Laporan Praktikum Plankton

Plankton

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan Indonesia juga sangat banyak terdapat plankton.

Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus dan arah

Plankton adalah setiap organisme hanyut ( hewan, tumbuhan, archaea, atau bakteri ) yang menempati zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada taksonomi filogenetik atau klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar, lebih dikenal organisme akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies planktik ( atau bagian plankton lihat di Terminologi ) berukuran mikro dalam ukuran, plankton termasuk organisme meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar seperti ubur-ubur (Sidiq. 2008).

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton di waduk FAPERIKA UR dan sebagai informasi mengenai plankton bagi para pembaca, khususnya mahasiswa FAPERIKA UR juga untuk memenuhi tugas laporan hasil praktikum Ekologi Perairan mengenai Plankton.

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui seberapa banyak jenis plankton yang ada diwaduk FAPERIKA UR. Kita juga dapat memahami langkah-langkah untuk mengidentifikasi plankton disuatu perairan sehingga juga dapat dilakukan pada area yang lainnya. Tak hanya itu, penulisan makalah ini juga dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita bagaimana  cara membedakan antar jenis plankton sehingga dan dapat meningkatkan pemahaman praktikan tentang jenis-jenis plankton.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi tingkatan trofik perairan tersebut. fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama oleh perubahan berbagai faktor lingkungan .salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di suatu perairan. unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas suatu perairan (Uun, 2006).

Plankton mempunyai massa yang aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi, dimana untuk phytoplankton akan terdapat dalam jumlah besar pada siang hari dan zooplankton pada malam hari. (Fajri, 2013).

Penyumbang oksigen planet Bumi selama ini yang kita tahu adalah pohon, tapi pada kenyataannya ternyata plankton lah ayang merupakan penyumbang oksigen terbesar di planet Bumi. Pohon hanya menumbang oksigen sebesar 20% untuk Planet Bumi. Pohon berguna untuk mitigasi (mengurangi) karbondioksida yang ada di bumi. (http://adityaaqbari.blogspot.com/2010/12/penyumbang-oksigen-terbesar-bagi-bumi.html).

Menurut Nontji (2005), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga organisme tersebut terbawa oleh arus namun, mempunyai peranan penting dalam ekosistem laut, karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.

Klasifikasi dalam biologi membedakan plankton dalam dua kategori utama yaitu fitoplankton yang meliputi semua hubungan renik dan zooplankton yang meliputi hewan yang umumnya renik (Rutter, 1973 dalam Sahrainy, 2001).

Walaupun Plankton potensial berbahaya menyebar luas secara geografis dan hal ini mengidentifikasikan adanya kisaran yang luas terhadap toleransi suhu, tetapi spesies alga potensial berbahaya daerah tropik mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu optimal bagi spesies alga potensial berbahaya adalah 250–300 C dan kemampuan proses fotosintesis akan menurun tajam apabila suhu perairan berada di luar kisaran optimal tersebut (Gross dan Enevoldsen, 1998 dalam Gosari, 2002).

Bab III. Metode Penelitian

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan mengenai Palnkton dilaksanakan padahari Selasa, 26 Maret 2013 pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB bertempat di Waduk FAPERIKA UR dan di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan UR, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air sampel, sedangkan  alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah planktonnet, mikroskop binokuler, objek glass, cover glass,  buku identifiksi plankton, pipet tetes, ember dan kalkulator ( yang memiliki log).

3.3  Metodelogi Praktikum

Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey, yakni penelitian langsung ke lokasi dengan menggunakan analisis secara ek situ.

3.4 Prosedur Praktikum

Sebelum praktikum dimulai, asisten menjelaskan cara menggunakan alat-alat yang akan digunakan nantinya. Asisten juga menjelasakan cara perhitungan kelimpahan atau pencacahan plankton. Kemudian, asisten beserta praktikan pergi menuju waduk sambil membawa alat-alat yang dibutuhkan untuk segera melakukan penelitian.

PENGAMBILAN SAMPEL PLANKTON

Pertama sekali siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti planktonnet, emeber dan botol. Kemudian tentukan lokasi pengambilan sampel plankton. Setelah lokasi ditemukan, maka ambil air dengan menggunakan ember lalu saring  menggunakan planktonnet. Begitulah seterusnya hingga air yang disaring mencapai sepuluh ember. Setelah sampel yang diambil mencukupi, maka bawa air hasil saringan tadi ke laboratorium untuk diamati jenis plankton apa yang terdapat pada air sampel tersebut dengn menggunakan mikroskop.

PENENTUAN JENIS PLANKTON

Siapakan bahan  dan alat yang akan digunakan, seperti air samapal hasil saringan dengan menggunakan planktonnet, mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes dan buku identifikasi plankton. Ambil satu tetes air sampel dengan menggunakan pipet tetes lalu taruh di objek glass, stelah itu tutup objek glass dengan cover glass lalu taruh ditempat objek glass pada mikroskop. Tentukan perbesaran dan atur posisi objek glass sedemikian rupa hingga terlihat plankton yang terkandung pada air sampel tadi. Namun, jika plankton tak juga terlihat pada air sampel, ganti air sampel yang ada di objek glass dengan air sampel yang baru yang ada di botol. Lalu bersihkan objek glass dari air sampel yang tidak ditemukan plankton tadi, dan teteskan kembali air sampel ke objek glass dan amati kembali menggunakan mikroskop. Setelah plankton ditemukan, maka sesuaikan bentuk plankton dengan yang ada di buku identifikasi plankton. Setelah sesuai, gambarkan pada lembar kerja praktikum. Jangan lupa tuliskan juga nama kelas, jenis dan berapa jumlah yang ditemukan.

Bab. IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Adapun hasil dari praktikum mengenai plankton adalah sebagai berikut,

Kelas                         : CholorophycaeKelas                      : Phyrropcae
Nama Jenis               : Pediastrum duplex                                    meyenNama Jenis             : Dissodinium lunula                                 dengan spora-sporanya
Jumlah ditemukan   : 1Jumlah ditemukan   : 1
Kelas                           : RotatoricaeKelas                           :Xantrophycae
Nama Jenis                : Rotifera neptuniusNama Jenis                : Bolrydiococcus braunii                                     pascher
Jumlah ditemukan   : 5Jumlah ditemukan   : 1
Kelas                           : PlatomaeKelas                           : Phyrophyae
Nama Jenis                : Nitzschia carvulaNama Jenis                : P. Ballense
Jumlah ditemukan   : 1Jumlah ditemukan       : 7

Hasil perhitungan untuk menentukan nilai kelimpahan plankton adalah sebagai berikut,

No.Jenis yang ditemukanJumlah ditemukan (sel atau individu*)Nilai Kelimpahan (N)sel/L atau ind/L*
1A116,66
2B116,66
3C583,3
4D116,66
5E116,66
6F7116,62

Hasil perhitungan indeks keragaman jenis adalah sebagai berikut,

No.Kelimpahan (ni)pi = ni/Nlog pilog 2.pipi.log2 pi
1A16,660,0625-1,204-3,999
2B16,660,0625-1,204-3,999
3C83,30,3125-0,505-1,677
4D16,660,0625-1,204-3,999
5E16,660,0625-1,204-3,999
6F11,620,4375-0,359-1,192
TotalN= 266,56-2,041

Nilai indeks H’ =  

                          = – (-2,041)

                          =2,041

Kesimpulan : keragaman jenis plankton di waduk FAPERIKA UR adalah sedang.

Hasil perhitungan indeks dominasi jenis adalah sebagai berikut,

No.Nama JenisKelimpahan (ni)(ni/N) = pi(ni/N)2 = pi2
1A16,660,06250,0039063
2B16,660,06250,0039063
3C83,30,31250,0976563
4D16,660,06250,0039063
5E16,660,06250,0039063
6F116,620,43750,1914063
TotalN= 266,56∑ =1,183

Kesimpulan : Nilai indeks dominasi adalah 1,183, artinya ada jenis plankton yamg mendominasi diperairan waduk FAPERIKA UR.

4.2 Pembahasan

Pada saat melakukan pengamatan jenis-jenis plankton yang ada di waduk FAPERIKA UR, ditemukan berbagai jenis plankton seperti Pediastrum duplex meyen sebanyak 1,  Bolrydiococcus braunii poscher sebanyak 1, Nitzschi curvula sebanyak 1, P baliense sebanyak 7, Rotifera neptunius sebanyak 5, dissodinium lunula sebanyak 1. Dari berbagai jenis plankton yang ditemukan, menandakan bahwa waduk di FAPERIKA UR masih baik karena masih terdapat banyak jenis plankton. Karena, kualitas suatu perairan dapat dikatakan baik atau buruk dapat dilihat dari jumlah jenis plankton yang terdapat diperairan tersebut.

Dalam perhitungan untuk menentukan kelimpahan plankton menggunakan rumus menurut APHA, AWWA, WEF (1989)  yakni sebagai berikut

N= Z  . 

Ket :

N  = Kelimpahan plankton (sel/L)

V  = Volume air yang disaring (25L)

X  = Volume air yang tersaring (125 mL)

Y  = Volume 1 tetes pipet (0,o5 mL)

Z  = Jumlah individu yang ditemukan (sel)

            Dalam perhitungn ini, nilai X=125, nilai Y= 0,15dan nilai V=50

Maka, didapat hasilnya adalah sebagai berikut

No.Jenis yang ditemukanJumlah ditemukan (sel atau individu*)Nilai Kelimpahan (N)sel/L atau ind/L*
1A116,66
2B116,66
3C583,3
4D116,66
5E116,66
6F7116,62

            Dalam perhitungan indeks keragaman jenis menggunakan rumus menurut Shannon-Winne (dalam Odum, 1971) yang disimbolkan dengan H’, yakni sebagai berikut

H’ = pi log2 pi

Ket :

Log2                = 3,321928

pi                     = ni/N, dimana N= total nilai kelimpahan

Log2 pi                        = log dari nilai pi

pi log2 pi          = pi (log2 pi)

maka, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut,

No.Kelimpahan (ni)pi = ni/Nlog pilog 2.pipi.log2 pi
1A16,660,0625-1,204-3,999
2B16,660,0625-1,204-3,999
3C83,30,3125-0,505-1,677
4D16,660,0625-1,204-3,999
5E16,660,0625-1,204-3,999
6F11,620,4375-0,359-1,192
TotalN= 266,56-2,041

Nilai indeks H’ =  

                          = – (-2,041)

                          =2,041

Dalam perhitungan indeks dominasi jenis (C’) menggunakan rumus menuut Simpson (dalam Odum, 1971), yakn sebagai berikut

C= 

Ket :

ni = banyaknya individu yang ditemukan

N = jumlah ni = ∑ ni

Maka, didapatkan hasil sebagai berikut

No.Nama JenisKelimpahan (ni)(ni/N) = pi(ni/N)2 = pi2
1A16,660,06250,0039063
2B16,660,06250,0039063
3C83,30,31250,0976563
4D16,660,06250,0039063
5E16,660,06250,0039063
6F116,620,43750,1914063
TotalN= 266,56∑ =1,183

Nilai indeks  C’=  

                                     =  (pi)2

Maka, nilai indeks C’  = 1,183

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah diadakannya praktikum mengenai plankton di waduk FAPERIKA UR, didapatkan hasil bahwa terdapat banyak plankton yang hidup di waduk tersebut. Ini menandakan bahwa waduk FAPERIKA UR belum tercemar karena plankton merupakan suatu indicator untuk menduga  kualitas perairan apakah masih jernih atau sudah tak jernih (tercemar).

5.2 Saran

            Demi menjaga kualitas air di waduk FAPERIKA UR, diharapkan kepada semua pihak agar tidak mencemari air yang ada diwaduk tersebut. Kualitas air diwaduk saat ini adalah baik, namun apabila tidak dijaga akan berkurang kualitasnya. Maka, marilah bersama-sama kita jaga agar air di waduk tersebut tetap  lestari dan tidak tercemar.

DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Nur El dan Agustina. 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja         Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR. Pekanbaru.

http://adityaaqbari.blogspot.com/2010/12/penyumbang-oksigen-terbesar-bagi bumi.html

Musa dan Uun. 2006. Diktat Limnologi. UB. Malang

Nontji, Anugrah. 2005. Laut Nusantara Djambatan. Jakarta.

Sahriany, S. 2001. Studi Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Karbino Kepulauan Sembilan Kabupaten Sinjai. Skripsi. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Comments

Leave a Reply

Index