Daftar isi
Pengenalan Profil Tanah
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan terluar bumi yang memilki lapisan-lapisan (horizon). Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, B, dan C. Lapisan tanah ini terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Pada dasarnya tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar (bahan induk) menjadi partikel yang lebih kecil (pasir, debu dan liat).
Selain itu kandungan tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara lansung (morfologi) seperti warna, bentuk dan batasan-batasan. Tanah lapisan atas warnanya lebih gelap (hitam) dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang (abu-abu atau kebiruan).
Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.
Perkembangan tanah dicirikan oleh terjadinya diferensiasi horizon sebagai wakil proses pedogen baik fisik, kimia dan biologi yang oleh reaksi dalam profil tanah terjadi penambahan bahan organik dan mineral berupa bahan padatan, cair atau gas, menghilangnya bahan diatas tanah, alih tempat bahan dari satu bagian ke bagian lain dalam tubuh tanah, alih rupa senyawa mineral dan bahan organik di dalam tubuh tanah.
B. Tujuan
- Mengetahui profil tanah dan menentukan lapisan-lapisan tanah beserta kedalamannya.
- Menentukan kejelasan batas horison tanah.
- Menentukan bentuk topografi tiap horison tanah.
- Mengetahui kandungan bahan organik dan senyawa Ca pada tiap lapisan tanah.
- Menentukan warna, tekstur, struktur, dan konsisten masing-masing lapisan tanah.
Bab II. Kajian Pustaka
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secaragenetik. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapatdilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Tanamandan hewan memperoleh lingkungan pada semua jenis tanah, menjdai bagian dari bahan organik. Dalam semua jenis tanah mineral-mineral menahan mineral-mineral sekunder dan campuran lainnya dengan pembentukan serentak dandengan berbagai macvam daya larutnya yang padat dipindahkan dari satu horisonmelewati dan memindahkan bahan-bahan yang dapat larut. Kebanyakan jenistanah mendapat tambahan debu, abu vulkanik atau sedimen-sedimen hasil kikisantanah-tanah di bagian yang lebih tinggi. (Foth, 1988).
Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah yang terdiri atas horizon-horizon atau lapisan-lapisan tanah, yang dibedakan atas solum (horizon A dan B), bahan induk (horizon C) dan batuan induk (R, singkatan dari rock). Pada tanah-tanah yang ditumbuhi vegetasi lebat (misalnya hutan, padang rumput dan lain-lain) di atas horizon A seringkali dijumpai horizon O. Solum tanah (horizon A dan B) adalah bagian profil tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah (pedogenik) (Rayes, 2006).
Solum tanah merupakan bagian dari profil tanah dengan jeluk tertentu yang berkembang akibat proses pembentukan tanah yang dapat meliputi horizon A dan horizon B. Horizon A merupakan horizon mineral di permukaan tanah dan horizon B adalah horizon yang terbentuk di bawah horizon A. Kedalaman solum tanah sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat saling tindak antara faktor dan proses pembentukan tanah yang bersangkutan (Rajjamudin,2009).
Bab III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
Pada pengenalan profil tanah alat-alat yang digunakan yaitu bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, meteran, bilah bambu, belati, dan alat tulis. Sedangkan untuk menentukan warna tanah menggunakan buku Munsell Soil Color Chart. Agar memudahkan praktikan dalam mengamati profil tanah dibutuhkan buku pedoman pengamatan di lapang dan daftar isian profil tanah.
Bahan yang digunakan untuk menguji kandungan bahan organik dalam tanah yaitu larutan H2O2 3 %. Sedangkan larutan HCl 10 % digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa Ca dalam tanah. Pada pengamatan warna, tekstur, struktur, dan konsistensi, dibutuhkan sedikit air untuk membasahi tanah.
B. Prosedur Kerja
- Mula-mula lokasi yang akan diamati profil tanahnya dibor dengan kedalaman 1 m. Pembuatan lubang dilakukan di dua atau tiga titik yang masing-masing berjarak 1m antar titiknya.
- Kemudian lokasi tanah tersebut digali sehingga membentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m, dan kedalamn 1,5 m. Bidang pengamatan profil tanah sebaiknya dilengkapi dengan tangga untuk mempermudah praktikan turun.
- Setelah praktikan turun, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tebal horison beserta batasnya. Perbedaan setiap horison dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna dan perbedaan tingkat kekerasan saat profil tanah ditusuk-tusuk menggunakan belati dengan tekanan konstan.
- Setiap horison diberi tanda menggunakan sebilah bambu. Setelah mendapatkan batas-batas tersebut, setiap horison ditusuk-tusuk kembali secara vertikal untuk mengetahui kejelasan batas horison.
- Bentuk topografi setiap horison baru dapat diketahui setelah profil tanah ditusuk-tusuk secara horisontal.
- Masing-masing horison diambil contoh tanahnya untuk diamati warna, tekstur, struktur, dan konsistensinya. Selain itu, masing-masing contoh tanah diteliti juga kandungan bahan organik dan senyawa Ca-nya.
- Faktor sekeliling tanah juga perlu diamati oleh praktikan, salah satunya yaitu perakaran yang ada pada profil tanah.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Nomor Lapisan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Dalam lapisan (cm) | 24 | 21 | 16 | 35 | 20 |
Simbol lapisan | O | A1 | A2 | B | C |
Batas lapisan | d | g | c | c | g |
Batas topografi | w | w | i | w | i |
Warna tanah (matriks) | 10 YR ¾Dark Yellow | 7,5 YR ¾Dark Brown | 7,5 YR ¾Dark Brown | 10 YR 4/6Dark Yellow | 10 YR3/6Yellowish Brown |
Tekstur tanah | Cl | Cl | cl | cl | cl |
Struktur tanah | 2, c | 2, m | 2, c | 2, m | 1, f |
Konsistensi | B : ss, -L : vfK : s | B : ss, psL : fK : sh | B : ss, p0L : vfK : s | B : ss, -L : vfK : s | B : ss, p0L : vtK : vh |
pH tanah (lapang) | 5 | 5 | 5,5 | 7 | 5 |
Reaksi terhadap HCl | +1 | +1 | +1 | +1 | – |
Reaksi terhadap H2O2 | +1 | +1 | +1 | +1 | – |
Perakaran | Halus Banyak : 150 cmKasar Sedikit : 150 cm |
B. Pembahasan
Profil tanah ialah penampang tegak/vertikal tanah di mulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk bawah tanah. Solum tanah adalah penampang tanah di mulai dari horizon A hingga horizon B. Terdapat horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikanbahwa beberapa proses tertentu, umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan profil tanah(Gobenhog.1994 ).
Kedalaman solum tanah sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat saling tindak antara faktor dan proses pembentukan tanah yang bersangkutan. Secara lebih rinci, proses tersebut meliputi (a) gleisasi dan iluviasi, (b) pembentukan karatan besi dan mangan, (c) pembentukan warna kelabu (grayzation), (d) pembentukan lapisan tapak bajak, (e) pembentukan selaput (cutan), (f) penyebaran kembali basa-basa, dan (g) akumulasi dan dekomposisi bahan organic (Rajjamudin, 2009).
Bahan organik merupakan sebuah bahan utama pewarnaan tanah yang tergantung pada keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah tersebut. Dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organic umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Didaerah berdrainase buruk, yaitu daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu. Karena senyawa Fe terdapat dalam keadaan reduksi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematif) yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning kecoklatan. Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping warna abu-abu ( daerah yang tereduksi) didapat pula bercak-bercak karatan merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapat masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno, 1992).
Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik didaerah tropika sering tidak searah dengan didaerah beriklim sedang. Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari satu persen, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (mollisol) didaerah beriklim sedang.
Analisis kadar kapur tanah (Ca) secara kualitatif atau yang biasa dilakukan di lapangan yaitu meneteskan contoh tanah dengan larutan HCl. Apabila tanah mengandung kapur maka akan terjadi reaksi atau pembuihan. Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah maka reaksi yang terjadi semakin besar atau hebat (Hanafiah, 2005). Bahan organik merupakan akumulasi seresah tumbuhan dan hewan yang telah mati dan telah terombakkan oleh jasad hidup tanah. Penentuan jumlah bahan organik secara kualtatif yaitu dengan mengamati banyaknya percikan atau buih yang timbul setelah massa tanah ditetesi dengan H2O2.
Pada masing-masing lokasi profil yang sudah ditentukan, kemudian dibuat profil tanah dengan ukuran 1×1,5 m dengan kedalaman 1,5 m, kecuali untuk profil yang dangkal adalah sampai batas batuan yang ada di bawahnya, atau sampai batas air tanah untuk profil yang mempunyai air dangkal. Pada masing-masing profil tanah tersebut dilakkan deskripsi profil. Parameter morfologi tanah yang diamati, yaitu horizon (jenis, kedalaman, batas), tekstur,struktur, konsistensi, warna, kutan lempung, konkresi/ motling, perakaran, rekahan (cracking), dan bebatuan. (Wiyono,dkk, 2006).
Pengamatan yang dilakukan oleh praktikan pada profil tanah yang diamati menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki lima lapis horizon tanah yang meliputi horizon O, horizon A1, horizon A2, horizon B, dan horizon C. Penusukan pada profil menggambarkan batas lapisan pada tiap horizon. pH rata-rata dari masing-masing lapisan yaitu 5-7. Hal ini menunjukkan sifat tanah yang masam. Selain karena banyaknya vegetasi yang ada di sekitar tanah, keadaan asam juga disebabkan air hujan yang mengenai profil tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Profil tanah merupakan penggambaran lapisan tanah secara langsung.
2. Horizon-horizon yang terbentuk dalam tanah menggambarkan perkembangan tanah yang terjadi.
B. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dihari yang cerah. Profil tanah yang akan diamati juga sebaiknya tidak terkena hujan atau sinar matahari langsung. Hal tersebut dapat membuat pengamatan menjadi kurang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Foth D. Henry. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali, 2009, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Rajawali pers, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akapress.
Rajjamudin, U. 2009. Kajian Tingkat perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Desa Kaluku Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Rayes, M. Luthfi. 2006. Deskripsi Profil Tanah di Lapangan. Malang : Unit Penerbitan fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.