Daftar isi
Projek Penyulingan Air Laut Menjadi Air Tawar
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan air, terutama manusia. Air merupakan salah satu unsure pokok kehidupansehari-hari, contohnyauntuk minum. Tanpa air minum tubuh akan terasa haus dan lambat laun akan menyebabkan dehidrasi. Air juga berfungsi sebagai media pembersih, seperti mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Dengan wilayah perairan yang sangat luas, maka sangat menguntungkan bagi suatu Negara untuk memanfaatkannya sebagai wujud pembangunan Negara. Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa air dapat menghidupkan bumi di suatu negeri.
Hal ini sesuai firman Allah dalam surah az-zukhruf ayat 11 yang artinya:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kami akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Q.S. AZ-ZUKHRUF/43:11)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menurunkan air dari langit sesuai dengan ukuran kebutuhan hamba-Nyadi bumi. Sehingga terbentuk lautan yang sangat luas yang dapat menghidupkan dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia di bumi. Sebagaimana diketahui, air laut tidak hanya membentangkan air yang di limpahtuah, melainkan juga air yang mengandung garam. Sehingga dari air laut menghasilkan suatu garam yang sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebanyak 97% air di bumi ini merupakan air laut. Sedangkan air tawar hanya 3%, dan air tawar tersebut dalam wujud glister dan salju. Hanya ada 1% air tawar yang benar-benar dapat dimanfaatkan, air ini terdapat di sungai, danau, dan air tanah. Sehingga, banyaknya kebutuhan air tawar bagi makhluk hidup menyebabkan terkurangnya persediaan air dalam bumi. Sedangkan dalam bumi, sebagian besar didominasi oleh air laut. Air laut itu sendiri tidak dapat di konsumsi sebagai air yang layak untuk di minum dan layak guna.
Air yang di butuhkan tentunya adalah air yang bersih dan sehat, dimana air tersebut sudah ditetapkan sebagai air yang layak untuk di konsumsi. Hamper semua industri menggunakan air sebagai bahan bakunya, oleh karena itu kebutuhan air selalu meningkat. Namun, tidak semua PDAM dapat menyediakan air sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada sistem pembelian air PDAM yang dibatasi agar setiap mesarakat dapat menggunakannya. Akan tetapi, tidak semua orang mampu untuk membeli atau mendapatkan air dengan mudah. Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan air sungai atau air laut secara langsung dan dimanfaatkan sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa ada proses tertentu untuk menjadikan air minum yang layak konsumsi. Sehingga akan mengakibatkan timbulnya wabah penyakit yang dibawah oleh bakteri air.
Oleh karena itu di butuhkan alat yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar yang layak minum dan layak guna. Satu-satunya jalan yang paling sederhana yang dapat dipraktekkan masyarakat awam adalah dengan cara destilasi (penyulingan). Proses ini dapat mengubah air yang awalnya memiliki kadar garam yang tinggi setelah di suling akan menghasilkan air tawar. Dengan cara ini setidaknya dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana proses pengolahan air laut menjadi ar tawar?
- Bagaimana kualitas air tawar yang di hasilkan dari penyulingan air laut?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan air laut menjadi air tawar
- Untuk mengetahui bagaimana kualitas yang di hasilkan dari penyulingan air laut menjadi air tawar.
Bab II. Kajian Pustaka
Air merupakan unsur yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten, peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati saat ini. Oleh karena itu, pengembangan dan pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo, dkk..2005)
Jenis sumber air di bumi ini pada dasarnya ada dua macam, yaitu air laut dan air tawar. Air di bumi ini kira-kira 75% dari luas permukaan bumi.dimana air laut memiliki kuantitas yang lebih banyak dibandingkan dengan air tawar. Namun, keduanya berasal dari sumber yang sama setelah melewati beberapa proses yang secra terus menerus berputar. Peputaran kedua air tersebut dimulai dengan menguapkan air yang terdapat di lautan dan di samudra. Sehingga air yang pada mulanya berupa zat cair, berubah menjadi zat uap yang saling menumpuk dalam bentuk awan yang selanjutnya menjadi tetesan air yang jatuh ke dalam bumi. Sebagian hujan yang jatuh di lautan, samudra, sungai-ungai, dan seluruh permukaan bumi di wilayah tertentu di mana hujan tersebut turun.
Air laut sendiri merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas, yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Laut juga adalah salah satu unsure pembentuk planet bumi selain daratan. Kandungan dalam laut di bumi sangat beragam, mayoritas kandungan yang terdapat didalamnya sangat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan makhluk hidup. Manfaat laut bagi kehidupan sehari-hari sangat banyak. Contohnya dalam bidang pertambangan, seperti bahan bakar minyak dan bensin, menghasilkan garam, rumput laut, dan laut juga menyediakan surga protein bagi manusia khususnya. Karena di laut terdapat banyak jenis ikan yang biasa dikonsumsi manusia, laut juga digunakan sebagai rekreasai/hiburan, dan digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Air tawar merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. air tawar tidak banyak mengandung larutan garam dan larutan mineral di dalamnya. Saat membutuhkan air tawar, orang biasanya merujuk pada air sumur, danau, sungai, dan salju atau es. Air tawar ini merupakan salah satu air yang dapat diminum oleh manusia. Banyaknya kebutuhan air tawar dibandingkan air laut menyebabkan berkurangnya stok air tawar dalam bumi ini. Kaduatie mengungkapkan bahwa factor utama krisis air adalah perilak kurang terpuji manusia itu sendiri, seperti menebang hutan secara liar. Masyarakat juga pada umumnya tidak memahami prinsip perlindungan sumber air minum tingkat rumah tangga maupun skala lingkungan.
