Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Darah Ayam

6 min read

Pengambilan Sampel Darah Ayam

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bagi negara yang beriklim tropis seperti Indonesia dengan keadaan cuaca yang panas sangat kering atau lembab akan mempengaruhi status kesehatan ternak. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ternak adalah dengan mengontrol dan mengatur tata laksana kesehatan ternak, antara lain dengan pemeriksan kesehatan ternak melalui pengamatan tingkah laku ternak, pemeriksaan fisik tubuh ternak dan pemeriksaan kondisi fisiologis ternak. Penyakit pada ternak yang tersebar sekarang ini banyak disebabkan oleh parasit, baik endoparasit maupun ektoparasit.

Dalam  pengelolahan  suatu  perternakan maka  pemeriksaaan  kesehatan terhadap ternak secara teratur  pada waktu  tertentu  sangat  bermanfaat  sekali. Terutama usaha pemcegahan penyakit endoparasit,  karena kasus ini bila dibiarkan maka perjalanan penyakitnya berjalan kronis dan ternak lambat lalu kondisinya akan turun. Pemeliharaan hewan ternak dalam menentukan penyakit kita dapat mengambil sample darah ayam untuk diamati dalam mikroskop. Teknik pengambilan sampel darah hewan ternak (unggas), dapat di lakukan pengambilan sample pada bagian sayap.

Dalam pemeliharaan ternak,salah satu faktor penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikuan usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya. Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industry dalam kebutuhan protein manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan dapat mendapatkan nilai tambah dalam kebutuhan finansial.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum kesehatan ternak khususnya pengambilan dara pada unggas adalah untuk mengetahui metode pengambilan darah ayam bagian vacuum tube sayap dengan menggunakan spoit.

Manfaat praktikum kesehatan ternak adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode pengambilan sampel darah ayam dengan menggunakan spoit.

Bab II. Kajian Pustaka

A. Ayam Kampung

Pengamatan performans unggas dapat diperhatikan keadaan umum ternak, status gizi, kulit, bulu, leleran dari liang-liang tubuh, adanya tumor/bentukan abnormal lainnya, keadaan mata, pial, cuping telinga, keadaan daerah kloaka apakah kotor, berdarah, luka (Sujionohadi, 2004).

Secara umum keadaan luarnya yaitu ayam terlihat kurus, kepala dan leher menekuk, lemah, pial biru dan jatuh, mengantuk, respirasi meningkat serta feses yang encer berwarna hijau keputihan. Pada ternak jenis unggas cenderung mudah terserang penyakit dibandingkan dengan ternak ruminansia karena penularannya. Penularan terutama melalui udara dalam kandang ayam, bulu, debu kandang, tinja, air liur. Ayam terinfeksi mengandung virus dalam darah untuk waktu yang lama dan menjadi sumber infeksi bagi ayam yang rentan. Penularan melalui telur tidak menciri (Fadilah et al, 2004).

Pemeriksaan kondisi kesehatan ayam dapat pula dengan melihat serum dalam darah. Pada pemeriksaan darah digunakan darah yang diambil dari vena sayap yang kemudian diletakkan dalam tabung berisi EDTA sebagai antikoagulan, untuk kemudian diperiksa di laboratorium patologi klinik untuk melihat sifat kimia darah tersebut serta untuk untuk pemeriksaan diferensial leukosit pada darah (Tabbu, 2000).

Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan dengan alkohol. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya bakteri (sterilisasi). Selain untuk sterilisasi, pembersihan dengan alkohol dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah. (Ardana, 2009)

Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain. Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan. (Ardana, 2009)

B. Spoit/Alat Suntik

Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian  jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut di suntikkan  berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. (Ardana, 2009).

Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, di usahakan jangan menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah  pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat  pembuluh darahnya pecah. Apabila itu terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan. (Ardana, 2009)

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember  2015 Pukul 16:00 Wita di Kandang Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang  diggunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.

NoAlatKegunaan
1.2.3.4.5.SpuitJarum suntikTabungAlat tulisHp kameraSebagai penyedot darahSebagai media penusuk dalam pembuluh darahTempat penampungan darah sementaraMencatat hasil pengamatanDokumentasi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan  beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.

No.BahanKegunaan
1.Ayam kampungSebagai bahan pengamatan

3.3 Prosedur Kerja

Berdasarkan kerja yang dilakukan pada praktikum pengambilan sampel darah adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan ayam dalam posisi berbaring sambil dipegang.

2. Praktikan menahan kepala ayam ke satu sisi  dan membuka sayap.

3. Membersihkan bagian bulu sayap yang akan ditusuk dengan jarum suntik.

4. Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis yang berada dibawah sayap.

5. Menampung darah menggunakan vacum tube sesuai kebutuhan.

6. Menggoncang darah dalam vacum tube agar tidak terjadi pembekuan darah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No.PengamatanKeterangan
1.2.Ayam kampungDarah ayamBahan pengamatanSampel pengamatan

Hasil pengamatan dari demonstrasi praktikum pengambilan darah pada ternak ayam dapat diperoleh beberapa informasi singkat, yaitu pengambilan sampel darah ternak merupakan salah satu hal penting dalam bidang peternakan, pengambilan sampel darah ternak harus dilakukan secara cermat dan hati-hati agar tidak menyebabkan hal yang membahayakan ternak tersebut dan ada dua cara pengambilan sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacum tube dan dengan menggunakan suntikan. pengambilan sampel darah dilakukan pada vena pectoralis yang berada di bawah sayap. jarum suntik langsung dimasukkan ke vena pectoralis dengan posisi jarum yang runcing berada di bawah. Ujung jarum suntik disarankan masuk ke dalam vena tetapi tidak sampai melukai bagian yang lain. Arah jarum suntik harus tepat sasaran. Darah yang diperoleh ditampung sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

4.2 Pembahasan

Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pengambilan sampel darah ternak dapat juga di gunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut. Pengambilan sampel darah pada ternak tidak bisa di lakukan dengan cara sembarangan, di perlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan.

Pada dasarnya tekhnik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama. Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran jarum yang digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama. Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi ternak tenang. Selain akan mempermudah dalam pengambilan sampel darah, juga akan lebih meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan salah satu kaidah “animal welfare” atau yang biasa di sebut kesejahteraan hewan. Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak besar sehingga susah untuk diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit atau kerangka. Namun untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh praktikan pada bagian tertentu.

Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan denagan mencabut bulu sayap. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya rasa sakit ketika memasukkan jarum suntik dibagian pembuluh darah. Selain dari pembersihan bulu, ayam dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah. Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain. Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan.

Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut di suntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, di usahakan jangan menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat pembuluh darahnya pecah. Apabila itu terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut. Darah diambil secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Alangkah baiknya jika melakukan kesalahan pada saat pengambilan sampel darah sehingga menyebabkan terjadinya bengkak maka untuk selanjutnya bisa mencari titik lain yang tidak berdekatan dengan daerah yang bengkak untuk mengurangi rasa sakit pada ternak.

                                                         V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan.  Pengambilan sampel darah ternak dapat juga di gunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut.

2. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dan menggunakan suntikan.

3. Darah adalah alat pengangkut zat-zat makanan dalam tubuh. Darah merupakan homoglobin cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yg mengalir dl pembuluh darah  binatang.

5.2 Saran

Pengambilan darah ayam dilakukan dengan menggunakan spoid bersih dan kering. Dalam pengambilan darah harus terampil dan berhai-hati agar darah tidak menggumpal. Baikanya dalam praktikum pengambilan darah, asisten dapat mengawasi praktikannya dalam pengambilan sampel dengan benar dan terampil agar praktikan dapat memahami metode pengambilan darah terampil.DAFTAR PUSTAKAAlfinus. 2012. Introduction to Laboratory Animal. Pergamon Press.Fadilah, Roni Polana, Agustin. 2004. Aneka Penyakit Pada Ayam dan Cara Mengatasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta.Hadi, U. K dan Saviana, S. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis, dan   Pengendaliannya. Institute Pertanian Bogor, Bogor.London Ardana. 2009. Pengambilan Darah pada Unggas. DGC Press. Bandung.Saraswati. 2007. Principles of Animal Experiments. Academic Press. London. Sujionohadi, Kliwon dan Ade Iwan Setiawan. 2004. Ayam Kampung Petelur. Penerbit Swadaya, Jakarta.Suprijatna, Edjeng Dr., Prof. Dr. Umiyati Atmomarsono, Prof. Dr. Ruhyat   Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.Tabbu, C. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulagannya.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika. Jakarta.   http://blogs.unpad.ac.id/riskyadipradana/2011/03/12/teknik-pengambilan-darah-pada-ternak/ (diakses minggu, 06 Mei 2012 pukul 08.00 WIB).

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply