Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah – Pengamatan Tanah Dengan Indra

7 min read

Pengamatan Tanah Dengan Indra

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organic yang tinggi akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi berwarna merah.

Selain itu, untuk membedakan antara tanah yang satu dengan yang lainnya, dapat diamati pula dari tekstur, struktur dan konsistensi tanah. Hal ini sangat bermanfaat agar para  praktikan dapat mudah mengenali berbagai macam jenis tanah. Di Indonesia sendiri bentuk struktur tanah yang umum dijumpai yaitu gumpal, tiang dan kersai. Manfaat dari pengenalan jenis tanah ini bagi bidang pertanian yaitu sebagai landasan dalam pengambilan keputusan untuk bercocok tanam.

Masing-masing tanah memiliki ciri khasnya masing-masing. Sehingga tanaman yang dapat tumbuh di tanah tersebut juga berbeda antar satu sama lain. Umumnya, tanaman akan tumbuh baik di daerah yang tanahnya gembur, aerasi dan drainasenya baik, serta mengandung banyak unsur hara. Namun, keadaan yang ekstrem dapat membuat tanaman mati atau tidak tumbuh dengan maksimal.  

B. Tujuan

  1. Menentukan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
  2. Menetapkan tekstur beberapa jenis contoh tanah secara kualitatif.
  3. Mengamati struktur beberapa jenis contoh tanah yang meliputi bentuk struktur, kelas struktur, dan derajat struktur.
  4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis contoh tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.

Bab II. Kajian Pustaka

Tanah sebagai salah satu unsur habitat perlu diketahui kapasitas kemampuannya jika kita hendak melakukan pertanaman pada tanah itu. untuk mengetahui kapasitas kemampuan itu perlu dilakukan penelitian-penelitian denagn cara analisa (penguraian) terhadap tubuhnya. Analisa  itu bertujuan untuk mengungkapkan :

  1. Khuluk (nature) tanah.
  2. Sifat-sifat (properties) tanah.
  3. Tabiat atau perilaku (behaviour) tanah (Sutedjo,2004).

Warna tanah ditentukan dengan membandingkan tanah-tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam warna buku ini warna disusun oleh tiga variable yaitu : hue, value, chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma adalah menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum. Hue menunjukan warna-warna utama tanah yaitu merah (red), kuning (yellow), hijau (G), da coklat (B). Value dibedakan dari 0-8, dimana makin tinggi valuemenunjukkan warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi dari 0-8 yang menunjukkan warna spectrum makin meningkat ( Subagyo, 1970).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatife dari fraksi pasir, debu dan liat dalam satu bagian tanah. Tekstur tanah kaitannya penting dengan pergerakan udara dan air dalam tanah dan proses pelapukan bahan organik (Supriyadi, 2007).

Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau karena kelemahan permukaannya. Struktur suatu horizon yang  berbeda satu profil taing tanah, merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur, dan komposisi kimia (Saifudin, 1986).

Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air dan menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda (Hakim, et al, 1986).

Bab III. Metode Praktikum

A. Alat dan Bahan

Praktikum ini banyak menggunakan fungsi panca indera untuk mengetahui warna, tekstur, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu, praktikan juga membutuhkan buku Munsell Soil Color Chart untuk mengklarifikasi warna tanah. Penggaris dibutuhkan untuk menentukan kelas struktur contoh tanah.

Bahan dasar yang digunakan yaitu contoh tanah dari berbagai jenis tanah. Contoh tanah yang digunakan sebaiknya masih dalam bentuk agregat. Sebaiknya praktikan menyiapkan contoh agregat tanah dalam jumlah cukup banyak.

B. Prosedur Kerja

1.  Warna Tanah

  1. Contoh tanah yang masih kering diberi air secukupnya agar menjadi lembab.
  2. Tanah yang sudah lembab itu dibentuk gumpalan dan diletakkan di bawah lubang buku Munsell Soil Color Chart. Tanah dicocokkan warnanya dengan warna yang ada pada buku. Pengamatan tidak boleh dilakukan di bawah sinar matahari.
  3. Setelah itu, dicatat nilai hue, value, dan chroma untuk mengetahui notasi dan warna tanah.

2. Tekstur Tanah

  1. Tanah dibentuk menjadi bulat kira-kira sebesar kelereng.
  2. Lalu, tanah dibasahi dengan air agar mudah ditekan.
  3. Contoh tanah dipijit dan dipilin membentuk benang sambil dirasakan kasar-halusnya.
  4. Jika :
    • Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka kemungkinan besar teksturnya liat.
    • Pilinan tanah mudah patah, maka kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat.
    • Tidak membentuk benang, kemungkinan teksturnya lempung berpasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu. Jika terasa kasar, maka kemungkinan lempung berpasir.

3. Struktur Tanah

  1. Tanah yang masih berbentuk agregat dijatuhkan dari ketinggian tertentu sehingga bongkah tanah akan pecah alami.
  2. Hasil pecahan diamati dan diklarifikasi bentuk strukturnya
  3.  Pecahan tanah menjadi agregat mikro (ped) digunakan untuk menentukan kelas struktur.
  4. Ped yang diamati dijatuhkan kembali dari ketinggian tertentu untuk mengetahui derajat struktur tanah.

4. Konsistensi Tanah

  1. Contoh tanah yang akan diamati dibagi menjadi tiga bagian.
  2. Bagian pertama dibiarkan tetap kering, bagian kedua ditetesi dengan sedikit air agar menjadi lembab, dan bagian ketiga ditetesi dengan air hingga menjadi basah.
  3. Masing- masing bagian diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Pada kondisi basah, poin yang diamati yaitu tingkat kelekatan dan keliatan tanah. Kondisi lembab digunakan untuk menentukan tingkat kegemburan tanah. Sedangkan kondisi kering untuk mengetahui tingkat kelunakan/kekerasan tanah.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

1.      Warna dengan Tekstur

NoJenis TanahWarna TanahTekstur Tanah
Notasi WarnaNama Warna
1Vetrisol7,5 YR 3/4Dark BrownLempung Berliat
2Inseptisol7,5 YR 5/4BrownLempung Berpasir
3Andisol7,5 YR 3/4Dark BrownLempung Berdebu
4Entisol10 YR 4/6Dark Yellowish BrownLempung Berliat
5Ultisol10 YR 3/4Very Dark GreyLiat

2.      Struktrur

NoJenis TanahStruktur Tanah
TipeKelasDerajat
1InceptisolGumpalKasar2
2EntisolRemahSangan Kasar2
3AndisolGumpalKasar2
4UltisolGumpalSedang3
5VertisolPejal3

3.      Konsistensi

NoJenis TanahKonsistensi BasahKonsistensi LembabKonsistensi Kering
KelekatanKeliatan
1InseptisolSSPsVfh
2AndisolSSP0Vfsh
3VertisolSP0Vteh
4EntisolSSPsVfS
5UltisolSSP0Vteh

B. Pembahasan

Pengenalan sifat fisik tanah dapat dilakukan dengan indera manusia. Sifat fisik tanah yang dapat dengan mudah diamati diantaranya :

1.      Warna Tanah

Warna tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang mudah dikenali dan nyata. Warna tanah merupakan petunjuk untuk  beberapa sifat tanah karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Warna tanah yang nyata, dapat digunakan sebagai suatu ukuran langsung. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organic. Makin tinggi kandungan bahan organic, warna tanah akan semakin gelap (Foth, 1988).

Warna tanah dipengaruhi oleh empat jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa mangan dan magnesium, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. (Rajamudin, 2009). Bahan organik merupakan sebuah bahan utama pewarnaan tanah yang tergantung pada keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah tersebut. Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Di daerah berdrainase buruk, yaitu daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu. Karena senyawa Fe terdapat dalam keadaan reduksi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O(hematif) yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning kecoklatan. Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping warna abu-abu ( daerah yang tereduksi) didapat pula bercak-bercak karatan merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapat masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno, 2010).

Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak searah dengan didaerah beriklim sedang. Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari satu persen, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (mollisol) di daerah beriklim sedang. Warna tanah ditentukan dengan membandingkan tanah-tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam  buku ini warna disusun oleh tiga variable yaitu : hue, value, chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma adalah menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum. Hue menunjukan warna-warna utama tanah yaitu merah (red), kuning (yellow), hijau (G), dan coklat (B). Value dibedakan dari 0-8, dimana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi dari 0-8 yang menunjukkan warna spectrum makin meningkat ( Subagyo, 1970).

2.      Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatife dari fraksi pasir, debu dan liat dalam satu bagian tanah. Tekstur tanah kaitannya penting dengan pergerakan udara dan air dalam tanah dan proses pelapukan bahan organik (Supriyadi, 2007). Tekstur tanah biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan lain-lain (Hillel, 1982). Tekstur tanah dibedakan menjadi tiga kelas tekstur utama yaitu tekstur pasir (sand), geluh(loam) dan lempung (clay) (Utomo, 1985 dalam Husodo, 2006). Tanah dikatakan bertekstur pasir bila kandungan pasirnya lebih dari 70%. Tanah dikatakan bertekstur lempung bila kandungan lempungnya lebih dari 35%. Tanah bertekstur geluh merupaka peralihan dari tanah pasir dan lempung, sehingga mempunyai kemampuan menahan air dan unsur-unsur hara cukup baik dan mudah diolah.

3.      Struktur Tanah

Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau karena kelemahan permukaannya. Struktur suatu horizon yang  berbeda satu profil tanah, merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur, dan komposisi kimia (Saifudin, 1986). Struktur tanah yang baik adalah struktur tanah yang dapat memper tahankan kemantapan agregat terhadap perubahan kelembaban tanah yang mendadak dari curah hujan. Struktur tanah yang baik adalah struktur tanah yang didalamnya terdapat penyebaran pori yang baik yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Kegemburan tanah adalah satu dari beberapa karakteristik penting tanah yang mengambarkan hasil olahan tanah (Wirosoedarmo,2005).

4.      Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air dan menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid inorganik dan organik, struktur dan terutama kandungan air tanah. Berkurangnya kandungan air tanah mengakibatkan tanah kehilangan sifat lekatnya, plastisnya, gemburnya, dan akhirnya jika kering menjadi keras dan kohern (Hakim, et al, 1986).

Istilah-istilah yang biasa digunakan untuk mengetahui kadar konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda adalah :

a.       Kelekatan, dengan ciri tanah dapat melekat atau menempel pada benda-benda yang mengenainya.

b.      Liat, menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya.

c.       Konsistensi lembab, dicirikan dengan tanah yang gembur.

d.      Konsistensi kering, dicirikan dengan  kerasnya tanah.  

 Pengungkapaan khuluk, sifat dan tabiat atau perilaku tanah dapat dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif membantu praktikan dalam menyampaikan watak tanah tertentu dalam bentuk seperangkat angka. Aplikasi yang biasa digunakan yaitu untuk menyajikan kadar lengas tanah dan lempung. Namun, beberapa perwatakan tanah ada yang hanya dapat di ungkapkan secara kualitatif, misalnya unit-unit struktur dan konsistensi. Pengamatan gejala-gejalanya menghasilkan perwatakan kualitatif (Sutedjo, 2004).

Setelah melakukan pengamatan, ternyata sifat fisik masing-masing tanah berbeda secara spesifik. Kebanyakan dari contoh tanah bertekstur lempung berliat. Hal ini dikarenakan saat memilin tanah lembab hasil pilinannya mudah patah. Hal ini selaras dengan uji konsistensi basahnya. Sebagian besar tanah yang diamati bersifat agak lekat (sligtly sticky). Sifat lekat tersebut dikarenakan adanya kandungan lempung dalam tanah.

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

  1. Sifat fisik tanah yang dapat dengan mudah diamati oleh indera yaitu warna, tekstur, struktur, dan konsistensi tanah.
  2. Warna tanah dapat langsung terlihat. Semakin banyak kandungan bahan organik dalam tanah, warna tanah semakin gelap.
  3. Tekstur tanah dipengaruhi oleh persentase fraksi-fraksi penyusun tanah yang meliputi pasir, debu, dan liat.
  4. Struktur merupakan kombinasi dari ketiga fraksi tanah yang kemudian membentuk agregat tanah.
  5. Kadar konsistensi tanah berhubungan erat dengan kandungan air dalam tanah dan senyawa-senyawa kimia yang ada dalam tanah.

B. Saran

 Praktikan terkadang menemui kesulitan dalam menentukan derajat struktur tanah pada suatu contoh tanah. Maka dari itu, perlu adanya demo dari asisten terkait ciri-ciri dalam menentukan derajat struktur tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hakim, et al. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Universitas Lampung.

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akapress.

Husodo, Badiono. 2008. Hubungan Keanekaragaman Meso-Makrofauna Tanah dengan Sifat-sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Tiga Zona Taman Nasional Meru Betiri. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Jember.

Rajjamudin, U. 2009. Kajian Tingkat perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Desa Kaluku Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

Subagyo, 1970.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah II.  PT.  Soeroengan : Jakarta.

Supriyadi, Slamet. 2007. Kesuburan Tanah di Lahan Kering Madura. Embriyo. Vol. 4.2:124-132.

Sutedjo, Mul Mulyani. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Jakarta : Rineka Cipta

.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply