Aspek Domain Psikomotorik dalam Pembelajaran

1 min read

Psikomotorik adalah keterampilan dalam bentuk menggerakkan otot, kinerja, imajinasi, kreativitas dan karya-karya Intelektual. Contoh dari Produk Psikomotorik ini adalah Berenang, Menari, Praktikum, Berlari dan sejenisnya.

Level Domain Psikomotorik

Aspek Psikomotorik menurut Dave (1967) menyatakan bahwa level psikomotorik dibedakan ke dalam 5 tingkatan yakni

1. Imitasi

Imitasi adalah keterampilan melakukan kegiatan sederhana dalam bentuk peniruan apa yang dilihat sebelumnya. Gerakan yang dilakukan mungkin saja berbeda dengan apa yang dilihat tapi gerakan tersebut berasal dari pengamatan yang ia lakukan.

2. Manipulasi

Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh,seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya.

3. Presisi

Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan.

4. Artikulasi

Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula.

5. Naturalisasi

Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

Alat penilaian psikomotorik meliputi (Chatib 2012):

  • Tes kertas dan pensil, tujuannya adalah untuk melihat kemampuan siswa dalam menampilkan karya. Misalnya, desain alat, desain grafis, dan karya sastra.
  • Tes identifikasi, tujuannya untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu. Misalnya, kemampuan siswa menemukan unsur-unsur yang terkandung dalam sampah.
  • Tes simulasi, aktivitas yang mencontoh sebuah manajemen yang real untuk disimulasikan dalam kelas dengan batasan aturan-aturan yang berlaku sebenarnya. Alat peraga yang dipakai dapat berupa alat tiruan atau imajinatif.
  • Tes work-sample and project, tujuannya untuk menunjukkan apakah siswa mampu menggunakan alat sesungguhnya dalam hubungannya dengan materi pendidikan. Misalnya apakah siswa dapat menggunakan aplikasi komputer, melakukan pengamatan dengan mikroskop, dll.

Skala penilaian ranah psikomotorik:

  1. Penentuan rubrik penilaian. Contohnya, jumlah benar dan salahnya siswa mengelompokkan beberapa benda menurut kategori yang sudah ditentukan (untuk aktivitas pengelompokkan), kualitas ketepatan alasan yang disampaikan siswa (untuk aktivitas presentasi).
  2. Penentuan angka skala penilaian. Contohnya, skala 1, 2, 3, 4, 5 dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 1, dsb.
  3. Pencatatan hasil aktivitas. Pencatatan ini dilakukan oleh guru pada saat aktivitas berlangsung, baik secara individu maupun berkelompok. kemudian aktivitas ini dimasukkan dalam lembaran portofolio ranah psikomotorik.

Kemampuan Afektif dan Psikomotorik ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya, begitu juga dengan kemampuan kognitif. Tanpa adanya kemampuan afektif yang meliputi minat dan sikap peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang diajarkan, maka kemampuan kognitif dan psikomotorik tidak dapat muncul dengan baik.

Leave a Reply