP
Pengertian Standard Moneter
Standard moneter diartikan sebagai sistem moneter yang didasarkan atas standard nilai dari pada uang, termasuk di dalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari pada uang, peraturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam ataupun kertas), ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan ekspansi demand deposit.
Macam-Macam Standard Moneter
Pada hakekatnya standard moneter dapat dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu: standard barang (commodity standard) dan standard kepercayaan (fiat standard/paper standard).
1 Standard Barang (commodity standard)
Standard barang diartikan sebagai sistem moneter dimana nilai/tenaga beli uang dijamin sama dengan seberat barang tertentu. Misalnya jika uang yang beredar nilainya dijamin dengan gram emas tertentu disebut standard emas, jika dijamin dengan gram perak tertentu disebut standard perak, dan bila dijamin dengan seberat emas dan perak tertentu disebut standard kembar (bi metalic standard). Dan standard barang ini dibedakan menjadi standard tunggal (monometalic standard) dan standard kembar (bi metalic standard).
2 Standard kepercayaan (fiat standard/paper standard)
Adalah suatu sistem keuangan dimana tiap kesatuan uang tidak dipelihara nilainya dengan seberat gram barang tertentu (apakah emas ataukah perak). Dalam standard kertas, bank sentral tidak mempunyai kewajiban untuk membeli atau menjual emas dengan harga yang tertentu kepada siapapun juga. Bank sentral selalu dapat mengeluarkan uang kertas bank, sampai berapa jumlah yang diinginkan, sekalipun likuiditasnya tidak mengijinkan tindakan seperti itu.
Jaminan bank sentral dalam standard kertas hanya merupakan tanda peringatan saja, bahwa apabila jaminan tidak mencukupi, supaya pemerintah waspada dalam mengendalikan kebijaksaan moneter dan perkreditan. Nilai tukar mata uang fiat standard tergantung dari kemampuan pemerintah dalam memberi jumlahnya agar dapat mengurangi penyusutan yang besar, dengan kata lain jumlah uang beredar diatur oleh pemerintah agar dapat memenuhi kebutuhan dalam perekonomian
Daftar Pustaka
Boediono, 1998, ekonomi moneter, yogyakarta:BPFE Intisari ekonomi SMA
Pertanyaan
1. Mengapa tidak menggunakan barang2 lain saja sebagai standar komoditas, kenapa harus emas dan perak?
2. Apakah standar moneter yang dijelaskan berlaku secara global atau international?
3. Bagaimana cara pemerintah menentukan standar emas ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan standar moneter ?