Daftar isi
Demokrasi Pendidikan
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Secara historis demokrasi muncul sebagai respon terhadap system monarki dictator di Yunani pada abad ke-5 SM. Namun demokrasi modern yang muncul sejak abad 16 M telah mengalami perkembangan yang cukup banyak. Ide demokrasi yang merupakan respon terhadap teokrasi dan monarki absolute, ini berasal dari gagasan tentang konstitusi Negara, Liberalisme dan pemisahan kekuasaan menjadi badan legeslatif, eksekutif dan yudikatif serta gagasan tentang kedaulatan rakyat dan kontrak social Negara. Dengan berkembangnya teori dan praktek politik pada masa sekarang, definisi dan criteria tentang demokrasi pun mengalami perkembangan pula.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian demokrasi.
- Apa saja prinsip-prinsip demokrasi.
- Bagaimana prospek pendidikan di Indonesia
- Bagaimana keadaan pendidikan di Indonesia saat ini.
C.TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui tentang pengertian demokrasi.
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip demokrasi
3. Memahami tentang prospek pendidikan di Indonesia.
4. Mengetahui keadaan pedidikan di Indonesia saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani , dari kata “demos” dan “cratos”, demos berarti rakyat dan cratos berarti pemerintah. Maka demokrasi adalah pemerintahan ditangan rakyat.[1]
Menurut Peter Salim, “Demokrasi adalah pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua Negara”.[2] Sedangkan Zaki Badawi berpendapat bahwa demokrasi adalah menetapkan dasar-dasar kebebasan dan persamaan terhadap individu-individu yang tidak membedakan asal, jenis, agama dan bahasa.
Dalam batasan lain demokrasi merupakan suatu system pemerintahan rakyat, yang dikenal dengan slogan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat (government of the people by people, for people).
Apabila dilihat dari pengertian demokrasi di atas, nampaknya penggunaan demokrasi lebih banyak terdapat atau terjadi pada lembaga pemerintahan. Namun dilihat dari esensi demokrasi, demokrasi sudah menjadi sumber nilai atau ideology dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini mengandung cakupan pengertian yang luas, tidak heran apabila wacana tentang demokrasi seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan, seperti agama dan demokrasi, politik dan demokrasi, ekonomi dan demokrasi, hokum dan demokrasi, pendidikan dan demokrasi, dan berbagai tema lainnya yang selalu dikaitkan dengan demokrasi.
Menurut Dede Rosyada istilah demokrasi memang muncul dan dipakai dalam kajian politik, yang bermakna kekuasaan berada ditangan rakyat, mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan mekanisme dalam lembaga pendidikan, namun secara subtansif demokrasi membawa semangat dalam pendidikan, baik dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi.[3]
Dan apabila dihubungkan dengan pendidikan maka pengertiannya sebagai berikut: Vebrianto member pendapat pendidikan yang demokrasi adalah pendidikan yang memberi kesempatan yang lama kepada setiap anak (peserta didik) mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.[4]
Berdasarkan definisi daiatas dapat dipahami bahwa demokrasi pendidikan merupakan suatu pandangan yang mengutamakan persamaan hak, kewajiban dan perlakuan oleh tenaga kependidikan terhadap peserta didik dalam proses pendidikan.
B.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
Prinsip-prinsip demokasi terbagi atas empat macam, yaitu:
1.Kebebasan
Menurunt M.C. Canaghy ketika demokrasi dalam pengertian kebebasan digunakan, maka term ini selalu diikuti preposisi “dari (from)” yang merupakan symbol dari kata bebas, dan juga proposisi “untuk (to)” serta “untuk (for)”.[5] Karena ketiga proposisi ini sudah menjadi I symbol demokrasi secara umum dalam nuansa politik. Kemudian kata “bebes dari” dalam tatanan demokrasi sebagai suatu term yang harus didahulukan dalam suatu perbuatan daripada kata “untuk (to)” dan “untuk (for)” mempunyai pengertian melepaskan atau membiarkan.[6] Sehingga orang bebas akan terlepas dari sekat-sekat yang membelenggunya dibiarkan untuk melakukan apa saja yang diinginkan.
2.Penghormatan Terhadap Manusia
Dengan prinsip ini seseoramg akan memperlakukan orang lain sama dengan memperlakukan dirinya sendiri sebagai manusia yang bermartabat. Manusia memperlakukan manusia disebabkan oleh kemanusiaanya itu sendiri, bukan karena jenis kelamin, karena status sosialnya, karena factor ekonomi, pangkat , kekuatan diri dan lain-lain. Prinsip demokrasi disini adalah memperlakukan manusia sebagaimana adanya dan apa yang ia dapat perbuat.
3.Persamaan
Prinsip persamaan berati bahwa setiap individu dalam kelompok masyarakat tertentu mempunyai hak yang sama, karena sudah menjadi kesepakatan umum bahwa manusia dilahirkan sama dalam pengertian hak dan kewajiban. Demokrasi sebagai persamaan mempunyai dua pengertian, yaitu persamaan dan kesesuaian. Kesamaan diartikan sama rasa dan sama rata. Jadi setiap orang akan merasa diberi hak dan kewajiban yang sama. Kemudian kesesuan dapat diartikan proposional. Dalam hal ini, setiap orang akan diberi hak sesuai dengan kemampunnya.
