Analisis Peluang Usaha

4 min read

Analisi Peluang Usaha Binsni dan Kreativitas

Salah satu faktor yang penting dalam memulai kegiatan usaha adalah memahami produk, pasar dan kompetitor. Hal ini bisa diketahui melalui Analisis Peluang Usaha.

A. Analisis Peluang Usaha

Peluang Usaha dapat didefinisikan sebagai kesempatan baik dari sisi waktu maupun materi yang dapat digunakan menjadi sumber keuntungan dalam berwirausaha.

Cara mengidentifikasi peluang usaha dapat dimulai:

  1. Berpikir positif terhadap ide yang datang
  2. Menerima masukan terkait dengan perkembengan dunia usaha
  3. Pahami konsep ATM (Amati, Tiru, daan Modifikasi)

Cara mengidentifikasi peluang usaha:

  1. berpikir positif terhadap ide yang datang dalam dunia bisnis
  2. menerima saran dan kritik demi perkembangan usaha
  3. mempunyai konsep amati, tiru modifikasi (konsep ATM)

Risiko usaha adalah segala kemungkinan yang bisa mendatangkan kerugian dalam usaha. Risiko dapay dibagi ke dalam 3 aspek yakni:

  1. Kejadian yang sedang terjadi (Misalnya: bencana alam)
  2. Kemungkinan kejadian yang akan terjadi (Misalnya: Ancaman Resesi atau Inflasi Nilai mata uang)
  3. Kemungkinan yang jika terjadi akan menimbulkan kerugian. (Misalnya: Rumor jika usaha kamu mungkin melakukan kecurangan dan viral)

B. Kategori Resiko Usaha

1. Penyebab Risiko

Resiko dari sudut penyebab dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yakni (1) Risiko Keuangan dan Risiko Operasional.

Risiko keuangan adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti tingkat bunga, harga, dan mata uang asing. Contoh : perubahan permintaan.

Terjadinya perubahan permintaan konsumen terhadap selera maka produksi perusahaan yang terdahulu dan tidak mengikuti selera akan tidak laku di pasaran.

Risiko operasional adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan seperti manusia, teknologi dan perubahan alam. Contoh : persaingan usaha.

Salah satu cara agar dapat waspada terhadap persaingan adalah dengan program intelijen kompetitif, tujuannya adalah:

  1. menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing
  2. identifikasi pesaing baru yang potensial dan ancaman yang mungkin diakibatkan
  3. memperbaiki waktu reaksi terhadap tindakan pesaing
  4. menyiasati para pesaing pada medan strategis agar perusahaan tetap berada satu langkah di depan.

Intelijen kompetitif dapat didefinisikan sebagai program sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang kegiatan para pesaing dan kecenderungan-kecenderungan bisnis umum untuk mewujudkan tujuan perusahaan

2. Akibat Risiko

Risiko dari Akibatnya juga dapat dibedakan ke dalam jenis yakni 2 macam yaitu:

  1. resiko murni, yaitu suatu kejadian yang berakibat merugikan saja.
  2. resiko spekulatif, yaitu resiko yang memungkinkan terjadinya akibat yang merugikan dan menguntungkan.

Unsur-unsur yang dapat mengurangi resiko:

  1. Kesadaran terhadap kemampuan mengelola usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan
  2. Adanya kerja prestatif, inisiatif, dan antusias melaksanakan strategi usaha
  3. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk melakukan perubahan dalam perusahaan
  4. Adanya kreativitas dan inovasi untuk mengubah keadaan usaha

C. Identifikasi Peta Peluang Usaha

Peluang usaha dapat muncul dari berbagai cara, seperti: kebutuhan konsumen, skill yang dimiliki, hobi atau ide kreatif seseorang.

  1. peluang usaha di bidang kesehatan. Contoh : pusat kebugaran, salon & spa
  2. Peluang usaha di bidang hiburan
    contoh: gedung film, kafe, arena bermain anak
    3. peluang usaha di bidang pertanian
    contoh: usaha tanaman hias, peternakan unggas, perikanan, penanaman padi organik
    4. peluang usaha di bidang jasa
    contoh : jasa penitipan anak, jasa antar jemput sekolah
    5. peluang usaha karena hobi
    contoh: menyanyi, master of ceremony, menari, membuat novel
    6. peluang usaha karena ide kreatif
    contoh: kerajinan dari kain perca, usaha membuat bakery, usaha aneka souvenir/oleh-oleh

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan jenis usaha yang tepat adalah :

  1. Factor keuntungan
  2. Factor penguasaan teknis
  3. Factor pemasaran
  4. Factor bahan baku
  5. Factor tenaga kerja
  6. Factor modal

Menurut A. Roe (Kao,1989:15-16) orang yang kreatif mempunyai ciri-ciri:

  1. keterbukaan dalam pengalaman
  2. melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa
  3. keingintahuan
  4. menerima dan menyesuaikan apa yang kelihatannya berlawanan
  5. menerima perbedaan
  6. percaya pada diri sendiri
  7. tekun
  8. berani ambil resiko
  9. tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok

D. Menganalisa Peluang Usaha dan Berdasarkan Produk

1. Klasifikasi jenis produk

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis yakni:

  1. Produk Primer: Bahan mentah yang harus dikelola lagi untuk digunakan atau dikonsumsi seperti hasil bumi, perikanan, pertambangan dan sejenisnya.
  2. Produk Sekunder: Mengacu pada bahan yang sudah dikelola dan siap langsung digunakan seperti Sepatu, Garmen, Makanan dan sejenisnya.
  3. Produk Tersier: Produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa seperti perbankan, asuransi, rumah makan dan biro perjalanan.

Tujuan diadakannya analisis terhadap jenis produk adalah:

  1. memenuhi keinginan dan minat konsumen terhadap kebutuhan jenis produk
  2. memenangkan persaingan dalam pengembangan usaha
  3. meningkatkan jumlah penjualan produk
  4. mendayagunakan sumber-sumber produksi
  5. mencegah kebosanan konsumen terhadap produk

Kriteria produk yang tepat diciptakan dan kompetitif adalah :

  1. mudah dan praktis dalam pemakaiannya
  2. efisien dalam penggunaannya
  3. kualitas produk atau jasa harus terjamin
  4. hemat dalam pemakaiannya
  5. adanya jaminan dalam penggunaannya

2. Faktor-Faktor Keberhasilan

Faktor-faktor keberhasilan:

  1. Bekerja dengan keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  2. Achievement oriented (berorientasi pada berprestasi)
  3. Berorientasi pada laba,
  4. Memiliki inisiatif.
  5. Memiliki kemampuan mengambil risiko (risk taking).
  6. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership).
  7. Memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi
  8. Future oriented/berorientasi ke masa depan.

3. Faktor-faktor Kegagalan

Mari kita pelajari faktor-faktor kegagalan yang dikemukakan para ahli di bawah ini.

Menurut Alex Niti Semito :

  • Kurang ulet dan cepat putus asa
  • kurang tekun, kurang teliti
  • kurang inisiatif dan kurang kreatif
  • tidak jujur dan tidak tepat janji
  • kekeliruan dalam memilih pekerjaan

Menurut Karakaya & Kobu (1994)

Ada 3 kelompok kegagalan usaha :

  1. Produk dan pasar
    – Waktu peluncuran produk tidak tepat
    – Desain produk tidak mudah disesuaikan dengan kebutuhan
    – Strategi distribusi tidk tepat
  2. Finansial/keuangan
    – Terlalu rendah memperhitungkan kebutuhan dana
    – Terlalu dini hutang dalam jumlah besar
  3. Manajemen
    – sikap nepotisme
    – sumber daya manusia yang lemah

Menurut Erkki K. Laitenen (1992)

Ada 6 penyebab kegagalan :

  • Terlalu yakin akan keberhasilan pada tahun pertama
  • Terlalu yakin pemegang saham dapat menanggulangi rugi
  • Tidak mulai usaha jika modal kecil
  • Perbandingan utang dan modal terlalu besar
  • Tidak menganggarkan investasi
  • Semakin banyak utang
  • tidak menggunakan konsep tim

Menurut Tersptra dan Olson (1993)

  • sulit mencari sumber dana
  • keuangan internal masih lemah
  • Pemasaran belum sesuai dengan prediksi
  • Tidak ada usaha untuk mengembangkan produk
  • Manajemen produksi kacau
  • Manajemen SDM lemah
  • Kurang pengalaman
  • Lingkungan ekonomi tidak ramah
  • Kurangnya pengetahuan dunia bisnis

4. Kreativitas dan Inovatif

Kreativitas merupakan bahan bakunya, Inovasi merupakan hasil komersial. Sesuatu yang baru belum tentu inovasi jika yang dihasilkan itu tidak merupakan sesuatu yang lebih baik. Inovasi dalam bisnis yang menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas adalah hasil dari tindakan yang bersedia memikul resiko.

J. Coleman & Hammen (1974) menyatakan kreatifitas bahwa pemikiran yang disertai dengan metode, konsep, pemahaman, penemuan dan seni kerja yang bagus.

Inovasi tidak hanya dilakukan pada produk saja, namun bidang lain pun dapat melakukan inovasi, sebagaimana klasifikasi berikut:

  1. Inovasi produk, adalah hasil dari organisasi perusahaan.
  2. Inovasi administrasi, adalah inovasi yang terkait dengan manajemen, serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya manusia (SDM), dan sistem akuntansi.
  3. Inovasi kontinum (berangkai), adalah sebagai inkremental (perkembangan yang lambat dan teratur) ke radikal menurut tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovasi.
  4. Inovasi proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk atau pelayanan yang baik.
  5. Inovasi teknik, adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi produk.
  6. Inovasi merupakan proses yang terus menerus dan tidak pernah berakhir sebab selalu ada potensi pengembangan. Inovasi terhadap produk akan membawa perkembangan dan perubahan dalam ekonomi.

Menurut kuratko, ada 4 jenis inovasi yang bisa dikembangkan untuk mendukung keberhasilan usaha, yaitu:

  1. Invensi (penemuan)
  2. Ekstensi (pengembangan)
  3. Duplikasi (penggandaan)
  4. Sintesis (penggabungan konsep)

Pemetaan usaha berdasarkan daur hidupnya:

  1. Masa EMBRIO – Usaha ini merupakan jenis yang masih dalam taraf perbincangan, pembelajaran atau uji coba, namun peluang usaha tetap ada dan menjanjikan meskipun dalam jangka panjang. Misalnya: rekayasa genetika, teknologi nuklir untuk kemaslahatan umat.
  2. Masa REMAJA – Merupakan usaha yang mengalami perkembangan pesat, banyak peminat usahanya, dan emmberi kesempatan memperoleh keuntungan dalam jangka pendek namun kompetisinya ketat. Jika gagal dalam usaha ini, masih ada kemungkinan untuk kembali membuka usaha. Misalnya: telekomunikasi, komputer, handphone
  3. Masa DEWASA atau KEEMASAN – Produk masa ini berada dalam kompetisi yang super ketat karena para pemilik usaha merupakan pemodal besar/handal dan berskala nasional/internasional.
    Misalnya: otomotif, properti, agrobisnis, dll
  4. Masa TUA – Pada masa ini, peminat produk maupun peminat usaha sudah menurun drastis karena kemanfaatannya yang semakin berkurang dan digantikan oleh produk yang lebih modern.
    Misalnya: mesin 2 tak, industri piringan hitam, mesin ketik manual.