Daftar isi
Laporan Studi Pengamatan Ikan Cere Selokan
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ikan Kopi-kopi merupakan salah satu komoditi ikan yang memiliki nilai ekonomis cukup baik di kelasnya. Panjang tubuh maksimal sekitar 5-6cm. Sirip-sirip ikan ini berwarna-warni sangat cantik dan menarik. Berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, biru, maupun kombinasi. Bentuk ekornya pun menarik, misalnya mirip kipas, membulat, ataupun melebar .Pada jantan, sirip ekor tampil sangat menarik karena lebar dan berwarna kontras.
Dalam pemijahan ikan kopi-kopi perlu memperhatikan factor-faktor eksternal yang berpengaruh dalam pemijahan itu sendiri. Perbandingan yang digunakan dalam pemijahan ikan kopi-kopi jantan dan betina adalah 3 : 6. Dengan perbandingan tersebut dharapkan pemijahan ikan kopi-kopi akan menghasilkan larva dengan jumlah dan kualitas yang optimal. Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak kopi-kopi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak kopi-kopi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang lebih besar. Namun kopi-kopi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai juga ikan seribu.
Ikan kopi-kopi ini juga sangat bermanfaat untuk mengilangkan larva nyamuk, masyarakat juga bisa mengambil untuk dari kopi-kopi ini.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Ikan Kopi – kopi di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Manfaat Morfologi Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG ?
2. Mengapa Ukuran Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) tidak bisa lebih besar lagi ?
3. Mengapa Tempat tinggal Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) hanya bisa hidup di selokan saja ?
4. Bagaimana cara Budidaya Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan tentang Morfologi Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
2. Mendeskripsikan cara Budidaya Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Sebagai menyelesaikan hasil observasi dari sekolah.
2. Untuk mengetahui proses budidaya Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis).
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis).
1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah
1. Untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa-siswa.
2. Sebagai acuan bagi siswa – siswa yang lain.
3. Untuk membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Masyarakat dapat mengetahui proses budidaya Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis).
2. Masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi untuk menjaga Ikan Kopi – Kopi agar tidak punah (Gambusia affinis).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Ikan Kopi-Kopi dan Perkembangan Ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis)
Siapapun yang sempat meluangkan waktu melihat – lihat selokan, got, sawah, parit, danau atau perairan lainnya berpeluang besar akan menemukan ikan jenis ini dengan mudah. Orang Palembang sering menyebutnya sebagai ikan Kopi-Kopi atau disebut juga sebagai Bungkreung. Sedangkan kebanyakan orang menyebutnya sebagai ikan Cere atau ikan Got.
Sayang sekali diakuarium ikan ini sering berumur tidak lebih dari 5 menit. Mengapa demikian? Karena ikan ini di kalangan hobiis ikan hias sering hanya dijadikan sebagai pakan bagi ikan pemangsa, seperti Arwana atau ikan dari keluarga Cichlidae. Tidak seperti saudara sepupunya Guppy yang mendapat tempat tersendiri di sebagian hobiis ikan hias. Memang betul, Gambusia affinis dan Guppy (Poecilia reticulate) termasuk dalam satu keluarga, yaitu keluarga Poeciliidae.
Meskipun sering “tidak mendapat tempat” dikalangan hobiis ikan hias, Gambusia affinis sangat berjasa bagi masyarakat Indonesia bahkan banyak tempat di dunia. Di Indonesia, setidaknya jasa mereka sudah dimulai sejak abad 18, ketika bangsa Inggris pertama kali memasukkan mereka ke wilayah Indonesia. Tugas utama mereka adalah sebagai pembasmi jentik nyamuk di perairan terbuka, khususnya nyamuk malaria yang pada masa itu menjadi momok yang menakutkan. Tugas ini tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga banyak ditempat lainnya. Hingga kini tugas tersebut masih tetap dilakukannya dengan setia.
Gambar 1. G. affinis
Gambar 2. G. affinis
Gambusia affinis sudah teramat akrab si perairan Indonesia. Mereka mudah ditemukan dimana-mana. Mereka telah pula memiliki nama local ditempat mereka berada. Begitu akrabnya kehadiran mereka sehingga tidak sedikit yang mengira bahwa mereka adalah asli asal Indonesia. Meskipun demikian, seperti dikemukakan diatas, Gambusia affinis bukanlah penghuni asli perairan Indonesia. Mereka berasal dari perairan Texas Amerika.
Gambusia affinis termasuk keluarga Poeciliidae. Mereka tergolong dalam jenis ikan yang mempunyai sifat Dimorphisme Sexual, yaitu kelompok ikan yang memiliki perbedaan dengan jelas antara jantan dan betina. Ikan betina (Gambar 1) mempunyai ukuran lebih besar. Ukurannya bias mencapai panjang 6.5 cm. Tubuh membulat dan bonsor.
Sedangkan ikan jantan berukuran lebih kecil (Gambar 2). Ukurannya berkisar antara 3.5 hingga 4 cm. bertubuh langsing dan mempunyai godopod yang berkembang dengan baik (Gambar 2 lingkaran merah).
Reproduksi Gambusia affinis dilakukan dengan pasangan 1 jantan dengan 2 betina. Mereka berreproduksi secara ovovivipar atau melahirkan. Di alam aslinya mereka hidup pada perairan dengan kisaran suhu 20o – 22o C, pada pH 7.0 hingga 8.0. Bayi Gambusia affinis biasanya diberi pakan naupli artemia atau zooplankton. Gambusia affinis betina bias melahirkan burayak antara 10 hingga 80 ekor.
2.2 Struktur dan Klasifikasi Ikan kopi-Kopi (Gambusia affinis)
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata (hewan yang memiliki tulang belakang)
Kelas : Actinopterygii (ikan bersirip kipas)
Ordo : Cyprinodontiformes (ikan bertulang sejati)
Family : Poeciliidae
Genus : Poecilii
Spesies : Gambusia affinis
2.3 Habitat ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis)
Ikan Kopi-Kopi biasanya berada di selokan, sawah, danau, atau perairan yang berpeluang besar akan menemukan ikan jenis ini dengan mudah. Selain itu, ikan Kopi-Kopi juga mempunyai keunggulan lain yaitu daya tahan hidupnya yang luar biasa.
Ikan ini dapat hidup pada air keruh dan berkualitas buruk, karena jika ikan ini diletakkan pada akuarium atau di air yang bersih dalam waktu ±5 menit ia sudah mati.
2.4 Kekerabatan Antar Spesies ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis)
Nyamuk, mahluk yang satu ini mungkin adalah salah satu mahluk bumi paling dibenci manusia, disebut juga mengganggu dan juga menyebarkan wabah penyakit. namun dari banyaknya pengaruh positif dari nyamuk ini ternyata hal yang besar bisa terjadi jika nyamuk dimusnahkah dari muka bumi.
Dari lebih dari 3.500 spesies nyamuk di muka bumi ini, sebenarnya hanya ada ratusan spesies yang menyerang manusia. Namun, tak dapat dipungkiri, nyamuk menjadi salah satu musuh utama, karena menularkan berbagai penyakit mematikan.
Berbagai upaya pernah dilakukan oleh manusia untuk melenyapkan nyamuk, terutama jenis tertentu yang menularkan penyakit. Sebagian besar memang masih sebatas riset di laboratorium, namun prospeknya cukup menjanjikan.
Salah satunya pernah dilakukan oleh tim dari University of Oxford. Rekayasa genetika yang dilakukan tim tersebut berhasil menciptakan nyamuk jantan yang jika mengawini nyamuk betina, maka akan menghasilkan nyamuk tak bersayap.
Meski bisa menggigit, nyamuk mutan tersebut tidak bisa terbang, karena tidak memiliki sayap. Karena nyamuk betina harus terbang untuk bisa minum darah, lama-kelamaan nyamuk tidak bisa berkembang biak, lalu punah.
Dengan teknologi yang sama, tim dari University of Arizona juga pernah menghasilkan nyamuk anophales yang kebal virus malaria. Meski tidak bertujuan untuk memusnahkan nyamuk, cara ini juga bertujuan untuk melenyapkan penyakit malaria.
Seandainya nyamuk-nyamuk mutant itu bisa diproduksi secara masal lalu dilepas ke alam dan menyebabkan kepunahan, dampak seperti apa yang akan terjadi?
Dikutip dari Nature ,dampak paling besar dari punahnya nyamuk akan terjadi di habitat tundra (padang es), kutub utara. Di tempat yang merupakan sarang terbesar bagi spesies nyamuk Aedes Impiger dan Aedes Nigripes , migrasi burung akan berkurang hingga 50 persen, karena berkurangnya salah satu makanan kesukaan para burung.
Migrasi satwa yang lain juga akan terpengaruh, antara lain karibu atau sejenis rusa kutub. Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan menyerbu wilayah tundra, lalu diikuti para serigala yang merupakan predator utama para karibu.
Spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia affinis juga terancam punah, jika nyamuk sudah tidak ada. Punahnya ikan ini sedikit banyak tentunya juga akan berdampak pada rantai makanan yang terjadi di perairan air tawar.
Terlebih lagi, larva atau jentik nyamuk turut memegang peran dalam penguraian sampah organik. Saat berada di genangan air, jentik-jentik tersebut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dari sisa-sisa tanaman yang membusuk.
Namun, banyak kalangan menilai, dampak yang terjadi di ekosistem tersebut, sebanding dengan tingkat kematian pada manusia akibat gigitan nyamuk. Malaria misalnya, tercatat menelan 247 juta korban jiwa di seluruh dunia setiap tahunnya.
Apalagi para pakar meyakini, berbagai jenis insektivora (pemakan serangga) tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi untuk beralih memangsa serangga lain jika sudah tidak ada nyamuk. Sedangkan untuk penguraian sampah organik, peran jentik nyamuk bukan tak tergantikan karena masih banyak jenis pengurai yang lain.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penulis melakukan penelitian di saluran anak air SMA PGRI 2 PALEMBANG pada hari Rabu, 17 Agustus 2016 pukul 10:15:23 WIB.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriftif. Penelitian deskriftif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya. Dalam karya tulis ini, penulis mengkaji Identifikasi Ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
Adapun kajian utamanya adalah mendeskripsikan tentang morfologi Identifikasi Ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Observasi
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena – fenomena yang diselidiki secara sistematis. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.3.2 Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, yang akan mengumpulkan informasi sebanyak – banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan, dengan sumber – sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil – hasil penelitian (tesis dan disertasis), dan sumber – sumber lainnya yang sesuai internet, Koran, dan lain – lain (Nazir,1998:112).
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan menyebarkan dokumen – dokumen dari semua jenis – jenis mengenai semua lapangan pekerjaan manusia (Federation Internationale de Decomentation).
3.4 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Identifikasi Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis). Yang menjadi kajian utama adalah mendeskripsikan morfologi Ikan Kopi – Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam karya tulis ini adalah:
1. Melakukan pengamatan di selokan anak air SMA PGRI 2 PALEMBANG.
2. Mencatat hal-hal yang penting tentang identifikasi ikan kopi-kopi (Gambusia affinis) di SMA PGRI 2 PALEMBANG.
3. Membaca dan mengumpulkan artikel mengenai ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis).
4. Membahas hal-hal yang penting tentang Identifikasi ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis).
5. Membuat kesimpulan dari Identifikasi ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis) di SMA PGRI 2 PALEMBANG.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis) di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEBANG
Gambar Ikan Kopi-Kopi
Diakses 13 Oktober 2014
4.1.1 Ikan Kopi-Kopi sama “pintar” dengan manusia
Gambusia affinis ikan yang mempunyai banyak nama atau sebutan mereka diantaranya:
1. Ikan Cere
2. Ikan Seribu
3. Ikan Kepala Timah
4. Ikan Teri Parit
Dari penelitian terakhir, dalam sebuah eksperimen dilab ternyata ikan itu bisa “menghitung” dan membedakan kuantitas numerik.
Tidak hanya jumlah yang kecil misalnya 4 dan 8, tetapi ikan itu juga bisa membedakan antara kuantitas besar seperti 100 dan 200.
