Daftar isi
Praktikum Reptil
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Fosil-fosil tertua, ditemukan di bebatuan dari Nova Scotia, berasal dari akhir periode Karbon, sekitar 310 juta tahun lalu. Salah satu kelompok utama reptil pertama yang muncul adalah parareptil (parareptile), yang sebagian besar merupakan herbivor kuadrupedal besar yang bertubuh kekar. Beberapa parareptil memiliki lempengan pada kulitnya yang mungkin telah digunakan untuk memepertahankan diri dari predator. Parareptil musnah sekitar 200 juta tahun lalu, pada pengujung periode Trias (Campbell, dkk. 2008).
Ketika parareptil mengalami penurunan, klad reptil purba yang lain, diapsida (diapsid), berdiversifikasi. Salah satu karakter turunan yang paling jelas pada diapsida adalah sepasang lubang disisi dua tengkorak, dibelakang rongga mata. Diapsida terdiri dari dua garis keturunan utama. Satu garis keturunan memunculkan lepidosaurus (lepidosaur), yang mencakup tuatara, kadal, dan ular. Garis keturunan ini juga menghasilkan sejumlah reptil laut, termasuk monosaurus raksasa. Panjang beberapa spesies yang hidup di laut ini menandingi paus masa kini semua spesies reptil laut ini telah punah (Campbell, dkk. 2008).
Hewan reptil mempunyai kulit yang bersisik atau berketul yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki, kebanyakan reptilia bertelur (ovivar), walaupun sebagian ada yang menyimpan telur di dlam perut induk hingga menetas (Lestrari, 2013).
Salah satu reptilia tersebut adalah kadal (Mabouya multifacinata). Kadal merupakan reptilia dari ordo squamata yang diikenal sebagai kadal. Kadal ternasuk orod squamata yang mencakup 6.000 spesies yang masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo Lacertilian mencakup kira-kira 180 spesies dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh benua Eropa, Asia dan Afrika (Lestrari, 2013).
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berubah sejak saat itu (Kurniawan, 2013).
B. Tujuan
Melalui pengamatan morfologi dan anatomi, mahasiswa di harapkan mempunyai kemampuan untuk :
- Menetukan bagian-bagian leher, badan dan ekor.
- Menunjukkan cavum oris, nares anterior, organon visus, dan tuba auditive.
- Menunjukkan daerah organ pada daerah yang meliputi anggota badan depan, dan anggota badan belakang.
- Menunjukkan macam-macam digiti.
- Membandingkan tipe sisik, kepala, leher, badan, dan ekor.
- Menjelaskan topografi dan struktur penyusun organ pada daerah kepala, leher, badan dan ekor.
- Menjelaskan fungsi setiap organ penyusun pada daerah kepala, leher, badan dan ekor.
- Mengidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi.
- Menggambar organ-organ viscera yang menyusun sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, koordinasi, ekskresi, dan reproduksi. Serta membuat deskripsi berdasarkan torfologi di dalam tubuh.
- Menjelaskan fungsi penyusun sistem organ tersebut.
Bab II. Kajian Pustaka
A. Ciri-ciri Reptil
Adapun ciri-ciri dari reptil adalah sebagai berikut ( Koesoema, 2013):
- Reptilia adalah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin.
- Memiliki sisikyang menutupi tubuhnya.
- Poikiloterm suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan. Untuk mengatur suhu.
- Tubuh reptil melakukan mekanisme baskingyaitu berjemur di bawah sinar matahari.
- Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit.
- Beberapa ordo dan sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian.
- Kulit baik secara total, sebagian atau tidak sama sekali.
- Reptilia merupakan kelompok yang teradaptasi untuk kehidupan terrestrial penuh atau kehidupan di permukaan tanah.
- Reptil termasuk tetrapodaatau memiliki 4 buah tungkai/kaki. Kakinya ada yang pendek dan tidak memiliki kaki secara langsung.
- Mayoritas reptil adalah ovipar(bertelur) dan memiliki telur yang bercangkang keras, namun ada pula yang ovovivipar(bertelur melahirkan).
- Ukuran reptil bervariasi. Dari yang terkecil 1,6 cmsampai yang terbesar sekitar 6 meter.
B. Pengertian Reptil
Reptil berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik dan bernafas menggunakan paru-paru . Sebagian besar kelas ini merupakan hewan tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Kelas ini memiliki ciri khas yaitu tubuh anggota kelas reptil di tutupi oleh sisik atau memiliki sisik dan memiliki jari kaki bercakar kecuali ular (Rinaldy, 2013).
Salah satu keturunan Lepidosaurus yang sintas direpresentasikan oleh dua spesies reptil serupa kadal, disebut tuatara. Bukti fosil mengindikasikan bahwa kerabat-kerabat tuatara hidup setidaknya 220 juta tahun lalu. Organisme-organisme ini melimpah di banyak benua selama periode Kreta, dengan panjang tubuh yang mencapai satu meter. Akan teteapi saat ini tuatara hanya ditemukan di lepass pantai selandia baru. Saat manusia tiba di selandia baru 750 tahun lalu, tikus-tikus yang menyertai manusia memakan telur-telur tuatara, pada akhirnya menghilangkan repil-reptil tersebut di pulau-pulau utama Selandia Baru. Tuatara yang tersisa di pulau-pulau luar memiliki panjang sekitar 50 cm dan memakan serangga, kadal kecil, serta telur burung dan anak burung. Mereka dapat berumur lebih dari 100 tahun. Kesintasan tuatara di masa depan bergantung pada kondisi habitat-habitatnya yang tetap dipertahankan agar bebas dari tikus (Campbell, dkk. 2008).
Sebagian besar reptil hidup di habitat panas atau hangat seperti gurun dan padang rumput kering. Namun ada juga reptil yang hidup di dalam rumah seperti cicak. Reptilia hanya membutuhkan sedikit makanan dan air dan tidak menjadikan makanan untuk menghasilkan panas tubuh. Sebagian besar reptil menghabiskan seluruh hidupnya jauh dari air namun masih ada sebagian kecil reptil menghabiskan waktunya di perairan. Walaupun demikian, sebagian besar reptil bertelur di darat. Bayi Reptil menetas dari telur mirip induknya namun berukuran kecil.dan tidak ada proses metamorfosis (Rinaldy, 2013).
C. Klasifikasi Reptil
Terdapat lebih dari 8.000 jenis di dunia, terbagi atas 4 ordo yaitu: ordo Testudinates, ordo Rhynchocephalia, ordo Squamata , ordo Crocodylia (Rinaldy, 2013).
a. Reptil Ordo Testudinates
Testudinates merupakan ordoreptil yang memiliki cangkang sebagai tempat berlindung maupun menjadi bagian tubuhnya. Cangkang tersebut terbagi menjadi 2 yaitu karapaks pada bagian atas dan plastron sebagai perisai dada. Cangkang ini menjadi tameng yang melindungi hewan ini dari pemangsa dan juga dari sengatan matahari. Yang termasuk ke dalam ordo ini adalah segala jenis kura-kura dan penyu.
Penyu merupakan hewan reptil yang termasuk ordo testudinates. Pada fase berkembang biak, Penyu menuju tepi pantai untuk bertelur. Penyu laut mempunyai cangkang yang ringan dan datar sehingga dapat bergerk dengan lebih mudah di dalam air. Penyu dan kura-kura adalah anggota kuno dari dunia reptil dan mampu bertahan hidup hingga 150 tahun. Habitat kura-kura adalah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sedangkan habitat penyu yaitu di laut dan tepi laut. Makanannya adalah tumbuhan yang hidup di dalam air.
b. Reptil Ordo Rhynchocephalia
Rhynchocephalia merupakan ordo reptil yang anggotanya merupakan kadal-kadal purba. Salah satu contohnya adalah tuatara. Hewan ini hanya tersisa dua jenis di dunia dan merupakan spesies endemik di Selandia Baru. Selain itu, kadal ini merupakan bukti peninggalan zaman dinosaurus yang hidup pada 200 juta tahun yang lalu.
Tuatara nampak mirip dengan kadal biasa, namun terdapat perbedaan yang menyebabkan tuatara tidak digolongkan pada ordo Squamata seperti kadal. Tulang dada tuatara memiliki engsel yang berbeda dengan kadal, tuatara memiliki paruh pada rahang atasnya dan tuatara berumur panjang. Habitat tuatara adalah di hutan. Makanan tuatara adalah serangga.
c. Reptil Ordo Squamata
Squamata merupakan ordo reptil yang mengalami pergantian kulit atau sisik secara periodik. Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Squamata sendiri diklasifikasikan menjadi tiga sub-ordo, yaitu Sauria (contohnya kadal, iguana, dsb), Ophidia (bangsa ular-ularan), dan Amphisbaenia (Squamata tak bertungkai, sisik tersusun seperti cincin-cincin). Ordo Squamata seperti ular masih bisa sering ditemukan di pemukiman warga.
Ular memiliki pendengaran dan penglihatan yang lemah namun kelemahan tersebut dapat ditutupi oleh kelebihan ular yang dapat menemukan mangsa dengan menangkap getaran yang merambat di tanah. Sebagian ular mempunyai lubang-lubang di wajah untuk mendeteksi panas dari mangsanya. Kulit ular tidak tumbuh bersama tubuhnya sehingga ular harus mengganti kulitnya pada saat pertumbuhan.
Kadal biasa ditemukan di pesawahan. Hewan ini berkaki empat dan bersisik seperti hewan reptil lainnya. Jenis kadal yang terkenal di Indonesia adalah Komodo. Komodo merupakan hewan langka dan dilindungi di Indonesia yang berada di Pulau Komodo. Komodo dan biawak berada pada genus yang sama namun berbeda spesies. Habitat ular dan kadal-kadalan yaitu di sawah, hutan tropis ataupun gurun. Ular merupakan hewan pemakan daging seperti kodok, rusa dan ikan. Sedangkan kadal pemakan serangga.
d. Reptil Ordo Crocodila
Crocodila merupakan ordo yang mencakup reptil yang berukuran paling besar diantara yang lain. Kulitnya ditutupi oleh sisik sisik dari bahan tanduk yang termodifikasi bentuknya menjadi seperti perisai. Buaya memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang. Pola perilakunya yang paling mencolok adalah ordo ini sangat suka berjemur di siang hari untuk menaikkan suhu tubuhnya. Crocodilian termasuk hewan nokturnal, tapi tidak menutup kemungkinan bangsa ini berburu di siang hari. Di habitatnya, buaya dewasa memiliki daerah kekuasaan untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya. Ordo ini dibagi menjadi tiga famili, antara lain famili alligatoridae, famili crocodylidae, famili gavialidae. Aligator termasuk keluarga buaya. Buaya dan aligator memiliki perbedaan dari moncongnya. Buaya memiliki moncong yang lebih memanjang menyerupai huruf V. Sedangkan Aligator memiliki moncong yang relatif pendek dan menyerupai huruf U (Jasin, 1984).
D. Reproduksi Reptil
Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hisup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah hal ini juga bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Pada rantai makanan, bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini dan akan menghancurkan sebuah ekosistem atau bahkan peradaban. Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertiliasi internal) (Lestari,2013).
Umumnya reproduksi vertebrata adalah sama, tetapi karena faktor lain seperti tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Kadal memiliki organ reproduksi yang unik hemipenis. Hemipenis merupakan sepasang alat kopulasi yang berupa tonjolan di dinding kloaka, hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan kopulasi maka di tonjolkan keluar. Oleh karena kadal memiliki alat kopulasi maka kadal mengadakan fertilisasi internal (Lestari,2013).
Bab III. Metode Praktikum
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun dilaksanakannya praktikum zoologi vertebrata tentang Reptil pada hari Rabu, 14 April 2014 pukul 13.20 – 15.00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
a. Alat Praktikum
- Mikroskop stereo
- Loupe
- Gelas arloji
- Seperangkat alat bedah
- Lap (serbet)
b. Bahan Praktikum
Kadal yang masih hidup (Mabouya multifacinata).
c. Cara Kerja
1. Persiapan bahan amatan
- Mencari kadal (Mabouya multifacinata)
- Menyediakan alat bantu pengamatan seperti mikroskop stereo, loupe gelas arloji dan alat-alat lain yang terkait.
2. Melakukan pengamatan, antara lain:
- Kadal dibius kemudian diletakkan pada papan seksi selanjutnya diamati di bawah mikroskop stereo.
- Dilakukan pengamatan secara morfologi yang meliputi kepala, dan badan.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Tabel hasil pengamatan
Gambar pengamatan morfologi Kadal (Mabouya multifacinata) |
Gambar pengamatan Rima oris pada kadal |
Gambar pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifacinata) |
B. Pembahasan
Pada praktikum morfologi kadal (Mabouya multifacinata) terdiri dari empat bagian pada tubuh kadal yaitu, kepala (caput), leher (cervix), truncus (badan), ekor (caudal). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata (organum visus), mulut (cavum oris), hidung (nares anterior). Kepala berbentuk pipih dan meruncing kebagian ujungnya. Rahang atas dan bawah yang membatasi bagian sisi mulut, mengandung gigi-gigi halus yang sama bentuknya. Mata mempunyai kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang dapat digerakan. Sepasang lubang hidung yang kecil terletak diujung moncongnya telinga, telah tampak adanya lubang telinga luar denngan gendang pendengaran yang letaknya agak kedalam.
Badan bentuknya bulat memanjang sisik pada daerah perut warnanya putih kekuning-kuningan sisik pada daerah punggung berwarna coklat tua. Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan (truncus) terdapat branchium atau disebut lengan bagian atas, lengan bagian bawah disebut anterior branchium, di bawah anterior branchium terdapat lima jari yang disebut digiti dan pada bagian jari terdapat cakar yang berfungsi untuk memanjat di bagian kaki belakang terdapat femur, crus, pes, dan manus. Di dekat kaki bagian belakang terdapat kloaka. Pada mulut kadal terdapat bagian-bagian seperti choana primer, palatum, ostumtubae auditive, dentes, choana sekunder semua bagian ini disebut maxilla, rima glotis dan lingau bifida di sebut mandibulla. Anatomi pada kadal terdapat trachea, cor, pulma, fallea, ventriolus, hepar, pancreas, vesica urinaria, rectum, duodenum, intestine tenve, dan ductus dereus.
Kadal memiliki kulit yang berwarna, kulit pada kadal ini pada umumnya tertutup oleh lapisan epidermal yang menanduk, kadang-kadang di bagian bawah disokong oleh lapisan-lapisan lamina derminalis yang menulang. Lubang pelepasan selalu berubah celah yang transversal. Kadal ini mempunyai dua anggota badan yang bersifat pentadactil. Memiliki membran tympani yang tidak cembung dan celah auris externa dapat digerakkan juga membran nictitans. Cervix pada kadal ini jauh lebih panjang di bandingkan dari classis amphibia.
Truncus biasanya panjang dan convex di mana pada bagian dorsalnya berwarna cokelat kekuningan dan bagian ventralnya putih. Pada truncus ini terdapat ekstrimitas cranialis di sebelah cranio lateral truncus, berjumlah sepasang ke kanan dan ke kiri, terdiri dari brachium (tangan) dengan lima digiti. Extrimitas caudalis terletak di sebelah caudal lateral. Adapun bagian bagiannya ialah femur (paha), crus (tungkai), pes (kaki) dengan lima digiti. Pada ujung ventrocaudal tempatnya pada basis caudal terdapat cloaca bertipe plagiotremata yaitu berupa celah melintang. Celah ini di sebelah cranial ditutupi oleh deretan squama. Caudal (ekor) panjang sekali, hampir dua kali panjang badan kepala (Brotowidjojo, 1995).
Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar. Sistem pencernaan kadal terdiri dari tenggorokan yang panjang dan lambung yang sederhana. Jantung kadal memanjang dan berwarna merah tua didepannya terlihat batang trachea. Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu pericandrium.
Lidah kadal dapat begitu ramping ataupun bebas melebar, taringnya ada bersama gerigi. Biasanya besar dan sama pendek. Sistem urogenital kadal terdiri atas sepasang ginjal, cairan dari ginjal keluar ureter kemudian bermuara pada kloaka. Pangkal ureter terdapat vesica urinaria, organ urogenital betina terdiri dari sepasang indung telur (ovarium) yang berwarna kuning seperti halnya testis pada hewan jantan. Ovarium kanan pada hewan betina letaknya lebih tinggi. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventra colummna teratur, berwarna merah tua, terdiri dari dual obi anterior dan posterior. Kadal mempunyai kantong kemih atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk melembabkan tanah yang akan digunakan sebagai sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan di serap kembali ke dalam kantong urine (Brotowidjojo, 1995).
Bab V. Penutup
A. Kesimpulan
Kadal merupakan reptil yang berjalan melata (merayap). Reptil merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik dan bernafas menggunakan paru-paru. Sebagian besar kelas ini merupakan hewan tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Pada praktikum kami mengamati morfologi dan anatomi kadal, yaitu :
- Kadal (Mabouya multifasciata) masuk dalam ordo squamata.
- Tubuh kadal terdiri dari caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan caudal (ekor).
- Ciri-ciri kadal (Mabouya multifasciata) hidup di darat, tubuhnya tertutup oleh sisik atau kulit kering yang menanduk, memiliki ekor dan bernafas dengan paru-paru.
B. Saran
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan mengamati dengan teliti bagian anatomi pada kadal, sehingga praktikan dapat melihat dengan jelas anatomi pada kadal, pada saat pembedahan praktikan harus hati-hati agar organ yang akan diamati tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
A Campbell Neil, Jane B. Reece, Lis A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jakson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Brotowidjojo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Koesoema, Doni. 2013. Hewan Vertebrata. Website: http://www. Pendidikan karakter.org/images/VERTEBRATA%20X-42013. pdf. Diakses pada hari Jum’at, 16 Mei 2014 10.00 WIB
Kurniawan, Anas. 2013. Kelas Reptil. Website: http://www. sharepdf.com/ 97 1200c152c5401eaf5e32f26a48c5fb/Praktikum%204%20Reptilia.pdf.Diakses pada hari Jum’at, 16 Mei 2014 09.30 WIB
Lestari, Lara Anita Puji. 2013. Struktur Anatomi Dan Organ Reproduksi Jantan Pada Kadal. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta. Website: http:// digilib.uinsuka.ac.id/7260/2/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada hari Kamis, 15 Mei 2014 10.00 WIB
Rinaldy. 2013. Amfibi dan Reptil. Website: http://elib. unikom. ac. id/ files/ disk1/ 633/ jbptunikompp-gdl-rinaldyaul-31605-10 unikom_r-i.pdf. Di akses pada hari Kamis, 15 Mei 2014 10.20 WIB
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.