Filsafat Islam: Sejarah Filsafat Islam, Ciri-ciri dan Tokoh Filsafat Islam

2 min read

Sejarah Filsafat Islam

Bisa dijelaskan bahwa sejarah filsafat di dunia Islam adalah sejarah penyelarasan antara syari’at dan filsafat, atau iman dengan rasio. Dan inilah tema yang paling penting dan paling menghabiskan energi dalam filsafat Islam. Sekalipun demikian, sejarah filsafat Islam belum bisa menciptakan sebuah paduan di antara keduanya dengan baik. Ini karena seluruh bangunan filsafat Islam, baik materi maupun bentuknya, diambil terutama dari bahan-bahan Yunani atau yang disimpulkan dari ide-ide Yunani. Upaya islamisasi ide-ide Yunani memang telah banyak dilakukan oleh para filsuf muslim, namun warna Yunani-Nya tetap lebih menonjol daripada “Islam”-nya. Itulah mengapa Fazlur Rahman lalu menyebut filsafat Islam lebih bersifat helenistik.

Dari kacamata sejarah kita melihat kalau penerjemahan karya-karya Yunani pada abad ke-8 M. dianggap sebagai masuknya filsafat Yunani ke dunia Islam, maka sesungguhnya aktivitas tersebut sebetulnya adalah kelanjutan dari aktivitas sebelumnya yang telah dilakukan oleh orang-orang Kristen Nestorian di Siria. Memang, jauh sebelum Islam menaklukkan wilayah-Wilayah Timur Dekat, Siria telah menjadi Wilayah pertemuan dari dua kekuatan dunia, Romawi dan Persia. Karena itu, Siria memainkan peran penting dalam penyebaran budaya Timur dan Barat. Posisi penting Persia ini bisa dilacak dari kisah penaklukan Alexander Yang Agung atas Darius pada tahun 331 M di Arbela. Kemenangan Alexander ini menandai pertemuan dua budaya dunia, Yunani dan Persia.

Setelah Alexander meninggal, kerajaannya yang besar terbagi menjadi tiga: Macedonia di Eropa, kerajaan Ptolomeus di Mesir dengan ibu kotanya Alexandria, dan kerajaan Selerucid (Seleucus) di Asia dengan kota-kota penting Antioch di Siria, Seleucia di Mesopotamia, dan Bactra di Persia sebelah Timur.

Filsafat ala Yunani tersebar di banyak dunia Islam. Seperti yang banyak dicatat dalam buku sejarah, ketika orang Islam menundukkan kota-kota pusat studi ilmu Yunani ini, mereka sama sekali tidak mengusik institusi-institusi ini. Bahkan, orang-orang Arab sama sekali tidak mengintervensi bahasa dan budaya penduduk daerah yang ditundukkannya.

Filsafat Neo-Platonisme dipandang sesuai dengan konsep tauhid dalam Islam, fenomena ini juga dapat dilacak dari dua buku versi Arab yang begitu memesona para pemikir Islam saat itu. Bahkan, orang-orang saat itu menganggapnya sebagai anugerah Tuhan. Kedua buku itu disebut dengan Theology of Aristoteles dan Libre de Causis yang keduanya secara salah dinisbatkan kepada Aristoteles. Baik dalam Theologia maupun De Camis, ajaran emanasi, yang merupakan landasan bagi hampir semua pemikiran filsafat Islam, diuraikan dan dibahas secara mendalam. Dalam kedua buku tersebut terkandung unsur neo-Platonisme yang masuk ke dalam pemikiran-pemikiran filsafat bahkan merembes ke dalam metafisika yang dikembangkan oleh beberapa orang sufi.

Contoh lainnya dapat dilihat dalam konsep tajalli versi Ibnu Arabi. Meskipun Ibnu Arabi mengganti konsep emanasi Plotinus dengan tajalli, namun ia tidak bisa mengelak dari logika Plotinian. Ibnu Arabi mengatur konsep tajallinya di dalam urutan yang sama dengan yang dibuat Plotinus. Kalau Plotinus menempatkan Akal Pertama dalam hierarki tertinggi dan dunia materi dalam hierarki terendah, maka Ibnu Arabi juga meletakkan inzan kamil, haqiqat al-haqa’iq atau al-aql al-awwal, Nur Muhammad, sebagai wadah tajalli Tuhan yang paripurna, dan mineral sebagai wadah tajalli yang terendah.
Ciri-ciri Filsafat Islam
Maka mengikuti Beck dan Kaptein (1988) setidaknya ada lima ciri khas filsafat Islam, dan menjadi landasan utama berbagai uraian dalam artikel ini.

Pertama, mereka mempunyai kesamaan dalam melihat kebenaran Al-Qur’an dan ajaran Islam sehari-hari.
Kedua, Para filsuf Islam percaya bahwa ada garis yang menghubungkan Islam dengan filsafat Yunani. Mereka meyakini bahwa wahyu Islam merupakan kelanjutan dari mata rantai perenial yang telah muncul dalam alam pikiran Yunani.
Ketiga, Filsafat Islam bertujuan mendapatkan pengetahuan dalam rangka mendapatkan hikmah (kearifan).
Keempat, kualitas kebijaksanaan atau kearifan yang hendak digapai oleh para filsuf Islam adalah kualitas keagamaan.
Kelima, Filsafat Islam menunjukkan kegemarannya akan masalah pengetahuan dan dasar-dasar psikologi serta ontologinya.

Dan dari kelima karakter itulah yang akan menghantarkan kita memahami perkembangan filsafat Barat Modern, dan bisa dinyatakan adanya penghubung antara perkembangan Filsafat Islam/filsuf muslim dengan akar perkembangan Filsafat Barat Modern.

Dan yang penting juga untuk digaris bawahi bahwa Filsafat Yunani yang diserap dalam alam pikiran Islam bukan saja datang dari Plato dan Aristoteles, melainkan juga pikiran-pikiran yang sudah berkembang beberapa abad kemudian yang dikembangkan oleh para penerus dan penafsir mereka. Di samping Platonisme dan Aristotelianisme, terdapat pula pengaruh Stoikisme, Pitagorisme, dan terutama Neoplatonisme dari Plotinus dan Proclus. Terutama pengaruh dari Neoplatonisme inilah yang membuat wajah filsafat Islam tampil dalam wujud kebijaksanaan tunggal. Para Filsuf Islam, apalagi para mistiskus intelektulis sangat yakin adanya kearifan tunggal sehingga mereka menjadikannya sebagai weltanhaung.
Tokoh-tokoh Filsafat Islam
Dari sini kemudian muncullah nama-nama filsuf Islam besar yang kontribusinya sangat menentukan peradaban, tidak hanya peradaban Islam, tetapi juga dunia. Tercatat dari rahim Islam nama-nama filsuf yang sangat mempengaruhi dunia, seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Ar-Razi, dan Ibnu Rusyd. Tentu saja dalam artikel yang cukup singkat ini tidak mungkin diungkapkan ajaran filsafat masing-masing filsuf. Pembaca bisa membaca tokoh-tokoh filsuf Islam dalam artikel yang di sediakan dalam blog ini atau sumber-sumber informasi lain yang pembaca kehendaki.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply