Laporan Praktikum Fluida Statis dan Hukum Archiemedes

7 min read

Fluida Statis dan Hukum Archiemedes

Bab. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. 

Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan. Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Berdasarkan uraian diatas, maka pada laporan ini akan dibahas mengenai fluida statis.  

B. Tujuan

  1. Mengukur volum benda yang tidak beraturan menggunakan hukum Archimedes.
  2. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada massa jenis benda yang berbeda.

Bab II. Landasan Teori

A. Fluida

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Anda mungkin pernah belajar di sekolah bahwa materi yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari zat padat, cair dan gas. Nah, istilah fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida (Lohat, 2009). Fluida secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu fluida tak bergerak (hidrostatis) dan fluida bergerak (hidrodinamis) (Munasir, 2004).

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser (Malik, 2014).

B. Karakteristik Fisis Fluida

a. Massa Jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya (Malik, 2014). Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

\rho =\frac{m}{V}

Keternagan

m : Massa (kg)
V : Volume (m3)
ρ : Massa jenis (kg/m3)

Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3) (Lohat, 2009).

Tabel 1. Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

BahanMassa Jenis (g/cm3)Nama BahanMassa Jenis (g/cm3)
Air1,00Gliserin1,26
Aluminium2,7Kuningan8,6
Baja7,8Perak10,5
Benzena0,9Platina21,4
Besi7,8Raksa13,6
Emas19,3Tembaga8,9
Es0,92Timah Hitam11,3
Etil Alkohol0,81Udara0,0012

b. Tegangan permukaan

Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair (Malik, 2014)..

c. Kapilaritas

Kapilaritas merupakan Kenaikan atau penurunan zat cair pada suatu benda disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa (Malik, 2014)

d.      Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal (Malik, 2014).      

B. Tekanan Hidrostatis

Menurut Malik, (2014). Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).

Rumus:  p= F/A

p= massa x gravitasi bumi / A

= ρ V,

persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai : p =  ρVg / A

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi dapat dituliskan menjadi

p=  ρ(Ah) g / A = ρ h g 

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.

ph= ρ gh

 dengan:

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),

ρ = massa jenis fluida (kg/m3),

= percepatan gravitasi (m/s2), dan

= kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

C. Hukum Archimedes

Menurut Ksissantono, dkk. (2012), Hukum Archimedes menyatakan bahwa “gaya ke atas pada suatu benda yang dicelupkan dalam sebuah fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.

Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut:

Prinsip Archimedes

Prinsip hukum archimedes ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan. (Malik, 2014)

Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan terapung tergantung massa jenisnya.

1. Benda terapung

Gaya Apung adalah gaya berarah keatas yang dikerjakan fluida pada benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida. Gaya apung adalah selisih berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida

Hukum Turunan Archimedes

Hukum turunan archimedes berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum Archimedes yang berbunyi:

  1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
  2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
  3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis

D. Hukum Pascal

Prinsip Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada cairan dalam suatu tempat tertutup akan diteruskan sama besar ke setiap bagian fluida dan dinding wadah” (Lohat, 2009)

Secara matematis dapat ditulis:

P₁ = P₂

Penerapan Prinsip Pascal

Berpedoman pada prinsip Om Pascal ini, manusia telah menghasilkan beberapa alat, baik yang sederhana maupun canggih untuk membantu mempermudah kehidupan. Beberapa di antaranya adalah Dongkrak Hidrolik, Lift Hidrolik, Rem Hidrolik dkk (Lohat, 2009).

Bab III. Metode Praktikum

A. Alat dan Bahan

1. Alat
  1. Neraca Pegas
  2. Statif dan Klem
  3. Beker Gelas 250 mL
  4. Beker Gelas 500 mL
  5. Beker Gelas 1000 mL
  6. Pengaduk
2. Bahan
  1. Telur
  2. Benang
  3. Air
  4. Minya Gorang
  5. Garam
  6. Kaca
  7. Bata Merah
  8. Batu
  9. Kayu
  10. Kunci
  11. Es Batu
  12. Deterjen

B. Langkah Kerja

1. Praktikum 1
  1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
  2. Memasang statif dan meletakkan klem diujung statif kemudian memadang spring balance newton.
  3. Mengikat bahan yang akan digunakan menggunakan benang. Bahan yang akan digunakan yaitu: kaca, bata merah, batu, telur, kayu, dan kunci
  4. Menggantungkan kaca yang telah diikat benang pada spring balance newton.
  5. Mengukur berat benda di udara (Wu) dalam satuan newton, kemudian mencatat dalam tabel.
  6. Mengukur berat benda di air (Wa) dalam satuan newton, dengan cara memasukkan benda kedalam gelas beker yang telah terisi air dengan posisi benda melayang. Kemudian mencatat dalam tabel.
  7. Langkah d-f diulang untuk benda yang lain (batu merah.batu,telur, dan kayu).

Tabel 1. Pengukuran Volume Benda yang Tidak Beraturan

No.Nama BendaBerat Benda di Udara (N)Berat Benda dalam fluida (N)Volume Benda

2. Praktikum 2

  1. Menyiapkan alat dan bagan yang akan digunakan.
  2. Mengisi 3 gelas beker ukuran 500 ml dengan air sebanyak 300 ml untuk masing-masing gelas beker.
  3. Memberi tanda untuk masing-masing gelas beker.
  4. Memasukkan garam sebanyak 3 sendok kedalam gelas 2, selanjutnya mengaduk air + garam sampai merata.
  5. Memasukkan garam sebanyak 6 sendok kedalam gelas 3, selanjutnya mengaduk air + garam sampai merata.
  6. Memasukkan satu telur kedalam masing-masing gelas beker.
  7. Mengamati reaksi telur yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 2.
  8. Mengeluarkan telur dari dalam gelas.
  9. Menambahkan air hingga volume air yang tanpa diberi garam dengan larutan garam memiliki volume sama yaitu 350 ml, selanjutnya mengaduk kembali larutan garam.
  10. Memasukkan kembali telur yang sama kedalam masing-masing gelas beker, selanjutnya menulis hasil pengamatan ke dalam tabel 2.

Tabel 2. Pengamatan Reaksi Benda dalam Zat Cair

GelasZat CairReaksi
V₁ (300 ml)V₂ (350 ml)

3. Praktikum 3

  1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Memotong es batu kecil-kecil dengan ukuran yang hampir sama.
  3. Memberi tanda pada tiga gelas beker ukuran 250 ml
  4. Mengisi gelas beker satu dengan 100 ml air
  5. Mengisi gelas beker dua dengan 50 ml air + 50 ml minyak
  6. Mengisi gelas beker tiga dengan 100 ml minyak
  7. Memasukkan es batu kedalam gelas satu
  8. Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.
  9. Melakukan langkah g – h untuk gelas 2 dan 3.
  10. Menambahkan deterjen kedalam gelas satu yang kemudian disebut gelas empat sampai volume gelas mencapai 200 ml
  11. Memasukkan es batu kedalam gelas empat
  12. Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.
  13. Menambahkan detergen  kedalam gelas dua yang kemudian disebut gelas lima sampai volume gelas mencapai 150 ml dan mengaduk sampai rata.
  14. Memasukkan es batu kedalam gelas lima.
  15. Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.

Tabel 3. Pengamatan Reaksi Benda dalam Zat Cair

GelasZat Cair (Volume)Reaksi

Bab IV. Pembahasan

A. Hasil Percobaan

1. Pengukuran Volume Benda yang tidak Beraturan Menggunakan Hukum Archimedes

Tabel 1. Pengukuran Volume Benda yang Tidak Beraturan

No.Nama BendaBerat Benda di Udara (N)Berat Benda dalam fluida (N)Gaya Apung (N)Volume Benda.
1Kaca0,20,10,10,000102
2Bata Merah0,40,20,20,000204
3Batu0,550,20,350,000357
4Telur0,70,020,680,000512
5Kayu0,0500,050,000051

2. Mengamati Reaksi Benda berupa Telur yang Dicelupkan ke dalam Zat Cair berupa Air dan Larutan Garam Berdasarkan Prinsip Hukum Archimesdes

Tabel 2. Pengamatan Reaksi Telur dalam Zat Cair

GelasZat CairReaksi
V₁ (300 ml)V₂ (350 ml)
1AirTenggelamTenggelam
2Air + Garam 3 sendokMelayangMelayang
3Air + Garam 6 sendokMengapungMengapung

3. Mengamati Reaksi Benda berupa Es Batu yang Dicelupkan ke dalam Zat Cair berupa Air, Minyak, Detergen Berdasarkan Prinsip Hukum Archimesdes

Tabel 3. Pengamatan Reaksi Es Batu dalam Zat Cair

GelasZat Cair (Volume)Reaksi
1Air (100 ml)Terapung
2Air (50ml) + Minyak (50 ml)Melayang
3Minyak (100 ml)Tenggelam
4Air (100 ml) + deterjen (100ml)Terapung
5Air (50 ml) + Minyak (50 ml) + Deterjen (50ml)Terapung

B. Analasis Data

Menghitung volume benda tidak beraturan di dalam air dapat dilakukan sebagai berikut. Menghitung Volume Kaca di dalam Cat Zair

Diketahui :

 = 0,2 N

  = 0,1 N

g = 9,8 m/

 = 1000 kg/m3

Ditanya :

Jawab :

 –
= 0,2 – 0,1
= 0,1 N

= 1000(9,8)
= 0,1 : 980
= 0,000102 m3

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui volume benda berupa kaca adalah 0,000102 m3

Selain menghitung volume kaca dilakukan juga perhitungan volume benda yang lain dengan langkah-langkah yang serupa.

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum satu, dapat diketahui bahwa berat benda diudara lebih ringan dibandingkan dengan berat benda saat dimasukkan ke dalam zat cair berupa air. Berdasarkan lima benda dengan berat berbeda yang memiliki berat di udara paling besar adalah telur 0,7 N dan terendah adalah kayu 0,05 N. Sedangkan, berat benda di dalam zat cair paling besar adalah batu dan batu merah 0,2 N dan terendah adalah kayu 0N. berat benda di udara dan berat benda di dalam zat cair dapan digunakan untuk menentukan gaya apung benda. Semakin besar gaya apung suatu benda maka volume benda akan semakin besar dan semakin kecil gaya apung suatu benda maka volume benda akan semakin kecil.

Berdasarkan praktikum dua, dapat diketahui bahwa telur yang dimasukkan kedalam air mineral akan menyebabkan telur tenggelam, hal ini dapat disebabkan karena masa jenis air lebih kecil dari pada masa jenis telur. Pada saat telur dimasukkan ke dalam gelas dua maka telur akan melayang, hal ini disebabkan karena masa jenis air sama dengan massa jenis larutan garan digelas dua. Sedangkan, pada saat telur dimasukkan ke dalam gelas tiga maka telur akan mengapung, hal ini dikarenakan kadar garam dalam larutan garam digelas tiga sangat tinggi dan massa jenis air lebih tinggi lebih besar dibandingkan dengan larutan garam dalam gelas tiga. Sehingga, dapat diketahui bahwa massa jenis benda mempengaruhi terhadap reaksi suatu benda.

Berdasarkan praktikum tiga, dapat diketahui bahwa es batu yang dimasukkan ke dalam air akan tenggelam, dimasukkan ke dalam air yang dicampur minyak akan melayang, dimasukkan ke dalam minyak akan tenggelam, dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan deterjen akan terapung, dan es batu yang dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan minyak dan deterjen akan terapung. Hal ini disebabkan karena massa jenis benda yang berbeda seperti halnya pada praktikum dua.

Bab V. Penutup

Berdasarkan praktikum di atas dapat dibuktikan kebenaran prinsip hukum Archimedes. Ketika kita menimbang benda di dalam air, berat benda yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan terapung tergantung massa jenisnya. Jika massa jenis zat cair lebih besar dibagingkan dengan massa jenis benda maka benda akan terapung, massa jenis zat cair lebih kecil dibandingkan massa jenis benda maka benda akan tenggelan, sedangkan apabila massa jenis zat cair sama dengan massa jenis benda maka benda akan melayang.

DAFTAR PUSTAKA

Krissantono, dkk. 2012. Fisika. Solo: CV. HaKaMJ

Lohat, Alexander San. 2009. Modul Fluida Statis. GuruMuda.com. diakses pada tanggal 27 Maret 2015.

Malik. 2014. Laporan Fluida Statis. http://bunpedek.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-fisika-tentang-fluida.html. diakses pada tanggal 27 Maret 2015.

Munasir. 2004. Modul Fluida Statis. Kode Fis.13. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum, Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional.

Syafar, Asyfa. 2013. Makalah Fisika Dasar Fluida Statis dan Dinamis. http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-fisika-dasar-fluida-statis-dan.html

Laporan Hasil Praktikum – Kerja Otot Gastrocnemius

Kerja Otot Gastrocnemius Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi ditinggikan berpotensi menimbulkan beberapa gambaran...
Ananda Dwi Putri
8 min read

Laporan Agroklimatologi – Pengukuran Kelembaban

Pengukuran Kelembaban Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara)....
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Proyek Termodinamika – Kipas Angin Sederhana

Kipas Angin Sederhana Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fisika merupakan ilmu dasar yang menjadi tonggak perkembangan teknologi modern. Perkembangan teknologi yang...
Ananda Dwi Putri
6 min read

Leave a Reply