Makalah Desain Studi Kelayakan

8 min read

Desain Studi Kelayakan

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Identifikasi Kesempatan  usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha. 

Identifikasi peluang usha dapat di lakukan dengan cara :

  1. Belajar ilmu manajemen usaha.
  2. Meminta jasa konsultan manajemen.
  3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.

Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan – keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan makalah ini dapat membantu kita untuk mengetahui tentang :

  1. Identifikasi Kesempatan Usaha
  2. Tujuan Keputusan Investasi
  3. Aspek –Aspek Studi Kelayakan
  4. Alat Dan Kerangka Analisa
  5. Data Dan Sumber Data
  6. Kriteria Penilaian

Bab II. Pembahasan

A. Identifikasi Kesempatan usaha

Identifikasi Kesempatan usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha. 

Identifikasi peluang usha dapat di lakukan dengan cara :

  1. Belajar ilmu manajemen usaha.
  2. Meminta jasa konsultan manajemen.
  3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.

Dengan tersedianya informasi ekstren dan informasi intern, maka wirausahawan dapat mengetahui :

  1. Dimana ada peluang (opportunity)
  2. Apa saja yang mengancam usaha (threat)
  3. Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran.

Persyaratan pokok dalam identifikasi peluang usaha atau mengenali peluang keberhasilan usaha pada masa depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama, dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan percaya pada hari esok akan lebih baik dari hari kemarin.

Identifikasi peluang usaha meliputi hal-hal berikut :

  1. Waktu peluncuran produk yang tepat
  2. Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli atau pelanggan.
  3. Setrategi distribusi yang tepat.
  4. mampu mengidentifikasi usah yang sedang di jalankan.
  5. Optimis dan citra positif dalam usaha.
  6. Sumber daya manusia (SDM) yang cukup baik.
  7. Sumber daya yang cukup.
  8. Manajemen produk yang baik.
  9. pemasaran produk yang tepat.
  10. Pengalaman mengelola usaha.

Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama dalam identifikasi peluang usaha adalah Tumbuhkan citra positif pada diri sendiri, tetaplah optimis dalam menghadapi situasi apapun dalam usaha. Peluang-peluang usaha atau bisnis masih terbuka di depan kita, asal kita mempunyai semangat yang tinggi.

Dr.D.J. Schwartz mengemukakan pendapatnya tentang cara identifikasi peluang usaha adalah :

  1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilakukan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa, tak perlu di coba, dari khasanah pikiran dan bicara.
  2. Janganlah tradisi lingkungan yang setatis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
  3. Setiap hari bertanya pada diri sendiri, ” bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri lebih baik.”
  4. bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirusahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar memonopoli kegiatan bicara.
  5. Perluas pikiran anda, bersemangatlah. bergaulah dengan orang-orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.

Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan tentang identifikasi peluang usaha yang mencakup empat (4) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses dlam pekerjaannya, yaitu :

1. Kerja keras (Work hard)
2. Kerja cerdas (Work smart)
3. kegairahan (Enthusiasm)
4. Pelayanan (Service)

B. Tujuan Keputusan Investasi

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :

1.      Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
            Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2.      Mengurangi resiko inflasi.
            Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3.      Dorongan untuk menghemat pajak.

            Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.


Proses investasi

            Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan – keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.
Langkah – langkah dalam proses investasi :

  • Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.
  • Mengetahui sikap investor terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima resiko investasi yang terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima resiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan.
  • Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut.
  • Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.

C. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis

Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:

a. Aspek hukum

Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :

  1. Izin lokasi
  2. Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan  hukum lainnya.
  3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
  4. Surat tanda daftar perusahaanSurat izin tempat usaha dari pemda setempat
  5. Surat tanda rekanan dari pemda setempat
  6. SIUP setempat
b. Aspek sosial ekonomi dan budaya

Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:

  • Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
  • Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
  • Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
c. Aspek pasar dan pemasaran

Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :

  • Potensi pasar
  • Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
  • Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
  • Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
  • Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
d. Aspek teknis dan teknologi

Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

e.  Aspek manajemen

Menyangkut pembangunan dan operasional.

f.       Aspek keuangan

            Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

D. ALAT     DAN     KERANGKA    ANAL I SA

Survei khusus yang mungkin harus dilakukan tentang consumer behavior :

1.       Perilaku konsumsi

2.      Pengetahuan produk

3.      Keinginan dan rencana pembelian

4.      Motif pembelian

5.      Kepuasaan thd. produk saat ini

6.      Kebutuhan yg belum terpenuhi

7.      Sikap terhadap produk

8.      Karakteristik sosial ekonomi.

ALAT    DAN    KERANGKA    ANALISA

Analisa aspek teknik dan produksi, dialkukan oleh mereka yang menguasai pengetahuan teknis  dan manajemennya(resource   persons), menyangkut:

–          Analisa perilaku biaya (identifikasi fungsi biaya)

–          Analisa perbandingan biaya (memilih alternatif produksi yang lebih baik)

–          Analisa penggantianaktiva dan penyediaan mesin

–          Metode transportasi (menentukanlokas gudang)

–          Pemilihan lokasi dengan metode scoring atauperbandinganbiaya

–          Analisa hubungan link analysis untuk  mengatur  tata  letak fasilitas produksi

–          Time and motion study untuk pengaturanskedul kerja.

 E.     Data dan Sumber Data

–   Publikasi Ekonomi dan Bisnis yang diambil dari koran majalah

–   Publikasi Bank Indonesia,Persatuan Bank-Bank Swasta Nasional (PERBANAS), dan lembaga keuangan lainnya

–   Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam)

–   Biro Pusat Statistik (BPS)

–   Asosiasi Industri dan dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis

–   Lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI ataupun swasta

–   Departemen Teknis. (mis: jika usaha pertanian maka dari Departemen Pertanian)

–   Universitas dan Perguruan Tinggi

–   Sumber-sumber lain yang sah

F.     Kriteria penilaian

Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.

Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.

·         Kriteria Intensitas Faktor

Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya.

·         Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek

Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain.

·         Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa

Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi  proyek jika produk tersebut adalah subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.

Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik disebabkan oleh pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh meningkatnya pengeluaran devisa. Hal tersebut disebabkan  misalnya kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu membeli lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi.

·         Kriteria Profitabilitas Komersial

Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak.

·         Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional

Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi  dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas nasional selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional.

·         Kriteria Pemilihan Proyek

Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada kriteria profitabilitas komersial dan kriteria profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kelemahan kriteria ini adalah jika pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan keputusan. Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya.

BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

            Identifikasi Kesempatan  usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha

Aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:

–          Aspek hukum

–          Aspek sosial ekonomi dan budaya

–          Aspek pasar dan pemasaran

–          Aspek teknis dan teknologi

–          Aspek manajemen

–          Aspek keuangan

–          

Kriteria penilaian

·         Kriteria Intensitas Faktor

·         Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek

·         Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa

·         Kriteria Profitabilitas Komersial

·         Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional

·         Kriteria Pemilihan Proyek

B. Saran.

            Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan dari makalah saya ini.

DAFTAR PUSTAKA

“Strategi Pemasaran untuk Bisnis Kecil”. Yang disarikan dari sumber: How to Build YourSmall Business Fast with Simple Poscard, oleh Bob Leduc. Majalah Aura, edisi 44/th.XI/Minggu ke3/21-27 Nopember 2007.

http://google.com

Ibrahim Yacob, H. M.Studi kelayakan Bisnis. Bandung. 2005.

http://mediaindonesia.co.cc/search/lebel/layout+usaha

http://google.com

Ibrahim Yacob, H. M.Studi kelayakan Bisnis. Bandung. 2005.

http://wikipedia.com/layoutpemasaran/html

Basu Swastha D.H. MBA, Manajemen pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 2006

Gitosudanno, Indriyo, Manajemen Pemasaran, BPFE Yogyakarta, 2004

Observasi Jasa Catering.

Studi Kasus Etika Berpakaian Pegawai Kantor di Kantor Pajak…

ETIKA BERPAKAIAN SEORANG PEGAWAI KANTOR RUANG LINGKUP: KANTOR PAJAK CIMAHI Yulia Karlina 135211029 3A –  D3 Administrasi Bisnis D3 Administrasi Bisnis – Administrasi Niaga...
Ananda Dwi Putri
12 min read

Makalah Etika Sosial

Etika Sosial Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Sebelum melangkah lebih jauh untuk membicarakan topik-topik yang lebih langsung terkait dengan etika sosial, perlu terlebih...
Agus Salim
21 min read

Makalah Etika Berpakaian dan Berbusana

Etika Berpakaian Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat...
Wahidah Rahmah
3 min read

Leave a Reply