Hilman Masnellyarti mengungkapkan bahwa kelangkaan air bersih disebabkan pula oleh pencemaran limbah di sungai. Selain itu, populasi yang terus bertambah dan persebaran penduduk yang tidak merata. Pemanfaatan sumber daya air bagi kebutuhan umum semakin hari semakin meningkat, hal ini seirama dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia yang memberikan konsekuensi logis terhadapupaya-upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Disisi lain, kebutuhan akan sumber daya air semakin meningkat, disisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan pencemaran sumber daya implikasi industry, dan populasi yang tidak di sertai dengan penyebaran yang merata sehingga menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang tidak terlayani fasilitas air bersih.
Untuk itu, diperlukan suatu alternative pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut , maka perlu dikaji tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan air bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat ketika menggunakan air laut sebagai bahan baku air PDAM. Proses pengolahan air asin menjadi air tawar disebut destilasi (penyulingan).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kompor
b. Panci/dandang/kotak biscuit bekas
c. Papan
d. Gelas
e. Selang
f. Botol aqua
2. Bahan
a. Air laut
b. Air tawar
GAMBAR RANGKAIAN
Ket :
1. Papan
2. Kompor
3. Panci/kotak biskuit
4. Air laut
5. Botol aqua
6. Air tawar
7. Selang
8. Gelas
9. Air tawar hasil penyulingan
3.2. Cara kerja
1. Siapkan alat-alat yang sudah dirangkai sedemikian rupa sesuai dengan rangkaian
2. Masukkan air laut kedalam panci
3. Panaskan air laut dan tunggu sampai air laut mendidih mencapai 125°C
4. Amatilah air laut yang keluar melalui selang
3.3. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksaan praktikum ini yaitu di laksanakan pada:
Waktu : Pukul 16:35 wita
Tempat : Laboratorium MAN Tomini
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Penagamatan | Air tawar murni | Air tawar hasil penyulingan air laut |
Warna | Putih jernih | Sedikit putih kekuningan |
Aroma | Air biasa | Sedikit berbau |
Rasa | Air biasa | Tidak asin |
Endapan | Lebih banyak | Lebih sedikit |
Mikroorganisme | Tidak ada | Tidak ada |
4.2. Pembahasan
Distilasi atau penyulinga adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga sebagai tekhnik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat di didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian di dinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada sebuah teori yang mengatakan bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi di dasarkan pada hukum Radult dan hukum Dalton.
Prinsip penyulingan air laut ini sama dengan siklus air. Dari air laut yang dipanaskan oleh radiasi sinar matahari akan menguap menjadi butiran-butiran yang mengandung air. Uap tersebut akan naik ke atas langit sebagaimana udara. Setelah mencapai ketinggian tertentu, air tersebut mengalami proses pengembunan oleh hawa dingi di sekitarnya. Setelah mengembun, uap air akan menjadi air yang tawar dan akhirnya jatuh kembali ke bumi. Sesuai dengan siklus air di alam, maka ditemukanlah cara sederhana mengubah air laut menjadi air tawar yang layak untuk dikonsumsi. Serta alat dan bahannya pun mudah ditemukan di sekirar kita dan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk membuat alat tersebut. Cara ini di harapkan dapat menjadi alternative bagi masyarakat yang kekurangan air bersih.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa air yang dihasilkan dari proses distilasi (penyulingan) air laut baik dari segi warna, aroma, rasa, jumlah endapan, dan mikroorganismenya tidak jauh beda dengan air tawar murni yang sering kita konsumsi sehari-hari, dan kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses distilasi ini kualitasnya sudah terjamin setelah proses distilasi usai. Air tawar yang dihasilkan telah siap untuk dikonsumsi, ini disebabkan karena air tawar sudah memenuhi standar air bersih yang di tetapkan oleh dunia (WHO).
.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Air laut dapat diubah menjadi air tawar melalui proses distilasi
2. Kualitas air tawar yang dihasilkan melalui proses distilasi sama dengan air tawar murni yang terjamin kesehatannya
5.2. Saran
- Jagalah lingkungan yang telah disediakan tuhan agar selalu terjaga sumber kebutuhan makhluk hidup seperti kebutuhan akan air bersih
- Perlu adanya pengenalan bagi masyarakat yang jauh akan air bersih, agar dengan cara ini dapat menjadi salah satu alternative unutk memperoleh air tawar bersih dengan mudah dan murah
DAFTAR PUSTAKA
Rismundar. 2001. AIR. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Anjayani, Eni & Heryanto, Tri. 2009: Geografi SMA/MA kelas X: PT: Wacana Jaya Cemerlang
Siahaan & Suhendi. 1989. Hukum Laut Nasional. Jakarta: Djambatan
Desitilasiairlautnovi10.blogspot.com
Sites.google.com/site/tableex.blogspot.com
http://tableex.blogspot.com/2013/03/cara-sederhana-merubah-air-laut-menjadi.html
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.