Ciri-Ciri Anak Berkebutuhan Khusus -ABK

6 min read

Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Secara umum rentangan anak berkebutuhan khusus meliputi dua kategori yaitu :

  1. ABK yang bersifat permanen, yaitu akibat dari kelainan tertentu.
  2. ABK yang bersifat temporer, yaitu mereka yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan kondisi dan situasi lingkungan. Misalnya, anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat kerusuhan dan bencana alam, atau tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak yang mengalami kedwibahasaan (perbedaan bahasa di rumah dan di sekolah), anak yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan karena isolasi budaya dank arena kemiskinan dsb. Anak berkebutuhan khusus temporer, apabila tidak mendapatkan intervensi yang tepat dan sesuai dengan hambatan belajarnya bisa menjadi permanen.

Setiap anak berkebutuhan khusus, baik yang bersifat permanen maupun yang temporer, memiliki perkembangan hambatan belajar dan kebutuhan belajar yang berbeda.-beda. Hambatan belajar yang dialami oleh setiap anak, disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

  1. Factor lingkungan
  2. Factor dalam diri anak sendiri
  3. Kombinasi antara factor lingkungan dan factor dalam diri anak.

Mereka yang digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan gangguan atau kelainan aspek:

  1. Fisik/motorik, misalnya cerebral palsi, polio, dan lain-lain
  2. Kognitif : mental retardasi, anak unggul (berbakat)
  3. Bahasa dan bicara
  4. Pendengaran
  5. Penglihatan
  6. Social emosi

Anak tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda pula. Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus.

Ciri Anak Dengan Kebutuhan Khusus

A. Tunanetra

Tuna Netra adalah anak dengan gangguan Penglihatan.

Ciri-ciri Tunanetra

  1. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari satu meter.
  2. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.
  3. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º.
  4. Kesulitan dalam mempersepsi objek.
  5. Ciri-ciri dari segi fisik antara lain: mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu berair dan sebagainya.
  6. Low Vision, Ciri-ciri antara lain :

1) Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat

2) Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar

3) Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.

4) Gangguan masalah orientasi dan mobilitas.

5) Perlu tongkat putih untuk berjalan.

6) Umumnya memerlukan sarana baca dengan huruf Braille, radio dan pustaka kaset.

·           Hampir buta, memiliki ciri-ciri:

1) Penglihatan menghitung jari kurang empat kaki

2) Penglihatan tidak bermanfaat bagi orientasi mobilitas

3) Harus memakai alat non visual

·           Buta total, memiliki ciri-ciri:

1) Tidak mengenal adanya rangsangan sinar

2) Seluruhnya tergantung pada alat indera selain mata

B.     Tunarungu

·           Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (slight losses), memiliki ciri-ciri:

1)      Kemampuan mendengan masih baik karena berada digaris batas antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran taraf ringan.

2)      Tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu diperhatikan, terutama harus dekat guru.

3)      Dapat belajar bicara secara efektif dengan melalui kemampuan pendengarannya.

4)      Perlu diperhatikan kekayaan perbendaharaan bahasa supaya perkembangan bicara dan bahasanya tidak terhambat.

5)      Yang bersangkutan menggunakan alat bantu dengan untuk meningkatkan ketajaman daya pendengarannya.

·           Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (mild losses), memiliki ciri-ciri:

1)      Dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat dekat.

2)      Tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya.

3)      Tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah.

4)      Kesulitan menangkap isi pembicaraan dari lawan bicaranya, jika posisi tidak searah dengan pandangannya (berhadapan).

·           Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB (moderate losses), memiliki ciri-ciri:

1)      Dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, kira-kira satu meter, sebab dia kesulitan menangkap percakapan pada jarak normal.

2)      Sering terjadi mis-understanding terhadap lawan bicaranya jika diajak bicara.

3)      kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam percakapan.

4)      Penyandang tunarungu kelompok ini mengalami kelainan bicara, terutama pada huruf konsonan.

5)      Pembendaharaan kosa katanya sangat terbatas.

·           Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB (severe losses), memiliki ciri-ciri:

1)      Kesulitan membedakan suara.

2)      Tidak memiliki kesadaran bahwa benda-benda yang ada disekitarnya memiliki getaran suara.

·           Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 75 dB keatas (profoundly losses), memiliki ciri-ciri:

1)      Pada kelompok ini hanya dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira satu inci (± 2,54 cm) atau sama sekali tidak mendengar.

2)      Biasanya tidak menyadari bunyi keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga.

3)      Meskipun mengunakan alat pengeras suara, tetapi tetap tidak dapat memahami atau menangkap suara.

C.     Tunagrahita

Ciri-cirinya:

·           Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru.

·           Kesulitan dalam mengeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.

·           Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tugarahita berat.

·           Cacat fisik dan perkembangan gerak.

·           Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri..

·           Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim.

·           Tingkah laku kurang wajar dan terus menerus.

·           Memiliki kelainan yg meliputi fungsi inelektual umum di bawah rata-rata (Sub-avarage), yaitu IQ 84 kebawah sesuai tes.

·           Kekurangan dalam perilaku adatif.

·           Kemampuan sosialisasinya terbatas.

·           Mengalami kesulitan dalam konsentrasi.

·           Cenderung mamiliki kemampuan berfikir konkret dan sukar berfikir.

·           Tidak mampu menyimpan intruksi yang sulit.

·           Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi.

D.    Tunadaksa

·           Anak tunadaksa ortopedi, memiliki ciri-ciri:

1)      Memiliki kelainan atau kecacatan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah persendian.

2)      Kelainan dibawa sejak lahir maupun karena penyakit atau kecelakaan sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal.

3)      Kelainan tubuh sifatnya menetap dan tidak akan berubah dalam waktu 6 bulan.

·           Cerebral palsy

1)      Ringan, dapat berjalan tanpa alat bantu, mampu bicara dan dapat menolong dirinya sendiri

2)      Sedang, memerlukan bantuan untuk brjalan, latihan berbicara, dan mengurus diri sendiri

3)      Berat, memerlukan perawatan tetap dalam ambulansi, berbicara, dan menolong diri sendiri.

E.   Autis

Memiliki ciri-ciri:

·           Tidak mampu dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

·           Mempunyai daya imajinasi yang tinggi dalam bermain dan mempunyai perilaku, minat dan aktifitas yang unik (aneh).

·           Menunjukkan gejala-gejala adanya gangguan komunikasi, interaksi social, gangguan sensoris, pola bermain, prilaku dan emosi.

·           Berusaha menarik diri dari kontak sosial, dan cenderung menyendiri dari keramaian sosial.

·           Suka ekolalia (membeo)

·           Marah bila berubah dari rutinitas

·           Kadang2 suka menyakiti diri sendiri

·           Temper tantrum.

·           Suka mengeluarkan suara yang kurang lazim (nada tinggi atau rendah).

F.      Tunaganda

Memiliki ciri-ciri:

·           Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.

·           Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.

·           Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.

·           Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.

·           Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.

·           Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.

·           Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi lainnya.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply