Makalah Budaya Popular

4 min read

Budaya Popular

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dari waktu ke waktu zaman terus berubah, dari yang sederhana menuju kepada yang lebih kompleks. Globalisasi juga ikut berperan dalam melakukan perubahan-perubahan di dunia. Globalisasi juga menjadi alat kapitalisme dalam mendistribusikan sesuatu yang bersifat budaya, yakni budaya populer.

Dulu sebelum munculnya android, hp yang masih dalam bentuk java dan symbian merupakan produk unggulan, namun setelah munculnya hp android, hp java dan symbian pun menjadi kurang diminati, semua beralih ke hp model android. Dalam perkembangannya, hp android lebih populer jikalau dibandingkan hp model keduanya. Selain itu dalam hp android juga lebih banyak menggunakan aplikasi-aplikasi, seperti WhatsApp, BBM, dll. dengan karakter emoji yang terlihat lebih hidup, hal demikian tidak bisa digunakan oleh hp model java dan symbian yang paling bisa dipakai untuk SMS-an.

Fenomena artis idola juga merupakan bagian dari budaya populer, misalnya saja artis kelas dunia yang keberadaannya telah menggeser artis-artis lokal. Tidak jarang orang-orang rela berdesakkan ketika artis internasional mempunyai jadwal konser di tanah air. Berapapun harga tiketnya, mereka rela untuk memperjuangkannya, hanya karena demi melihat sosok artis yang diidolakannya. Padahal jikalau kita sadari, semua itu hanyalah kesadaran palsu, lagi pula siapakah mereka artis internasional itu?, kenalkah mereka kepada kita?, kontribusi apa yang telah mereka berikan kedalam hidup kita?.

Suatu budaya bisa menjadi populer dan mengglobal melalui media massa, seperti televise dan surat kabar, sebagai bagian dari proses kapitalisme. Budaya-budaya yang populer tersebut tidak jarang pula menggerus budaya lokal yang ada. Selain itu produk budaya juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat, seperti halnya permainan tradisional  yang kian hari kian habis peminatnya, dan beralih kepada permainan yang sifatnya online. Padahal hal tersebut bisa menghilangkan identitas budaya lokal tertentu yang sebenarnya.

Namun, perlu kita ketahui pula bahwa budaya populer tidak selamanya berdampak negatif. Dibalik semua itu juga akan kita dapati dampak-dampak positifnya. Semua itu kembali lagi kepada kita bagaimana cara kita bisa menyikapinya.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan “Budaya Pop”?
  2. Apa saja macam-macam bentuk budaya pop?
  3. Apa dampak yang disebabkan oleh adanya budaya pop?

C. Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui arti dari “Budaya Populer”
  2. Mengetahui macam-macam bentuk budaya populer
  3. Mengetahui dampak yang disebabkan oleh adanya budaya populer

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Budaya Pop

Budaya Pop berasal dari dua kata, yaitu kata “Budaya” dan “Pop”. Sebelum kita melangkah jauh untuk mengetahui arti dari kata budaya pop, maka perlu kita ketahui pula arti dari masing-masing kata tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Budaya adalah (1) pikiran; akal budi, (2) adat istiadat, (3) sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju), (4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Selain itu budaya juga diartikan sebagai cara manusia memberikan respons kepada lingkungannya, agar dia bisa survive dan menang. Sedangkan kata “Pop” sendiri berasal dari kata “Populer” yang dalam KBBI diartikan sebagai sesuatu yang dikenal dan disukai orang banyak (umum), sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyakdisukai dan dikagumi orang banyak. Maka budaya pop atau budaya popular dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah berkembang kemudian menjadi kebiasaan dan disukai oleh banyak orang.

Stuart Hall menggambarkan budaya pop misalnya sebagai “sebuah arena konsensus dan resistensi. Budaya pop merupakan tempat dimana hegemoni muncul, dan wilayah dimana hegemoni berlangsung. Ia bukan ranah dimana sosialisme, sebuah kultur sosialis—yang telah terbentuk sepenuhnya—dapat sungguh-sungguh diperhatikan. Namun, ia adalah salah satu tempat dimana sosialisme boleh jadi diberi legalitas. Itulah mengapa ‘budaya pop’ menjadi sesuatu yang penting.”

B. Macam-macam Bentuk Budaya Pop

Budaya pop merupakan dialektika antara hegemonisasi (penyeragaman) dengan heterogenisasi (keragaman). Konsep keragaman (heterogenisasi) dalam budaya pop juga diungkapkan bahwa terdapat dua bagian terpisah dalam budaya popular, yakni: Pertama, budaya popular menawarkan keragaman ketika ia diinterpretasi ulang oleh masyarakat yang berbeda dilain tempat. Kedua, budaya pop itu sendiri dipandang sebagai sekumpulan genre, teks, citra yang bermacam-macam dan bervariasi yang dapat dijumpai dalam bebagai media, sehingga sukar kiranya sebuah budaya pop dapat dipahami dalam kriteria homogenitas dan standarisasi baku.

Budaya merupakan suatu kajian yang sangat menarik sekali untuk dikaji. Kurang lebih ada empat ideologi budaya yang ada di Indonesia yaitu budaya agama, budaya lokal, budaya nasional maupun budaya populer. Akan tetapi dalam perkembangannya, keempat macam-macam budaya tersebut adakalanya saling berseberangan, dimana budaya agama yang cenderung berorientasi kepada pasca-duniawi seringkali berseberangan dengan budaya popular yang kebanyakan berorientasi kepada duniawi. Budaya lokal juga sering tergerus identitasnya oleh budaya popular, begitupula budaya nasional.

Dari keempat ideologi budaya tersebut, budaya nasional bisa dibilang adalah yang paling lemah, terbukti dengan masih adanya kasus-kasus di Negara ini yang seringkali terjadi konflik dengan mengatasnamakan etnis dan agama. Namun diantara keempat budaya tersebut, sebagai anak kandung dari kapitalisme, budaya popular adalah yang paling bisa merasuk kepada ideologi-ideologi tersebut. Meskipun dalam perjalanannya hadangan dari budaya agama, budaya lokal, dan budaya nasional selalu ada.  Ada beberapa macam-macam bentuk budaya populer, diantaranya sebagai berikut:

  1. Televisi
  2. Fiksi
  3. Film
  4. Surat Kabar dan Majalah
  5. Musik Pop
  6. Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari.

C. Dampak yang Disebabkan oleh Adanya Budaya Pop

Ada dua hal yang utama dalam budaya populer ini. Pertama, suatu budaya populer memiliki karakter negatif karena dia diproduksi secara massal hanya untuk memenuhi kepuasan si pendengar atau si peniru yang membayarnya. Hanya dengan alasan komersial atau mencari keuntungan materi, karakter negatif dari produk kebudayaan tidak disaring, malahan cenderung dilanggengkan. Bisnis adalah bisnis, begitulah yang mereka katakan.

Kedua, budaya populer juga memiliki akibat dan pengaruh yang negatif. Contohnya, ketika kita menonton televisi atau pun video di youtube, terkadang kita seringkali terpengaruh oleh model-model yang ada pada film tersebut, intinya produk gaya hidup kita terpengaruhi atau diresapi oleh gaya hidup orang yang berbeda.

Selain itu dampak negatif dari budaya pop juga cenderung membuat kita menjadi lebih hedonistik. Iklan menjadi sarana dalam melancarkan jalannya kapitalisme, tidak jarang pemuda di Indonesia menjadi korban iklan. Menurut Marcuse, pengiklanan mendorong kebutuhan palsu—misalnya, keinginan untuk menjadi jenis orang tertentu, mengenakan tipe pakaian tertentu, memakan macam makanan tertentu, meminum minuman khusus, menggunakan barang-barang khusus dan seterusnya.

Perlu kita ketahui pula, bahwa dalam budaya pop juga ada dampak yang positif, seperti halnya dalam televisi yang didalamnya juga menayangkan acara-acara yang bermanfaat, dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, budaya pop meskipun dipandang mempunyai dampak yang negatif, tidak akan negative lagi apabila disikapi dengan baik. Semuanya kembali lagi kepada diri kita bagaimana cara untuk menyikapinya.

Bab III. Penutup

A. Kesimpulan

budaya pop atau budaya popular dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah berkembang kemudian menjadi kebiasaan dan disukai oleh banyak orang. Ada beberapa macam-macam bentuk budaya populer, diantaranya sebagai berikut:

7.      Televisi

8.      Fiksi

9.      Film

10.  Surat Kabar dan Majalah

11.  Musik Pop

12.  Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari.

Ada dua hal yang utama dalam budaya populer ini , yaitu dampak positif dan dampak negatif. Semua itu kembali lagi kepada kita bagaimana cara kita bisa menyikapinya.

2.      Saran

Maka dengan adanya materi “Budaya Populer “. Marilah kita memahami mendalam tentang Makna Filosofi Budaya Populer (Filterisasi) menyaring budaya populer yang berkembang di Era Modernitas ini. Agar terciptanya masyarakat yang aman , tentram , dan damai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penulisan. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Djokosantoso Moeljono, Budaya Organisasi dalam Tantangan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 71.

John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta: Jalastura, 2010), hlm. 3.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Hatib Abdul Kadir Olong, Tato, (Yogyakarta: LKiS, 2006), hlm. 16.

Aprinus Salam, Kebudayaan Sebagai Tersangka, Hlm. 86

Sukron Abdillah, Hidup Sehat ala Punk Hardcore, (___: DAR! Mizan, 2006),

 hlm. 105.

John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, (Yogyakarta: Jalastura, 2010), hlm. 145.

Makalah Model Pembelajaran Inquiry

Model Pembelajaran Inkuiri Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan zaman menuntut berbagai kemajuan di semua bidang. Oleh karena itu, bidang pendidikan pun harus...
Ahmad Dahlan
45 min read

Makalah Model Pembelajaran Konsiderasi

Model Pembelajaran Konsiderasi Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan dalam arti luas dapat mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan...
Ahmad Dahlan
30 min read

Makalah Hasil Belajar dan Materi Ajar

Hasil Belajar dan Materi Ajar Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar yang tidak...
Ahmad Dahlan
13 min read

Leave a Reply