Daftar isi
Anthocerotopsida
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88). Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.
Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.
B. Rumusan Masalah
- Apa karakteristik dari lumut tanduk?
- Dimana habitat dari lumut tanduk?
- Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi dari lumut tanduk?
- Bagaimana reproduksi dari lumut tanduk?
- Apa peranan dari lumut tanduk?
C. Tujuan
Bab II. Kajian Pustaka
A. Karakteristik Lumut Tanduk
- Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
- Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
- Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
- Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
- Rizoid berada pada bagian ventral.
- Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
- Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
- Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
- Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
- Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo, 2011: 187)
B. Morfologi dan Anatomi
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
C. Habitat
Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
D. Klasifikasi Lumut Tanduk
Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales dibedakan dalam dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
Suku Anthocerotaceae mempunyai cirri
- sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus
- bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum
- sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma
- Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros
Suku Notothylaceae mempunyai cirri :
- Sporogonium pendek, tumbuh horizontal dan terdapat pada tepi talus
- Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg mengandung kloroplas, tidak ada stoma
- Pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum
- Suku ini hanya terdiri satu marga, yaitu Notothylas. Contoh : Notothylas indica
E. Reproduksi Lumut Tanduk
Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:
1. Reproduksi secara seksual
Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium dekat permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa spesies lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual. Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam suatu ruangan yang disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian pula dengan arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau tangkai dan tampak sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari kaki dekat permukaan talus.
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
- Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi individu yang baru;
- Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A. formosae;
- Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.
F. Peranan lumut tanduk
- Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm experimen biologi tumbuhan.
- Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
- Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan.
- Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.
- Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
- Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies.
- Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit berupa talus yang sederhana.
- Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
- Reproduksi lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi, gammae, dan tuber atau umbi.
- Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai model dlm experimen biologi tumbuhan. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani Umum 4 . Bandung: ANGKASA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-tanduk-anthecerotopsida.html