Pengambilan keputusan adalah proses penting dalam kehidupan kita yang melibatkan pemilihan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Ini bisa mencakup keputusan pribadi, profesional, atau bahkan keputusan strategis yang memengaruhi organisasi atau masyarakat secara keseluruhan
Pengambilan Keputusan
- Identifikasi Masalah: Pertama, identifikasi masalah atau kesempatan yang memerlukan keputusan. Jelasnya merumuskan apa yang ingin Anda capai atau resolusikan adalah langkah awal yang penting.
- Kumpulkan Informasi: Kumpulkan semua informasi yang relevan terkait dengan masalah atau kesempatan yang Anda hadapi. Ini bisa melibatkan penelitian, konsultasi dengan ahli, atau meminta masukan dari orang lain.
- Identifikasi Alternatif: Buat daftar alternatif yang mungkin untuk menyelesaikan masalah atau memanfaatkan kesempatan yang ada. Pastikan untuk mempertimbangkan berbagai opsi dengan cermat.
- Evaluasi Alternatif: Tinjau setiap alternatif dengan cermat, menilai pro dan kontra masing-masing. Pertimbangkan aspek-aspek seperti biaya, risiko, dampak, dan konsistensi dengan nilai atau tujuan Anda.
- Pilih Solusi Terbaik: Setelah mengevaluasi semua alternatif, pilihlah yang terbaik yang sesuai dengan situasi Anda. Ini bisa menjadi keputusan yang optimal atau hanya keputusan yang paling baik dalam konteks yang ada.
- Tindakan: Setelah membuat keputusan, langkah selanjutnya adalah bertindak sesuai dengan keputusan tersebut. Ini mungkin melibatkan merancang rencana tindakan, mengalokasikan sumber daya, dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan.
- Evaluasi dan Koreksi: Setelah mengambil tindakan, evaluasilah hasilnya. Apakah keputusan Anda berhasil atau tidak? Jika tidak, pertimbangkan untuk mengoreksi jalur atau mengubah pendekatan Anda.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
- Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan. - Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective. - Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya. - Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak. - Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual. - Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu bahkan tidak berfikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik oleh kesempatan untuk menang.
Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional versus obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi resiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah ketidakpastian dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas strategi lainnya.
Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal.
Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.