Daftar isi
Bimbingan dan Konseling
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi dan tentu ia ingin memecahkan masalahnya sendiri. Masalah tersebut bersifat kompleks dan beragam serta berbeda tingkatannya sesuai dengan perkembangan zaman dan persepsi manusia terhadap zaman itu.
Apabila masalahnya tidak dapat diatasi sendiri, maka ia memerlukan bantuan orang lain untuk mengatasinya. Itupun kalau ia sadar bahwa ia memiliki masalah dalam dirinya, sebab masalah tersebut tidak disadari oleh seseorang dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa saja.
Bimbingan dan konseling banyak bentuk yang bersifat informal memang telah dilaksanakan oleh perguruan tinggi melalui diskusi-diskusi, di mana dari masalah yang didiskusikan bersama antara mahasiswa dan dosen, dapat diperoleh fakta dan pendapat yang bisa membantu setiap lembaga mengambil manfaat atau mencari jalan keluar bagaimana mengatasi masalah belajar dari mahasiswa di perguruan tinggi melalui bimbingan dan konseling.
Melalui diskusi atau konsultasi dengan seorang dosen yang bukan memiliki profesi sebagai tenaga ahli dibidang bimbingan dan konseling, memang dapat dicari jalan keluar untuk memecahkan masalah mahasiswa, tetapi sering kali cara semacam itu dilakukan secara sambil lalu.
Dari latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk sedikit mengupas tentang bimbingan yang ada dalam perguruan tinggi.
B. Identifikasi Masalah
1. Alasan diperlukannya bimbingan di perguruan tinggi
2. Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan mahasiswa
3. Pembimbing
4. Ruang lingkup bimbingan mahasiswa
5. Prosedur bimbingan mahasiswa
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa bimbingan di perguruan tinggi itu diperlukan?
2. Apa pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan mahasiswa?
3. Apa yang dimaksud pembimbing di perguruan tinggi?
4. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup bimbingan mahasiswa?
5. Bagaimana prosedur bimbingan di perguruan tinggi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Diperlukannya Bimbingan di Perguruan Tinggi
Pemberian layanan bimbingan mahasiswa didesak oleh banyaknya problema yamg dihadapi oleh para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi tingkat ini adlah kemandirian, baik dalam kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maaupun pengolahan dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk memilih dan menentukan program studi bakat, minat dan cita-citanya. Mahasiswa juga dituntut untuk belajar sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh dosen-dosennya. Dalam mengelola hidupnya, mahasiswa dipandang telah cukup dewasa untuk dapat mengatur kehidupannya sendiri, umunya mereka yang sudah berkeluarga.
Dalam usha merealisasikan kemandirian tersebut, perkembangannya tidak selalu mulus dan lancar, banyak hambatan dan problema yang mereka hadapi. Untuk mengembangkan diri dan menghindari, serta mengatasi hambatan dan problema tesebut diperlukan bimbingan para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada prinsip “Tut Wuri Handayani”.
Secara keseluruhan, problema mahasiswa dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu problema akademik dan problema sosial pribadi.
1. Problema akademik
Problema akademik merupakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan memaksimalkan perkembangan belajarnya.
Beberapa problema studi yang dihadapi oleh mahasisiwa:
a) Kesulitan memilih program studi yang sesuai dengan kemamapuan dan waktu yang tersedia.
b) Kesulitan mengatur waktu belajar.
c) Kesulitan mendapatkan sumber belajar.
d) Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
e) Kesulitan mempelajari buku-buku yang berbahasa asing.
f) Kurang motivasi atau semangat belajar.
g) Adanya kebiasaan belajar yang slah.
h) Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu.
i) Kurangnya minat terhdap profesi.
2. Problema sosial pribadi
Problema sosial pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengelola kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial, baik di kampus maupun di lingkungan setempat.
Beberapa problema sosial pribadi yang dihadapi oleh mahasiswa:
a) Kesulitan ekonomi/biaya kuliah.
b) Kesulitan mengenai tempat tinggal.
c) Kesulitan menyesuaikan diri dengan teman mahasiswa.
d) Kesulitan menyesuaikan dengan masyarakat sekitar tempat tinggal.
e) Kesulitan karena masalah-masalah keluarga.
f) Kesulitan karena maslah-maslah pribadi.
B. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Bimbingan Mahasiswa
1. Pengertian
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi merupakan usaha membantu mahasiswa untuk mengembangkan dirinya dan mengatasi problemproblem akademik serta problema sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.
Bimbingan tersebut meliputi layanan bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen-dosen bimbingan pada tingkat jurusan/program, dan bimbingan sosial-pribadi yang diberikan oleh tim bimbingan dan konseling pada tingkat jurusan/program studi, fakultas, dan universitas.
Struktur dan sistem perguruan tinggi umumnya bercirikan adanya departementalisasi, spesialisasi, jaringan kerja (khususnya akademis) yang ruwet dan kerenggangan hubungan manusiawi bahkan dalam kemanusiaan mahasisswa terabaikan. Pendekatan dan metode belajar-mengajar akhir-akhir ini ditandai dengan ciri-ciri pendekatan dan metode diskusi panel, seminar dan semacamnya disamping kuliah-kuliah.
Dalam bimbingan dan konseling diperguruan tinggi diperlukan asas-asas yang perlu diperhatikan. Asas itu antara lain:
a) Asas perbedaan individual artinya usia, pribadi sikap, kebutuhan, kecerdasana, tingkat kematangan psikis di antara mahasiswa adalah sangat beragam.
b) Asas masalah dan dorongan dalam menyelesaikan masalah.
c) Asas kebutuhan artinya spesifik, lain dibanding semasa sekolah sebelumnya ataupun setelah mahasiswa lain dibanding kelompok seuasia yang bukan mahasiswa.
d) Asas keinginan menjadi dirinya sendiri artinya mereka inggin menjadi pribadi yang bulat yang lain dari orang lain, sementara mereka menyerap berbagai nilai, pola tingkah laku dari orang yang dikaguminya.
2. Fungsi
Sebelum berbicara fungsi ada beberapa sifat pokok dalam bimbingan dan konseling di perguruan tinggi :
a) Sifat pencegahan artinya menujuk pada segala usaha yang dilakukan kepada terbinanya suasana belajar, alat – alat belajar, pengelolaan belajar dan tingkah laku para dosen yang dapat membantu perkembangan pribadi dan proses belajar mahasiswa.
b) Sifat koreksi artinya menunjuk pada segala penyembuhan jika mahasiswa mengalami suatu yang tidak dipecahkan oleh dirinya sendiri dan memerlukan bantuan orang lain.
Bimbingan mahasiswa mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
a) Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi, potensi, dan karakteristik mahasiswa.
b) Membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di perguruan tinggi.
c) Membantu mengatasi problema-problema akademik dan problema sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mahasiswa.
3. Tujuan
Dengan diberikannya layanan bimbingan dan konseling, mahasiswa diharapkan mampu dalam hal berikut ini :
a) Mampu memilih program studi/ konsentrasi/ pilihan mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan cita – cita mereka.
b) Mampu menyeselesaikan perkuliahan segala tuntutan perkuliahan tepat pada waktunya.
c) Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka.
d) Mampu membina hubungan sosial dengan sesama mahasiswa dan dosen dengan baik.
e) Memiliki sikap dan kesiapan professional.
f) Memiliki pandangan yang realities tentang diri dan lingkungannya.
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling di perguruann tinggi adalah membantu mahasiswa untuk mengiringi proses perkembangaanya melewati masa – masa perguruan tinggi sehingga terhindar dari kesulitan dapat mengatasi kesulitan, membuat penyesuaian yang baik dan membuat arah diri sampai mencapi perkembangan optimal.
Dalam suatu brosur “pedoman bimbingan mahasiswa”. IKIP Malang 1980, Drs. Rosyidan, MA. Menulis tujuan khusus bimbingan dan konseling adalah:
1) Membantu mahasiswa mewujudkan potensinya secara optimal baik untuk kepentingan dirinya maupun masyarakat.
2) Membantu mahasiswa dalam menyesuaikan dirinya dengan tuntutan lingkungan secara konstruktif.
3) Membantu mahasiswa dalam usaha memecahkan persoalan yang dihadapinya.
4) Membantu mahasiswa dalam mengambil keputusan dalam berbagai pilihan.
5) Membantu mahasiswa dalam memutuskan rencana belajar, karier dan rencana hidup lainnya.
C. Pembimbing
1. Syarat-Syarat Pembimbing
Bimbingan mahasiswa yang efesien dan efektif dapat dilaksanakan apabila didukung oleh tenaga pembimbing yang memiliki kualitas kepribadian yang memadai, pengetahuan dan keahlian professional tentang bimbingan, serta psikologi pendidikan yang memadai pula dan berdedikasintinggi terhadap tugas dan profesinya. Hal tersebut dapat dikategoroikan sebgai berikut:
a. Syarat kualitas kepribadian dan dedikasi
1) Bertaqwa kepada Allah SWT.
2) Menunjukkan keteladanan dalam hal yang baik.
3) Dapat dipercaya, jujur, dan konsisten.
4) Memiliki rasa kkasih syang dan kepedulian kepada mahasiswa.
5) Rela dan tanpa pamrih dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa.
6) Senantiasa melengkapi diri dengan pengethuan dan informasi yang berkaitan dengan keperluan bimbingan.
b. Syarat kualifikasi
1) Pada tingkat universitas, ada satu tim Bimbingan dan Konseling (BK) yang terdiri atas para ahli bimbingan dan pihak-pihak terkait. Timini terdiri atas seorang coordinator berpendidikan S3 BK dan berpangkat minimal lector (golongan IV/b), dan sejumlah anggota yang sekaligus menjadi tim BK fakultas.
2) Pada tingkat fakultas, minimal satu tim BK yang terdiri atas seorang coordinator dengan pangkat lector (golongan IV/a) berpendidikan Magister BK dan minimal seorang tenaga konselor dengan pangkat lector (golongan III/d) berpendidikan Magister BK.
3) Pada tingkat jurusan/prodi, ada tim pembimbing akademik yang diketuai oleh seorang sarjana pendidikan dengan pangkat minimal lector (golongan III/d) dan telah mendapatkan latihan khusus di bidang BK, atau memiliki pendidikan Sarjana BK yang berperan sebagai konselor jurusan.
4) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) sebagai anggota tim berpangkat minimal lector (golongan III/c).
2. Rasio Pembimbing dengan Mahasiswa
Untuk memungkinkan mahasiswa menerima dan dosen member layanan serta bimbingan dengan baik, khususnya dalam bimbingan akademik pada tingkat jurusan, rasio Dosen Pembimbing Akademik dengan mahasiswa maksimal 1:20.
Adapun rasio anggota tim BK (konselor) dengan mahasiswa disesuaikan denggan jumlah tenaga yang ada serta permasalahan yang dihadapi.
3. Tugas serta Kewajiban Tim Bimbingan dan Konseling sertaDosen Pembimbing Akademik
a. Tim BK Universitas
1) Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan universitas dan fakultas.
2) Mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan BK.
3) Mengoordinasi kegiatan BK dalam memeberikan layanan kepada masyarakat luas.
4) Melayani kasus-kasus yang dirujuk oleh tim BK fakultas.
b. Tim BK Fakultas
1) Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas bagi penyempurnann layanan BK di jurusan.
2) Menangani kasus-kasus yang relative berat yang dirujukkan oleh tim DPA/tim BK universitas/jurusan.
