Daftar isi
Asal Usul Kehidupan
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Asal usul kehidupan menurut pandangan pengetahuan belum sepenuhnya terkuak, ada hal – hal yang masih menjadi misteri. Selain itu, ada dua pandangan terpisah mengenai asal-usul kehidupan. Pandangan kreasionis yang sangat terinspirasi oleh teks asli kitab kejadian, menyatakan bahwa bumi tak lebih dari 10.000 tahun usianya. Kreasionisme saintifik, permodelan ulang pandangan tersebut oleh sejumlah ahli geologi dan insinyur konservatif memicu sejumlah pertempuran global oleh para fundamentalis.
Dari beberapa teori diatas maka lahirlah teori asal-usul tentang kehidupan yang dicetuskan oleh para ilmuwan terdahulu. Dimana telah melahirkan teori abiogenesis (Aristoteles, Anaximander, Jan Babsista Vant Kelmont dan Antinie Van Leuwenhoek), Teori biogenesis (Francisco Redi, Lazarro Spallanzani dan Louis Pasteur). Teori biogenesis modern (A. I. Oparin, Herold Urey dan Standlay Miller), teori ciptaan, teori kozmozoa, teori evolusi kimia, teori biokimia dan teori keadaan bumi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pembuatan laporan ini yaitu :
- Bagaimana asal – usul kehidupan di bumi?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu :
Memperkenalkan konsep – konsep penting tentang asal – usul kehidupan.
Bab II. Kajian Pustaka
A. Teori Terbentuknya Bumi
Sebelum membahas teori asal usul kehidupan, terlebih dahulu akan dibahas teori terbentuknya bumi. Ada beberapa teori tentang terjadinya bumi dan benda – benda langit lainnya, antara lain teori kabut (nebula) dan teori big bang.
I. Teori Kabut
Teori kabut menyatakan bahwa terjadi ledakan benda – benda angkasa yang membentuk kabut asal atau nebula. Nebula memadat, meledak lagi menghasilkan bintang-bintang dan planet bumi.
II. Teori Big Bang
Teori big bang menyatakan bahwa terjadi kondensasi benda angkasa, menyatu, mengecil kemudian meledak. Debu dan gas membentuk bintang. Bintang meledak dan serpihannya membentuk bumi. Bumi terbentuk sekitar 5 miliar tahun yang lalu dan makhluk hidup yang pertama di bumi muncul sekitar 1 miliar tahun yang lalu.(Iwan, 2006)
B. Teori Asal – Usul Kehidupan
Teori mengenai asal-usul kehidupa dapat dibedakan menjadi dua teori pokok, yaitu teori abiogenesis dan biogenesis.
I. Teori Abiogenesis
a. Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani kuno lebih dari 2.000 tahun yang lalu, mengemukakan konsep bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan namageneratio spontanea atau abiogenesis. Dari penelitian Aristoteles tentang hewan – hewan yang hidup di air, ternyata ikan – ikan tertentu melakukan perkawinan, kemudian bertelur. Dari telur–telur tersebut lahir ikan – ikan yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga percaya bahwa ikan – ikan tertentu terbentuk dari lumpur.
b. Needham
Seseorang yang memercayai teori abiogenesis adalah Needham, seorang ilmuwan Inggris. Needham (1700) melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari ternyata tumbuh bakteri berasal dari kaldu. Oleh karena itu, Needham menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Akan tetapi, teori Needham ini lalu dipatahkan oleh L. Spallanzani.
c. Antony van Leeuwenhoek
Pada abad ke-17, Antony van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop ia menemukan adanya benda-benda yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Penemuan Leeuwenhoek ini merangsang kembali para peneliti lainnya untuk membuktikan kebenaran dari teori generatio spontanea, bahwa makhluk hidup berasal dari benda-benda mati.(Kuncoro, 2007)
II. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis diragukan oleh aristoteles dan diragukan oleh banyak ahli, diantaranya Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dam Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk hidup berkembang dari makhluk hidup pula. Teori mereka dinamakan teori biogenesis.
a. Percobaan Redi
Fransisco Redi (1620 – 1698), seorang fisikawan Italaia yang merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkain penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu berada tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya, Redi menggunakan keratin daging segar yang diletakkan dalam tiga wadah(tabung).
Percobaan Redi membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh makhluk hidup juga. Hipotesis yang menyatakan makhluk hidup hanya berasal dari sesuatu yang hidup yang disebut teori biogenesis.
b. Percobaan Spallanzani
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
- Labu I diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 150C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
- Labu II diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu dioleskan paraffin cair agar tertutup sangat rapat.
Labu dipanaskan, kemudian didinginkan. Setelah didinginkan di tempat terbuka selama seminggu, didaptkan hasil percobaan sebagai berikut.
- Air kaldu pada labu I mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi keruh dan baunya tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
- Air kaldu pada labu II tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, serta tidak mengandung mikroba.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kontaminasi mikroba dari udara. Namun penganut teori Abiogenesis menyanggahnya dengan menyatakan bahwa untuk menghasilkan mikroba tetap dibutuhkan udara, sedangkan labu yang digunakan Spallanzani tidak memungkinkan udara untuk masuk.
c. Percobaan Pasteur
Seorang biologiawan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan menempel padalengkungan leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Akan tetapi, setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupn sebelumnya.
Setelah ditumbangkannya teori Abiogenesis atau generatio spontanea oleh Louis Pasteur, maka berkembanglah teori biogenesis dengan pernyataan yang terkenal “omne vivum ex ovo, omne vivum ex vivo”, yang artinya kehidupan berasal dari telur, dan telur berasal dari kehidupan. Atau yang disebut juga “omne vivum ex vivo”, yang artinya kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. (Pratiwi, 2006).
