Laporan Praktikum Menimbang dan Melarutkan Zat Padat

2 min read

Praktikum Menimbang dan Melarutkan Zat Padat

I. Tujuan

  1. Mahasiswa mampu menimbang menggunakan neraca analitik maupun neraca teknis dengan cepat, tepat, dan selamat.
  2. Mahasiswa mampu melarutkan zat padat secara baik dan benar.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menimbang dan melarutkan zat padat.

II. Dasar Teori

Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.

Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan pada reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan atau akan direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang. 

Menimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan sukar untuk dibilas. Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang masuk ke dalam tempat yang diinginkan bukan pada tempat menimbang.Untuk melarutkan larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Agar lebih jelasnya perhatikan contoh:

Membuat 500 ml larutan NaOH 1 M dari kristal NaOH murni, prosedur penyiapan larutan melalui beberapa tahap sebagai berikut.

1.Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500 ml, sendok stainless steel, kristal NaOH, dan aquades.

2.Menghitung jumlah NaOH yang diperlukan.

Jumlah mol NaOH = 500 ml x 1 mmol/mL              = 500 mmol (=0,5 mol)

Massa NaOH        = 0,5 mol x 40 gr/mol               = 20 gr

3.Menimbang 20 gram kristal NaOH.

4.Melarutkan NaOH itu dengan kira-kira 300 ml aquades daalm labu ukur 500ml.

Setelah kristal NaOH itu larut seluruhnya, ditambahkan lagi aquades hingga volum larutan tepat 500 ml.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : 

1. Labu ukur2. Corong
3. Pipet tetes
4. Batang pengaduk
5. Gelas kimia
6. Kertas saring
7. Sendok
8. Botol timbang
9. Neraca teknis

Bahan :  

1. Larutan aquades2. Padatan garam murni

IV. CARA KERJA 

A. Menimbang padatan garam murni 

  1. Neraca dipastikan datar dan dipastikan dalam keadaan 0,0000 gr.
  2. Menimbang botol timbang dan menutup neraca
  3. Mencatat berat kosong botol timbang ketika skala menunjukkan stabil
  4. Membuka tutup neraca dan menambahkan padatan garam murni secara kontinue menggunakan sendok
  5. Menghentikan penambahan pada ± 10% berat yang ditimbang
  6. Menutup botol timbang dan neraca
  7. Mencatat berat setelah skala menunjukkan stabil.

B. Melarutkan padatan garam murni 

  1. Menyiapkan alat dan dilakukan pembilasan menggunakan aquades.
  2. Memasang corong pada labu ukur dan menyelipkan kertas saring di batang corong.
  3. Menuangkan aquades ke dalam botol timbang dan menggerus menggunakan batang pengaduk pada bagian yang tidak pipih sampai padatan garam murni benar-benar larut.
  4. Memindahkan larutan dari botol timbang ke labu ukur dengan bantuan batang pengaduk.
  5. Menambahkan pelarut sampai dibawah tanda tera.
  6. Mengeringkan bagian di atas tanda tera dengan menggunakan kertas sarin.
  7. Menambahkan pelarut sampai tanda tera dengan bantuan pipet tetes.
  8. Menutup labu ukur dan membolak-balikkannya sampai benar-benar tercampur.

V. HASIL  

A. Menimbang Berat Skala 

  1. Awal (berat botol timbang kosong)                16,42 gr
  2. Akhir (setelah penambahan garam)                18,32 gr 

(dalam tabel)

B. Melarutkan 

Dari 2,0 gram garam murni, dilarutkan sampai didapatkan larutan sebanyak 100 ml.

VI. PEMBAHASAN

Pada saat akan menimbang padatan garam murni 2,0 gram didapatkan berat kosong botol timbang sebesar 16,42 dan berat akhir setelah penambahan garam murni sebesar 18,32 gram. Untuk mendapatkan hasil akhir digunakan cara sebagai berikut:

Berat botol timbang kosong –  16,42

Berat yang ingin ditimbang  –    2,00 + 18,42 

Kemudian hasilnya ada yang ditambahkan dan ada yang dikurangkan dengan 10% dari berat yang ingin ditimbang, 10% dari 2,0 gram yaitu 0,2 sehingga rentang hasil akhir didapatkan 18,22 gram sampai dengan 18,62 gram. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada saat akhir penimbangan, penambahan padatan garam dapat dihentikan pada rentang skala antara 18,22 gram dan 18,62 gram. Pada akhir penimbangan, praktikan mendapatkan hasil akhir penimbangan sebesar 18,32 dan dalam hal ini berarti bahwa angka tersebut telah sesuai karena berada diantara skala 18,22 dan 18,62.

Pada saat melarutkan 2,0 gram garam murni, praktikan melarutkannya sampai didapatkan larutan sebesar 100 ml. Praktikan menggunakan labu ukur 100 ml dan hasil akhirnya didapatkan miniskus bawah pada larutan tepat berimpit dengan tanda tera yang ada pada leher labu ukur.

 VII. KESIMPULAN

  1. Dari 2,0 gram garam murni dilarutkan menggunakan pelarut aquades menjadi 100 ml.
  2. Berat awal botol kosong adalah 16,42 gram sedangkan berat akhir 18,32 gram.
  3. Melakukan pembilasan pada alat-alat gelas yang terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
  4. Botol timbang tidak boleh dipegang sewaktu kita akan menimbang.

VIII. REFERENSI

Purba, Michael.2007.KIMIA untuk SMA Kelas XI.Jakarta:Erlangga.

http://bipasil.blogspot.com/2009/10/neraca-analitik.html

id.wikipedia.org

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Makalah Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi

Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi Bab I. Pendahuluan A.Latar Belakang Masalah Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran...
Ahmad Dahlan
10 min read

Leave a Reply