3) Memberikan rujukan penanganan kepada pihak-pihak yang berwenang.
c. Konselor Jurusan
1) Bersama ketua jurusan mengembangkan dan menyempurnakan layanan BK dijurusan.
2) Mengoordinasi DPA dalam pelaksanaan layanan BK.
3) Menangani kasus-kasus khusus.
4) Memberikan rurjukan penanganan kepada tim BK fakultas.
5) Melaksanakan program layanan BK.
d. Dosen Pembimbing Akademik
1) Menyusun program dan jadwal layanan bimbingan akademik (studi) bagi mahasiswa.
2) Menetapkan jadwal kerja bagi layanan individual mahasiswa.
3) Memberikan pertimbangan dan persetujuan pengambilan kontrak kredit semester.
4) Memberikan informasi tentang peraturan dan ketentuan akademik.
5) Membantu mahasiswa mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah-masalah atau kesulitan akademik.
6) Memberikan bimbingan studi.
7) Memberikan rujukan penanganan kepada ahli BK/tim BK jurusan/fakultas/universitas
8) Membuat laporan kegiatan bimbingan akademik kepada ketua jurusan.
D. Ruang Lingkup Bimbingan Mahasiswa
1. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik merupakan layanan utama dari bimbingan mahasiswa. Berbagai faktor yang bersifat non akademis yang menjadi permasalahn mahasiswa juga akan berpengaruh terhadap kegiatan akademis mereka. Bimbingan akademis dapat difokukskan ke dalam upaya membantu mahasiswa dalam hal-hal berikut ini.
a. Penentuan program studi tiap semester
Mahasiswa beelum menghayati betul kegunaan ketentuan jumlah SKS yang boleh diambil dalam menentukan kontrak kredit. Mengingat penentuan kontrak kredit itu merupakan bagian terpadu dan berkelanjutan dari keseluran program studi yang hendak ditempunya, maka mahaswiswa tidak cukup sekedar mengetahui nama-nama mata kuliah yang harus mereka tempuh. Mereka perlu dibantu dalam memahami hal – hal sebagai berikut :
1) Hakikat, tujuan dan misi program / pilihan mata kuliah yang dipilihnya dalam kaitannya dengan keseluruhan program studi yang dimasukinya.
2) Struktur, isi dan mekanisme pelaksanaan kurikurum program studi yang dipilihnya beserta persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti program studi yang hendak ditempuhnya.
3) Hakikat, isi dan fungsi setiap mata kuliah yang membangun kurikulum program studi yang dipilihnya beserta kaitannya dengan mata kuliah lain dalam pembentukan kemampuan profesionalnya.
4) Prosedur formal dan tidak formal yang seyogyanya ditempuh untuk kelancaran penentuan dan perencanaan program studi yang dipilihnya.
5) Personalia secara fungsional dapat membantu melancarkan proses penentuan dan perancangan program studi.
b. Penyelesaian studi dalam setiap mata kuliah
Dalam menempuh mata kuliah, mahasiswa sering menghadapi masalah dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas, memilih metode dan sumber belajar, meningkatkan kemampuan dan motif-motif belajar, serta menyesuaikan diri terhadap tuntutan lain yang terkait dengan mata kuliah yang diikutinya.
Dalam hal seperti itu, mahasiswa hendaknya mendapat bimbingan untuk mengembangkan kesiapan dan kemampuan sebagai berikut:
1) Mengikuti kuliah dalam bentuk tatp muka secara penuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Membuat laporan bahasan topic, bab, atau buku yang relevan dengan mata kuliah.
3) Menyusun makalah.
4) Menyusun laporan survey, observasi, atau praktikum dari mata kuliah terkait.
5) Melaksanakan tugas-tugas kerja, praktik lapangan, dan lain-lain.
c. Dorongan penyelesaian tugas akhir
1) Meningkatkan dan membangkitkan motivasi dalam penyusunan tugas akhir.
2) Merencanakan dan mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas akhir.
d. Penyelesaian praktik lapangan (PL)
1) Menumbuhkan motif dan kesiapan diri untuk terjun dan tampil sebagai tenaga professional dalam bidangnya.
2) Menumbuhkan kesiapan dan kemampuan mandiri dalam penyelesaian tugas-tugas profesionalnya.
2. Bimbingan Pengembangan Sikap dan Tanggung Jawab Profesional
a) Menumbuhkan kesiapan diri untuk menjadi tenaga professional.
b) Mengembangkan wawasan bidang profesinya melalui berbagai kegiatan akademis.
3. Bimbingan Penyesuaian Sosial dan Pribadi
a) Pentesuain terhadap suasana kehidupan perguruan tinggi.
b) Pembinaan dan pemeliharaan motif, serta gairah untuk belajar secara kreatif dan produktif.
c) Menghindarkan dan menyelesaikan konflik, baik dengan teman, dosen, maupun anggotaa keluarga.
d) Penyesuaian diri terhadap lingkungn tempat tinggal.
e) Penyelesaian konflik antara keinginan studi dan pemenuhan tugas pekerjaan dan keluarga.
E. Prosedur Bimbingan Mahasiswa
1. Tahap-Tahap Bimbingan
Prosedur bimbingan meliputi langkah pemerolehan data dan informasi, langkah pemberian bantuan, serta pemantauan hasil bantuan yang diberikan.
Pemerolehan data dan informasi setiap mahasiswa dapat dilakukan melalui kegiatan berikut.
a. Penelaahan transkrip akademis mahasiswa.
b. Penelaahan hasil seleksi masuk mahasiswa.
c. Pengumpulan data dari mahasiswa melalui wawancara, ataupun pengamatan oleh para Dosen Pembimbing akademis.
Langkkah pemberian bantuan terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut.
1) Tahap pertama, bantuan awal bersamaan perolehan data melalui wawancara, pengamatan, terutama mahasiswa baru terhadap program pendidikan dan pengajaran yang diikutinya.
2) Tahap kedua, bantuan bersifat kelompok yang diberikan oleh seorang Dosen Pembimbing Akademis (DPA) yang bersangkutan dengan program pendidikan di lingkungan Perguruan Tinggi (PT).
3) Tahap Ketiga, bimbingan perorangan yang dilakukan oleh DPA untuk menangani masalah yang dihadapi ssesuai dengan keperluannya, yang lebih terpusat pada masalah sosial-pribadi.
4) Tahap keempat, mahasiswa memperoleh bimbingan khusus dari konselor apabila masalah yang dihadapi mahasiswa merupakan persoalan yang khusus dan perlu ditangani secara khusu pula.
5) Tahap kelima, bantuan rujukan keluar, apabila bersangkutan memerlukan bantuan yang tidak dapat dipenuhi oleh DPA dan konselor yang ada di lingkungan perguruan tinngi.
2. Mekanisme Layanan Bimbingan
Mekanisme layanan bimbingan di perguruan tinggi mencakup alur kegiatan sejak penerimaan mahasiswa, bahkan sejak seleksi calon mahasiswa. Secara operasional, mekanisme layanan bimbingan dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Seleksi dan penerimaan mahasiswa baru.
b. Pemerolehan data dan informasi hasil seleksi ataupun wawancara dan pengamatan.
c. Bimbingan tahap I
1) Pembimbing: Pembantu Dekan I/Pembantu Dekan III/Ketua Program/Jurusan
2) Fokus Permasalahan: Penyesuaian Akademis
3) Tujuan:
a) Orientasi akademis
b) Identifikasi masalah umum mahasiswa.
4) Peranan Pembantu Dekan I bersama Pembantu Dekan III
a) Mengoordinasi seluruh layuanan bimbingan bagi mahasiswa di tingkat fakultas.
b) Memberikan orientasi akademis terutama system studi di perguruan tinggi.
c) Mengidentifikasi masalah umum.
d) Membantu mahasiswa menangani masalahnya yang tidak dapat diselesaikan bersama DPA.
5) Peranan Ketua Jurusan/Program Studi
a) Memberikan orientasi akademis tentang prodi/jurusan yang dimasuki.
b) Memberikan pengarahan awal mengenai kegiatan akademis.
d. Bimbingan Tahap II dan III
1) Pembimbing: DPA yang telah ditetapkan oleh dekan.
2) Fokus permasalahan:
a) Permaslahan akademis, terutama berkenaan dengan kegiatan studi sehari-hari.
b) Permasalahan sosial pribadi yang berkaitan erat dengan kelancaran studi.
3) Tujuan:
a) Membantu mahasiswa mengatasi persoalan akademis.
b) Membantu mahasiswa mengatasi masalah sosial pribadi yang menghambat kelancaran studi.
4) Peranan DPA
a) Mengungkap persoalan akademis yang dihadapi oleh setiap mahasiswa yang dibimbingnya.
b) Mengungkap masalah sosial pribadi mahasisiwa bimbingannya.
c) Memberikan bantuan dalam mengatasi masalah akademis ataupun sosial pribadi.
d) Melakukan rujukan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas maslah yang tidak dapat diselesaikan oleh DPA.
e) Bimbingan Tahap IV
Bimbingan tahap IV dilakukan atas dasar hasil rujukan dari DPA atau atas dasar kehendak mahasiswa yang bersangkutan dengan diketahui oleh DPA.
1) Pembimbing: Konselor Fakultas atau pihak lain yang terkait di luar fakultas.
2) Fokus permasalahan: Masalah-maslah sosial pribadi yang tidak tertangani oleh DPA.
3) Tujuan: Membantu mahasiswa mengatasi masalah sosial pribadi yang dihadapinya.
4) Peranan Konselor:
a) Menerima rujukan dari DPA.
b) Memberikan bantuan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
c) Memberikan rujukan kepada mahasiswa untuk memperoleh bantuan dari pihak lain, jika diperlukan.
3. Teknik-Teknik Bimbingan
Teknik – teknik berikut merupakan teknik yang dapat dipilih untuk digunakan secara tepat:
a. Teknik diskusi kelompok yang bersifat orientasi, mencakup diskusi tentang program studi kurikulum, personalia akademis dan proses belajar mengajar yang diterapkan dalam pelaksanaan program studi.
b. Teknik diskusi kelompok yang bersifat bantuan, mencakup diskusi tentang permasalahan belajar, sosial dan pribadi.
c. Teknik kegiatan kelompok lain baik yang bersifat orientasi maupun bantuan.
d. Konsultasi perorangan untuk menangani masalah-masalah akademis.
e. Konsultasi perorangan untuk menangani masalah-masalah sosial pribadi.
f. Pembahasan kasus yaitu pembahasan mahasiswa, dan permasalahannya bersama-sama dengan personalia akademis lain untuk menemukan jalan keluar dalam membantu mahasiswa.
g. Rujukan bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan sosial pribadi yang tidak dapat ditangani oleh personalia akdemis yangada di fakultas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi merupakan usaha membantu mahasiswa untuk mengembangkan dirinya dan mengatasi problemproblem akademik serta problema sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.
Bimbingan tersebut meliputi layanan bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen-dosen bimbingan pada tingkat jurusan/program, dan bimbingan sosial-pribadi yang diberikan oleh tim bimbingan dan konseling pada tingkat jurusan/program studi, fakultas, dan universitas.
B. Saran-Saran
Mudah-mudahan kita dapat menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi sebagai mahasiswa, baik dalam persoalan akademis ataupun persoalan sosial pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan, DR,M.Pd, 2006, Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, Bandung: Refika Aditama
Achmad Juntika Nurihsan, DR,M.Pd, 2007, Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling, Bandung: Refika Aditama