Christian Agrillo, ketua tim peneliti dari University of Padova, Italia, mengatakan “Anda tentu tidak berharap bisa menemukan hal yang menarik semacam ini saat berurusan dengan hewan seperti ikan, ini sangat luar biasa”
Namun, kata Agrillo, kemampuan numerik ini juga berkurang saat rasio antara kedua angka diubah. Efek ini juga terjadi diantara manusia yang disurvey.
Pada eksperimen, seekor ikan ditempatkan pada penampungan. Ia diminta memilih satu diantara dua pintu yang diberi gambar geometrik. Misalnya, pintu A diberi empat gambar geometri, sementara pintu B diberi delapan gambar. Pintu – pintu ini nantinya mengarah ke tempat dimana kelompok ikan Kopi-Kopi lain berada.
Christian Agrillo, ketua tim peneliti dari University of Padova, Italia, mengatakan, “Cukup menarik, sebagian ikan yang diteliti tampak terkejut saat angkanya diubah menjadi ratusan. Mereka berenang ke dalam pintu lalu melihat pada gambar itu seperti layaknya sedang mencoba memahami sesuatu, Namun, setelah beberapa saat, mereka mulai berhasil menjawab tantangan itu,”
Saat peneliti mengubah jumlah gambar dipintu, diketahui bahwa saat gambar di kedua pintu memiliki jumlah yang makin serupa, tingkat keberhasilan ikan itu dalam menemukan jalan ke kelompok yang tepat semakin menurun.
Sebagai contoh, saat rasio gambar adalah 1 banding 2 (misalnya 8 banding 16) atau 2 banding 3 (8 banding 12), ikan lebih mamou memilih pintu yang tepat. Akan tetapi, ketika rasio diubah menjadi 3 perbedaan diantara kedua jumlah itu.
Peneliti kemudian melakukan uji coba yang sama pada manusia. Sebanyak 25 orang mahasiswa diminta melakukan tes yang serupa dengan ujian yang diberikan pada ikan.
Pada percobaan, mahasiswa diminta menentukan perbedaan antara jumlah yang besar dalam waktu dua detik agar tidak cukup waktu untuk menghitung jumlah gambar – gambar geometrik yang ada di pintu.
Meski secara umum manusia lebih akurat dibanding ikan Cere, ternyata kemampuan untuk menilai perbedaan jumlah menurun saat rasio perbandingan angkanya diubah dari 2 banding 3 menjadi 3 banding 4.
Menurut Agrillo dan timnya, hasil ini menambah bukti bahwa manusia,ikan, dan vertebrata lain memiliki kemampuan yang sama dalam memproses angka meskipun manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih baik.
Gambar pengambilan ikan Kopi-Kopi di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG
Gambar ikan Kopi-Kopi di saluran anak air SMA PGRI 2 PALEMBANG
4.1.2 Walaupun Sudah Mati Ikan Kopi-Kopi Mampu Berkembangbiak
Penelitian terbaru soal ikan Kopi-Kopi (Gambusia affinis) membuat ilmuwan di Amerika Serikat tercengang. Karena ikan yang jika di Indonesia dikenal sebagai ikan cere atau jika di kota Palembang yang biasa dikenal dengan ikan kopi-kopi, ternyata mampu melakukan proses berkembang biak bahkan setelah ia mati. Hal itu diungkapkan ilmuwan dari Universitas of California, bahwa sperma ikan Kopi-Kopi jantan mampu bertahan selama 10 bulan di rahim betinanya. Artinya meskipun ikan jantan sudah mati, ikan betina akan tetap bisa berkembang biak dengan melahirkan telur-terlunya.
Dilansir dari huffingtonpost.com, ikan Kopi-Kopi betina mempunyai usia rata-rata 2 tahun, sedagkan pejantan hanya bertahan hidup selam 3-4 bulan. “selain belajar tentang penyimpanan sperma, ini adalah pertama kalinya kami belajar tentang perbedaan besar dalam umur antara pria dan wanita,” ujar UCR Biologi, Prof.David Reznick.
Selain belajar tentang penyimpanan sperma, Reznick juga mempelajari karakter ikan Kopi-Kopi betina. Menurutnya ikan Kopi-Kopi betina mempunyai karakter yang unik dalam soal perkawinan. Ia mengatakan jika ikan betina menginginkan kawin, maka ikan Kopi-Kopi betina akan bergaul dengan ikan Kopi-Kopi betina lain yang kurang menarik. Hal itu kata reznick akan membuat ikan Kopi-Kopi betina menjadi paling menarik dimata ikan Kopi-Kopi jantan.
“sebaliknya, ketika ikan Kopi- lebih “seksi” sehingga mereka akan menjadi betina yang paling tidak diinginkan ikan jantan Kopi betina tidak menerima kawin, mereka akan menghabiskan waktu dengan betina yang”,ujarnya.
4.1.2 Ikan Kopi-Kopi Melahirkan
Pada umumnya ikan berkembang biak dengan cara bertelur. Tapi berbeda dengan ikan Kopi-Kopi, melahirkan dengan cara melahirkan anak-anaknya. Proses perkembangbiakan Kopi-Kopi dimulai saat ikan jantan mengeluarkan zat khusus. Zat khusus ini akan masuk kedalam tubuh ikan betina sehingga terjadi proses pembuahan. Saat induk Kopi-Kopi hamil, daerah di sekitar anus akan bertambah gelap warnanya.
Menjelang kelahiran, bintik-bintik mata bayi ikan terlihat dari kulit perut induknya yang tipis dan transparan. Setelah hamil selama 28 hari, induk Kopi-Kopi akan melahirkan sekitar 90 ekor bayi Kopi-Kopi.begitu keluar dari perut sang induk, bayi-bayi ikan Kopi-Kopi bisa hidup sendiri. Sedangkan induknya siap hamil lagi. Dalam waktu satu bulan anak-anak ikan Kopi-Kopi sudah dewasa dan siap berkembang biak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian kami, Kelompok 5 mengenai “Identifikasi Ikan Kopi-Kopi di Saluran Anak Air SMA PGRI 2 PALEMBANG” dengan perbandingan tersebut diharapkan pemijahan ikan kopi-kopi jantan dan betina adalah 3 : 6. Begitu keluar dari perut induknya, anak – anak kopi – kopi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh – musuhnya. Anak – anak kopi – kopi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan – ikan lain yang lebih besar. Namun kopi-kopi yang telah dewasa tidak akan segan – segan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil.
Ikan kopi-kopi jika ditempatkan di dalam akuarium umurnya tidak akan berlangsung lama, dalam waktu ±5 menit, ikan tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Mengapa demikian? Karena ikan ini di kalangan hobiis ikan hias hanya dijadikan sebagai pakan bagi ikan pemangsa.
Tugas utama mereka adalah sebagai pembasmi jentik nyamuk di perairan terbuka, khususnya nyamuk malaria yang pada masa itu menjadi momok yang menakutkan. Tugas ini tidak dilakukan hanya di Indonesia tetapi juga banyak di Negara lainnya. Hingga sekarang ini tugas tersebut masih tetap dilakukannya dengan setia.
Dari penelitian akhir, dalam sebuah eksperimen di lab ternyata ikan kopi-kopi ini bias “menghitung” dan membedakan kuantitas numeric. Tidak hanya jumlah yang kecil misalnya 4 dan 8, tetapi ikan itu juga bias membedakan antara kuantitas besar seperti 100 dan 200.
5.2 Saran
Jangan meremehkan pada ikan kopi-kopi ini, dan jangan juga melihat dari tempat habitatnya sendiri, karena mereka lah kita bisa bebas nyamuk dan di saluran sekitar rumah tidak akan banyak jentik – jentik nyamuk.
Jagalah ikan kopi – kopi ini jangan sampai mereka punah, karena ikan ini dikalangan hobiis ikan hias hanya dijadikan pakan utama untuk ikan – ikan yang lebih besar dari tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2008.http://hobiikan.blogspot.com/2008/10/sekilas-tentang-ikanguppy.html.Diakses pada 26 Oktober 2012 pukul 20.00 Wib.
Anonim.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Guppy. Diakses pada 27 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W. B. Sauders, Philadelphia.
Tarwiyah, 2001. Budidaya Ikan Hias Live Bearer. Diakses dari http://www.ristek.go.id dinas perikanan DKI Jakarta Pada tanggal 09 Desember 2008
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.