ANTROPOMETRI

8 min read

Anthropometri

Informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokan ke dalam lima bidang penelitian jika dilihat dari sisi rekayasa yaitu (Sutalaksana, 2007) :

1.      Anthropometri

2.      Biomekanika

3.      Fisiologi

4.      Pengindraan

5.      Lingkungan Fisik Kerja

Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Sutalaksana, 2007):

1.      Perancangan areal kerja

2.      Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.

3.      Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian , kursi, meja, komputer dan lain-lain.

4.      Perancangan lingkungan kerja fisik.

Antropometri dibagi dalam dua bagian yaitu antropometri statis dan dinamis. Antropometri statis yaitu pengukurannya dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam atau posisi diam atau tidak bergerak. Antropometri dinamis yaitu dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak (Sutalaksana, 2007).

Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif , maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya (Sutalaksana, 2007):

1.      Umur

Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak lahir hingga kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Pada saat tersebut ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut setelah kurang lebih berumur 60 tahun.

2.      Jenis Kelamin

Jenis kelamin manusia yang bebeda akan mengakibatkan dimensi anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan fungsi yang berbeda.

3.      Suku bangsa

Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi tubuhnya. Ekstrimnya orang eropa merupakan etnis kaukasoid berbeda dengan orang indonesia yang merupakan etnis mongoloid. Kecenderungan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis kaukasoid lebih panjang bila dibandingkan dengan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis mongoloid.

4.      Jenis pekerjaan atau latihan

Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot tersebut sering dipekerjakan akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebuh besar. Misalnya dimensi seorang buruh pabrik, dimensi seorang binaragawan dan sebagainya.

Mengukur antropometri dinamis, terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu pertama, pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari performasi seseorang. Kedua, pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan  ketiga, pengukuran variabilitas kerja (Sutalaksana, 2007).

2.2       Perancangan Produk atau Alat

            Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada (Kristyanto, 1999).

            Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik. Merris Asimov menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia, terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Dari definisi tersebut terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan yaitu (Kristyanto, 1999):

1.      Aktivitas dengan maksud tertentu.

2.      Sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia.

3.      Berdasarkan pada pertimbangan teknologi.

            Dalam membuat suatu perancangan produk atau alat, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut (Kristyanto, 1999):

1.      Berorientasi pada tujuan.

2.      Variform

Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang diambil.

3.      Pembatas

Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan diantaranya :

a.       Hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya.

b.      Ekonomis ; pembiayaan atau ongkos dalam meralisir rancangan yang telah dibuat

c.       Perimbangan manusia ; sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam merancang dan memakainya.

d.      Faktor-faktor legalisasi; mulai dari model, bentuk sampai hak cipta.

e.       Fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibtuhkan untuk menciptakan rancangan yang telah dibuat.

f.       Evolutif; berkembang terus atau mampu mengikuti perkembangan jaman.

g.      Perbandingan nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.

Karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang perancang. Karakteristiknya antara lain (Kristyanto, 1999):

1.      Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah.

2.      Memiliki Imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul.

3.      Berdaya cipta.

4.      Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan.

5.      Mempunyai keahlian dalam bidang Matematika, Fisika atau Kimia tergantung dari jenis rancangan yang dibuat.

6.      Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar.

7.      Mempunyai sifat yang terbuka (open minded) terhadap kritik dan saran dari orang lain.

Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision)  suatu alternatif yang terbaik. Dan pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (Action). Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja dan meminimasi potensi kecelakaan kerja (Pulat, 1997).

Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space design dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum. Berikut adalah tahapannya (Roebuck, 1995):

1.      Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannnya (establish requirement).

2.      Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.

3.      Pemilihan sampel yang akan diambil datanya.

4.      Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil).

5.      Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai.

6.      Penyiapan alat ukur yang akan dipakai.

7.      Pengambilan data.

8.      Pengolahan data

9.      Visualisasi rancangan.

Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain (Pulat, 1997):

1.      Analisa Teknik

Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya.

2.      Analisa Ekonomi

Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.

3.      Analisa Legalisasi

Berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hokum yang berlaku dan dari hak cipta.

4.      Analisa Pemasaran

Berhubungan dengan jalur distribusi produk atau hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen.

5.      Analisa Nilai

Analisa nilai, yaitu suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya. Kemudian pengertian ini berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan jaman. Seperti yang dikemukakan oleh C.M. Walsh yang membagi analisa nilai menjadi 4 katagori, yaitu pertama, uses value, berhubungan dengan nilai kegunaan. Kedua, esteem value berhubungan dengan nilai keindahan atau estetika. Ketiga, cost value berhubungan dengan pembiayaan. Keempat, excange value berhubungan dengan kemampuan tukar.

2.3       Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri

Data antropometri jelas diperlukan supaya rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Permasalahan yang akan timbul adalah ukuran-ukuran siapakah yang nantinya akan dipilh sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada. Mengingat ukuran individu yang berbeda-beda satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tesebut. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya problem adanya variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu sesuai” (adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

Gambar 2.1. Distribusi Normal dengan Data Antropometri 95-th Percentile

Penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat formulasikan berdasarkan harga rata–rata (mean, ) dan simpangan standarnya (standar deviation, sX) dari data yang ada. Dari nilai yang ada maka “percentiles” dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan percentile, maka yang dimaksud disini adalah suatu nilai yang menunjukan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th percentile akan menunjukan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut; sedangkan 5-th percentile akan menunjukan 5% populasi akan berada pada atau  dibawah ukuran itu. Dalam antropometri ukuran 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan 5-th percentile sebaliknya akan menunjukan ukuran “terkecil”. Pemakaian nilai–nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antopometri dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

Tabel 2.1 Rumus Percentile

PercentilePerhitungan
1-st– 2.325 sX
2.5-th– 1.96 sX
5-th– 1.645 sX
10-th– 1.28 sX
50-th(rata-rata)
90-th+ 1.28 sX
95-th+ 1.645 sX
97.5-th+ 1.96 sX
99-th+ 2.325 sX

Perhitungan secara manual yang dilakukan menggunakan rumus-rumus tertentu. Perhitungan yang dilakukan yaitu menentukan nilai mean atau rata-rata dari dimensi tubuh yang digunakan, standar deviasi dari dimensi tubuh tersebut dan nilai persentil yang digunakan. Berikut merupakan rumus yang digunakan dalam pengolahan data secara manual (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

1.      Mean:

Dimana:

 X    : Rata-rata data.

∑X  : Jumlah nilai data.

n      : Jumlah data.

2.      Standar deviasi

Dimana;

SD : Standar deviasi.

Xi  : Data ke-i.

  : Rata-rata data.

n    : jumlah data.

2.4       Data Antropometri Dalam Perancangan Produk

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saan perancangan produk ataupun fasilitaas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

1.      Prinsip Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim

Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk, yaitu (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

a.       Bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata–ratanya.

b.      Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

c.       Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 95-th percentile.

d.      Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai percentile yang paling rendah (5-th) dari distribusi data antropometri yang ada.

Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi minimumnya (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

2.      Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu.

Disini rancangan bisa dirubah–rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

3.      Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata–rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata–rata. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah–langkah sebagai berikut (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

a.       Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

b.      Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.

c.       Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

d.      Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel, ataukah ukuran rata–rata.

e.       Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%.

Dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply