Keterampilan Mengejar – Menjelaskan

9 min read

Pengertian Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan anatara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Saud (2012).

Penyampaian informasi yang terencana dengan  baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik seorang guru sendiri, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.

Keterampilan menjelaskan ini berhubungan dengan:

·         Penyampaian sesuatu ide/pendapat ataupun pemikiran (dalam hal ini, bahan pelajaran) dalam bentuk kata-kata.

·         Pengorganisasian dalam menyampaiakan ide tersebut:

·         Sistematika penyampaian

·         Hubungan antar hal terkandung dalam ide itu

·         Upaya untuk secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun pemahaman pada diri siswa.

Hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya di antaranya adalah pengkajian ide atau bahan yang disajikan (biasanya topik), pengkajian hubungan yang mungkin ada di antara hal-hal yang terkandung dalam ide tersebut, serta kemungkinan pengambilan ikhtisar atau generalisasinya.

Guru harus memilki keterampilan dalam memberikan penjelasan kepada siswanya. Menurut Alma (2010) keterampilan tersebut diantaranya adalah:

1.      Clarity (kejelasan) yang meliputi:

·      Kejelasan penggunaan bahasa secara fasih (Clarity of Leanguage)

a.       Dalam hal apa perlu kejelasan

   1)      Kejelasan tujuan

   2)      Kejelasan proses (dalam presentasi/membawakan)

   3)      Berhubungan erat dengan pencapaian mobil

b.      Aspek-aspek kejelasan:

   1)      Pengetahuan/pengalaman guru tentang subjek

   2)      Perencanaan pelajaran

   3)      Membuat hubungan-hubungan yang jelas/tepat

   4)      Menanamkan pemindahan fase

   5)      Bahasa yang dimengerti (dalam meenerangkan dalam bertanya) pilih kata-kata yang tepat hindari    kekaburan bahasa, pahami istilah-istilah yang berasal dari bahasa asing agar tidak salah ucap dan tidak salah menggunakannya

   6)      Kemampuan menganalisa anatar yang abstrak dan yang konkrit

   7)      Mendefinisikan istilah-istilah baru/mengartikannya

   8)      Hindari kekaburan dalam pembicaraan/kata-kata

    9)      Hindari kebiasaan verbal yang mengganggu perhatian siswa: “uhm”, “a”, “apa itu”, “apa namanya”, e e e…

·      Kejelasan dalam menyatakan sesuatu ide secara eksplisit

·      Upaya untuk mmenghindari kekaburan

2.      Menggunakan contoh-contoh dan ilustrasi (use of examples)

·      Ilustrasi merupakan penggambaran dari ide yang telah disampaikan, fungsinya untuk memeperjelas ide sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang kabur.

·      Contoh diberikan untuk mengkonkritkan ilustrasi yang diberikan, fungsinya untuk menghindari terjadi verbalisme

Untuk itu perlu diperhatikan:

·           Kesederhanaan.

·           Jelas dan konkret.

·           Selaras dengan tingkat pengalaman siswa.

·           Kalau mungkin faktual (berdasarkan kenyataan) dan aktual (benar-benar terjadi).

a.         Alasan menggunakan contoh-contoh:

1)        Sebagian besar isi pelajaran tidak melibatkan siswa/guru dalam situasi nyata, jadi bersifat abstrak.

2)        Sebagian besar terdiri dari “kata”, konsep/ide.

3)        Membuat kata-kata yang “mati” menjadi “hidup”.

4)        Hilangkan “kejemuan”  terhadap hal-hal yang sifatnya abstrak, tujuannya adalah untuk:

                            a)         Mempermudah belajar.

                            b)         Mempertahankan perhatian.

5)        Tidak semua siswa dapat menangkap semua ide secara mudah.

6)        Contoh menghubungkan konsep-konsep baru/asing pada pengalaman nyata.

7)        “Konkretisasi” dari penyajian verbal ditingkatkan.

b.        Prinsip penggunaan:

1)        Jelas, konkret, obyek/kejadian sehari-hari.

2)        Disesuaikan dengan “luas” pengalaman siswa.

3)        Harus berhubungan/berkaitan dengan permasalahan.

c.         Bentuk penggunaan:

1)        Verbal/analogi

2)        Diagram, gambar, model, demonstrasi, situasi nyata.

3)        Kombinasi (variasi) contoh.

4)        Lihat, dengar, sentuh/rasa, nikmati, mencium.

d.        Pola penggunaan:

1)        Induktif: contoh/ilustrasi – konsep/generalisasi.

2)        Deduktif: konsep/generalisasi – contoh.

3)        Kombinasi 1 dan 2, bergantung kepada:

                          a)           Materi pelajaran.

                          b)           Usia siswa.

                          c)           Luasnya pengetahuan/pengalaman siswa.

3.        Emphasis (Penekanan)

Pemberian tekanan dilakukan agar hal-hal yang dianggap penting dari ide yang telah disampaikan, lebih mendapat perhatian siswa.

Emphasis  dilakukan dalam bentuk penggunaan variasi diantaranya, suara (nada, volume ataupun tonenya), isyarat (simbol, gerakan) dan penggunaan media/ sumber pengajaran.

Penegasan atau pengarahan yang dapat dilakukan ialah dengan cara pengulangan (repetition), pengikhtisaran atau pengambilan kesimpulan (summarizing/resuming dan  conclusion) yang biasanya dilakukan pada setiap akhir dari suatu pelajaran serta penegasan menggunakan kata-kata kunci.

Mengarahkan perhatian siswa kepada hal yang inti/utama/penting dan memisahkannya dari hal-hal yang tidak/kurang penting.

Contoh:

a.         Penggunaan suara:

b.        Kombinasi antara relaks dan menyenangkan bersamaan dengan penuh energi/entusias.

c.         Penggunaan media: dengar – pandang.

d.        Teknik verbal:

1)        Summary/ulangi; di muka – terminal – akhir.

2)        Menguatkan jawaban siswa.

3)        Menggunakan kata-kata antara: tetapi, oleh karena itu.

4.        Organization

a.         Bahan yang akan dijelaskan, harus diorganisasi sedemikian rupa, sehingga sistematikanya mudah diikuti, logik.

b.        Atur penggunaan waktu, jangan pada permulaan pelajaran telalu lambat, melantur ke sana-sini, dan pada saat akhir jam pelajaran, seperti terburu-buru menyelesaikan bahan pelajaran.

5.        Feedback (umpan balik)

Tujuan:

a.         Sebagai evaluasi sederhana.

b.        Menghindari aktivitas monolog guru.

c.         Memberi kesempatan pada siswa untuk:

·           Mengemukakan pemahaman/pengertian mereka.

·           Menampakkan keragu-raguan/kebingungan mereka.

·           Menampakkan minat mereka (monitor).

·           Menampakkan sikap mereka.

d.         Menciptakan situasi baru dan menumbuhkan minat belajar.

e.         Mengkaji pemahaman siswa, mengendalikan sikap dan perilaku siswa.

Dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, kadang-kadang ada guru yang takut dengan pertanyaan siswa, karena kemungkinan guru tidak tahu jawabannya. Pada zaman komunikasi modern sekarang ini besar kemungkinan murid lebih tahu dari guru dalam beberapa hal. Oleh sebab itulah guru tidak perlu merasa takut, apabila tidak dapat menjawab. Guru dapat berterus terang, belum mengetahui persoalan itu, dan dapat meminta bantuan pada murid yang lain, jika ada yang mengetahui jawabannya.

2.2 Tujuan Keterampilan Menjelaskan

Menurut Saud,Udin Syaefudin (2012) tujuan utama keterampilan menjelaskan sebagai berikut:

a.       Membimbing murid memahami materi yang dipelajari

b.      Melibatkan murid untuk berpikir untuk memecahkan masalah

c.       Untuk memberikan balikan pada murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka

d.      Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah

e.       Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar

2.3 Komponen Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan terdapat komponen-komponen yang harus diperhatikan. Komponen-komponen tersebut diantaranya yaitu komponen merencanakan dan penyanjian suatu penjelasan.

2.3.1        Komponen Merencanakan

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan menerima pesan.

a.       Isi pesan (materi)

Isi pesan (materi) meliputi:

·         Analisis masalah secara keseluruhan, dalam hal ini termasuk mengidentifikasikan unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.

·         Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan tersebut.

·         Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.

b.      Penerima pesan

Merencakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat tergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor tersebut.

2.3.2        Komponen Penyajian

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.       Kejelasan

Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari pengucapan istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa.

b.      Penggunaan contoh ilustrasi

Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

c.       Pemberian tekanan

Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”.

d.      Penggunaan balikan

Guru hendaknya memberi kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu guru perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka.

2.4     Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan

Adapun prinsip-prinsip menurut  Saud (2012) sebagai berikut:

a.       Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam pelajaran, tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.

b.      Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.

c.       Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumnya.

d.      Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.

e.       Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karateristik siswa.

2.5     Tahapan-tahapan dalam Keterampilan Menjelaskan

Menurut Saputri (2014) terdapat lima tahap dalam keterampilan menjelaskan, yaitu:

1)      Menyampaikan Informasi

Secara sederhana menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam konteks pembelajaran, menyampaikan informasi adalah memberitahu peserta didik tentang definisi-definisi atau pengertian-pengertian dasar tentang materi pembelajaran.

2)      Menerangkan

Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta didik.

3)      Menjelaskan

Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan dimaksudkan untuk menunjukkan “mengapa”, “bagaimana”, dan “untuk apa”. Pola penjelasan ini berupaya membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang saling mempengaruhi, bahkan menunjukkan sebab-akibat.

4)      Pemberian Contoh

Untuk menyampaikan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan, berilah contoh konkret secara nyata.

5)      Latihan

Langkah terakhir di dalam penjelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.

2.6     Kelebihan Penerapan Keterampilan Menjelaskan

Kelebihan penerapan keterampilan menjelaskan menurut Saputri (2014) diantaranya sebagai berikut:

·         Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.

·         Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.

·         Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.

·         Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.

·         Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.

·         Dapat meningkatkan analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.

2.7     Kelemahan Penerapan Keterampilan Menjelaskan

Kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan menurut Saputri (2014) diantaranya sebagai berikut:

·         Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi kaarkteristik auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.

·         Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan membosankan.

·         Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit bahkan habis untuk menjelaskan.

Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan sangatlah sulit ditentukan jawabannya karena kondisi di lapangan yang sering berubah, yang berakibat pada derajat...
Ahmad Dahlan
7 min read

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Leave a Reply