Bab III. Metode Praktikum
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum Pengamatan “Asal Usul Kehidupan” dilakukan pada Selasa, 13 September 2016 pukul 12.40 – 14.30 WIB di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur.
B. Alat dan Bahan
- Erlenmeyer 1 buah
- Tabung reaksi 2 buah
- Panci 1 buah
- Kompor 1 buah
- Rak tabung reaksi 1 buah
- Air kaldu ayam secukupnya
- Kapas secukupnya
C. Cara Kerja
- Menyiapkan semua alat dan bahan. Memberi label pada masing – masing tabung reaksi dengan tulisan “Terbuka” dan ‘‘Tertutup’’.
- Memanaskan hingga air mendidih
- Setelah air mendidih, memanaskan kaldu ayam selama 15 menit.
- Menuangkan kaldu ayam ke dalam masing – masing tabung reaksi.
- Kemudian, menutup dengan kapas pada tabung reaksi berlabel “Tertutup” hingga tertutup rapat.
- Mengamati dan mendokumentasikan perubahan pada kaldu ayam selama 1 minggu.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Pengamatan
Hari ke-1 | Hari ke-2 | Hari ke-3 | |
TERBUKA | Tidak berbau Warna bening/tidak keruh | Belum mengalami perubahan | Mulai muncul aroma yang menyengat Warnanya mulai berubah keruh |
TERTUTUP | Tidak berbau Warna bening/tidak keruh | Belum mengalami perubahan | Mulai muncul aroma yang menyengat (lebih menyengat dari tabung terbuka) Warnanya mulai agak keruh |
Hari ke-4 | Hari ke-5 | Hari ke-6 | |
TERBUKA | Aromanya bertambah menyengat Warnana bertambah keruh | Aromanya menyengat Warnanya semakin keruh dan agak kekuningan | Aromanya sangat menyengat Warnanya sangat keruh dan lebih kekuningan |
TERTUTUP | Aromanya bertambah menyengat Warnanya bertambah keruh | Aromanya semakin menyengat Warnanya berubah menjadi agak hijau | Aromanya menyengat sekali (lebih menyengat daripada tabung terbuka) Warnanya berubah menjadi lebih hijau |
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan terhadap kaldu ayam, maka dapat dilihat bahwa :
a) Tabung Terbuka
Pada hari ke-1 setelah kaldu dipanasi, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan warna dan aroma. Pada hari ke-2, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan aroma dan warna. Pada hari ke-3, muncul perubahan warna menjadi agak keruh dan mulai tercium aroma yang menyengat. Hal ini menunjukkan mulai bertumbuhnya mikroorganisme dalam kaldu. Pada hari ke-4, aroma kaldu bertambah menyengat daripada hari ke-3 dan warnanya menjadi lebih keruh. Pada hari ke-5, aromanya semakin menyengat dan warnanya semakin keruh serta menjadi agak kekuningan. Selain itu, pada hari ke-5 mulai muncul endapan putih di dasar tabung reaksi. Pada hari ke-6, aromanya menjadi sangat menyengat sekali dan warnanya menjadi keruh serta menjadi sedikit kekuningan. Endapan putih di dalam tabung reaksi yang berisi kaldu juga semakin banyak.
b) Tabung Tertutup
Pada hari ke-1 setelah kaldu dipanasi, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan warna dan aroma. Pada hari ke-2, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan aroma dan warna. Pada hari ke-3, mulai uncul aroma yang menyengat (lebih menyengat jika dibandingkan dengan tabung reaksi yang berlabel “Terbuka”) dan warnanya mulai menjadi keruh. Pada hari ke-4, aromanya bertambah menyengat dan warnanya semakin bertambah keruh. Pada hari ke-5, aroma yang dikeluarkan kaldu semakin menyengat dan warnanya berubah menjadi agak kehijauan. Mulai muncul gumpalan putih di atas kaldu serta air kaldu mulai mengental. Pada hari ke-6, aromanya sangat menyengat bahkan bisa tercium dari luar kapas dan warnanya berubah menjadi lebih hijau. Selain itu, pada hari ke-6 terdapat endapan dengan jumlah relative sedikit di bawah atau di dasar tabung reaksi yang berisi kaldu.
Bab V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengamatan ini sesuai dengan Percobaan “Louis Pasteur” yang menyatakan bahwa “OMNE VIVUM EX VIVUM” yang berarti asal usul kehidupan dimulai dari kehidupan sebelumnya. Dalam percobaan yang telah dilakukan, hasil pengamatan pada tabung reaksi yang berlabel “Terbuka” terjadi perubahan warna dan aromanya. Hal ini menunjukkan jika di dalam kaldu telah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara yang telah terkontaminasi mikroorgamisme sebelumnya. Sedangkan untuk tabung eaksi yang berlabel “Tertutup” juga terdapat mikroorganisme yang seharusnya tidak terdapat dalam tabung reaksi. Hal ini disebabkan telah terjadi kesalahan proses penutupan tabung reaksi (tutup kurang rapat). Hal ini membuktikan tentang Percobaan Louis Pastur yang menyatakan “OMNE VIVUM EX VIVUM” itu memang benar adanya.
B. Saran
- Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam melakukan praktikum.
- Sekiranya diberi waktu yang lebih banyak agar hasil pengamatan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Iwan, Wahyu. Biologi. Bogor: CV Regina, 2006.
Kuncoro, Putra. Dasar Biologi. Jakarta: Erlangga, 2007. Pratiwi. Biologi. Solo: Rineka cipta, 2006.