Mobilitas sosial lebih mungkin terjadi pada masyarakat di berbagai laporan dan kedudukan sosial. Mobilitas sosial terbagi ke dalam dua sub yaitu mobilitas sosial yang berdimensi horizontal dan mobilitas sosial yang berdimensi vertikal
Daftar isi
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari kata Latin mobilis yang berarti mudah bergerak atau mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Robert M.Z. Lawan pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Menurut Horton dan Hunt mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Menurut Kimball Young dan Raym W. Mack, Pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan kelompoknya. Perubahan dalam mobilitas sosial ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Baik mobilitas individu maupun kelompok sama-sama memiliki dampak sosial. Keduanya membawa pengaruh bagi perubahan struktur.
Seorang individu dalam lingkungan masyarakat mengalami perubahan kedudukan sosial dari satu lapisan ke lapisan yang lain, ketingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah. Pergerakan sosial atau mobilitas sosial dalam mempertahankan hidup merupakan suatu hal atau tindakan yang manusiawi hal ini dikarenakan manusia selalu menginginkan yang terbaik dalam kehidupannya.
1. Bentuk Mobilitas Sosial
a. Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
b. Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).
I. Mobilitas Vertikal ke Atas
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama:
Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
II. MObilitas Vertikal ke Bawah (Sosial Sinking)
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama:
Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh: Nelson Piquet Jr. dipecat dari tim Renault karena gagal meraih poin di F1 2009.
Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
c. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
d. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
e. Mobilitas sosial geografis
Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
2. Saluran Mobilitas Sosial
a. Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan saluran nyata dalam mobilitas sosial vertikal. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai social elevator bergerak dari yang paling rendah ke paling tinggL Karena melalui lembaga pendidikan seseorang dapat meningkatkan wawasan maupun kemampuan intelektualnya sehingga sangat logis untuk mengemban status yang lebih tinggi. Masyarakat sangat menghargai seseorang yang memiliki pendidikan tinggi karena dianggap memiliki kemampuan bekerja contohnya pegawai negeri dan dokter.
b. Politik
Salah satu bentuk dari organisasi politik adalah partai politik. Seseorang yang menjadi anggota dalam partai tersebut akan berusaha memenangkan partainya. Mereka yang menang mengalami mobilitas vertikal naik karena dapat menduduki kursi dl lembaga legislatif maupun eksekutif. Bahkan tak jarang kita temui para anggota partai yang gagal dan mengalami mobilitas vertikal turun sehingga mengalami kegoncangan jiwa.
c. Ekonomi
Ekonomi yang terwujud dalam bentuk kekayaan menjadi sarana yang paling penting bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Di negara-negara kapitalistik atau di negara-negara berkembang yang masyarakatnya materialistic, ekonomi, dan kekayaan merupakan salah satu faktor penentu pelapisan sosial. Pada umumnya mereka berpikiran bahwa kedudukan dalam masyarakat dapat dipilih dengan sejumlah uang atau materi sehingga melalui saluran-saluran ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi mereka mengejar status yang lebih tinggi.
d. Perkawinan
Dengan perkawinan mobilitas sosial vertikal naik atau turun dapat terjadi. Seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari lapisan sosial di bawahnya akan mengalami mobilitas sosial turun. Sebagai contoh jika ada gadis Bali yang menikah dengan pemuda yang berkasta lebih rendah darinya maka pernikahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran norma kasta.
B. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Situasi pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor berikut:
1. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.
Yang termasuk dalam cakupan faktor struktural antara lain:
a. Struktur Pekerjaan
Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Biasanya ini terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
b. Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial yang akan berlangsung.
c. Ekonomi Ganda
Suatu Negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern). Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang rendah.
2. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut:
- Perbedaan Kemampuan
- Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
- Faktor Kemujuran
3. Status sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan orang tuanya, ia dapat mencari sendiri lapisansosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya terjadi dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial yang luwes.
4. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial. orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal kedaerah lain atau kekota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
5. Situasi politik
Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia kedaerah yang lebih aman.
6. Kependudukan (demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan kemiskinan semakin merajalela. Keadaan demikian mendorong sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
7. Keinginan melihat daerah lain
Adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.