Daftar isi
Motivasi Dalam Belajar
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.
B. Tujuan
Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan motivasi dalam belajar, baik berupa teori-teori maupun factor-faktor yang mempengaruhinya sehingga menambah keilmuan kita dalam mata kuliah psikologi pembelajaran dan perkembangan.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Motivasi Dalam Belajar
Pengertian motivasi, yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Ria,V.2012). Peryataan ini sejalan dengan Hamzah B.Uno dalam Ria,V (2012) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Definisi diatas sesuai dengan definisi yang diutarakan oleh ahli lain seperti J.P Chaplin(2001) motivasi merupakan suatu variabel yang mempengaruhi serta menimbulkan factor-faktor tertentu dalam organisme, membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran. Senada dengan teori tersebut Munadar (2001) juga menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang unuk melakukan kegiatan yang mengarah tercapainya tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian motovasi yang telah dikemukakan para ahli sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah pendorong bagi perbuatan seseorang atau merupakan motif mengapa seseorang melakukan suatu proses belajar. Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuanya sehingga seseorang mau melakukan kegiatan belajar.
B.Teori-Teori Motivasi
Elida dalam Ria (2012) Teori motivasi dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Teori kebutuhan
Teori ini mengatakan bahwa manusia sebagai mahluk yang tidak akan puas hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan, tetapi ia akan puas jika semua kebutuhan terpenuhi. Walaupun semua kebutuhan sudah terpenuhi pasti ia akan mengejar kebutuhan yang baru. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka ia akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan. Sehingga membuat ia puas, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Demikian seterusnya, sampai terpuaskannya kebutuhan yang paling tinggi.
2. Teori Humanistik
Teori ini percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya berasal dari masing-masing individu. Motivasi tersebut dimiliki oleh individu itu sepanjang waktu dan dimana pun ia berada. Yang penting lagi menurut teori ini adalah menghormati atau menghargai seorang sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan untuk belajar.
3. Teori Behavioristik
Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka. Apabila konsekuensi tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka tingkah laku menjadi kuat, tetapi jika tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka tingkah laku itu akan ditinggalkan.
Sedangkan menurut Wahjosumidjo dan Mujito (1985) terdapat 5 teori motivasi yaitu:
1. Teori Hedonistis
Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Akibat dari teori ini adalah banyak siswa yang pasif, suka menghindari tugas. Oleh karena itu siswa harus dimotivasi secara tepat agar aktif dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Teori Insting
Teori ini mengatakan kekuatan biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak lahir. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu, demikianlah dasar pemikiran teori ini. Kekuatan insting inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan kepada rangsangan.
3. Teori Hasil Belajar
Teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia bukan didorong oleh naluri seperti hewan tetapi merupakan hasil belajar. Belajar dari lingkungan dan kebudayaan dimana seseorang itu hidup. Konsekuensi dari teori ini seorang pengajar harus memotivasi siswa serta memperhatikan naluri dan budaya dimana seseorang atau kelompok siswa itu hidup.
4. Teori Daya Pendorong
Teori ini mengkombinasikan teori naluri dan teori hasil belajar. Daya pendorong disebut sebagai semacam naluri namun kekuatan dorongannya dipengaruhi oleh budaya. teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku.
5. Teori Kebutuhan
Teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Dalam diri manusia berkembang 2 motivasi motivasi dasar pertama berhubungan dengan kelangsungan hidup tidak hanya berlangsung tetap hidup namun juga mempertahankan cara hidup tertentu. Motivasi dasar kedua adalah mewujudkan diri atau mengaktualisasi diri. Hal ini berarti menjadikan apa yang terdapat pada diri sendiri menjadi kenyataan melalui berbuat. Tujuan dari motivasi dasar kedua ini adalah untuk memiliki kehidupan yang penuh arti atau bermakna.
C. Aspek-aspek Motivasi Dalam Belajar
1. Motivasi intrinsik
Thornburgh dalam Elida Prayitno dalam Ria,V(2012) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih D. Gunarsa, dalam Ria,V (2012) yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau dorongan dari orang lain.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Dalam Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya:
1. Cita-cita dan aspirasi siswa
Di sini dapat dikatakan bahwa cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa. Misalnya cita-cita siswa untuk menjadi pemain bulu tangkis akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, ia akan rajin berolah raga, melatih nafas, berlari, meloncat, disamping tekun berlatih bulutangkis.
2. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Contoh: seorang anak yang tidak biasa mengucapkan huruf di beri latihan berulang kali sehingga mampu mengucapkan huruf, keberhasilan atau kemampuan ini memuaskan dan menyenagkan hatinya, secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak ini. Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi-kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Contoh: seorang siswa yang sedang sakit akan mempengaruhi perhatian belajar, sebaliknya seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan menganggu kesunguhan belajar. Di dalam sumber tersebut tidak diuraikan tentang sarana dan prasarana.
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan siswa. Interaksi efektif pergaulannya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Dengan kata-kata yang arif seperti: suaramu membaca sangat merdu, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca.
Dari berbagai kajian teori tentang motivasi belajar siswa, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah dorongan atau kemauan yang muncul dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya dengan giat sehingga mendapat kepuasan/ganjaran diakhir kegiatan belajarnya dan agar kualitas hasil belajar siswa juga memungkinkannya dapat diwujudkan serta tercapai tujuannya yaitu memiliki prestasi tinggi di sekolah, memiliki pengetahuan, keterampilan maupun pengalaman yang dapat dibanggkan.
E. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:
a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai (Sabri, 1996).
Motifasi itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, motifasi itu berfungsi sebagai penggerak atau sabagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. Motifasi itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
Motivasi mencegah penyelewengan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya.
F. Ciri-ciri Motivasi Dalam Belajar
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown dalam Muzzamilah (2012) sebagai berikut:
1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh;
2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan;
3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru;
4. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas;
5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain;
6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri;
7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali; dan
8. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sedangkan menurut Sardiman dalam Azyraf (2013) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
G. Cara mengembangkan Motivasi Dalam Belajar
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam Universitas Negeri Yogyakarta (Tanpa Tahun), motivasi pada siswa dapat tumbuh melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik menyalurkan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, video, dan lain sebagainya.
Menurut Sardiman Universitas Negeri Yogyakarta (Tanpa Tahun) ada beberapa contoh dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya (a) memberi angka; (b) hadiah; (c) saingan atau kompetisi; (d) ego-involvement; (e) memberi ulangan; (f) mengetahui hasil; (g) pujian; (h) hukuman; (i) hasrat untuk belajar; (j) minat; (k) tujuan yang diakui.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat ditumbuhkan melalui cara-cara mengajar yang bervariasi sehingga mampu menumbuhkan hasrat dan menarik perhatian siswa, memberikan ulangan dapat memberi kesempatan kepada peserta didik menyalurkan dan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar, pemberian pujian dan hadiah atas prestasi siswa juga bisa membangkitkan semangat untuk lebih giat belajar sehingga tujuan pendidikan dan keberhasilan pembelajaran dapat tercapai (Universitas Negeri Yogyakarta, Tanpa Tahun).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi belajar adalah pendorong bagi perbuatan seseorang atau merupakan motif mengapa seseorang melakukan suatu proses belajar. Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuanya sehingga seseorang mau melakukan kegiatan belajar.
Fungsi motivasi sebagai berikut: Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
B. Saran
Bagi penulis selanjutnya disarankan agar menulis lebih baik lagi dan memperbanyak referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta
M. Alisuf Sabri.1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
KIRIMKAN INI LEWAT EMAILBLOGTHIS!BERBAGI KE TWITTERBERBAGI KE FACEBOOK