Daftar isi
Variasi Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain. Bahasa itu juga berupa pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembaca atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Dalam hal itu untuk menarik dan dapat mencapai sasaran secara baik kita juga harus menggunakan kalimat yang secara baik dengan variasi-variasi kalimat tersebut. Adapun keefektifan kalimat, selain dilihat darai ciri gramatikal, keselarasan, kepaduan dan kehematannya itu dapat dilihat dari variasi kalimat tersebut.
Kevariasian kalimat dapat dilihat secara langsung berdampak pada kesalahan, tetapi lebih berdampak pada ketepatan gaya atau keindahan kevariasian dapat menghindarkan seorang pembaca atau pendengar dari kebosanan artinya seseorang dalam berkomunikasi dituntut memilih kata, klausa, kalimat, bahkan paragraf yang bervariasi.
Soedjito (1988) membedakan variasi kalimat berdasarkan urutan kalimat dan jenis kalimat. Kalimat yang dimaksud bervariasi adalah suatu kalimat yang terdiri atas bermacam-macam kalimat yang berbeda-beda baik berupa unsur-unsurnya ataupun fungsinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa masalah yang harus diuraikan, yaitu:
1. Apa itu kalimat bervariasi?
2. Apa saja urutan variasi-variasi kalimat yang perlu diketahui?
3. Bagaimana dan apa saja yang termasuk dalam variasi kalimat tersebut?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, malah variasi kalimat kalimat memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mendeskripsikan kalimat-kalimat yang bermacam bentuk varaisinya.
2. Mendeskripsikan apa saja variasi kalimat yang perlu diketahui.
3. Menyusun kalimat-kalimat berdasarkan variasinya.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Mengetahui maksud kalimat yang bervariasi.
2. Mengetahui dalam menganalisis kalimat berdasarkan variasinya.
3. Mengetahui dalam penyusunan variasi kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat, Variasi, dan Variasi Kalimat
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja
Contoh:
• Tugas itu dikerjakan oleh mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini adalah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah predikat dalam kalimat ini.
2. Pengertian Variasi
Variasi adalah suatu makna kata yang bermacam-macam, yang berbeda bentuk, jenis, manfaat ataupun fungsinya. Begitu pula dalam kalimat banyak mempunyai variasi, karena kalimat dalam segi bentuk, jenis, manfaat atau fungsi itu yang membuat kalimat jadi berbeda-beda makna dalam hal segi kegunaannya.
3. Pengertian Variasi Kalimat
Variasi kalimat adalah sebuah bentuk suatu bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran utuh yang bermacam-macam dan berbeda baik dari segi bentuk, jenis, manfaat ataupun fungsinya maupun efektivitasnya dalam bahasa Indonesia.
B. Kevariasian Kalimat
Ciri kevariasian kalimat akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain kemungkinan variasi tersebut sebagai berikut:
1. Variasi dalam Pembukaan Kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat dan efektivitas, yaitu dengan variasi pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat sebuah kalimat dapat dimulai / dibuka dengan:
a. Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
b. Frase benda
c. Frase kerja
d. Partikel penghubung
Contoh:
a. Mang Diman dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat serderhana untuk bertransmigrasi (frase benda)
b. Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (frase kerja)
c. Karena bekerja terlalu berat dia jadi jatuh sakit (frase penghubung)
2. Variasi dalam Pola Kalimat
Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, sebuah pola kalimat yang bervariasi dapat diubah letaknya dan bisa dibentuk kalimatnya asal sesuai dengan subjek – predikat – objek dapat diubah menjadi predikat – objek – subjek ataupun yang lainnya.
Contoh:
a. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S – P – O)
b. Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P – O – S)
c. Dokter muda itu oleh masyarakat Sukamaju belum dikenal (S – O – P)
Adapun pola kalimat dasar, dalam Bahasa Indonesia menurut penelitian para ahli yaitu:
1) KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
KB KS
2) KB + KS : Dosen itu ramah
KB KS
3) KB + K. Bil : Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
KB K. Bil.
4) KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan
KB1 KK KB2 KB3
5) KB1 + KB2 : Rustam sang peneliti
KB1 KB2
Adapun juga suatu pola kalimat dasar ini juga dapat diperluas dengan berbagai keterangan, hingga menjadi kompleks. Baik subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K), ataupun pelengkap (Pel.), seperti contoh di atas:
1) Pada pola 1 adalah yang mengandung subjek (S) kata benda dan predikat (P) kata kerja, kalimatnya yaitu:
• Mahasiswa berdiskusi
S P
Adapun contoh lain yang berpola subjek (S) dan predikat (P), yaitu:
• Cerita itu sudah tersebar
S P
2) Pada pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda dan berpredikat kata sifat, kalimatnya adalah:
• Dosen itu ramah
S P
Adapun contoh lain, yaitu:
• Atlet itu cekatan sekali
S P
3) Pada pola kalimat 3 adalah kalimat yang bersubjek kata benda, dan berpredikat kata bilangan, yang kalimat itu adalah:
• Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
S P
Contoh lain selain pola kalimat 3 yang sama polanya adalah:
• Rumahnya dua buah
S P
4) Pada pola kalimat 4, yaitu pola kalimat yang terdiri dari subjek kata benda, predikat kata kerja, objek kata benda, dan pelengkap kata benda, maka selengkapnya kalimat itu adalah menjadi:
• Paman mencarikan saya pekerjaan
S P O Pel.
Contoh kalimat yang lain yang sama polanya dengan kalimat di atas adalah:
• Dia membuatkan saya lukisan
S P O Pel.
5) Pada pola kalimat 5, yaitu pola kalimat yang bersubjek kata benda dan berpredikat kata benda. Baik subjek maupun predikat, keduanya kata benda. Jadi kalimat selengkapnya menjadi:
• Rustam sang peneliti
S P
Contoh lain:
• Dia sang juara
S P
Kelima pola kalimat tersebut tadi masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Kalimat akan menjadi panjang, tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya. Cara memperluasnya yaitu:
1) Mahasiswa berdiskusi
Diperluas menjadi:
• Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula
2) Dosen itu ramah
Diperluas menjadi:
• Dosen itu selalu ramah setiap hari
3) Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
Diperluas menjadi:
• Harga buku gambar besar itu tiga puluh ribu rupiah perbuah
4) Paman mencarikan saya pekerjaan
Diperluas menjadi:
• Paman tidak lama lagi akan mencarikan saya, keponakan tunggalnya, pekerjaan
5) Rustam sang peneliti
Diperluas menjadi:
• Rustam anak pak Camat adalah sang peneliti
Pemerluasan suatu kalimat itu, terdiri atas:
1) Keterangan tempat
2) Keterangan waktu
3) Keterangan alat
4) Keterangan modalitas
5) Keterangan cara
6) Keterangan aspek
7) Keterangan tujuan
8) Berupa frase
9) Keterangan aposisi
3. Variasi dalam Jenis kalimat
Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat dan agar suatu kalimat menjadi baik susunan dan kata-kata, maka kita harus mengetahui variasi-variasi dalam jenis kalimat tersebut.
a. Kalimat Tanya dalam Bentuk Berita
Contoh:
…. Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat suatu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektivitas, ia memakai kalimat tanya.
b. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan lagi menjadi empat jenis yaitu:
1) Dua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
– Kami membaca
– Kami menulis
– Kami membaca dan mereka menulis
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
– Direktur tenang
– Karyawan duduk teratur
– Para nasabah antre
Maka kalimat tersebut dapat digabung menjadi:
– Direktur tenang, karyawan duduk, dan para nasabah antre
2) Kedua kalimat tunggal berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh:
– Amerika dan Jepang tergolong negara maju
– Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang
Maka kalimat tersebut digabung menjadi:
– Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi donesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang
3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian jika kejadian dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perurutan.
Contoh:
– Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat dewasa
4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasinya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
– Pra pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi
c. Kalimat Majemuk Tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur gagasan yang mejemuk, inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat. Sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
a) Para pemain sudah lelah
b) Para pemain boleh istirahat
(a dan b) karena pemain sudah lelah, para pemain sudah boleh istirahat
Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain. Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila dan sebagainya.
d. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk tak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara.
Contoh:
– Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang
Bertingkat Setara
– Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai
Setara Bertingkat
e. Kalimat Efektif Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Adapun ciri kesepadanan kalimat antara lain:
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang di depan subjek.
Contoh:
a) Bagi semua mahasiswa perguruan ini harus membayar uang kuliah (salah)
b) Semua mahasiswa perguruan ini harus membayar uang kuliah (benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen
Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan cara:
a) Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
3) Penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
a) Kami datang agak terlambat, sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
Perbaikan kalimat di atas adalah:
a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
f. Kalimat Efektif Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nominal, maka bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan nominal. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, maka bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
• Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas dapat diperbaiki dalam bentuk sejajar, yaitu:
• Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes
g. Kalimat Efektif Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah suatu perbuatan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Adapun cara untuk membentuk penekanan kalimat, yaitu:
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
• Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya adalah harapan presiden.
2) Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
• Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya kalimat di atas adalah:
• Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
• Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
• Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur
5) Menggunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
• Saudaralah yang harus bertanggung jawab
h. Kalimat Efektif Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frase atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam kalimat efektif kehematan, yaitu:
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek
Contoh:
• Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
Perbaikan kalimat di atas adalah:
• Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata
Contoh:
• Kata merah sudah mencukupi kata warna
• Kata pipit sudah mencukupi kata burung
Contoh kalimat:
• Ia memakai baju warna merah
Kalimat itu dapat diubah menjadi:
• Ia memakai baju merah
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
• Kata naik bersinonim dengan kata ke atas
• Kata sejak bersinonim dengan kata dari
Contoh kalimat:
• Dia hanya membawa badan saja
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi:
• Dia hanya membawa badannya
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
– Para tamu-tamu
– Para hadirin – Para tamu
– Hadirin
i. Kalimat Efektif Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
• Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah
Maksud dari kalimat di atas adalah kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
j. Kalimat Efektif Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Ciri kalimat tersebut, yaitu:
1) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris
2) Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif pesona. Kalimat pasif biasa terjadi apabila kalimat yang berpola SPO dialihkan dengan memposisikan objek menjadi subjek dan predikat yang berawalan meng- menjadi predikat yang berawalan di- pada predikat pasif biasa digantikan dengan kata ganti pelaku
Contoh:
• Saya mencari udang (SPO aktif)
• Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
• Udang itu saya cari (pasif pesona)
Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif pesona.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
• Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat
Seharusnya kalimatnya dalah:
• Mereka mebicarakan kehendak rakyat
4. Variasi dalam Bentuk Aktif – Pasif
Variasi kalimat dalam bentuk aktif – pasif, adalah kalimat-kalimat yang memuat tentang suatu paragraf yang berbentuk aktif – pasif.
Contoh:
a. Pohon pisang itu cepat tumbuh, kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya, lagipula kita tidak perlu memupuknya, kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.
b. Pohon pisang itu cepat tumbuh, dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara, lagipula tidak perlu dipupuk, kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragraf “a” semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraf “b” berupa kalimat aktif dan pasif, dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat pada paragraf “a” tidak bervariasi sedangkan paragraf “b” bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-
Contoh:
• Membeli
• Bertemu
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan di- atau ter-.
Contoh:
• Dipukul
• Terinjak
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Variasi kalimat adalah sebuah bentuk satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkap pikiran utuh yang bermacam-macam dan berbeda baik dari segi bentuk, jenis, manfaat, atau fungsinya maupun efektivitasnya dalam bahasa Indonesia.
Kevariasian kalimat terdiri dari variasi dalam pembukaan, variasi dalam pola kalimat, variasi dalam jenis kalimat, dan variasi dalam bentuk aktif – pasif.
Variasi dalam pembukaan kalimat dapat dimulai dengan frase keterangan, frase benda, frase kerja, dan partikel penghubung.
Variasi dalam pola kalimat, terdiri dari pola kalimat dasar dan memperluas pola kalimat tunggal.
Variasi dalam jenis kalimat, terdiri dari kalimat tanya dalam bentuk berita, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk tidak setara, kalimat majemuk campuran, kalimat efektif kesepadanan, kalimat efektif keparalelan, kalimat efektif ketegasan, kalimat efektif kehematan, kalimat efektif kecermatan, dan kalimat efektif kepaduan.
Variasi kalimat bentuk aktif – pasif adalah kalimat-kalimat yang memuat tentang suatu paragraf yang ada kalimat aktif dan pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas, yang biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas, yang biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai (Ed. 2008). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Internet, www.google.co.id Tentang Kevariasian Kalimat
Iswara, P.D. 2000. Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi