Daftar isi
Indikator Titrasi
A. Tujuan Pratikum
Membandingkan keadaan larutan dalam menggunakan indikator dan tidak menggunakan indikator.
B. Dasar Teori
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan indikatorini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan. Disampingitu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan senyawa anorganik.(Nonimus 2008)
1. Indikator Asam Basa
Indikator asam-basa adalah asam lemah, yang asam tak bertanya (HLn) mempunyai warna yang berbeda [warna (1)] dengan warna anionnya [warna (2)]. Jika sedikit indicator dimasukkan dalam larutan. Larutan akan berubah warna menjadi warna (1) atau warna (2), tegantung pada apakah keseimbangan bergeser ke arah bentuk asam atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan tergantung pada pH.
HLn + H2O↔ H3O+ + Ln-
warna (1) warna (2) Jingga metil (Methyl orange) Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah:
Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral.
2. Indikator Redoks
Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator.
Berikut adalah beberapa indikator – seperti difenilamin sulfonat. Indikator ini memberikan warna ungu-biru yang menandakan adanya kelebihan larutan kalium dikromat(VI). Perubahan warna menunjukkan keberadaan agen pengoksidasi.
Dua persamaan setengah-reaksinya adalah:
Penggabungan keduanya memberikan:
perbandingan reaksi antara 1 mol ion dikromat(VI) dengan 6 mol ion besi(II).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
- Botol semport
- Buret
- Statif + klem buret
- Erlenmeyer 250mL
- Gelas kimia 250mL
- Gelas ukur 50mL
- Pipet ukur 1mL
- Pipet ukur 2mL
- Pipet ukur 10mL
2. Bahan
- Aquades
- Na2CO3 0,1M
- HCl 0,1M
- FeSO4 0,1M
- K2Cr2O7 0,1N (0,02M)
- H2SO4 2N
- H3PO4
- KMnO4 0,02M (0,1N)
- Diphenilamine
D. Cara Kerja
1. Titrasi Asam-Basa
- 10mL Na2CO3 0,1M dimasukkan ke dalam erlenmeyer,lalu ditambahkan larutan HCl 0,1M tetes demi tetes sambil dikocok hingga 30mL. Kemudian amati perubahan yang terjadi.
- 10mL Na2CO3 0,1M dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan 3 tetes methyl jingga tambahkan Larutan HCl 0,1M tetes demi tetes sambil dikocok , lihat perubahan yang terjadi dan hentikan penambahan HCl saat indicator berubah warna.
2. Titrasi Redoks
- 10mL FeSO4 0,1M dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu ditambahkan kedalamnya K2Cr2O7 0,1N tetes demi tetes sambil dikocok hingga 30 mL. Kemudian amati perubahan yang terjadi.
- 10mL FeSO4 0,1M dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu ditambahkan ke dalamnya 10mL HCl 4M, tambahkan 5tetes H3PO4 pekat, tambahkan diphenilamin, tambahkan larutan K2Cr2O7 0,1 N tetes demi tetes sambil di aduk hingga membentuk warna ungu-biru (gelap) ,catat volume K2Cr2O7 0,1 N yang terpakai.
3. Titrasi Redoks
10ml FeSO4 0,1M dimasukkan kedalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 10ml H2SO4 4N ,tambahkan 5 tetes H3PO4 pekat , tambahkan larutan KMnO4 0,1N tetes demi tetes sambil di kocok hingga larutan berwarna pink.
Hasil :
1. a) warna larutan tetap bening
b) warna larutan berubah menjadi pink muda, dan volume HCl yang terpakai adalah 39,5ml
2. a) berubah larutan warna menjadi warna lumpur/ warna jingga dan mengendap
b) warna larutan berubah menjadi biru-ungu (gelap), dan larutan K2Cr2O7 yang terpakai adalah 12,5 ml.
3. warna larutan berubah menjadi pink, dan larutan KMnO4 yang terpakai adalah 12ml.
Pembahasan :
1. Indikator Asam-Basa
Dalam titrasi asam basa, Natrium Karbonat (Na2CO3) akan bereaksi dengan Asam Klorida (HCl). Reaksi yang terjadi dapat terlihat jelas dengan adanya bantuan indikator. Indikator yang digunakan dalam hal ini adalah Methyl Orange dengan trayek pH methyl orange berkisar 3,1-4,4 dan warna dalam keadaan asam ditunjukkan dengan warna merah, dan warna dalam keadaan basa ditunjukkan dengan warna kuning. Dalam hal ini, ketika Natrium Karbonat (Na2CO3) telah habis bereaksi dengan Asam Klorida (HCl) ditunjukkan dengan berubahnya larutan menjadi berwarna jingga merah. Berubahnya larutan menjadi jingga merah, hal itu menunjukkan bahwa larutan telah bersifat asam karena adanya penambahan HCl saat titrasi berlangsung sehingga kelebihan dari HCl membuat larutan berwarna merah.
Sedangkan pada larutan tanpa penambahan indikator, sebanyak apapun HCl yang ditambahkan ke dalam larutan Natrium Karbonat (Na2CO3), tidak terjadi perubahan warna apapun walaupun larutan telah bersifat asam. Hal itu dikarenakan tidak adanya indikator yang dapat menunjukkan reaksi yang terjadi.
2. Indikator Redoks
Dalam titrasi redoks, indikator yang digunakan adalah diphenilamine karena indikator ini dapat memberikan warna yang berbeda saat larutan dalam keadaan tereduksi maupun teroksidasi. Larutan yang tak berwarna menunjukkan bahwa larutan tereduksi, sedangkan warna ungu yang terbentuk menunjukkan bahwa larutan teroksidasi. Dalam praktikum kali ini, hasil akhir larutan berwarna biru-ungu, menunjukkan bahwa larutan telah bereaksi dan teroksidasi oleh K2Cr2O7.
Kesimpulan : Dari praktikum di atas, telah dilakukan percobaan titrasi asam-basa dan titrasi redoks.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.