Makalah Asesmen Hasil Belajar

6 min read

Asesmen Hasil Belajar

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dewasa ini istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan evaluasi, terutama setelah di berlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini memiliki karakteristik tertentu baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kurikilum ini tidak hanya mempersyaratkan penggunaan tes formal seperti halnya yang biasa digunakan selama ini, melainkan juga evaluasi alternative yang dinamakan dengan asesmen portofolio (autentik) maupun asesmen kinerja (performance).

Pendekatan asesmen dalam kegiatan evaluasi cenderung lebih terbuka karena peserta didik juga dapat di minta untuk melakukan asesmen atas produk yang di hasilkan sendiri, dan asesmen pada produk yang dihasilkan oleh teman-temannya. Namun demikian proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan hasil asesmen ini banyak memerlukan waktudan sumberdaya lainnya. Pendeknya. Kegiatan asesmen dalam pembelajaran lebih tidak efisien dibandingkan dengan kegiatan evaluasi konvensional yang selama ini digunakan.

B. Rumusan masalah

  1. Apa pengertian dari asesmen dalam pembelajaran
  2. Apa tujuan dari asesmen pembelajaran
  3. Apa saja prinsip-prinsip dalam asesmen pembelajaran
  4. Bagaimana konsep asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya
  5. Bagaiamana konsep asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya

C. Tujuan penulisan

  1. Untuk mengetahui pengertian dari asesmen dalam pembelajaran
  2. Untuk mengetahui tujuan dari asesmen pembelajaran
  3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam asesmen pembelajaran
  4. Untuk mengetahui konsep asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya
  5. Untuk mengetahui konsep asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya

Bab II. Pembahasan

Kegiatan asesmen muncul pertama kali di Cina pada tahun 206 sebelum masehi ketika dinasti Han memperkenalkan ujian untuk membantu proses seleksi pegawai kerajaan. Meskipun objektivitas asesmen itu banyak yang mempertanyakan, namun asesmen ini dipandang sangat bermanfaat dalam proses seleksi penempatan orang-orang yang menjadi kesayangannya. Pada tahun 822 setelah masehi dinasti Tang melaksanakan ujian tetulis bagi calon pegawai kerajaan, ujian itu berlangsung beberapa hari yang lulus mencapai 2%, calon pegawai yang berhasil kemudian diberikan asesmen lisan oleh raja.

Menurut  Dodge dan Bickrat (1994) yang merupakan salah satu pakar asesmen pembelajaran menyatakan bahwa asesmen is process of  gathering information about children in order to make decisions about their education (asesmen merupakan proses memeroleh informasi tentang anak untuk membuat keputusan tentang pendidikannya). Pendidik memperoleh informasi yang bermanfaat tentang pengetahuan, keterampilan, dan kemajuannya melalui pengamatan, dokumentasi dan review pekerjaan anak secara terus-menerus.

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asemen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang di ketahu, dilakukan, dan di kerjakan oleh peserta didik.

B. Tujuan Asesmen

Asesmen pembelajaran memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman, Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen dengan tujuan isi digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari pengetahuan dan keterampilan spesifik. Dalam hal ini asesmen harus terfokus pada belajar peserta didik.

Sedangkan, asesmen yang berkaitan dengan tujuan proses digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondidi perserta didik. Karena pendidik biasanya berupaya memahami kelemahan peserta didik, maka pendidik harus mengases proses dan produk atau isi melalui kegiatan interview, dokumentasi, observasi mauapun ujian dengan menggunakan tes pilihan ganda.

Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis asesmen itu.

Ada 4 jenis asesmen itu :

1.      Asesmen  Formatif dan Sumatif

Asesmen sumatif biasanya dilaksanakan di akhir pembelajaran, dan di gunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik. Sedangkan asemen formatif berbentuk pemberian balikan atas pekerjaan peserta didik, dan tidak di jadikan dasar kenaikan kelas. Dalam konteks belajar asesmen sumatif dan normatif itu disebut dengan asesmen belajar.

2.      Asesmen Subyektif dan Obyektif

Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban yang benar. Asemen subjektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar

3. Asesmen acuan patokan dan normatif

Asesmen acuan patokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan, merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didikberdasarkan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya.

Asesmen acuan normatif, atau dikenal dengan penentuan rangking berdasarkan kurve normal. Asesmen untuk ujian masuk sekolah biasanya menggunakan asesmen acuan normatif karena dapat menunjukkan proporsi jumlah peserta didik yang lulus atau di terima di sekolah atau universitas. Dengan menggunakan acuan normative maka calon peserta didik yang diterima setiap tahun di suatu sekolah akan bervariasi karena kemampuan mereka tidak sama.

4. Asesmen Formal dan Informal

Asesmen formal di wujudkan dalam bentuk dokumen tertulis seperti tes tertulis (diberikan skor dalam bentuk angka / penentuan rangking). Sedangkan asesmen informal dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peserta didik. Asesmen ini biasannya dilakukan dengan cara yang lebih terbuka, seperti melalui observasi, partisipasi, evaluasi diri dan diskusi.

C. Prinsip Asesmen

Agar belajar dapat terjadi pada diri peserta didik, asesmen harus terpadu dengan kurikulum dan pendidikan. Asesmen yang baik harus berdasarkan pada landasan pendidikan. Ada tujuh prinsip dalam menerapkan asesmen belajar yaitu :

1. Tujuan utama  asaesmen adalah memperbaiki masalah belajar peserta didik.

Asesmen ini memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apa yang telah dicapai oleh peserta didikterhadap tujuan belajar dan mengenai kemajuan belajar peserta didik masing-masing.

2.      Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik.

Asesmen baik yang digunakan untuk laporan kemajuan peserta didik, sertifikasi peserta didik, dan informasi untuk perbaikan dan akuntabilitas sekolah adalah di maksudkan untuk mendukung belajar peserta didik

3.      Obyektif bagi  semua peseta didik.

Asesmen yang baik akan memberikan keyakinan bahwa semua peserta didik akan memperoleh perlakuan yang sama. Asesmen menggunakan berbagai metode untuk mengakses kemajuan peserta didik serta cara-cara peserta didik mengungkapkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap mata pelajaran.

4.      Kolaborasi profesional.

Pendidik menentukan dan berperan serta dalam pengembangan profesional serta bekerjasama untuk memperbaiki sistem asesmen. Kemampuan profesional itu perlu diperkuat melalui sekelompok pendidik memberikan skor pekerjaan peserta didik.

5.      Partisipasi Komite Sekolah dalam pengembangan asesmen.

Pelaksanaan asesmen perlu melibatkan orangtua, anggota masyarakat, peserta didik, bersama-sama pendidik dan pakar yang memiliki keahlian tertentu dalam mengembangkan asesmen. Diskusi tujuan dan metode asesmen perlu melibatkan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan.

6.      Keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai asesmen.

Pendidik dan sekolah mengkomunikasikan tujuan, metode, dan hasil asesmen. Pendidik dan sekolah melaporkan apa yang diketahui dan apa yang mampu dilakukan oleh peserta didik, apa yang perlu dipelajari oleh peserta didik, dan apa yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk perbaikan perilaku peserta didik.

7.      Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen

Asesmen perlu dikaji kembali dan diperbaiki untuk memastikan bahwa asesmen itu benar-benar memberikan manfaat kepada peserta didik. Tindakan ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Peninjauan kembali merupakan dasar bagi pembuatan keputusan dalam mengubah sebagian atau seluruh asesmen.

2.4  Asesmen Kinerja (asesmen autentik)

Asesmen berbasis kinerja merupakan bentuk ujian dimana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau menampilkan kemampuan atau pengetahuan. Penerapan asesmen yang berbasis kinerja mempersyaratkan peserta didik secara aktif menyelesaikan tugas-tugas komplek. Asesmen autentik merupakan jenis asesmen kerja. Nama autentik itu diperoleh dari fokus teknik evaluasi yang digunakan untuk mengukur tugas kompleks, relevan, dan di dalam dunia nyata. Asesmen autentik dapat berbentuk karya ilmiah. Asesmen kinerja memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik.

Untuk melaksanakan asesmen kinerja itu, berikut tahap-tahap yang harus dilaui :

1.      Identifikasi hasil pembelajaran

Hasil pembelajaran diperoleh dari tujuan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran tujuannya tercapai dengan baik maka hasil pembelajaran akan dihasilkan secara maksimal.

2.      Kembangkan tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari tujuan pemnelajaran

Peserta didik belajar mendemonstrasikan tujuan pembelajaran dengan berbagai cara, misalnya dengan cara membaca, berbicara, diskusi, pembuatan keputusan maupun pemecahan masalah.

3.      Identifikasi hasil belajar tambahan yang didukung oleh tugas

Tugas yang kompleks adalah lebih dari sekedar mendemonstrasikan dan menerapkan pengetahuan. Karena tugas kinerja bersifat autentik, maka tugas itu lebih banyak mendukung belajar dan lebih dari satu tujuan belajar,

4.      Rumuskan kriteria dan tingkat kinerjauntk mengevaluasi kinerja peseta didik

Salah satu cara pendidik dapat mengetahui kualitas kegiatan peserta didik dapat diperoleh melalui mengembangkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai dan mendeskripsikan tingkat kinerja.

2.5  Asesmen Portofolio

Asesmen portofolio merupakan bentuk evaluasi kinerja yang paling populer. Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berbentuk koleksi karya peserta didik.  Portofolio di maksudkan untuk memotivasi peserta didik, meningkatkan belajar melalui refleksi dan asesmen diri. Portofolio dapat dievaluasi dengan dua cara. Pertama evaluasi berbasis kinerja. Kemajuan peserta didik dibandingkan dengan standar kinerja yang sesuai dengan kinerja peserta didik lainnya atau kurikulum. Teknik evaluasi kedua adalah mengukur kemjuan peerta didik individual pada periode waktu tertentu.teknik ini digunakan asesmen perubahan pengetahuan atau keterampilan peserta didik.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengases portofolio. Metode evaluasi poertofolio dapat dioperasionalisasikan dengan menggunakan rubric, yakni pedoman penskoran yang berisi rumusan semua dimensi diases. Rubric itu dapat berbentuk holistic yang menghasilkan skor tunggal, atau dapat berbentuk analitik yang menghasilkan beberapa skor yang member peluang evaluasi pengetahuan dan keterampilan penting.

Dalam menerapkan asesmen portofolio, ada beberapa tahap yang harus dilalui

1.      Perencanaan dan pengorganisasian

·         Kembangkan perencanaan portofolio

·         Rencanakan waktu secukupnya

·         Mulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik

·         Pilih aspek-aspek yang dimasukkan didalam portofolio yang menunjukkan kemajuan peserta didik

·         Pilih setidaknya 2 aspek yakni indikator yang diperlukan atau aspek inti dan sampel pekerjaan yang dipilih

·         Tempatkan daftar tujuan di masing-masing portofolio

2.      Implementasi

·         Lekatkan perkembangan aspek portofolio didalam kegiatan kelas yang sedang berlangsung

·         Berikan tanggung jawab kepada peserta didik

·         Bagi spek-aspek portofolio yang telah dipilih.

·         Catat komentar pendidik dan peserta didik

3.      Hasil

·         Analisis aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan keterampilan peserta didik

·         Gunakan informasi portofolio untuk mendokumentasi kegitan belajar peserta didik untuk disampaikan kepada orang tua dan memperbaiki pembelajaran dikelas.

Bab III. Penutup

3.1  Kesimpulan

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asemen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang di ketahu, dilakukan, dan di kerjakan oleh peserta didik.

Asesmen pembelajaran memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman, Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen dengan tujuan isi digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari pengetahuan dan keterampilan spesifik. Sedangkan, asesmen yang berkaitan dengan tujuan proses digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondidi perserta didik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting, karena selain dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi penambah semangat bagi peserta didik agar mencapai hasil yang maksimal.

3.2  Saran

Kita sebagai colon guru hendaknya mengerti dan benar-benar paham mengenai asesmen, karena asesmen akan sangat bermanfaat saat kita bekerja nanti. Mengingat masa depan yang akan kita hadapi tentu akan berbeda dengan masa yang sedang kita jalani sekarang ini, maka dengan mengetahui asesmen ini kita bisa mengevaluasi cara kerja kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i RC, Achmad. dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : UNNES Press.

http://related:file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195911301987031-YAYA_SUNARYA/BAHAN_EVALUASI-ASESMEN/KONSEP_DASAR.pdf pdf asesmen hasil belajar

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:inJtbwOGgHIJ:journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/3059/2550+&cd=2&hl=en&ct=clnk. Di unduh tanggal 24 maret 2016  pukul 19.00 WIB

Studi Kasus Etika Berpakaian Pegawai Kantor di Kantor Pajak…

ETIKA BERPAKAIAN SEORANG PEGAWAI KANTOR RUANG LINGKUP: KANTOR PAJAK CIMAHI Yulia Karlina 135211029 3A –  D3 Administrasi Bisnis D3 Administrasi Bisnis – Administrasi Niaga...
Ananda Dwi Putri
12 min read

Makalah Etika Sosial

Etika Sosial Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Sebelum melangkah lebih jauh untuk membicarakan topik-topik yang lebih langsung terkait dengan etika sosial, perlu terlebih...
Agus Salim
21 min read

Makalah Etika Berpakaian dan Berbusana

Etika Berpakaian Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat...
Wahidah Rahmah
3 min read

Leave a Reply