4.Pembagian Kekuasaan
Menurut Bruchbacher, pembagiaan kekuasaan besar kelompok mayoritas yang sedang berkuasa tetap menghargai kekuasaan kecil kelompok minoritas dengan cara membagi kekuasaan agar hak-hak kelompok minoritas tetap terjamin dengan cara berdialog antar kelompok.[7] Dengan prinsip ini dalam kekuasaan pihak minoritas akan tetap diberi kesempatan sesuai dengan proporsinya sehingga hak-haknya tetap terjaga.
C.PROSPEK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Era Globalisasi telah mewarnai seluruh aspek kehidupan masyarakat. Saat ini wajah dunia pendidikan kita telah mengalami perubahan cepat dan signifikan. Berbagai corak perubahan pada aspek pendidikan tersebut, terjadi karena dipicu oleh perkembangan ilmu-ilmu kependidikan modern, perkembangan sains dan teknologi maupun akibat perubahan masyarakat itu sendiri. Globalisasi telah menuntut para pendidik, pakari, pemerhati, dan pengelola dunia pendidikan menciptakan terobosan-terobosan baru yang dapat mengikuti perubahan tatanan kehidupan masyarakat saat ini.
Oleh karena itu, berbagai perubahan dan reformasi yang terus menerus dilakukan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang, mulai dari unsur fisik, sarana dan prasarana, kurikulum, model dan segala sesuatunya yang terkait dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menciptakan lembaga pendidikan yang mampu menjawab tantangan zaman.
D. KEADAAN PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI
Harian Republika, dalam suatu wawancara kepada dua artis top yang satu dari Indonesia yang satunya lagi dari Malaysia. Pertanyaan yang sama diajukan kepada keduanya, seputar harapannya untuk menjadi artis popular seperti Brithney Spears. Jawaban yang diberikan kedua artis ini ternyata berbeda. Artis Indonesia antusias ingin menjadikan dirinya seperti Brithney, baik gayanya yang sensualitas, lirik maupun kualitas performance-nya. Sebaliknya artis Malaysia justru hanya ,ingin menjadi dirinya sendiri. Dua jawaban yang berbeda ini tentu bukan tanpa sebab dan tidak memiliki implikasi apapun. Hal ini menunjukkan beberapa system pendidikan Malaysia telah berhasil menciptakan sivitas akademiknya berjiwa mental ‘baja’ sehingga mmiliki kepercayaan diri yang kuat. Sementara artis didikan dalam negeri belum memiliki jati diri dan masih ingin mengekor prestasi orang lain.
Sebenarnya, fenomena ini hanyalah salah satu dari beribu atau bahkan berjuta-juta pelajar hasil didikan system pendidikan Indonesia yang sudah tidak percaya pada kompetensi dirinya sendiri. Bahkan, saat ini masih banyak lulusan pendidikan Indonesia yang bingung untuk menentukan nasibnya di masa yang akan dating. Pengangguran yang semakin meningkat, kejahatan dan praktik-praktik kriminalitas semakin merajalela, merupakan sebuah realitas yang tidak dapat disalahkan hanya individu pelakunya saja. Namun, hal ini pun telah memberikan indikasi akan keterpurukan pendidikan di Indonesia. Sebagaiman Paul J. Centi (dalam Tolkhah, 2004: 19-20) menyatakan, bahwa orientasi pendidikan yang tidak megakar pada budaya dan idealisme sendiri, akhirnya akan berimplikasi pula pada lahirnya penyakit rendah diri (inferiority complex), yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap negative terhadap semua hal.
Kualitas sumber daya suatu bangsa, tidak lepas dari kondisi system pendidikan yang diselengarakannnya, Peran pendidikan sangat mendukung untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, kreatif, terampil dan inovatif. Oleh karena itu, semestinya pemerintah dan seluruh pihak atau lembaaga yang menangani bidang pendidikan, segera bercermin untuk melihat ketertinggalan dan kegagalan yang dialami pendidikan nasional selama ini. Walaupun tidak dapat dinafikan bahwa pemerintah dan seluruh pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan, telah melakukan perubahan dan perbaikan untuk mengatasi berbagai problematika pendidikan nasional. Namun, program pembaharuan pendidikan yang dilakukan pemerintah, mulai dari diberlakukannya program wajib belajar Sembilan tahun, hingga pembaharuan dan perbaikan lainnya, belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam penyiapan SDM bangsa yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, dari kata “demos” dan “cratos”. Demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintah. Maka demokrasi adalah pemerintahan di tangan rakyat.
Dan prinsip-prinsip demokrasi terbagi atas empat macam, yaitu:
1. Prinsip Kebebasan
2. Prinsip penghormatan terhadap manusia
3. Prinsip persamaan
4. Prinsip pembagian kekuasaan.
Mengenai tentang pendidikan di Indonesia, saat ini wajah dunia pendidikan kita mengalami perubahan cepat dan signifikan. Berbagai perubahan dan reformasi yang terus menerus dilakukan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang, mulai dari unsure fisik, sarana dan prasarana, kurikulum, dan segala sesuatunya yang terkait dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia,Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.