Laporan Praktikum Kimia SMA Sistem Koloid

7 min read

Laporan Praktikum Sistem Koloid

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mengingat banyaknya bahan kimia yang ikut bergelut  bersama kita dalam kehidupan kita sehari-hari, maka perlulah kita melakukan identifikasi terhadap zat-zat tersebut agar dapat memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat yang sesuai dengan adanya zat tersebut, khususnya zat yang berhubungan dengan sistem koloid yang di antaranya adalah sabun, detergen, dan lain-lain.

Identifikasi ini juga perlu di lakukan agar hasil dari identifikasi tersebut bias dijadikan acuan dalam menggunakan zat-zat tersebut. Sehingga kemudian zat tersebut dapat di gunakan sebagaiman mestinya.

B. Rumusan Masalah

  1. Mengidentifikasi dispersi macam-macam koloid?
  2. Mengidentifikasi perbedaan larutan sejati,suspensi kasar, pembuatan emulsi dan koloid?
  3. Mengetahui koloid dan contohnya?

C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengenal dispersi macam-macam  koloid
  2. Untuk mengenal larutan sejati, suspensi kasar, pembuatan emulsi dan koloid
  3. Untuk mengenal koloid dan contohnya

D. Metode Penelitian

1.   Praktikum ;

Dalam hal ini laporan kami di susun atas dasar hasil praktek yang di lakukan di laboratorium ipa,

2.  Studi pustaka

Demi untuk mendapatkan hasil praktikum yang factual maka di perlukan fakta-fakta hasil praktikum lain yang sudah ada sebelumnya oleh karena itu maka kami melakukan penulusuran untuk informasi yang di maksud dari blog dan buku-buku yang memuat informasi yang sesuai .

Bab II. Kajian Teori

A. Sistem Koloid

Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel antara 1nm-100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.

B. Suspensi, Larutan dan Koloid

  1. Suspensi, merupakan sistem dispersi dengan partikel  yang berukuran relatif besar tersebar merta di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen
  2. Larutan, merupakan system dispersi yang ukuran partikel-pertikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunkaan mikroskop ultra.
  3. Koloid. Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahsa Yunani berarti “lem”. Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh karen itu, zat semacam gelatin ini keudian disebut koloid. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari suspensi. 
Larutan (Dispersi Molekuler)Koloid (Dispersi Koloid)Suspensi (Dispersi Kasar)
Homegen, tak dapat Dibedakan walaupun     menggunakan mikroskop ultra.Secara mikroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jikadiamati dengan mikroskop ultra.Heterogen.
Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1nm.Partikel berdimensi anatara 1 nm sampai 100 nm.Salah satu atau semua dimensi partikel besar dari 100nm.
Satu fasa.Dua fasa.Dua fasa.
Stabil.Pada umunya stabil.Tidak stabil.
Tidak dapat disaring.Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra.Dapat disaring
Contoh: Larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka, airlaut, udara yang bersih, dan bensin.Contoh: Sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayones.Contoh: Air Sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air

C. Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid terdiri atas 2 fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat dibedakan menjadi 8 jenis sebagai berikut:

1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti hair spray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).

2. Sol

Sistem koloid dari pertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

3. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M).

4. Buih

Sistem koloid dari gas yang tedispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi,untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih.

5. Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.

D. Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.

Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 

2. Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.  Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel- partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri.

Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan  tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu.

Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3. Adsorpsi

Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).

Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:

  1. Pemutihan gula tebu.
  2. Norit.
  3. Penjernihan air.

Contoh:

  • koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
  • Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
4. Elektroforesis

Elektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau partikel koloid bermuatan dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu, pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode. Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap hasil industri dengan alat Cottrell.

5. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:

E. Larutan Homogen dan Heterogen

  1. Larutan homogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut menyatu dan tidak dapat di bedakan, meskipun menggunakan mikroskop ultra
  2. Larutan heterogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut menyatu dan dapat di bedakan, meskipun secara kasat mata.

Bab III. Hasil Pengamatan

A. Alat dan Bahan

Alat
  1. Tabung reaksi
  2. Labu Erlenmeyer
  3. Corong/gelas ukur
  4. Kain saringan
  5. Sendok makan
  6. Pipet tetes
Bahan
  1. Susu cair
  2. Larutan gula
  3. Campuran tanah
  4. Larutan kopi
  5. Larutan gula
  6. Larutan detergen
  7. Air

B. Cara Kerja

  1. Menyiapakan alat dan bahan
  2. Membuat larutan dengan komposisi  1 sdm sampel dengan di tambah 15 ml air.
  3. Setelah 5 sampel tercampur  (susu cair, gula, tanah, kopi , detregen). Menjadi larutan  maka sampel dalam gelas aqua di aduk masing-masing 3 menit.
  4. Masing-masing sampel secara terpisah dia saring ke wadah lain menggunakan kain saringan (kemudian di amati)
  5. Setelah hasil saringan di peroleh maka kemudian di amati, stelah beberapa menit hasil saringan tersebut di diamkan.
  6. Menulis hasil pengamatan dalam tabel data sementara.
Catatan :Prosedur kerja nomor satu tidak berlaku untuk campuran minyak tanah + detergen dan air.

Bab IV. Pembahasan

A. Hasil

NoSampelJenis SampelGerak Sampel Pada FilterSetelah di Saring Kondisi FilterSetelah di Diamkan
FiltratResidu
1Larutan gulaLarutan sejatiCepatBeningTidak beresiduTidak adaTidak ada
2Susu cairKoloidLambatKeruhBeresiduTidak adaAda
3Larutan kopiCukup cepatLambatKeruhberesiduTidak adaAda
4Minyak tanah+airEmulsiSangat lambatBeningTertinggalTidak adaTidak ada
5Minyak tanah + air + detergenEmulsiCukup cepatCukup beningTeringgal dan BeresiduTidak adaAda
6Campuran tanah dan airSuspensi kasarLambatCukup keruhBeresiduTidak adaAda

3.3   TABEL PENGAMATAN

Catatan : Skala yang di gunakan pada tebel adalah berdasarkan penampakn visual yang terjadi pada sampel.

B. Pembahasan

1. Larutan Gula

Pada tabel di atas larutan gula merupakan larutan sejati hal ini di karenakan pada saat pemberian control berupa penyaringan, larutan tersebut dapat melewati filter dengan cepat, tanpa meniggalkan residu pada filter dan hasil saringan bening, setelah di diamkan 2 menit tidak terlihat adanya residu dan tidak ber filtrat. Hal ini juga membuktikan bahwa larutan gula merupakan contoh larutan homogen karena antara zat terlarut dan zat pelarut, tidak dapat di bedakan,

2. Larutan Susu Cair

Pada tabel di atas larutan susu cair merupakan koloid hal ini di karenakan pada saat pemberian control berupa penyaringan, larutan tersebut melewati filter dengan lambat, meniggalkan residu pada filter dan hasil saringan keruh setelah di diamkan 2 menit terlihat adanya sedikit residu dan tidak ber filtrat. Hal ini juga membuktikan bahwa susu cair merupakan contoh larutan homogen karena antara zat terlarut dan zat pelarut, tidak dapat di bedakan,

3. Larutan kopi

Pada tabel di atas larutan kopi merupakan suspens kasar hal ini di karenakan pada saat pemberian control berupa penyaringan, larutan tersebut melewati filter dengan sangat lambat, meniggalkan banyak residu pada filter dan hasil saringan keruh setelah di diamkan 2 menit terlihat adanya sedikit residu dan tidak ber filtrat. Hal ini juga membuktikan bahwa Larutan kopi merupakan contoh larutan heterogen karena antara zat terlarut dan zat pelarut, dapat di bedakan.

4. Minyak tanah + air

Pada tabel di atas Minyak tanah+air merupakan emulsi, pada saat pemberian control berupa penyaringan, larutan tersebut melewati filter dengan lambat, meniggalkan komposisi campuran pada filter yang ternyata setelah di uji dengan api filternya dapat terbakar ini menunujukan bahwa komposisi yang terjaring lebih banyak adalah minyak tanah. dan hasil saringan bening setelah di diamkan 2 menit tidak terlihat adanya  residu namun karena campuran tersebut adalah emulsi maka yang terlihat  bukanlah residu melainkan gelembung minyak tanah yang berada di bawah campuran dan tidak ber filtrat. Hal ini juga membuktikan bahwa Minyak tanah+air  merupakan contoh larutan heterogen karena antara kedua zat, masih dapat di bedakan.

5. Minyak tanah + air + detergen

Pada tabel di atas Minyak tanah+air+detergen merupakan emulsi pada prakteknya sampel yang di campurkan pertama kali adalah air+detergen kemudian pada saat penyaringan larutan dapat berdifusi dengan cepat, meninggalkan residu di saringan,  hasil saringan cukup jernih dan setelah di diamkan selama 2 menit terlihat residu yang menggambang di permukaan.

Ini membuktikan bahwa air dan detergen adalah larutan heterogen kemudian setelah control larutan pertama selesai, maka larutan di tambahkan dengan satu pipet tetes minyak tanah. Pada saat penambahan, sesaat setelah minyak tanah menyentuh larutan maka komponen partikel detergen bergerak ke pinggir wadah. Ini juga membuktikan bahwa campuran yang tadinya adalah larutan heterogen  berubah menjadi emulsi di karenakan antara ketiga zat tidak saling melarutkan.

6. Campuran Tanah dan air

Pada tabel di atas Campuran tanah dan air merupakan suspensi kasar hal ini di karenakan pada saat pemberian control berupa penyaringan, larutan tersebut melewati filter dengan lambat, meniggalkan banyak residu pada filter dan hasil saringan keruh setelah di diamkan 2 menit terlihat adanya sedikit residu dan tidak ber filtrat. Hal ini juga membuktikan bahwa Larutan kopi merupakan contoh larutan heterogen karena antara zat terlarut dan zat pelarut, dapat di bedakan.

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

Melalui serangkaian pemaparan dari data yang telah kami sajikan sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan :

  1. Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel antara 1nm-100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
  2. Larutan sejati adalah larutan yang mutlak homogen, suspensi kasar adalah larutan yang heterogen, emulsi adalah campuran 2 zat atau lebih  yang tidak saling melarutkan sedangkan koloid adalah larutan yang sejatinya adalah heterogen akan tetapi tanpa pembesaran ultra atau secara kasat mata adalah homogen.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari kekurangan dalam penulisan  laporan ini, olehnya itu kami sebagai penulis. Mengharapkan pembaca agar memaklumi dan memberikan kritikan demi sempurnanya laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

www.slideshare.netasniaskariawati.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-kimia.html

http://alfichry.blogspot.com/

https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/dilaerwindachemstic.blogspot.com

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply