Desain Penelitian Kualitatif

7 min read

Desain Penelitian kaulitatif adalah desain penelitian yang memiliki banyak bentuk. Tidak sekaku penelitian kuantitatif, desain penelitian kualitatif cenderung lebih dinamis dan bergantung dengan keadaan yang ada di lapangan.

Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent dimana penomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu penomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan.

A. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya. Oleh karena itu seorang peneliti belum mengetahui tentang responden dan apa yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan perubahan.

Dalam penelitian kualitatif, bacaan yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

Desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir.

Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja, dan dalam pengertian yang luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

  1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
  2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
  3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.
  4. Membangun penyelidikan atau percobaan.
  5. Memilih serta memberikan defenisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
  6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
  7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
  8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.
  9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik.
  10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.

B. Desain Pelaksanaan Penelitian

Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variable, memilih posedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat codingediting dan memproses data yang dikumpulkan, dalam pelaksanaan penelitian, termasuk juga proses analisa data serta membuat pelaporan. Oleh Suchman (1967) desain dalam pelaksanaan penelitian dibagi atas :

  • Desain Sampel
  • Desain Alat (instrument) dan
  • Desain Analisis

1. Desain Sampel

Desain sampel yang akan digunakan dalam operasional penelitian amat tergantung dari pandangan efisiensi, yaitu :

  • Mendefinisikan populasi
  • Menentukan besarnya sampel
  • Menentukan sampel yang representatif

2. Instrumen

Yang dimaksud dengan alat disini adalah alat untuk mengumpulkan data. Walau metode penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap alat untuk mengumpulkan data sangat menentukan dalam pengujian hipotesis. Alat yang digunakan dapat saja sangat berstruktur (seperti check list dari questionair atau schedule), kurang berstruktur (seperti interview guide), ataupun suatu outline biasa di dalam mencatat pengamatan langsung.

Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat tersebut cocok dengan informasi yang diinginkan untuk memperoleh data yang cukup reliable. Kecuali dalam penelitian percobaan, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial sukar menjamin terdapatnya validitas mutlak dari obsrvasi data. Satu alat bisa saja untuk satu kegunaan, tetapi menjadi tidak valid untuk tujuan yang lain. Secara umum desain dari alat haruslah dievaluasikan sebelum digunakan untuk dapat menjamin efisiensi dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk menguji hipotesis.

3. Desain Analisis

Secara ideal desain analisis sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum pengumpulan data dimulai. Jika desain dalam memformulasikan hipotesis sudah cukup baik, maka desain analisis secara pararel dapat dikembangkan dari desain merumuskan hipotesis tersebut. Hipotesis tersebut dianggap baik jika ia konsisten dengan analisis yang akan dibuat.

Dalam desain analisis, maka diperlukan sekali alat-alat yang digunakan untuk membantu analisis. Penggunaan statistik yang tepat yang sesuai dengan keperluan analisis harus dipilih sebaik-baiknya.

C. Unsur-Unsur Desain Penelitian Kualitatif

Pada hakikatnya desain penelitian kualitatif ini bersifat “emergent” atau tidak dapat dimantapkan pada taraf permulaan dan baru mendapat bentuk yang lebih jelas sepanjang penelitian itu dijalankan, namun untuk kepentingan penulisan laporan, peneliti sebaiknya membuat suatu desain yang dapat menjadi bahan untuk dipertimbangkan kebenarannya. Dianjurkan agar peneliti mengadakan survey pendahuluanagar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai masalah penelitiannya.

Dalam penyusunan desain penelitian kualitatif, Bogdan dan Biklen (1982) menjelaskan unsur-unsur penelitian kualitatif, yaitu :

1. Menentukan fokus penelitian.

Penelitian kualitatif memilih pokok permasalahan yang akan diteliti. Masalah yang akan diteliti, yang pada awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada dalam lapangan. Perumusan permasalahan mempunyai rencana penting dalam mengarahkan penelitian dan setiap permasalahan yang telah dirumuskan ada kemungkinan mengalami perubahan.

2. Penyesuaian Paradigma Penelitian dengan teori

Dalam penelitian kualitatif temuan-temuan lapangan dapat memunculkan teori baru. Teori baru tersebut seharusnya sesuai dengan paradigma yang dihasilkan teori tersebut. Tidak dipastikan terlebih dahulu teori apa yang akan dijadikan pegangan.

Namun tidak berarti bahwa penelitian naturalistik sama sekali tidak memerlukan teori. Dalam mengadakan tafsiran untuk mengetahui maknanya, peneliti dengan sendirinya akan menggunakan teori yang dianggapnya dapat membantunya. Namun tidak berpegang pada satu teori.

3. Menentukan sumber data lokasi para responden

Dalam penelitian naturalistik yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel berupa responden yang dapat diwawancarai.

Untuk memperoleh informasi tertentu sampling dapatditeruskan sampai dicapai taraf “redundancy”, ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Perencanaan sampling dilakukan dengan dasar pertimbangan, sebagai berikut:

  1. Menyiapkan indentifikasi unsur-unsur awal
  2. Menyiapkan munculnya sampel secara purposive
  3. Memfokuskan sampel secara kontiniu
  4. Menetapkan kapan sampling dihentikan

4. Menentukan tahap-tahap penelitian

Dalam penelitian dirumuskan bagaimana proses berlangsungnya penelitian dari suatu tahap ketahap berikutnya. Tahapan tersebut meliputi tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap Orientasi
  2. Tahap eksplorasi
  3. Memberi chek dengan mengecek temuan akhir

5. Menentukan instrumen penelitian

Instrumen yang utama ialah peneliti itu sendiri. Pada awal penelitian, penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah yang merupakan alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung selama waktu tertentu, diperoleh fokus yang lebih jelas, maka ada kemungkinan untuk mengadakan angket dan wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh data ulang yang lebih spesifik.

6. Merencanakan Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti mengandalkan teknik-teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, observasi serta analisis dokumen.

7. Merencanakan Prosedur Analisis.

Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya. Analisis dilakukan untuk mengembangkan hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh.[6]

8. Merencanakan logistik.

Peneliti harus memikirkan hal-hal yang diperlukan sebelum, sewaktu dan sesudah penelitian di lapangan, misalnya mempertimbangkan kebutuhan perlengkapan awal sebelum penelitian dilaksanakan, perlengkapan sebelum kunjungan lapangan, perlengkapan pada waktu berada dilapangan, dan lain-lain.

9. Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang diperoleh dari lapangan diperiksa melalui kriteria dan teknik tertentu. Ada empat Kriteria yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).[7]

D. Jenis-Jenis Desain Penelitian

Mc Grath (1970) membagi desain penelitian atas lima, yaitu percobaan dengan kontrol, studi, survey, investigasi, dan penelitian tindakan. Sedangkan Barnes (1964) membagi desain penelitian atas :[8]

  • Studi “Sebelum-sesudah” dengan kelompok kontrol
  • Studi “Sesudah Saja” dengan kelompok kontrol
  • Studi “Sebelum-sesudah” dengan satu kelompok
  • Studi “Sesudah Saja” tanpa kontrol dan,
  • Percobaan ex post facto.

Sedangkan Selletizet al. (1964) membagi desain penelitian atas tiga yaitu :

  • Desain untuk studi eksploratif dan formulatif
  • Desain untuk studi deskreptif
  • Desain untuk studi menguji hipotesa kausal

Shah (1972) mencoba membagi desain penelitian atas 6 jenis yaitu :

  • Desain untuk penelitian yang ada kontrol
  • Desain untuk studi deskriptif dan analitis
  • Desain untuk studi lapangan
  • Desain untuk studi dengan dimensi waktu
  • Desain untuk studi evaluative-nonevaluatif dan
  • Desain dengan menggunakan data primer atau sumber data sekunder

1. Desain Penelitian yang ada Kontrol

Desain penelitian ini adalah desain percobaan atau desain bukan percobaan. Kedua desain tersebut mempunyai kontrol. Dalam desain percobaan, beberapa variable dikontrol dan beberapa merupakan kontrol. Dalam percobaan, si peneliti mengadakan manipulasi terhadap beberapa variable atau faktor yang merupakan fenomena yang meyebabkan munculnya hasil yang sedang diteliti. Desain percoban ini biasanya dipakai untuk meneliti fenomena natural.

2. Desain Penelitian Deskriptif-Analitis

Penelitian yang noneksperimental dapat dibagi atas peneltian deskreptif dan penelitian analitis. Penelitian deskreptif  adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam desain studi deskreptif yang berkehendak hanya untuk mengenal fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam studi deskriptif juga termasuk :

  1. Studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu dan
  2. Studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimisasikan dan memaksimumkan realibilitas.

Desain studi analisis lebih banyak dibatasi oleh keperluan-keperluan pengukuran, dan menghendaki suatu desain yang menggunakan model seperti pada desain percobaan.

Sesuai dengan metode penelitian, maka desain deskriptif dan analisa dapat dibagi  pula atas tiga, yaitu : desain studi historis, desain studi kasus dan desain surve. Seperti sudah dijelaskan, metode penelitian sejarah mencakup empat aspek yaitu ; historis, menguji secara kritis asal dan keaslian sumber sejarah serta validitas dari isi sumber tersebut memberikan interpretasi dan pengelompokan dari fakta-fakta serta hubungannya dan formulasi serta melukiskan hasil penemuan (Gee, 1950).[10]

3. Desain Penelitian Lapangan atau Bukan

Desain percobaan dapat dilihat dari sudut apakah penelitian tersebut merupakan setting dengan menggunakan lapangan atau tidak. Desain penelitian sejarah, misalnya kurang menggunakan penelitian lapangan, karena banyak kerja penelitian dilakukan untuk mendapatkan dokumen-dokumen di museum, perpustakaan dan sebagainya. Sebaliknya, desain untuk penelitian percobaan lebih banyak dilakukan dilapangan. Keadaan serta tingkat kontrol yang dapat dilakukan juga dipengaruhi oleh ada tidaknya kerja lapangan dalam penelitian.

4. Desain Penelitian dalam hubungan dengan waktu

Dalam hubungannya dengan waktu serta pengulangan penelitian, maka penelitian percobaan dan penelitian dengan menggunakan metode sejarah memakai desain di mana penyelidikan dilakukan dalam suatu interval waktu tertentu.

5. Desain dengan Tujuan Evaluatif atau Bukan

Suchman (1967) memberi definisi penelitian evaluasi sebagai penentuan (apakah berdasarkan opini, catatan, data subjek atau obyek) hasil (apakah baik atau tidak baik, sementara atau permanen, segera ataupun ditunda) yang diperoleh dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian  dari program, dan sebagainya) yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau permormance. Desain penelitian evaluatif harus selalu mengenai perubahan yang terjadi menurut waktu.[12]

6. Desain Penelitian dengan Data Primer/Sekunder

Sebagaian besar dari tujuan desain penelitian adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya, dan valid. Dalam mengumpulkan data, maka si peneliti dapat bekerja sendiri untuk mengumpulkan data atau menggunakan data orang lain. Jika data primer yang diinginkan, maka sipeneliti dapat menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, menggunakan informan, menggunakan questionair, schedule dan sebagainya.

Jika data yang diinginkan adalah data primer, maka desain yang dibuat harus menjamin pengumpulan data yang efesien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari responden. Jika peneliti ingin menggunakan data sekunder, maka si peneliti harus mengadakan evaluasi terhadap sumber, keadaan data sekundernya, dan juga si peneliti harus menerima limitasi-limitasi dari data tersebut.

Desain penelitian merupakan perpaduan antara kepustakaan dan revisi, dimana suatu keputusan yang diambil selalu diringi dengan pengaruh adanya keseimbangan dalam proses. Tiap keputusan harus disandarkan kepada metode ilmiah, tetapi menterjemahkan keputusan tersebut dalam suatu prosedur operasional yang khas memerlukan seni dan keterampilan. Desain yang ideal sekurang-kurangnya harus mempunyai ciri-ciri berikut ini (Suchman):

  • Dibentuk berdasarkan metode ilmiah
  • Dapat dilaksanakan dengan data dan teknik yang ada
  • Cocok untuk tujuan penelitian, dalam artian harus menjamin validitas penemuan untuk memecahkan masalah
  • Harus ada orginalitas dalam membuat desain yang inventif sifatnya.
  • Ada keindahan dalam desain, dalam artian bahwa desain tersebut seimbang.
  • Desain harus cocok dengan biaya penelitian, dan dengan kemampuan sumber manusia.

Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya . Dalam desain antara lain harus ada :

  1. Populasi sasaran
  2. Metode sampling
  3. Besar sampling
  4. Prosedur pengumpulan data
  5. Cara-cara menganalisis data setelah terkumpul
  6. Perlu tidaknya statistik
  7. Cara mengambil penelitian

Desain penelitian kualitatif selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.

Bentuk-bentuk desain penelitian :

  1. Desain Survey : Suatu penelitian survey, survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupuan eksperimental.
  2. Desain Case Study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.
  3. Desain Eksperimen

E. Sistematika Penelitian Kualitatif

Secara esensial terdapat beberapa kesulitan didalam membuat desain penelitian kualitatif dengan menggunakan model umum. Hal ini disebabkan oleh:

  1. Desain penelitian kualitatif itu adalah penelitiannya sendiri
  2. Masalah dan tujuan penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum, dengan kata lain, masalah dan tujuan penelitian kualitatif bersifat kasuistik.

Contoh format desain penelitian kualitatif:

  1. Pendahuluan
    1. Latar Belakang
    2. Identifikasi Masalah
    3. Batasan Masalah
    4. Rumusan Masalah
    5. Tujuan Penelitian
    6. Manfaat Penelitian
  2. Kajian Teori dan Kerangka Pikir
    1. Kajian Teori
    2. Penelitian Yang Relevan
    3. Kerangka Pikir
  3. Metodologi Penelitian
    1. Lokasi Penelitian
    2. Waktu Penelitian
    3. Bentuk Penelitian
    4. Sumber Data
    5. Teknik Pengumpulan Data
    6. Teknik Cuplikan/Sampling
    7. Validitas Data
    8. Teknik Analisis
  4. Pembahasan dan Analisis
    1. Deskripsi Data
    2. Pembahasan/Analisis
    3. Pokok-Pokok Temuan Penelitian
    4. Analisis Justifikasi
  5. Penutup
    1. Simpulan
    2. Implikasi
    3. Rekomendasi
  6. Daftar Pustaka

Perbedaan Paradigma Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif A. Pengertian Paradigma Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut...
Ahmad Dahlan
4 min read

Uji Validitas Kuesioner Penelitian

Uji Validitas Kuisioner dalam Penelitian adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan jamina instrumen yang digunakan sudah tepat mengukur nilai dari variabel penelitian yang hendak...
Ahmad Dahlan
3 min read

Leave a Reply