Laporan Praktikum Pengukuran Dasar Massa Neraca Ohaus

5 min read

Pengukuran Dasar Massa Neraca Ohaus

Bab I. Pendahluan

A. Latar Belakang

Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.

Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.

Hal yang paling berkaitan dengan fisika yaitu pengukuran. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: micro meter,jangka sorong,dial indikator,viler gauge dll.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka adapun rumusan masalah yaitu :

  1. Apa fungsi neraca ohaus?
  2. Bagaimana cara mengukur menggunakan neraca ohaus?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah adapun tujuan yaitu :

1.      Mengetahui fungsi neraca ohaus

Mengetahui cara mengukur menggunakan neraca ohaus

Bab II. Kajian Pustaka

A. Definisi Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: micro meter,jangka sorong,dial indikator,viler gauge dll

B. Neraca Ohaus

Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan.

Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Neraca Analitis Dua Lengan Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.

Neraca Ohauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang.

Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.

C. Jenis-jenis Neraca

1. Berdasarkan Kegunaannya
  1. Neraca kasar, yaitu neraca yang dipakai untuk umum dan biasa dipakai di pasaran
  2. Neraca halus atau neraca analitik, yaitu neraca yang biasa digunakan di laboratorium. Neraca analitik sangat sensitif dan bias digunakan untuk menimbang dari 0,1 mg sampai 200 g
2. Berdasarkan Konstruksi dan Cara Kerjanya
  1. Neraca pegas, adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas mengukur ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya. Neraca pegas membandingkan gaya tarik balik sebuah yang timbul apabila pegas direnggakan. Semakin besar bobot sebuah benda semakin besar pula renggangan yang terjadi pada sebuah pegas.
  2. Timbangan manual, atau timbangan jarum bekerja dengan mekanis menggunakan system pegas. Timbangan jarum biasa digunakan di warung atau took untuk menimbang telur, gula, dsb dalam skala berat terbatas. Pada timbangan jarum tidak menggunakan pemberat namun menggunakan jarum yang akan berputar kearah angka yang menunjukkan berat barang terebut.
  3. Neraca digital, bekerja dengan elektronis menggunakan tenaga listrik. Pada umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berbentuk angka digital yang tertera pada layar

Neraca ohaus dua, tiga dan empat lengan. Neraca Ohauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

Bab III. Metode Percobaan

A. Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan dilakukan pada hari kamis, 30 oktober 2014 pukul 10:30 – 11:15 di laboratorium fisika SMA Negeri 1 Bantaeng.

B. Alat dan Bahan

  1. Neraca Ohaus Empat Lengan
  2. Gelas ukur 100 ml
  3. Pembakar spiritus
  4. Gelas ukur 250 ml

C. Cara Kerja

  1. Berdoa sebelum melakukan percobaan agar mendapat hasil terbaik.
  2. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan.
  3. Mengisi data-data yang akan diperlukan untuk mendapatkan hasil.
  4. Mengukur benda-benda yang disediakan menggunakan neraca ohaus berdasarkan cara yang telah di ajarkan

Mencatat angka-angka yang ditunjukkan alat untuk dimasukkan ke rumus sehingga mendapatkan hasil pengukuran.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Adapun hasil yang di peroleh dari praktikum yang di lakukan adalah : NST Neraca Ohauss 311 :

1.      Lengan I

Batas ukur                   : 100 gram

Jumlah skala                : 100 skala

NST Lengan I                         : Batas ukur/Jumlah skala = 100/100 = 1

2.      Lengan II

Batas Ukur                  : 10 gram

Jumlah skala                : 10 skala

NST Lengan II            : Batas ukur/Jumlah skala = 10/10 = 1

3.      Lengan III

Batas Ukur                  : 1 gram

Jumlah skala                : 1 skala

NST Lengan III          : Batas ukur/Jumlah skala = 1/1 = 1

4.      Lengan IV

Batas ukur                   : 0,1 gram

Jumlah skala                : 10 skala

NST Lengan IV          : Batas ukur/Jumlah skala = 0,1/10 = 0,01

Tabel hasil pengamatan :

No.Besaran yang diukurPenunjukan jumlah skalaHasil Pengukuran tiap lenganHasil pengukuran
1.Gelas ukur 100 mlLengan I  = 0 skalaLengan II = 50 kalaLengan III = 8 skalaLengan IV = 0,8 skala0 gram50 gram8 gram0,8 gram58,008 gram
2.Pembakar spirtusLengan I = 100 skalaLengan II = 10 skalaLengan III = 0 skalaLengan IV = 0,25 skala100 gram10 gram0 gram0,25 gram110,0025 gram
3.Gelas ukur 250 mlLengan I = 0 skalaLengan II = 90 skalaLengan III = 5 skalaLengan IV = 0,45 skala0 gram90 gram5 gram0,45 gram95,0045 gram

B. Pembahasan

Dari NST neraca ohauss dan tabel pengamatan diatas maka Hasil pengukurannya (HP) yaitu :

1. HP gelas ukur 100 ml :

=  (NST lengan I x penunjukan skala pada lengan I) + (NST lengan II x penunjukan skala pada lengan II) + (NST lengan III x penunjukan skala pada lengan III) + (NST lengan IV x penunjukan skala pada lengan IV).

=   (1 x 0 ) + (1 x 50) + (8 x 1) + (0,01 x 0,8)

=   0 + 50 + 8 + 0,008

=   58,008 gram

2. HP pembakar spirtus :

=    (NST lengan I x penunjukan skala pada lengan I) + (NST lengan II x penunjukan skala pada lengan II) + (NST lengan III x penunjukan skala pada lengan III) + (NST lengan IV x penunjukan skala pada lengan IV).

=    (1 x 100) + (1 x 10) + (0 x 10) + (0,01 x 0,25)

=    100 + 10 + 0 + 0,0025

=    110,0025 gram

3. HP gelas ukur 250 ml :

=    (NST lengan I x penunjukan skala pada lengan I) + (NST lengan II x penunjukan skala pada lengan II) + (NST lengan III x penunjukan skala pada lengan III) + (NST lengan IV x penunjukan skala pada lengan IV).

=    (1 x 0) + (1 x 90) + (1 x 5) + (0,01 x 0,45)

=    0 + 90 + 5 + 0,0045

=          95,0045 gram

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

Neraca ohaus empat lengan ini sangat cocok digunakan untuk mengukur benda-benda kecil seperti emas, berlian, Kristal dan lain-lain.

B. Saran

Sebaiknya saat melakukan pengukuran harus lebih teliti agar hasil yang di dapatkan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

cumipaus.2014.Macam-Macam Neraca dan Cara Penggunaannya[online].http://www.slideshare.net/cumipaus/teknik-laboratorium.diakses pada tanggal 4 november 2014 pukul 20:43

yusufaffandyr.2014.Neraca Ohaus[online].http://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/10/neraca-ohaus/.diakses pada tanggal 4 november 2014 pukul 20:47

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Makalah Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi

Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi Bab I. Pendahuluan A.Latar Belakang Masalah Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran...
Ahmad Dahlan
10 min read

Leave a Reply