Makalah Peran Mahasiswa Dalam Perwujudan Civil Society

10 min read

Peran Mahasiswa Dalam Perwujudan Civil Society

Bab I. Pendahuluan

Masyarakat Madani adalah sebuah tatanan masyarakat sipil (civil society) yang mandiri dan demokratis. masyarakat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, hubungan keduanya bagaikan ikan dan air.

Masyarakaat sipil pada umumnya memiliki peran yang penting dan fungsi yang berbeda dengan lembaga negara yang dikenal dewasa ini.

Beberapa istilah yang dan penggagas yang mengacu pada pengertian masyarakat sipil, sebagaimana yang dirumuskan oleh Dawam Raharjo :

INDONESIA ASING
Masyarakat sipil
(mansour Fakih)

Masyarakat Warga
(Soetandyo Wignyosubroto)

Masyarakat Kewargaan
(Franz-Magnis Suseno dan M.Ryas Rasyid)

Masyarakat Madani
(Anwar Ibrahim,Nurcholid Madjid,M.Dawam Rahardjo)

Civil Cociety (tidak diterjemahkan)
(M.AS.Hikam) Koinonia politike (Aristoteles)

Societas Civilis (Cicero)

Commonitas Civilis
Comonitas Politika
Societe Civile
(Tocquivile)

Burgerlishe Gesellschaft
(Hegel)

Civil Cociety
(Adam Ferguson)

Civitas Etat

Pemuda atau biasa disebut dengan generasi muda adalah konsep-konsep yang sering kali diberati oleh nilai-nilai.hal ini terutama karena keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah,tapi,sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kulturil.”pemuda Harapan Bangsa”,”Pemuda Pemilik Masa Depan” atau “Pemuda Harus Dibina”,dan sebagainya.memperlihatkan betapa saratnya nilai yang melekat pada kata Pemuda tersebut.

Kata-kata Pemuda yang lebih seringnya dikenal oleh masyarakat sebagai devinisi dari Mahasiswa-Mahasiswi, yang berarti mahasiswa tak lain adalah sebagai masa depan dan harapan bangsa dalam menuju dan mewujudkan masa depan bangsa yang benar-benar diharapkan sepenuhnya,

“Masa depan bangsa ditangan pemuda” merupakan sebuah artian bahwa masa depan bangsa tergantung pada mahasiswa.bagaimana sepak terjang para mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan masa depan bangsa yang gemilang dan benar-benar diharapkan oleh seluruh warga negara bangsa tersebut, terutama bangsa Indonesia.

Permasalahan yang akan saya bahas disini adalah bagaimana cara pemuda/mahasiswa untuk mewujudkan civil society atau yang biasa disebut oleh masyarakat Indonesia sebagai masyarakat madani yang baik dan benar.serta apa peran mahasiswa/pemuda dalam mewujudkan masyarakat madani khususnya di Indonesia.serta apa yang semestinya dilakukan pemuda/mahasiswa dalam lingkungan masyarakat madani agar sebuah masyarakat madani yang telah dibangun oleh para pemuda/mahasiswa dapat terjaga keutuhannya sehingga terwujudlah apa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia pada umumnya.

Bab II. Konsep Dasar

Di era globalisasi ini,keadaan masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia dapat dikatakan mengalami penurunan dalam banyak hal,maka masyarakat madani (civic Society) tidak banyak ditemukan.salah satu ciri masyarakat yang sekarang adalah masyarakat yang kurang mempunyai kepedulian terhadap sesama,toleransi,dan hal-hal yang bertolak belakang dengan ciri-ciri masyarakat madani yang lain.

Banyak konflik yang timbul di kalangan masyarakat Indonesia dikarenakan hal-hal tersebut.maka,dibutuhkan upaya dari para mahasiswa,khususnya para mahasiswa Indonesia untuk mengatasi hal-hal tersebut agar tercipta masyarakat madani (civil society) yang diharapkan bangsa.

Jadi,mahasiswa/pemuda harus mempunyai planning,sistem,program kerja,nilai-nilai,cara kerja,serta mempunyai potensi dan strategi dalam mewujudkan masyarakat madani tersebut.

Salah satu cara mengetahui bagaimana cara pemuda/mahasiswa untuk membentuk masyarakat madani pada masyarakatnya masing-masing khususnya masyarakat Indonesia adalah dengan melihat kembali bagaimana pemuda-pemuda pada zaman sebelum orde baru membangun sebuah masyarakat yang dapat dikatakan sebagai masyarakat yang baik yang dapat dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia.

Hal yang tersebut juga disesuaikan dengan keadaan masyarakat pada zaman reformasi pada abad yang ke 21 ini,jadi,pemuda/mahasiswa yang akan membentuk sebuah masyarakat madani (civil society) di negara Indonesia ini tidak sekedar menerapkan metode-metode dan planning serta cara dan program kerja mereka pada masyarakat Indonesia,tetapi juga perlunya untuk meninjau secara teliti bagaimana kondisi dan situasi serta sejarah masyarakat Indonesia pada umumnya agar tidak meninbulkan kekeliruan dalam pelaksanaan visi dan misinya yang ditujukan untuk masyarakat.

Bab III. Analisa Konsep

Masyarakat madani (civil society) yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu masyarakat atau intitusi sosial yang memiliki ciri antara lain :kemandirian, toleransi, keswadayaan, kerelaan menolong satu sama lain, dan menjunjung tinggi norma dan etika yang disepakatinya secara bersama-sama.di Indonesia, secara historis, upaya untuk merintis lahirnya institusi semacam ini sudah muncul sejak masyarakat kita mulai bersentuhan dengan pendidikan modern, berkenalan dengan sistem kapitalisme global, dan modernisasi. pada masa itulah masyarakat mulai mendirikan organisasi-organisasi modern yang dipelopori oleh gerakan pemuda Indonesia yang sebagian besar memiliki pemikiran yang maju.

Setelah zaman semakin maju, segala sesuatu serba modern dan instant, pemuda Indonesia pun mulai banyak yang berpikiran secara kritis dalam pembangunan bangsa yang idealis. maka, permasalahan dan problem sosial di negara Indonesia pun tidak kalah rumit dan banyak yang menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi para pemuda/mahasiswa Indonesia di era globalisasi ini.

Pada umumnya problem sosial tersebut di Indonesia bertalian erat dengan mobilitas geografis dari penduduk.khususnya urbanisasi dalam arti proses daerah menjadi kota.perubahan mata pencaharian agraris menjadi nonagraris.gerak penduduk masuk kota,serta perubahan-perubahan pola tingkah laku yang mendampingi proses pengkotaan.

Dalam memasuki era pembangunan 25 tahun ini, sebaiknya Indonesia dilihat dari pandangan sebagai berikut : pembangunan nasional memperlihatkan lebih dari sekedar perubahan dari satu ke lain keadaan. pembangunan nasional tercipta dari satu keinginan yang tersirat atau tersurat untuk melaksanakan suatu perubahan dan mempercepatnya. sehingga yang lebih disukai, sesuatu keadaan atau seperangkat sasaran dicapai dan dihasilkan lebih cepat dibanding dengan tidak dilakukannya apa-apa. pembangunan menghendaki sasaran serta motivasi serta membutuhkan perubahan-perubahan kelembagaan.

Indonesia memasuki abad ke 21 sebagai negara berkembang yang mampu mencapai GNP 400 dolar per-kapita.sehingga dapat melepaskan sebutan sebagai negara terbelakang. abad ke 21 diyakini sebagai pemuda sebagai milik mereka. sehingga sudah selayaknya apabila mereka turut mencoba memikirkan bentuk dan isi negara. para teknokrat dari generasi tua dalam meencanakan dan membuat masa depan dituduh melupakan buat siapa sebenarnya mereka bekerja itu? Saat itulah kegelisahan penuda/para mahasiswa terlihat dengan jelasnya dan merekapun mulai mendapat perhatian dari pemerintah.

Kecemasan kaum muda sebenarnya berlatar belakang banyak seperti peledakan penduduk, krisis pendidikan,birokrasi dan otoritas serta masalah-masalah sosial ekonomis. Kadar ketidak puasan mereka dapat berlipat ganda sesuai dengan perkembangan kekompleksan situasi di tanah air dan protes dalam segala bentuk merupakan jawaban yang wajar. Meskipun disebutkan bahwa masalah terpenting adalah “kurang kepastian generasi muda terhadap masa depan”, itu tidak berarti bahwa mereka bersikap pasif dan ragu-ragu saja.munculnya gerakan ZPG (Zero Population Growth Movement) dikalangan mahasiswa di Yogyakarta pada akhir tahun 1972 menunjukkan kesadaran mereka akan parahnya masalah kependudukan ditanah air kita .

Sebelum mahasiswa memulai sepak terjang mereka,maka harus dikoreksi terlebih dahulu hal-hal yang bersangkutan dengan mereka,yang pertama-tama yang harus diperhatikan para mahasiswa yang akan melaksanakan suatu misi sebagai agen of change adalah memperbaiki penampilannya, karena mau tidak mau masyarakat di zaman ini akan memandang seseorang dari segi lahiriahnya terlebih dahulu meskipun tidak semua segi lahiriah itu menggambarkan suatu sisi yang paling dalam dari setiap orang, tapi itulah adanya masyarakat kita pada zaman sekarang ini, dan setidaknya suatu penampilan itu akan dapat meyakinkan masyarakat bahwa mahasiswa itu telah dapat dikatakan pantas meskipun hanya untuk sekedar berbicara di depan mereka.

Hal penting lain yang seharusnya mendampingi sisi lahiriah/penampilan itu adalah sisi rohani, yang biasa dikenal dari segi nilai-nilai, moral, serta karakter yang ada dalam diri mereka.apabila memang ada yang perlu untuk dikoreksi, maka harus dikoreksi/diperbaiki terlebih dahulu sebelum memulai memperbaiki masyarakat. hal ini merupakan hal yang sangat penting bagi para mahasiswa, karena image mahasiswa adalah sebagai agen of change, karena mahasiswa tetaplah akan hidup dengan masyarakat umum dimanapun ia hidup, karena memang mereka adalah tetap sebagai manusia biasa yang termasuk makhluk sosial, sedangkan semua makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan orang lain,jadi bagaimana mereka dapat merubah style masyarakat yang jelek apabila mahasiswa yang dikenal sebagai “agen of chagen” nya sendiri belum bisa dikatakan sebagai “agen of change” yang pantas setidaknya yang benar-benar dapat dicontoh, meskipun hanya sekedar membangun image yang baik, dengan wibawa, karisma dan pandangan yang positif di kalangan masyarakat agar mendapat suatu kepercayaan yang mutlak serta pantas untuk dijadikan sebagai contoh dalam masyarakat untuk berbagai golongan.karena tanpa adanya suatu kepercayaan, masyarakat tidak akan mau memandang mahasiswa tersebut walaupun hanya dengan sebelah mata.setelah sekiranya nilai-nilai dan moral pada diri mahasiswa itu sendiri telah mencukupi/dapat dikatakan pantas untuk terjun dan berkiprah di tengah masyarakatnya, image keluarga juga harus dibangun, karena keluarga merupakan bacckground dari mahasiswa itu.jadi, mau tidak mau masyarakat juga akan menilai setiap orang dari keluarganya.apabila seseorang/mahasiswa datang dari keluarga yang mempunyai nama baik yang utuh,maka masyarakat secara otomatis akan menghormatinya sebagaimana masyarakat itu menghormati keluarganya. maka image mahasiswa untuk pertama kalinya harus dibangun dari diri sendiri, setelah itu meluas kepada keluarga dan kerabat-kerabatnya, lalu, mahasiswa dapat dikatakan pantas untuk berbicara di depan publik.dengan demikian pulalah kepercaya dirian seorang mahasiswa atas diri sendiri dapat terbangun dengan sempurna tanpa mengkhawatirkan dampak negatif yang mungkin akan timbul dari dirinya dan keluarganya, karena demikian itulah yang dikatakan sebagai kekonsekuensian diri terhadap diri sendiri dan masyarakat. apabila itu semua tidak tercukupi secara lazim, maka dapat diprediksikan apabila seorang mahasiswa yang mempunyai kepribadian, kebiasaan serta image yang jelek dimata masyarakat sedang berbicara di depan publik/mencontohkan sesuatu meskipun itu baik adanya, sedangkan statusnya bukan orang yang ber-image baik di depan masyarakatnya dari dirinya sendiri maupun dari pihak keluarganya,sudah dapat dipastikan ia tidak akan mendapatkan respon yang baik dari masyarakatnya.dan sudah dapat dipastikan pula bahwa apapun yang ia sampaikan itu tidak akan berpengaruh sedikitpun kepada masyarakatnya walaupun memang ia mengajarkan suatu nilai-nilai kebajikan.

Mahasiswa harus memiliki planning dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society) maksudnya mahasiswa/pemuda Indonesia harus memiliki rencana atas apa yang harus mereka lakukan .dimulai dengan planning/rencana, mahasiswa dapat memprediksikan segala sesuatu yang akan mereka lakukan dengan mempertimbangkan dampak yang dimungkinkan akan terjadi sebagai hasil dari apa yang akan mereka kerjakan dengan demikian, dapat dihindari dampak negatif yang diperkirakan akan timbul dari sepak terjang mereka dengan begitu, apa yang akan mereka lakukan telah terkonsep dengan konsep yang benar-benar matang dan sebaik-baiknya.

Apabila mahasiswa hidup di dalam suatu desa yang penduduknya belum merupakan penduduk yang madani, maka tidak mudah untuk langsung dengan instant dan mudah untuk mengubah style/cara hidup penduduk tersebut seperti masyarakat madani, yang diperlukan mahasiswa setelah melihat pada kepribadian dan dirinya sendiri serta keluarganya adalah menyusun semacam planning atau program kerja dengan sebaik-baiknya agar dapat diperkirakan dan diatur apa saja yang akan dilakukan untuk menghadapi masyarakat yang akan dihadapi.agar semua yang akan dilaksanakan sebagai terkonsep dengan apik, serta harus mempunyai visi dan misi sebagai dasarnya agar dapat diterima masyarakat dengan tanpa keraguan dan pertanyaan yang tidak pasti.

Etos kerja mahasiswa juga harus diperhatikan pada masalah ini, karena cara kerjalah yang akan menentukan hasilnya. akankah hasil itu optimal atau hanya sekedar hasil saja tanpa memprioritaskan keidealisan cara kerja yang tidak diketahui akankah hasilnya terbentuk secara perfect dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Image mahasiswa sebagai agen of change bukanlah image yang terkesan main-main, tapi itu merupakan sebuah beban yang harus diemban oleh para mahasiswa dengan penuh tanggung jawab. jika image itu terselewengkan sedikit saja oleh salah satu mahasiswa yang tidak bertangguang jawab, maka hilanglah image tersebut dari semua mahasiswa.hal yang mudah diketahui oleh masyarakat secara langsung salah satunya adalah etos kerja.bagaimana etos kerja mahasiswa di lapangan? apakah etos kerja yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut berkwalitas atau tidak? Dapat dipertanggung jawabkan atau tidak? dan yang paling penting apakah ada keserasian antara etos kerja dengan planning yang telah disusun oleh mahasiswa sebelum memulai mengerjakan misinya? Hal-hal yang demikian sangatlah penting.

Komunikasi adalah salah satu hal yang penting, bahkan dapat dikatakan sebagai hal yang terpenting dalam mewujudkan civil society. karena cara berkomunikasi adalah hal yang paling sensitif dikalangan masyarakat pada masa ini.apabila seorang mahasiswa melakukan sedikit saja kesalahan dalam berkomunikasi, maka bisa diperkirakan akan timbul kesalah pahaman dikalangan masyarakat.dan ketika kesalah pahaman itu muncul dikalangan masyarakat, maka pesan akan masyarakat madani (civil society) yang dibawa sebagai misi utama mahasiswa, tidak akan pernah tersampaikan dengan baik dan memuaskan.

Segala sesuatu dapat diselesaikan dengan komuikasi yang baik dan sesuai dengan situasi dan kondisi, begitupun misi-misi mahasiswa tidak akan tercapai tanpa adanya komunikasi yang baik disesuaikan dengan komposisi masyarakat yang dihadapi, dengan adanya kemampuan mahasiswa untuk me-manage suatu komunikasi yang baik, dan selama mereka dapat menggunakannya dengan seksama,maka masyarakat madani (civil society) akan dengan mudah terbentuk dikalangan masyarakat di era ini, tanpa adanya pertikaian apalagi pertumpahan darah yang tidak diinginkan.

Seperti ketika di suatu desa yang didalamnya terdapat beberapa organisasi yang salah satunya adalah organisasi pemuda yang dimayoritasi oleh mahasiswa seperti karang taruna, dan satu organisasi lainnya para bapak-bapak yang berkecimpung didalamnya, seperti perkumpulan RT/RW. mahasiswa karang taruna yang terdiri dari para mahasiswa yang berpotensi selalu mempunyai ide-ide baru untuk memajukan desanya, tetapi dikarenakan adanya organisasi RT/RW yang secara konteks lebih tua dan lebih berhak atas segala keputusan, maka ide-ide brilian tersebut tidak akan dapat langsung disalurkan kepada semua warga desa, apabila ide-ide itu dilakukan secara langsung tanpa adanya suatu komunikasi yang efektif seperti musyawarah antar karangtaruna dan RT/RW, maka RT/RW dapat berfikir bahwa secara tidak langsung karangtaruna telah merendahkan organisasi RT/RW tersebut dengan pandangan tidak menghormati yang lebih tua serta dapat pula dikatakan bahwa karangtaruna mengesampingkan atau istilahnya meloncati para sesepuh desa yang ada.padahal saat itu image mahasiswa yang ada adalah sebagai orang yang menghormati yang lebih tua.dengan tindakan yang demikian, maka mahasiswa telah mencoreng namanya sendiri,tetapi bukan hanya namanya sendiri, juga nama karang taruna dan semua pemuda di desa tersebut.lain halnya apabila organisasi karangtaruna ketika memiliki sebuah ide yang gemilang dan berniat untuk menerapkannya dalam masyarakat untuk perwujudan masyarakat madani,berkomunikasi/mengadakan sebuah musyawarah dahulu dengan pihak organisasi yang ada di RT/RW, dan mencari jalan keluar yang bijaksana untuk masa depan warga bersama,itu memungkinkan terwujudnya kerukunan dan rasa saling menghormati dan menyayangi serta rasa segan antara anggota RT/RW, karangtaruna serta masyarakat desa itu sendiri. dengan demikian, bukanlah hal yang mustahil ide-ide cemerlang dari golongan mahasiswa karang taruna itu akan terlaksana dengan mudah tanpa adanya kendala dari berbagai pihak. setelah itu, lahirlah kerjasama antar kedua organisasi tersebut tanpa membedakan status dan umur. jadi, dengan komunikasi yang baik dan jelas, segala problema bahkan yang berat dan susah sekalipun akan dengan mudah teratasi.

Setiap mahasiswa diakui sebagai sosok yang berpendidikan tinggi dikalangan masyarakat, maka setiap tindakan yang diputuskan dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa akan menjadi contoh atau kiblat masyarakat dalam berbuat, dan semua mahasiswa Indonesia secara langsung maupun tidak langsung telah dituntut untuk menjaga nama baik mereka dengan berbuat hal-hal yang baik dan cenderung mengarah pada kata-kata perfect dan idealis. dan karena mahasiswa juga secara langsung maupu tidak langsung berdakwah kepada masyarakat mengenai apapun yang berhubungan dengan moral dan etika, dan dua hal tersebutlah yang juga dibutuhkan mahasiswa dalam perwujudan dan pembentukan masyarakat madani (civil society) di kalangan masyarakat sekitar mereka.

Hal lain yang selalu dilaksanakan mahasiswa untuk berperan dalam masyarakat demi mewujudkan masyarakat madani adalah dengan mengadakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau PPL (Praktek Pengayaan Lapangan) yang diselenggarakan oleh universitas-universitas di Indonesia, hal ini merupakan kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk menjalankan misinya sebagai agen of changedalam mewujudkan masyarakat madani (civil society) di daerah-daerah yang telah ditentukan sebagai obyek yang akan dibentuk sebagai masyarakat madani, hal ini mempunyai pengaruh yang luar biasa di tengah masyarakat yang digembleng dan menjadi obyek mahasiswa tersebut.KKN juga kerap kali turut membantu dalam proses pembangunan desa-desa terpencil misalnya,juga orang-orang/warga desa yang masih awam dalam hal pengetahuan atau bahkan bagi warga yang buta huruf.

Hal ini juga merupakan wadah sebagai sarana belajar bagi mahasiswa-mahasiswa di suatu universitas, karena dengan sarana KKN ini,mahasiswa bisa langsung belajar di lapangan dengan mempraktekkan ilme pengetahuan yang diperoleh diruangan kuliah serta mereka dituntut untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan tenis.yang juga dikenal sebagai belajar sambil bekerja.

Dengan KKN atau PPL, mahasiswa menjadi pelopor pembaharuan dan pembangunan di daerah terpencil dan pedesaan, pengetahuan mahasiswa baik secara umum mauu khusus, dimanfaatkan untuk kepentingan setempat. misalnya mahasiswa pertanian dalam bidang khususnya dapat mengadakan penyuluhan di bidang pertanian dan bagaimana cara-cara peningkatan pertanian.mahasiswa kedokteran dan kesehatan juga dapat bertugas dalam hal kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat, disamping bantuan pengetahuan umum dan teknis pada bidang-bidang diluar studiya,dalam pada itu bantuan tenaga jasmani dalam berbagai proyek pembangunan seperti pembangunan saluran irigasi tertier, pembangunan gedung sekolahan, dan perbaikan kampung akan merupakan bagian terpenting pula dalam pengerahan tenaga sukarela mahasiswa.

Bab IV. Penutup

Mahasiswa dapat dikatakan sebagai teladan bagi semua warga negara Indonesia karena selain merupakan agen of change, mahasiswa merupakan sosok yang berpendidikan tinggi di tengah masyarakat. Khususnya dikalangan masyarakat Indonesia, dengan munculnya image bahwa mahasiswa merupakan orang yang berpendidikan tersebut, maka image itu harus dijaga dan dipertahankan dengan jalan menjaga etika dan moral yang pasinya akan dinilai oleh semua warga negara Indonesia kapan dan simana saja, tidak perduli siapapun mahasiswa tersebut. jadi, hal-hal yang diperlukan untuk membangun masyarakat madani (civil society) tersebut seperti planning, progrm kerja, etos kerja dan cara kerja harus diperhatikan dengan seksama oleh siapa saja yang berinisial sebagai mahasiswa Indonesia pada khususnya. Karena saat ini yang perlu diingat oleh para mahasiswa Indonesia adalah berperan dalam masyarakat dan hal yang menjadi pokok dan pendahuluannya adalah moral dan etika.

Dengan terpenuhinya hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka Insya Allah apa yang menjadi visi dan misi penuda/mahasiswa Indonesia akan tercapai yaitu mewujudkan masyarakat madani (civil society) di tengah bangsa Indonesia,dengan adanya civil society di Indonesia dan dengan dibudidayakannya masyarakat yang madani di seluruh daerah Indonesia, maka bukanlah hal yang tidak mungkin apabila bangsa Indonesia akan menjadi negara yang maju dan bukan hanya negara yang berkembang seperti sekarang ini.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply