Makalah Deuteromycota – Mata Kuliah Botani Cryptogamae

8 min read

Makalah Deuteromycota

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif adapula dengan cara generative.

Jamur dibagi menjadi 6 divisi :

  1. Devisi Myxomycota
  2. Devisi Oomycota
  3. Devisi Zygomycota
  4. Devisi Ascomycota
  5. Devisi Basidiomycota
  6. Devisi Deuteromycota

B. Rumusan masalah

  1. Apa pengertian jamur Deuteromycota?
  2. Apa Karakteristik jamur Deuteromycota?
  3. Sebutkan Klasifikasi dari jamur Deuteromycota?
  4. Bagaimana Habitat dan Siklus Hidup jamur Deuteromycota?
  5. Bagaimana Reproduksi jamur Deuteromycota?
  6. Apa Peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan?

C. Tujuan

  1. Mengetahui arti dari jamur Deuteromycota
  2. Mengetahui karakteristik dari jamur Deuteromycota
  3. Mengetahui klasifikasi jamur Deuteromycota
  4. Mengetahui habitat dan siklus hidup jamur Deuteromycota
  5. Mengetahui reproduksi jamur Deuteromycota
  6. Mengetahui peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Jamur Deuteromycota

Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau jamur yang tidak sempurna. Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang “tidak jelas” seperti itu masuk ke Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili atau genus. 

Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).

Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.

B. Karakteristik Jamur Deuteromycota

Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Hifa bersekat
  2. Tubuh berukuran mikroskopis  
  3. Bersifat multiseluler
  4. Tidak berklorofil
  5. Eukariotik
  6. Heterotrof
  7. Dinding sel tersusun atas zat kitin
  8. Tergolong kedalam fungi imperfectyang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya dan manusia.
  9. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
  10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan
  11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
  12. Hidup didaratan dan tempat lembab.

Tabel  perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan devisi jamur lainnya

ZIGOMYCOTAASCOMICOTABASIDIOMYCOTADEUTEROMYCOTA
Alat reproduksi generatif/seksualZigosporaAscosporaBasidosporaTidak ada
Penghasil spora generatifPeleburan hifa yang berbeda muatanAskusBasidiumTidak ada
Jumlah spora generative1 buah8 buah4 buahTidak ada
Alat reproduksi vegetatif/aseksualSporangiosporaKonidiosporaKonidiosporaKonidiospora
Penghasil alat reproduksi aseksualSporangiumKonidiumKonidiumKonidium
Badan buahTidak adaAskokarpBasidiokarpTidak ada
HifaSenositik/ tak bersekatBersekatBersekatBersekat
Contoh·  Rhyzopus oryzae
· Rhyzopus stolonifer
·  Mucor mucedo
· Pilobolus sp
· Penicillium notatum
· Aspergillus wentii
· Aspergillus flavus
· Neurospora crassa
· Saccharomyces cereviceae
· Volvariella volvaceae
·  Auricularia polythrica
· Ganoderma aplanatum
· Puccinia gramminis
· Amanita muscaria
· Pleurotes sp
· Epidermophyton floococcum
· Candida albicans

C. Klasifikasi Jamur Deuteromycota

Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.

Klasifikasi Deutromycetes sangat rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora dikelompokkan kedalam Basidiomycota.

Berdasarkan ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:

1. Blastomycetes

Thalus blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida sp,Ccryptococus spdan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.

2.  Coelomycetes

Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:

a.       Ordo Sphaeropsidales

b.      Ordo Melanconiales

3.      Hypomycetes

Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:

a.       Ordo Moniliales

Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinanaMetarhizium spHirsutella citriformiNomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.

v  Beauveria bassiana

Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:

§  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.

§  Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.

§  Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.

§  Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.

v  Metarhizium sp

Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:

§  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.

§  Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.

§  Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.

§  Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.

b.      Ordo Agonomycetales

D. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota

Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.

E.     Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota

Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.

Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.

Jika suatu jamur deuteromycota ini diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur oncom).

Fase pembiakan secara vegetatif pada Monilia sitophila  ditemukan oleh Dodge (1927) dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora crassa.

Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus sp, Candidaspdan Penicillium sp Oleh ahli mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp menjadi Pichia sp dan Penicillium sp menjadi Talaromyces sp.


 Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota

Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium sp, Curvularia sp, Gleosporium spdan  Diploriasp. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).

F.     Peranan Jamur Deuteromycota

1.      Peranan yang Menguntungkan

a.       Monilia sitophila digunakan untuk pembuatan oncom.

b.      Penicillium chrysogenum dan berperan dalam industri antibiotic

c.       Penicillium notatum penghasil antibiotik penisilin

d.      Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan dalam pembuatan keju.

e.       Aspergillus niger untuk menjernihkan sari buah

f.       Aspergillus oryzae digunakan untuk melunakkan adonan roti

g.      Aspergillus wentii digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.

2.      Peran yang Merugikan

a.       Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.

b.      Epidermophytonmicrosporum, penyebab penyakit kurap.

c.       Melazasia fur-fur, penyebab panu.

d.      Altenaria sp, hidup pada tanaman kentang.

e.       Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.

f.       Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

g.      Sclerothium rolfsie, menyebabkan penyakit busuk pada tanaman

h.      Helminthosporium oryzae, menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.

i.        Candida albicans, menyebabkan infeksi pada vagina.

j.        Chaclosporium sp, parasit pada buah-buahan dan sayuran

k.      Diplodiasp parasit pada tanaman jagung

l.        Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.

m.    Epidermophyton sp,Microsporium sp, dan Trichophyton spmenyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.

n.      Aspergillus spparasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah penyebab infeksi saluran pernapasan.

a

 

Candida albicans                                Neurospora sithopila

Epidormophyton sp                             Aspergillus niger

Aspergillus oryzae                                           Aspergillus wentii

Aspergillus romigatus, penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).

2.      Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.

3.      Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:

a.       Blastomycetes

b.      Coelomycetes

c.       Hypomycetes

4.      Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.

5.      Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.

6.      Deuteromycota mempunyai peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan.

B.     Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk itu saran dari pembaca sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Fisioloogi Tumbuhan Untuk daerah

Tropis. Jakarta: Gramedia

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

Sasmitamihardja, Drajad, dkk. 1990. Dasar-dasar fisiologi Tumbuhan. Bandung:

FMIPA ITB

Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa

Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK

Tjitrosoepomo, gembong.2005. TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH

(Schizophyta. Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah

mada university press.

Yudianto, A.S. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung : Tarsirp

Zubaidah, siti. 2000. Jamur. Malang : Universitas negeri Malang.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply