Laporan Proyek Penelitian Kuantitatif – Analisis Dampak Bulying Terhadap Perilaku Peserta Didik

Analisis Dampak Bulying Terhadap Perilaku Peserta Didik

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis. Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas, seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena “membiarkan” kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa “menyelesaikan” hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau bahkan disalahkan. Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala sesuatu terpusat pada dirinya) yang masih dominan. Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya.

Siswa yang tidak pernah mengalami bullying pasti tidak akan pernah merasa ketakutan bila datang ke sekolah.

Sebaliknya siswa yang pernah mengalami bullying pasti akan ketakutan dan merasa terancam baik fisik ataupun mentalnya.

Siswa yang mengalami bullying pasti akan merasakan ketakutan yang sangat mengancam baik fisik maupun mentalnya, dampak yang di terima siswa yang mengalami bullying adalah sebagai berikut ;

­–. Siswa pasti akan merasa Depresi,
–. Siswa akan kehilangan kepercayaan diri / minder,
–. Siswa berubah sifatnya yang dulunya selalu ceria menjadi Pemalu.,
–. Merosotnya prestasi akademik siswa,
–. Siswa akan merasa terisolasi dalam pergaulan,
– ………………………………………………………………………………………….. Siswa akan Terpikir atau bahkan mencoba untuk bunuh diri.

Berdasarkan permasalaham diatas, kami akan melakukan penelitian mengenai judul penelitian :

“Pengaruh Bullying terhadap Keperibadian Siswa”

B.     Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1)                  Apakah perilaku bullying dapat mempengaruhi kepribadian siswa ?

2)                  Seberapa besarkah perilaku bullying dapat mempengaruhi kepribadian siswa ?

C.     Tujuan Penelitian

1)      Untuk membuktikan apakah siswa yang menjadi korban bullying kepribadiannya berubah .

2)      Untuk membuktikan seberapa besarkah pengaruhnya.

D.    Manfaat Penelitian

1)      Bagisiswa

a.       Agar siswa bisa mengetahui perilaku yang benar dan perilaku yang salah

b.      Untuk membantu siswa yang menjadi dan belum menjadi korban bulliyng.

2)      Bagi guru

a.       Sebagai contoh materi untuk membertahu siswa tentang keburukan perilaku bulliying.

3)      Bagi Sekolah

a.       Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

b.      Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah berjalan.

4)      Bagi peneliti lain

a.       Sebagai reverensi dalam melakukan penelitian yang sama

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Landasan/ Kajian Teori

a.    Pengertian Bullying

Ken Rigby (2002:15) : “Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang secara   psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan yang kurang, oleh seseorang atau kelompok orang yang lebih kuat.”

Andrew Mellor (1997), seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris, mendefinisikan Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan dia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak berdaya untuk mencegahnya.

Barbara ColorosSo (2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.

Bullying  berasal  dari  kata  asal  bully,  yaitu  suatu  kata  yang  mengacu  pada  pengertian  adanya  “ancaman”  yang  dilakukan  seseorang  terhadap  orang  lain  (yang  umumnya  lebih  lemah  atau  “rendah”  dari  pelaku),  yang  menimbulkan  gangguan  psikis  bagi  korbannya,  berupa  stres  yang  muncul  dalam  bentuk  gangguan  fisik  atau  psikis,  atau  keduanya. Bully  biasanya  berlangsung  dalam  waktu  yang  lama  (tahunan),  sehingga  sangat  mungkin  mempengaruhi  korban  secra  psikis.

Mereka  sebagai  korban  bullying  sering  mengalami  ketakutan  untuk  sekolah  dan  menjadi  tidak  percaya  diri, merasa  tidak  nyaman,  dan  tidak  bahagia. Aksi  bullying  menyebabkan  seseorang  menjadi  terisolasi dari  kelompok  sebayanya karena  teman  sebaya korban  bullying  tidak  mau  akhirnya  mereka  menjadi target  bullying  karena  mereka  berteman  dengan  korban.

Cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja adalah menghimbau para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.Ajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program yang tegas, jelas dan terarah, kalau kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi dendam di sekolah tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para siswa sekolah, baik pada generasi ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi dan mencegah masalah bullying diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama antara guru,orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan sebagainya sangat diperlukan dalammenangani masalah ini.

b.   Pengertian Keperibadian siswa 

       Menurut teori konvergensi yang dikemukan oleh William Stern, dikemukakan bahwa perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan saja, tetapi faktor lingkungan juga ikut berpengaruh. Sehingga manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan anak adalah:

“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”

Menurut Ganter & Yeakel adalah lembaga yang terakreditasi bagi anak pengaruhnya terhadap sikap mereka mengembangkan adalah signifikan. Sikap dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bagi seorang anak untuk mendapatkan proses yang tepat. Salah satu fungsi utama dari sekolah adalah mencari pengetahuan. Sikap anak terhadap belajar terutama ditandai oleh pengetahuan mencari, dan sikap ini sering berubah dalam kondisi sekolah formal. Di banyak sekolah anak masih diharapkan menjadi tidak aktif, anak terkadang bersikap malas dan kurang ada rasa ingin tahu.

School Bulying menurut Riauksina, Djuwita dan Soesinto didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang memiliki kekuasaan, terhadap pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Cohen dengan teori subkebudayaan delinkuennya menjelaskan bahwa perilaku kenakalan dilakukan oleh anak-anak yang berkelompok dengan teman-temannya. Kenakalan ini salah satunya adalah bullying, yang menurut Cohen sebuah tindakan yang tidak memiliki asas atau tujuan yang jelas.

Shawn dan Mc Kay mengemukakan sebuah teori yang berpendapat bahwa kenakalan perlu di transmisi karena pengaruh gaya hidup dan  mendapatkan status merupakan hal yang penting. Teori ini dinamakan sebagai Cultural Transmission Theory.

·      Faktor Penyebab terjadinya perilaku Bullying

a. Hubungan keluarga

Oliver et al.,(Sanders, 2004: 123) mengemukakan enam karakteristik faktor latar belakang dari keluarga yang memengaruhi perilaku bullying pada individu, yaitu sebagai berikut.

1.      lingkungan emosional yang beku dan kaku dengan tidak adanya saling memperhatikan dan memberikan kasih sayang yang hangat;

2.      poa asuh yang permissive dengan pola asuh serba membolehkan, sedikit sekali memberikan aturan, membatasi untuk berperilaku, struktur keluarga yang kecil;

3.      Pengasingan keluarga dari masyarakat, kurangnya kepedulian terhadap hidup bermasyarakat, serta kurangnya keterlibatan keluarga dalam aktivitas bermasyarakat;

4.      konflik yang terjadi antara orangtua, dan ketidakharmonisan dalam keluarga;

5.      penggunaan disiplin, orangtua gagal untuk menghukum atau malah memperkuat perilaku agresi dan gagal untuk memberikan penghargaan;

6.      pola asuh orang tua yang otoriter dengan menggunakan kontrol dan hukuman sebagai bentuk disiplin yang tinggi, orang tua mencoba untuk membuat rumah tangga dengan aturan yang standar dan kaku.

Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh McCord and McCord (Berkowitz, 1993) menunjukkan bahwa penolakan, pelecehan (abusive), kesalahan mendidik (mistreatment), dan sikap keras orangtua terhadap anak cenderung menyebabkan anak bertindak agresif termasuk bullying (Retno Astuti, 2008:38).

b. Teman Sebaya

Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.

Pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan kelompoknya. Untuk dapat diterima dan merasa aman sepanjang saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka, anak- anak tidak hanya bergabung dengan kelompok-kelompok, mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu menyuburkan diskriminasi dan penindasan atau perilaku bullying (Coloroso, 2007: 65).

c. Pengaruh Media

Program televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan jejak pada benak pemirsanya. Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang mengandung unsur kekerasan ditonton anak-anak pra sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di televisi (Khairunnisa, 2008).

Hasil penelitian Saripah(2006: 3) mengatakan bahwa pengaru media dalam perilaku bullying sangat menentukan, survey yang dilakukan kompas memperlihatkan bahwa 56, 9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya mereka meniru gerakan (64%) dan kata-kata sebanyak(43%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa televisi memiliki peranan penting dalam pembentukan cara berfikir dan berperilaku. Hal ini tidak hanya terbatas pada media televisi saja, namun juga dalam semua bentuk media yang lain. Remaja yang terbiasa menonton kekerasan di media cenderung akan berperilaku agresif dan menggunakan agresi untuk menyelesaikan masalah.

Alasan bullying disekolah saat ini semakin meluas salah satunya adalah karena sebagian besar korban enggan menceritakan pengalaman mereka kepada pihak yang mempunyai kekuatan untuk mengubah cara berfikir mereka dan menghentikan siklus bullying, yaitu pihak sekolah dan orangtua. Korban merahasiakan bullying yang mereka derita karena takut pelaku akan semakin mengintensifkan bullying mereka. Akibatnya korban bisa semakin menyerap ”falsafah” bullying yang didapat dari seniornya dalam penelitian yang dilakukan oleh Riauskina dkk(Sugiharto, 2009: 24) korban mempunyai persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena.

1.      Tradisi;

2.      balas dendam karena dia dulu pernah diperlakukan sama;

3.      ingin menunjukkan kekuasaan;

4.      marah karena korban tidak berperilaku sesuai yang diharapkan;

5.      mendapat kepuasan;

6.      irihati.

Adapun korban mempersepsikan dirinya sendiri menjadi korban bullying karena.

1.      penampilan mencolok;

2.      berperilaku dengan tidak sesuai;

3.      perilaku dianggap tidak sopan;

4.      tradisi.

Bullying dilembaga pendidikan dapat terjadi karena adanya superioritas dalam diri siswa hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Coloroso (2007: 57) bullying adalah arogansi yang terwujud dalam tindakan. Remaja yang melakukan bullying memiliki hawa superioritas yang sering dijadikan topeng untuk menutupi ketidakmampuan dirinya. Pelaku bullying berdalih bahwa superioritas dianggap memperbolehkan remaja melukai seseorang yang mereka anggap lebih lemah padahal semuanya adalah dalih untuk merendahkan seseorang sehinngga mereka merasa lebih unggul.

B.     Hasil Penelitian Yang Relavan

1)      Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).

2)      Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).

C.     Kerangka Berpikir

                        Kerangka berfikir peneiliti adalah sebagai berikut;

Bab I mengenai Pendahuluan yang memuat latar beakang masalah,rumsan masalah, tujuan penelitian dan manfaat peneitian.

Sedangkan pada Bab II terdiri dari kajian teori, penelitian relavan, kerangka berfikir, dan hipotesis.

Bab III mengenai metode penelitian terdiri dari tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.

Bab IV memuat Deskripsi Data, Uji Prasyarat Analisis, Pengujian Hipotesis, Pembahasan Analisis Data.

Lalu Bab V atau PENUTUP memuat Kesimpulan dan Saran.

D.    Hipotesis

1.      Ha (Hipotesis Kerja): Terdapat pengaruh bullying  yang sangat signifikan terhadap keperibadian siswa

2.      Ho (Hipotesis Nol):  Tidak terdapat pengaruh bullying terhadap keperibadian siswa.

BAB III

METODE  PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dibuat dan dilakukan di Cilegon, 30 maret – 30 April 2016. Bertempat di SMA Negeri 3 Cilegon, karena peneliti sangat tertarik dengan topik yang dibuat dan dikaji secara sistematis, topik tersebut berjudul “Pengaruh Bullying  terhadap keperibadian siswa”.

B.     Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik kuantitatif, Penelitian Kuantitatif adalah Penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian -bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

C.     Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian perlu menentukan subjek dan objek penelitian, yang menjadi subjek penelitian adalah orang atau responden sebagai sumber data, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah yang menjadi pusat penelitian. Untuk lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut :

1.   Populasi

       Populasi dalam penelitian adalah sekumpulan individu, benda atau organisme yang jumlahnya cukup besar atau banyak ( keseluruhan subjek). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa/siswi dan wali murid SMA Negeri 3 Cilegon.

2.   Sampel

      Sampel dalam penelitian adalah wakil dari 1 populasi yang jumlahnya cukup besar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 siswa/siswi SMAN 3 Cilegon.

D.    Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel acak (random) untuk dapat mengumpulkan data dimana sampel diambil sedemikian rupa sehingga semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Dalam pengambilan sampel peneliti hanya mengambil 10 sampel.

E.     Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data dikenal dengan berbagai macam metode yaitu anatara lain: observasi, wawancara, dan metode kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner/ Angket yang disebar ke 10 siswa/siswi.

F.      Teknik Analisis Data.

Pada penelitian kuantitatif pengolahan data berlangsung melalui 3 tahap. ;

1.  Editing atau pemeriksaan data- data yang telah di kumpulkan,

2. Pembuatan kode/koding bertujuan menyederhanakan data melalui simbol-simbol tertentu,

3. Tabulasi atau proses memasukan data yang telah di kelompokan.

G.    Pengujian Hipotesis

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut ;

1.                  Hipotesis kerja (Ha) : Terdapat pengaruh bullying yang signifikan terhadap keperibadian siswa.

2.                  Hipotesis Nol (Ho) :  Tidak terdapat pengaruh bullying yang signifikan terhadap keperibadian siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data

Data ini didapat dari siswa-siswi SMA Negeri 3 Cilegon yang dilaksanakan dan dilakukan di Cilegon, 20 Maret sampai 30 April 2016 yang dibuat dan dikaji secara sistematis, topik tersebut berjudul “Pengaruh Bullying terhadap Keperibadian  siswa ”.Melalui teknik kuantitatif dan cara memperoleh data menggunakan metode kuesioner yang berjumlah 10 pernyataan dan disebarkan kepada 10 siswa-siswi menggunakan sampel random

B.     Pengujian Hipotesis

Rumus korelasi product moment

Keterangan      :

·         r : koefisien korelasi

·         n : jumlah responden

·         x : jumlah skor variabel “X” (variabel bebas)

·         y : jumlah skor variabel “Y” (variabel terikat)

·         xy : koefisien korelasi “X” dan “Y”

C.     Pembahasan Analisis Data

Setelah peneliti menerima jawaban kuesioner dari responden, maka selanjutnya melakkan pengolah data. Pada penelitian ini, diperoleh data yang telah diikhtisarkan dalam tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.1

Kenakalan Remaja (Variabel X)

N0Butir Pernyataan123456789101112131415Total
Nama Responden
1Anggia Nada43322234222223137
2Muslm Al Gifari43343344222224143
3M. Alifuddin43233344312313244
4Septiani Indah44133244122221136
5Aulia Afifah43333244211123440
6Viola Jessica44344244222223244
7 Asep Jubaedi43333244222233240
8Camka  Ayu P43421334111113133
9Dati Husnul .K43443233222214140
10Asri Ainun .A34322334112214136

Tabel 4.2

Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)

N0Butir Pernyataan123456789101112131415Total
Nama Responden
1Anggia Nada33232323322232136
2Muslm Al Gifari33232322233322136
3M. Alifuddin34331323241233138
4Septiani Indah33333113131121130
5Aulia Afifah33332222323232237
6Viola Jessica33322323332222136
7 Asep Jubaedi43322323322232238
8Camka  Ayu P34241111111114126
9Dati Husnul .K34232422124433241
10Asri Ainun .A43332113342221135

            Angket  atau kuesioner tentang “Pengaruh Bullying terhadap Keperibadian siswa ” dibuat berupa tabel X dan Y. Kemudian setiap jawaban pernyataan tersebut dengan skor tertinggi yang diperoleh adalah 44 untuk kuesioner Variabel X dan skor terendah yang diperoleh adalah 33 Sedangkan, untuk Variabel Y skor tertinggi yang di peroleh adalah 41 dan yang terendah 26 . Setiap skor yang diperoleh untuk variabel X dihubungkan dengan variabel Y.

            Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data responden untuk indikator variabel X di distribusikan pada variabel bebas. Angket yang disebar kepada 10 siswa-siswi sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana Pengaruh Bullying terhadap Keperibadian siswa.

1. PENGORGANISASIAN DATA

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data responden untuk indikator perubahan kurikulum 2013 akan didistribusikan pada variabel bebas. Angket yang disebar kepada 10 orang guru sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana perubahan kurikulum 2013 siswa dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3

Data Jawaban Kuesioner Indikator Pengaruh Bullying

NoNamaSkor (X)
1A.N37
2M.A.G43
3M.A44
4S.I36
5A.A40
6V.J44
7A.J40
8C.A.P33
9D.H.K40
10A.A.A36

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data responden untuk indikator keefektifan belajar siswa akan didistribusikan pada tabel terikat. Angket yang disebar kepada 10 orang siswa sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana keefektifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4

Data Jawaban Kuesioner Indikator Keperibadian Siswa

NoNamaSkor (Y)
1A.N36
2M.A.G36
3M.A38
4S.I30
5A.A37
6V.J36
7A.J38
8C.A.P26
9D.H.K41
10A.A.A35

2. HIPOTESIS STATISTIK

          Hipotesis yang dapat disusun, yaitu pengeruh Bullying akan membuat keperibadian siswa berubah. Dengan demikian, akan sangat berhubungan dengan Keperibadian siswa, karena pada dasarnya Bullying sangat mempengaruhi Keperibadian pada siswa.

3. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis diatas adalah teknik korelasi product moment dari Pearson.

Rumus korelasi product moment

Keterangan      :

·         r : koefisien korelasi

·         n : jumlah responden

·         x : jumlah skor variabel “X” (variabel bebas)

·         y : jumlah skor variabel “Y” (variabel terikat)

·         xy : koefisien korelasi “X” dan “Y”

langkah – langkah menggunakan rumus sebagai berikut :

·         menguadratkan nilai x pada seluruh subjek

·         menguadratkan nilai y pada seluruh subjek

·         mengalihkan nilai x dan y pada seluruh subjek

·         menjumlahkan semua skor hasil perhitungan pada x,y, , , dan xy

·         memasukan semua skor yang diperoleh yang diperoleh kedalam rumus diatas

TABEL KORELASI ANTARA X dan Y

No.XYXy
13736136912961332
24336184912961548
34438193614441672
4363012969001080
54037160013691480
64436193612961584
74038160014441520
833261089676858
94041160016811640
103635129612251260
JUMLAH393353155711262712714

Setelah perhitungan kita selesaikan , seanjutnya kita melakukan intepretasi hasil korelasi, sebagai berikut :

1.      Rumuskan hipotesis

2.      Tentukan nilay xy

3.      Konsultasikan xy dengan r pada tabel

4.      Membuat kesimpulan dari data yang diolah

5.      Membuat saran- saran

4. PENGELOLA DATA STATISTIK

          Pengelola data statistik mempunyai dua fungsi. Pertama, membantu peneliti melukiskan dan merangkum hasil pengumpulan datanya. Kedua, membantu meramalkan kesimpulan untuk suatu populasi yang lebih besar dari sekumpulan data yang diselidiki, yaitu antara lain:

1.      Mean

2.      Modus.

3.      Median.

Mean: Merupakan hasil bagi dari jumlah seluruh nilai dengan jumlah unit yang diamati.

Rumus :

Ket:

 = Mean

 Banyaknya subjek

= Jumlah data 

NilaiXififXi
25-3027,5255
31-3533266
36-403812456
41-45434172
Jumlah20749

 =  37,45

Modus dari Pengaruh Bullying  terhadap Keperibadian Siswa adalah 36 , karena memiliki frekuensi yang paling tinggi yaitu 5.

Rumus :

Ket:

Mo= Modus

L = batas bawah nyata interval kelas yang mengandung Mo

U= batas atas nyata interval kelas yang mengandung Mo

fa = selisih frekuensi kelas Mo dengan kelas sebelumnya

fb = selisih frekuensi kelas Mo dengan kelas sesudahnya

i = besarnya interval kelas.

Nilai26303335363738404344
Frekuensi1111522212

Median: Nilai tengah yang membagi seluruh nilai data sekelompok data berurutan menjadi dua bagian yang sama besar.

Rumus :

Ket:

 Me = Median

  n    =  Jumlah data

Nilai26303335363738404344

                                                            

                                                            Xs

Median  = X  = 5

              = Xs= 36,5

D.     HASIL PENELITIAN

            Menentukan koefesien korelasi

       Dalam menentukan koefesien kolerasi antara x dan y,rumus yang akan     digunakan adalah :

      Dilihat dari hasil perhitungan diatas tampak bahwa koefesien korelasi dari sampel adalah 5,797908558036613 yang menunjukkan hubungan sangat  kuat antara variable x (pengaruh Bullying) dengan variable y (terhadap kepribadian Siswa), maka kesimpulan sementara yang dapat  dibuat adalah bahwa hipotesis yang telah kami buat dalam jurnal ilmiah ini terbukti benar, karena Perilaku Bullying adalah perilaku yang sangat mempengaruhi pembentukan pribadi Siswa. Perilaku Bullying dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemikiran dan perilaku Siswa. Karena kepribadian Siswa akan muncul pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan apapun.

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dilihat dari penelitian di atas terdapat pengaruh Bullying yang sangat kuat terhadap Keperibadian Siswa dan dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Hasil pengujian analisi korelasi menyatakan bahwa Dilihat dari hasil perhitungan diatas tampak bahwa koefesien korelasi dari sampel adalah 5,797908558036613 yang menunjukkan hubungan sangat  kuat antara variable x (pengaruh Bullying) dengan variable y (terhadap kepribadian Siswa), maka kesimpulan sementara yang dapat  dibuat adalah bahwa hipotesis yang telah kami buat dalam jurnal ilmiah ini terbukti benar, karena Perilaku Bullying adalah perilaku yang sangat mempengaruhi pembentukan pribadi Siswa. Perilaku Bullying dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemikiran dan perilaku Siswa. Karena kepribadian Siswa akan muncul pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan apapun.

B.     Saran

1.      Janganlah perilaku Bullying di jadikan sebagai perilaku sehari- hari, karena dampaknya sangat mengkhawatirkan orang banyak terutam para remaja atau siswa. Siswa juga harus bisa memilih pergaulan yang baik dan benar agar dia tidak di buly temannya.

2.      Dalam penulisan karya ilmiah ini Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan nya. Demi kebaikan atau kesempurnaan penulisan ini, kami mohon kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

KEPUSTAKAAN

Daftar pustaka

·         Tugas penelitian Camka Ayu Pratiwi dan Khoirina Zulfa kelas X IIS 1

·         Tugas penelitian Risa Adam

·         www.httpewintribengkulu.blogspot.com

·         www.pengertianku.net

·         www.google.com

·         Tugas rangkuman Sosiologi

LAMPIRAN

LAMPIRAN KUESIONER

Pengaruh Bullying Terhadap Keperibadian Siswa

Nama
Kelas

Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah oleh karena itu, usahakan untuk tidak mengosongkan jawaban. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan tanda (ü) pada kolom yang tersedia.

Keterangan    :

  SS                  : Sangat Setuju

  S                    : Setuju

  TS                  : Tidak Setuju

  STS               : Sangat Tidak Setuju

Variabel  X : Bullying

NOPernyataanSSSTSSTS
1.Saya merasa kalau perilaku bullying adalah perilaku yang sangat buruk
2.Siswa yang pernah mengalami pembully-an pasti merasa terancam
3.Saya pernah mengalami Pembully-an
4.Siswa yang mengalami pembully-an pasti sangat tidak percaya diri saat datang ke sekolah
5.Siswa yang megalami pembully-an pasti sangat ketakutan bila datang ke sekolah
6.Saya sering membully teman saya
7.Pembully-an merupakan perilaku yang menyimpang
8.Bullying adalah perilaku yang harus di hindari
9.Bullying adalah perilaku yang sering saya lakukan
10.Membully teman sangat menyenangkan menurut saya
11 Saya merasa bangga ketika mengetahui sebutan jelek teman
12Saya senang membully teman dengan julukan jelek
13Saya senang membully teman dengan nama orang tuanya
14Ketika saya di bully saya selalu menghindar
15Saya selalu memberikan luka fisik dan mental kepada teman saya

Variabel Y : Keperibadian Siswa

NoPernyataanSSSTSSTS
1.Saya selalu semangat  belajar dalam kondisi apapun
2.Saya  merasa tidak nyaman belajar saat ada teman yang mengganggu
3.Saya selalu serius dalam belajar walaupun ada teman yang menggangu
4.Saya suka menolong orang yang sedang di bully
5.Saya tidak menyukai teman yang di bully
6.Saya merasa tidak percaya diri setelah di bully
7.Saya selalu merasa bahagia bila melihat teman di bully
8.Saya rajin belajar karena tidak ingin di bully oleh teman
9.Saya mudah merasa kecewa dan putus asa jika di bully oleh teman
10.Saya tidak mempedulikan teman yang membully saya
11Saya merasa terancam bila teman saya membully saya
12Saya merasa trauma sesudah di bully teman
13Saya sangat emosional ketika teman membully saya
14Saya sering membantu teman saya mem-bully
15Saya sering tidak sekolah karena takut di bully

Comments

Leave a Reply