Discovery Learning dalam Pembelajaran Daring dan Bauran

3 min read

Discovery Learning

Pembelajaran eksploratif ini diharapkan memperoleh metode baru yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk memperdalam pengetahuan dan pemahamannya sehingga dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Membangun keterampilan metakognitif dan mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Discovery Learning atau pembelajaran penemuan adalah proses penyelidikan induktif di mana siswa melakukan eksperimen, yang disebut metode ilmiah (Saab, et al., 2007). Oleh karena itu, Discovery Learning sangat penting untuk proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini melibatkan pembelajar secara aktif menggali data dan menjelaskan hasilnya.

Hal ini bertujuan agar siswa dapat berpikir kreatif dan beragam dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, siswa dapat belajar menemukan wawasan kognitif melalui pengalaman untuk mencari. Kegiatan ini dituangkan kemudian oleh siswa dalam bentuk StoryText. Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa juga sangat diperlukan.

Berdasarkan kurikulum Merdeka, siswa harus mampu menulis teks kontekstual. Beberapa teks yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMA adalah teks deskriptif, teks parafrase, dan cerita. Di semester ganjil, siswa diajarkan salah satu teks, teks deskriptif Lokasi tematik”. Tema ini memungkinkan guru dan siswa untuk menerapkan pembelajaran secara lebih interaktif menggunakan teknologi. Sambil belajar Teks eksplanasi, siswa belajar bagaimana menggunakan alat berbasis teknologi, yaitu educandy. Sebuah aplikasi berbasis kata-bangunan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kosa kata melalui permainan interaktif. Dalam hal keterampilan menulis, siswa memiliki akses ke diskusi interaktif di NearPod LMS. Aplikasi lain yang bisa digunakan adalah Photostory (photostory.id). Siswa dapat membuat suara foto yang menampilkan kutipan/refleksi foto dan audio. Pembelajaran teks eksplanasi melalui integrasi teknologi dalam penerapan kerangka TPACK dengan kemampuan guru menjadikan

MODUL

pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi siswa serta memotivasi mereka untuk belajar bahasa Inggris.

Sebagaimana dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, bahwasanya anak didik wajib bisa menuliskan sebuah teks cerita. Berdasarkan dalam kurikulum 2013 mengharuskan pengajar mengaplikasikan pembelajaran yg aktif & kreatif. Hal ini jua serupa menggunakan kemampuan berbicara atau publicspeaking. Siswa diperlukan sanggup mempresentasikan output diskusi menggunakan baik selama proses pembelajaran berlangsung. Speaking adalah skill produktif pada pembelajaran bahasa Inggris. Kesuksesan pada pembelajaran bahasa Inggris merupakan saat siswa bisa berkomunikasi memakai bahasa Inggris baik didalam juga diluar kelas (Davies&Pearse, 2000). Kegiatan pembelajaran ini, memiliki kompetensi untuk membantu anak didik fasih berbicara bahasa Inggris.

Media atau tools yg disertakan pada desain instruksional ini fokus pada keterampilan menulis & berbicara. Berkaitan dengan metode Discovery Learning beberapa media yang menunjang aktivitas belajar mengajar, diantaranya Educandy, Nearpod, & Photostory. Dimana masing-masing pelaksanaan ini saling berkaitan, mengingat kemampuan berbicara & menulis anak didik pada bahasa Inggris memakai ketiga pelaksanaan pembelajaran tadi. Setiap media pembelajaran memiliki kegunaan dan fungsi tersendiri pada bahan ajar ini, misalnya Educandy yang fokus dalam permainan interaktif berbasis pembelajaran writing. Nearpod untuk forum diskusi & berbagi pengetahuan dan Photostory untuk memberikan output temuan atau menggambarkan & mempresentasikan output temuan peserta didik pada bahan ajar. Hanafiah (2009) menekankan bahwa Discovery Learning merupakan suatu rangkaian aktivitas pembelajaran yg melibatkan secara aporisma semua kemampuan peserta didik untuk mencari & menganalisa secara sistematis, kritis, logis sebagai akibatnya mereka bisa menemukan sendiri pengetahuan, perilaku & keterampilan menjadi wujud adanya perubahan perilaku. Jadi bisa disimpulkan bahwa pembelajaran Discovery Learning merupakan suatu contoh pembelajaran dengan cara menemukan sendiri, memeriksa sendiri pengetahuan, perilaku & keterampilan menggunakan tools atau media pendukung pada desain ini fokus dalam kemampuan menulis & berbicara.

Penerapan Discovery Learning pada Pembelajaran Daring dan Bauran

Castronova (2010) mengidentifikasi ciri pembelajaran menggunakan Discovery Learning yang sangat berbeda dengan pembelajaran tradisional. Adapun berikut ciri atau karakteristik-karakteristik dari Castronova:

  1. Discovery Learning mementingkan proses pembelajaran, bukan hanya pada produk atau output belajar, sehingga peserta didik dapat menguasai materi & mengaplikasikannya dengan baik.
  2. Pada Discovery Learning, peserta didik akan belajar berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya, & terus mencari pemecahan kasus yg diperlukan.
  3. Memberikan umpan balik atau feedback, kolaborasi dan diskusi dapat membantu pelajar lebih memahami Discovery Learning.

Oleh karena itu, Pembelajaran Discovery Learning dengan menggunakan media interaktif berkontribusi pada proses pembelajaran yang aktif dan kreatif serta memberikan wawasan baru bagi guru dan siswa.

Manfaat Discovery Learning

Penerapan konsep pembelajaran eksploratif di atas dilakukan di salah satu kelas X SMK di Surakarta. Guru menerapkan konsep pedagogi ketika mengajar teks eksplanasi. Dalam proses pembelajaran ini, siswa akan terinspirasi oleh permainan interaktif untuk mempelajari kosakata dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Guru selanjutnya akan membimbing untuk membahas contoh teks deskriptif dan prosedur penugasan pada nearpod. Pada kegiatan selanjutnya, mintalah siswa untuk membuat deskripsi video cerita foto melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar mereka. Hasil deskripsi video tersebut kemudian diunggah ke VoiceThread dan YouTube, dimana siswa dapat memberikan masukan/komentar untuk melatih berpikir kritis.

Konsep pembelajaran di atas sesuai dengan desain pembelajaran abad 21, yang mengajarkan guru sebagai fasilitator untuk mencapai pembelajaran yang bermanfaat bagi siswanya. Dengan cara ini, siswa dapat melatih berpikir kritis dan produktif serta memecahkan masalah. Pembelajaran ini juga mendukung teknologi sebagai alat untuk mempermudah pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, Guru memungkinkan mengembangkan keterampilan: kolaborasi (bekerja sama dengan teman dalam kelompok), komunikasi (melatih komunikasi siswa dalam mengkomunikasikan ide/gagasan/presentasi), berpikir kritis (kritis pada topik diskusi), dan merenungkan), dan kreatif (kreatif dalam pembuatan konten), yang dapat diintegrasikan dengan teknologi). Salah satu kerangka Model pembelajaran abad 21 yang direkomendasikan adalah framework TPACK. Komponen TPACK adalah pedagogi, teknologi dan konten. Pedagogi adalah cara guru merancang pembelajaran, teknologi adalah cara guru mengintegrasikan pembelajaran sebagai fasilitas pendukung, dan konten adalah subjek pembelajaran itu sendiri. Komponen-komponen tersebut harus saling terintegrasi. TPACK memiliki metode pendidikan yang berfokus pada desain pembelajaran. Desain instruksional, pembelajaran penemuan memberikan siswa ruang untuk mengeksplorasi dan mengamati lingkungan, memungkinkan siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, siswa mengamati dan menemukan sesuatu yang unik untuk dijelaskan, yang diolah menjadi sebuah video yang menjelaskan objek tersebut. Peserta dalam kegiatan ini Siswa akan memperoleh keterampilan untuk menulis penjelasan, berbicara dalam diskusi, dan mempresentasikan pengamatan dalam pembelajaran.

Leave a Reply