Landasan Psikologi Pengembangan Kurikulum

3 min read

Landasan Psikologi Pengembangan Kurikulum

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendi­dikan. Kita ketahui bahwa pendidik dan peserta didik dalam interaksi pendidikan adalah sebagai manusia. Setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, pendidikan memerlukan psikologi, sehingga dalam pengembangan kurikulum, psikologi menjadi landasan penting. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.

Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 50) ”kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan”. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak; baik perilaku kognitif, afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta didalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis dari anak didik dan pendidik. Interaksi pendidikan di rumah berbeda dengan di sekolah. Interaksi antara anak dengan guru pada tingkat sekolah dasar berbeda dengan pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas.

Anak didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud berkaitan dengan segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.

Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan sel telur dengan spermatosoid sampai dengan masa dewasa. Informasi tentang perkembangan individu diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanalitik, sosiologik dan studi kasus. Individu apakah itu seorang anak ataupun orang dewasa, merupakan kesatuan jasmani-rohani yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dan menunjukkan karakteristik-karakteristik tertentu yang khas. Individu manusia adalah sesuatu yang sangat kompleks tetapi unik, yakni memiliki banyak aspek seperti aspek jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral dan sebagainya, tetapi keseluruhannya membentuk satu kesatuan. Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi terhadap pengembangan kurikulum menurut Rudi Susilana dkk. (2006 : 22) yaitu:

  1. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
  2. Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (Program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.
  3. Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya.
  4. Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.

Psikologi belajar merupakan studi tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan tingkah laku, baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor yang terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar. Gagne (1965 :5) merumuskan “Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. Menurut Gagne, perubahan tersebut berkenaan dengan disposisi atau kapabilitas individu. Sementara itu, menurut Hilgard dan Bower (1966) dinyatakan bahwa perubahan itu terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungan, sebagai reaksi terhadap situasi yang dihadapinya.

Mengetahui tentang psikologi belajar merupakan bekal bagi para guru dalam menjalankan tugas pokoknya, yaitu membelajarkan anak. Menurut Morris L. Bigge dan Maurice P. Hunt (1980), psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga rumpun, yaitu: teori Disiplin Mental atau teori Daya (Faculty theory), Behaviorisme, dan Cognitive Gestalt Field atau organismik.
Misalakan, teori Cognitive Gestalt Field atau organismik mengacu kepada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna dari pada bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap sebagai mahluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Teori ini banyak mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Belajar berdasarkan keseluruhan

Dalam belajar siswa mempelajari bahan pelajaran secara keseluruhan, bahan-bahan dirinci ke dalam bagian-bagian itu kemudian dipelajari secara keseluruhan, dihubungkan satu dengan yang lain secara terpadu.

b. Belajar adalah pembentukan kepribadian

Anak dipandang sebagai makhluk keseluruhan, anak dibimbing untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara berimbang. Ia dibina untuk menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang memiliki keseimbangan lahir dan batin antara pengetahuan dengan sikapnya dan antara sikap dengan keterampilannya.

c. Belajar berkat pemahaman.

Menurut aliran Gestalt bahwa belajar itu adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan.

d. Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar itu adalah pengalaman.Proses belajar itu adalah bekerja, mereaksi, memahami dan mengalami.Dalam belajar itu siswa aktif. Siswa mengolah bahan pelajaran melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, demonstrasi, survey lapangan, karyawisata atau belajar membaca di perpustakaan.

e. Belajar adalah suatu proses perkembangan

Ada tiga teori yang perlu diketahui guru, yaitu: perkembangan anak merupakan hasil dari pembawaan, perkembangan anak merupakan hasil lingkungan, dan perkembangan anak merupakan hasil keduannya.

f. Belajar adalah proses berkelanjutan.

Belajar itu adalah proses kegiatan interaksi antara dirinya dengan lingkungannya yang dilakukan dari sejak lahir sampai menginggal, karena itu belajar merupakan proses berkesinambungan.

Sumber Acuan :
Oliva, Peter F.( 1991), Developing the Curriculum, eighth edition. New York. Pearson Publishers
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Susilana, R. Dkk. (2006), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply