Daftar isi
Studi Pendahuluan Analisis Vegetasi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya bergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.
Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungan dari sejarah dan pada faktor-faktor itu, mudah diukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya. Dalam abad ke-20 usaha-usaha diarahkan untuk menyederhanakan deskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara kuantitatif. Pembangunan/pengelolaan potensi sektor pertanian selama ini masih cenderung mengejar peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian namun kurang memperhatikan kestabilan dan keberlanjutan. Untuk itu diperlukannya pengetahuan agroekosistem khususnya dalam aspek vegetasi, agar tidak berdampak buruk pada degradasi sumberdaya lahan dan air tapi juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara ini adalah untuk pengetahuan kondisi lingkungan secara umum dan mengetahui komposisi vegetasi dan pola sebarannya.
B. Tinjauan Pustaka
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan maupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya (Riyanti 2010).
Pengelolaan potensi pertanian berdasarkan pendekatan agroekosistem merupakan metode yang lebih menyeluruh, sederhana dan mendasar yang meliputi aspek biofisik, sosial-ekonomi, dan kelembagaan. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Natassa et.al 2010). Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung.
Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh danteknik analisa vegetasi yang digunakan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba (Sundara, Pandian dan Swamy 2000). Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologistanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Anonim 2009).
Menurut Tjitrosoepomo (2002), menyatakan bahwa analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang agroekologi dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Andrie 2011). Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Irwanto 2007).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara study pendahuluan analisis vegetasi (reconanaisance study) ini dilaksanakan tanggal 20 April 2013 pada pukul 15.30 – 17.00 bertempat di Bukit Kendil Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) patok
2) tali rafia
3) Meteran
4) gunting
b. Bahan : berbagai macam jenis tumbuhan di Bukit Kendil
3. Cara Kerja
a. Membuat segitiga phytagoras dengan ukuran 3m x 4m x 5m dengan menggunakan tali raffia dan disetiap ujung sudut diberi patok.
b. Membuat perpanjangan pada salah satu sisi untuk membentuk sebuah persegi dengan ukuran 5m x 5m, kemudian 5m x 10m, 10m x 10m, 10m x 15m, 15m x 15m, dan 20m x 20m.
c. Mengamati tumbuhan yang ada didalam petakan yang telah dibuat, kemudian di catat untuk dianalisis termasuk jenis naungan, perdu, atau pohon (ukur diameter jika tumbuhan tersebut memiliki ukuran yang cukup besar).
d. Jika terjadi pengulangan jenis tumbuhan yang sama dan tidak terdapatnya spesies jenis tumbuhan baru, pengamatan diberhentikan sampai ke petak tersebut karena dianggap vegetasi sudah homogen.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Analisis Vegetasi
| No. | Luas Petakan | Nama spesies | Tipe Tumbuhan | Diameter Batang |
| 1. | Pohon bodhi | Pohon | ||
| 2. | Flamboyan | Pohon | ||
| 3. | 5 x 5 m | (unknown1) | Perdu | |
| 4. | (unknown2) | Perdu | ||
| 5. | (unknown3) | Naungan | 131 cm | |
| 1. | 5 x 10 m | (unknown4) | Naungan | 125 cm |
| 1. | 10 x 10 m | Pohon bodhi | Pohon | 24 cm |
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Untuk dapat mengamati vegetasi pada lahan bukit kendil ini, dilakukan dengan cara pembuatan petak dengan metode kuadrat phytagoras. Pertama membuat segitiga phytagoras dengan ukuran 3 x 4 x 5 m, setelah itu dilakukan pemanjangan sesuai petak yang ditentukan, dan jika terjadi pengulangan spesies dalam suatu petak berikutnya, maka akan dianggap vegetasi sudah homogeny dan tidak perlu dilakukan pengamatan. Pada petak dengan jarak 5 x 5 m, ditemukan spesies pohon bodhi dan flamboyan (tumbuhan masih kecil), dimana merupakan tipe tumbuhan pohon, dan terdapat 3 spesies yang belum diketahui namanya karena kurangnya info dan pengetahuan yang dimiliki. Dua tanaman tersebut termasuk perdu dan satunya termasuk naungan yang memiliki diameter 131 cm.Pada petak ukuran 5 x 10 m ditemukan pengulangan spesies pada spesies bertipe naungan yang tak diketahui namanya, spesies yang ditemukan pada lahan 5 x 10 m ini memiliki diameter 125 cm. pada petak 10 x 10 m, ditemukan spesies Pohon bodhi dengan diameter 24 cm.
Dari keseluruhan pengamatan, didapat bahwa pada luas petak 5 x 5 m, vegetasi di bukit kendil sudah homogen. Seharusnya bisa lebih bervariatif lagi karena bukit kendil bukan merupakan pekarangan yang tumbuhannya dibudidaya berdasarkan kehendak pemilik (vegetasi buatan). Hal ini dapat terjadi mungkin disebabkan karena spesies-spesies tersebut sangat adapatif terhadap persaingan antar tanaman, sehingga mereka tetap bisa bertahan hidup.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.
b. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan.
c. Keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
d. Bukit kendil yang berada di Fakultas Pertanian UNS memiliki vegetasi homogen pada petak dengan luas 5 x 5 m. Dimana spesies yang paling dominan adalah Pohon bodhi.
2. Saran
a. Dalam hal ini, praktikan harus lebih fokus dalam mengamati dan membawa peralatan yang lengkap.
b. Co-ass harus lebih mampu membimbing para praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrie. 2011. Ekologi. http://andriecaale.blogspot.com. Diakses tanggal 523 Mei 2013.
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. Oxford: Blackwell Scientific Publication.
Natassa, dkk. 2010. Analisa Vegetasi dengan Metode Kuadran. http://riyantilathyris.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Mei 2013.
Riyanti, 2010. Laporan Analisis Vegetasi. http://riyantilathyris.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Mei 2013.
Suyana, Jaka. Sains Tanah, Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi:Studi Keragaan Agroekosistem Untuk Pengembangan Potensi Pertanian di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Vol. 5 No. 2, Juli 2008. Jurusan Ilmu Tanah FP UNS Surakarta (83-99).
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. IT
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.