Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

2 min read

Pendekatan SAintifik dalam pembelajaran

Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang membantuk peserta didik secara aktif (student centered) untuk menemukan dan mengkonstruksi konsep, prinsip serta hukum-hukum sains. Pendekatan ini secara umum mengadopsi langkah-langkah keterampilan prises yang dimulai dari

  1. Mengobservasi dan Mengumpulkan data Awal
  2. Merumuskan Masalah
  3. Mengumpulkan informasi
  4. Merumuskan hipotesis
  5. Menyusun percobaan
  6. Mengumpulkan data
  7. Menganalisis data
  8. Menarik kesimpulan
  9. Mengkomuminikasikan.

Langkah-langkah ini kemudian disusun secara sederhana agar dapat diimplementasikan pada seluruh mata pejalaran dan topik belajar menjadi 5 langkah yakni

  1. Mengamati
  2. Menanya
  3. Mengumpulkan Informasi
  4. Mengasosiasikan / Menalar
  5. Mengkomunikasikan.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. pembejalaran ini terkenal dengan komponen 5M nya, berikut saya coba menganalisis kekuatan dan kelemahan dari masing-masing komponen dalam sebuah Tabel.

Tabel Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Saintifik

KomponenKekuatanKelemahan
MengamatiPeserta didik senang dan tertantang

Memfasilitasis peserta didik bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik

Peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Peserta didik diharapkan dapat menyajikan media obyek secara nyata,
Dalam prosesnya, peserta didik seringkali acuh tak acuh terhadap fenomena alam.

Motivasi peserta didik rendah.

Memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang

Biaya dan tenaga relatif banyak

Jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
MenanyaBertanya, membuat peserta didik proaktif dalam mencari pembuktian atas penalarannya. Hal ini memicu mereka untuk bertindak lebih jauh ke arah positif seperti keinginan yang tinggi untuk membuktikan jawaban atas pertanyaannya.

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian  peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir,  dan menarik  simpulan.

Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Jenis pertanyaan kadang tidak relevan.

Kualitas pertanyaan peserta didik masih rendah.

Kemampuan awal menjadi tolak ukur peserta didik untuk bertanya sehingga intensitas bertanya dalam kelas sangat bergantung pada kemampuan awal yang didapat dari jenjang atau materi sebelumnya.

Tidak semua peserta didik memiliki keberanian untuk bertanya.

Kadang peserta didik  beranggapan bahwa bertanya berarti cenderung tidak pintar
MenalarMelatih siswa untuk mengkaitkan hubungan sebab-akibat

Merangsang peserta didik untuk berfikir tentang kemungkinan kebenaran dari sebuah teori.
Peserta didik terkadang malas untuk menalar sesuatu karena sudah terbiasa mendapatkan informasi langsung oleh guru.
MencobaPeserta didik merasa lebih tertarik terhadap pelajaran dalam menemukan atau melakukan sesuatu.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk membuktikan kebenaran atas penalarannya

Membuat ilmu yang didapatkan melekat dalam waktu yang lama dibandingkan diberitau langsung oleh guru.

Melatih peserta didik untuk bertindak teliti, bertanggung jawab, cermat dan berhati-hati.
Percobaan yang dilakukan oleh peserta didik seringkali tidak diikuti oleh rasa ketelitian dan kehati-hatian peserta didik.

Memerlukan waktu yang lebih dalam  menemukan jawaban atas percobaan
MengkomunikasikanPeserta didik dilatih untuk dapat bertanggung jawab atas hasil temuannya.

Peserta didik diharuskan membuat/ menyusun ide gagasannya secara terstruktur agar mudah disampaikan
Tidak semua peserta didik berani menyampaikan ide gagasan atau hasil penemuannya

Tidak semua peserta didik pandai dalam menyampaikan informasi

salah satu komponen 5M yang kelemahannya yang paling penting dan paling krusial untuk segara diatasi menurut saya, adalah komponen (observing) mengamati, mengenai :

  1. Peserta didik seringkali acuh tak acuh dalam mengamati fenomena alam, percobaan. dsb.
  2. Motivasi peserta didik yang masih rendah, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kesadaran terhadap urgensi belajar IPA yang masih rendah.
  3. Terkadang dalam melakukan proses mengamati memerlukan waktu persiapan dan pelaksaanaan yang lama, biaya yang mahal dan tenaga yang relatif banyak.
  4. Jika dalam mengamati tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

Mengenai hal (kelemahan) diatas, solusinya adalah menumbuhkan motivasi peserta didik. Salah satu caranya guru sebagai pembimbing peserta didik dalam membimbing belajar harus kreatif dan inovatif memotivasi peserta didik, menggali peserta didik agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi salah satu caranya bisa dengan membuat rencana-rencana pembelajaran yang membuat peserta didik senang dalam mengamati objek namun tidak memberatkan peserta didik dalam hal biaya, waktu dan tenaga, misalnya guru membuat rencana pembelajaran mengenai prinsip kerja roket dengan peralatan sederhana (dengan botol yang diisi air), merancang pembejalaran mengenai konsep tekanan yang sederhana, dsb.

Leave a Reply