Daftar isi
Leukemia
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit) putih (neoplasma hematology) (Wijaya, 2010).
Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian di Amerika Serikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1971 (Katrin, 1997). Di Amerika Serikat setiap 4 menitnya seseorang terdiagnosa menderita leukemia. Pada akhir tahun 2009 diperkirakan 53.240 orang akan meninggal dikarenakan leukemia (WHO, 2009 dalam Ningsih, 2011). Di Indonesia kasus leukemia sebanyak lebih kurang 7000 kasus/tahun dengan angka kematian mencapai 83,6% (Herningtyas, 2007). Data dari International Cancer Parent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120 anak yang mengidap kanker dan 60 % diantaranya disebabkan oleh leukemia (Sindo, 2007).
Di Aceh sendiri belum mempunyai data lengkap mengenai penderita ini namun data dari Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUDZA) (Blood for life foundation,2009).
Kanker darah dikatakan dapat menular oleh beberapa orang, tapi bila dikaji lebih lanjut tidak ada alasan yang dapat menyebabkan kanker ini dapat menular.Jadi, penyakit ini bukanmerupakan penyakit menular. Penyakit ini juga bukan merupakan penyakit keturunan, walaupun mungkin ada kebetulan yang dalam 1 keluarga misalnya anak dengan ibu terkena penyakit ini.Tapi, penyakit ini bukan merupakan penyakit keturunan.
Sebagai mahasiswa keperawatan perlu mempelajari materi Leukemia agar diharapkan nantinya bisa menerapkan dalam perannya sebagai perawat yang professional. Sebagai perawat,sangatlah penting kita menjalankan tugas kita dimana kita dituntut untuk bekerja sebaik mungkin untuk kesembuhan seseorang yang mengidap penyakit mematikan tersebut,tugas kita sebagai perawat diantaranya : 1. Memberikan asuhan keperawatan yang dapat membantu dalam proses penyembuhan, 2. Pembuat Keputusan Klinis untuk memberikan perawatan yang efektif, 3. Sebagai Pelindung dan Advokat Klien, 4. Sebagai Komunikator, 5. Sebagai Penyuluh untuk menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan, 6. Sebagai Kolaborator, dan 7. Sebagai Edukator untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan, serta 8. Sebagai Konsultan,.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan sebuah makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Leukemia”. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan pembaca sekalian.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Leukemia.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mengetahui konsep teoritis Leukemia.
Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan teoritis pada penderita Leukemia.
Bab II. Pembahasan
A. Konsep Dasar Teoritis
Definisi Leukemia
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliperasi abnormal dari sel-sel homotopeitik (Price, 2007).
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentukan darah (Suriadi, 2010).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan dahwa leukemia adalah proliperasi sel leukosit yang abnormal, ganas sering disertai bentuk leukosit yang lain dari normal, jumlahnya yang berlebihan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian.
Klasifikasi
Menurut Wijaya (2013) leukemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
Leukemia Mieloblastik
Leukemia Mioloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya mendadak atau progresif dalam masa 1-6 bulan, jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3:2.
Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60 tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-anak. Leukemia mieloblastik dimulai dengan reproduksi sel mielogenosa muda yang bersifat kanker di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi di berbagai organ ekstramedular terutama di nodus limfe, limpa dan hati (Wijaya, 2013).
Leukemia limfoblastik
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak berumur di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara umur 3-4 tahun, insiden pada para pria dan wanita 5:4.
Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada kelompok umur tua (lebih kurang 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1.
Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan limfogenosa yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh lainnya.
Etiologi
Menurut Wijaya (2013) etiologi LLA sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar disebabkan oleh virus (Virus onkogenik). Namun faktor lain yang turut berperan adalah :
Faktor eksogen :
Efek dari penyinaran seperti : sinar X, sinar radioaktif.
Hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat).
Infeksi (virus dan bakteri).
Faktor Endogen
Faktor Ras (orang yahudi mudah menderita LLK)
Faktor konstitusi seprti kalainan kromosom (Aberasi kromosom) pada Sindrom Down.
Herediter : kasus leukemia pada kakak beradik/kembar satu telur, angka kejadian pada anak lebih tinggi sesuai dengan usia maternal.
Genetik : virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T. Cell leukemia-lymphoma virus/HTLV).
Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia. Sistem retikulo endotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi (Wijaya, 2013).
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi padaekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe dan nodus limfe dan nyeri persediaan (Suriadi, 2010).
Pathway
Skema 2.1. Patofisiologi dari Leukemia
(Suriadi, 2010)
Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi (2010) manifestasi yang muncul pada leukemia adalah sebagai berikut :
Pilek tidak sembuh-sembuh
Pucat, lesu, mudah terstimulasi
Demam dan anorexia berat badan menurun
Ptechie, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang dan persendiaan
Nyeri abdomen
Lymphadenopati (pembesaran limfe)
Hapatosplenomegali (pembesaran hati)
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Suriadi (2010) pemeriksaan diagnostik adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan darah tepi : terdapat leukosit yang imatur
Aspirasi sumsum tulang (BMP) : hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
Biopsi sumsum tulang.
Lumbal punksi untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi.
Penatalaksanaan Medik
Menurut Wijaya (2013) penatalaksanaan medik pada leukemia adalah sebagai berikut :
Tranfusi darah :
Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan tranfusi trombosit, jika ada tanda DIC dapat diberikan heparin.
Kortikosteroid
(Prednison, Kortison) dexametasone dsb. Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
Sitostatika
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Efek : alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder (kandidiasit).
Jika kadar leukosit < 2000/m3 pemberian harus hati-hati.
Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106).
Pelaksanaan Kemoterapi
Menurut Wijaya (2013) terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :
Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah Diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terhadap : Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.
Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum tulang.
Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytrabine dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.
Therapy irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.
Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan . jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan di hentikan untuk sementara atau posisi obat dikurangi.
Komplikasi
Menurut Suriadi (2010) komplikasi pada leukemia adalah sebagai berikut :
Sepsis
Perdarahan
Gagal organ
Iron Deficiency Anemia (IDA)
Kematian
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
Menurut Wijaya (2013) asuhan keperawatan pada leukemia adalah sebagai berikut :
Pengkajian
Data demografi
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien pernah terpajan zat kimiawi atau mendapatkan pengobatan seperti benzol, arsen, preparat sulfat.
Kemungkinan klien pernah kontak atau terpajan radiasi dengan kadar ionisasi yang lebih besar.
Kemungkinan klien pernah menderita demam tinggi yang tidak diketahui penyebabnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit leukemia tidak diwariskan, tapi sejumlah individu memiliki faktor predisposisi, misalnya pada kembar satu sel telur.
Riwayat kesehatan sekarang
Adanya perdarahan seperti : ptekie, purpura,epitaksis.
Nyeri sendi dan tulang
Peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, anoreksia, mual, muntah.
Mengeluh tidak enak pada peru dan BAB tidak teratur.
Kebutuhan dasar
Pola aktivitas sehari-hari
Keletihan, malaise, kelemahan, kelelahan otot.
Sirkulasi
Palpitasi, takikardia, murmur jantung, membran mukosa dan kulit pucat
Munculnya tanda-tanda perdarahan serebral.
Eliminasi
Diare, nyeri tekan peranal, fasas hitam
Darah pada urine, penurunan haluaran urine
Integritas ego
Perasaan tidak berdosa, tidak ada harapan.
Depresi, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
Perubahan alam perasaan,kacau.
Makanan dan cairan
Penurunan nafsu makan
Mual, muntah
Perubahan rasa kecap, rasa
Penurunan berat badan
Disfagia, pharingitis
Distensi abdomen, penurunan bising usus
Spenomegali, hepatomegali, ikterus
Stomatitis, hipertrofi gusi
Neurosensori
Penurunan kondisi atau kesadaran
Perubahan dalam perasaan, kacau
Diorientasi/ kurang konsentrasi
Pusing, kebas, parastesia
Otot-otot mudah terangsang, kejang
Nyeri dan kenyamanan
Sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri sendi dan tulag
Nyeri tekan pda sternum
Kram otot
Gelisah
Pernapasan
Napas pendek, dispnea, takipneu, ronchi, batuk, penurunan bunyi napas
Keamanan
Gangguan pengelihatan, jatuh, injuri, demam, dan infeksi
Seksualitas
Penurunan libido, perubahan siklus menstruasi, menorragia, impoten.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah tepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah tepi mononton dan terdapatnya sel blast. Terdapatnya leukosit immatur.
Kimia darah
Kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobinemia.
Sumsum tulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetikpatologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).
Aspirasi sumsum tulang (BMP) = Hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
Pemeriksaan lain
Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit, pilp cell.
Lumbal punksi : yaitu untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapt dilihat dari peingkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis atau pada keadaan kambuh
Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologinya.
Diagnosa keperawatan
Menurut Wijaya, (2013) diagnosa yang akan muncul pada leukemia dalah sebagai berikut :
Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh, adanya tindakan invasif
Intoleransi aktifitas berhubungan engan kelemahan, anemia
Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan komponen pembekuan darah (trombosit)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
Hipetermia berhubungan dengan proses infeksi, proses keganasan
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen penting darah (hemoglobin)
Resiko depresi tulang berhubungna dengan proses keganasan
Kecemasan berhubungan dengan adanya penyakit, ancaman kematian
Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan dampak penyakit anak pada keluarga.
Intervensi dan Rasional
Menurut Wijaya, (2013) rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan dalaha preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut.
No Dx. Keperwatan
Intervensi
Rasional
Pantau suhu dengan teliti.
Tempatkan anak dalam ruangan khusus.
Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik.
Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif.
Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum,ulserasi mukosa dan masalah gigi.
Infeksi membran mukosa mulut, bersihkan mulut dengan baik.
Berikan periode istirahat tanpa gangguan.
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia.
Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi .
Untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi.
Untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif.
Untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi.
Untuk intervensi dini penanganan infeksi.
Rongga mulut dalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme.
Menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler.
Untuk mendukung pertahan alami tubuh.
Diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus.
Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasai dalam aktifitas sehari-hari.
Berikan lingkungan tenang dan perlu iistirahat tanpa gangguan.
Kaji kemampuan untuk berpartisiapasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan .
Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Menentukan derajat dan efek ketidakmampuan.
Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan.
Mengindentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi.
Memaksimalkan sediaan energi untuk tugas pearawatan diri.
Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khuseusnya pada daerah ekimosis.
Cegah ulserasi oral dan rektal.
Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi.
Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut.
Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat).
Hindari obar-obat yang mengandung aspirin.
Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar untuk mengontrol perdarahan hidung.
Karena pendarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia.
Karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah.
Untuk mencegah pendarahan.
Untuk mencegah pendarahan.
Untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi pendarahan.
Karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit.
Untuk mencegah pendarahan.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker darah adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentukan darah (Suriadi,2010).
Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Saferi, 2013).
Gejala – gejala yang dirasakan antara lain anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan gusi, mimisan, mudah memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi.
B. Saran
Bagi mahasiswa
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memahami asuhan keperawatan Leukemia.
Bagi Institusi
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memudahkan dalam proses belajar mengajar.
Bagi perawat lain
Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Price Sylvia, A.2007. Patologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jilid 2.j akarta : EGC.
Suriadi.dkk.2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Wijaya, Andra Saferi dkk. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta : Nuhadika.