Daftar isi
Laporan Prakerin – Balai Penelitian Tanaman Hias
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Praktik kerja industri (Prakerin) adalah kegiatan praktik untuk siswa yang dilakukan di dunia usaha atau industri, yang merupakan suatu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kegiatan ini merupakan sebagai wacana untuk lebih memanfaatkan hasil belajar, sekaligus untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mendalami kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia.
Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keberagaman hayati, dari sekian juta yang dapat tumbuh di Indonesia banyak diantaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun, maupun keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar (Plantus, 2007).
Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias yaitu tanaman Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum). Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bungany menyerupai ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi anthurium cukup popular diantara tanaman nias daun lain. Ditahun 1984, antuhrium jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron, Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar, seperti kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema. Munculnya euphorbia dan adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah menjauh dari penggemarnya. Setelah mengalami pasang surut, pamor anthurium kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim Penulis Kaliurang Garden, 2007).
Sumber genetik anthurium berasal dari Benua Amerika yang beriklim tropis terutama di Peru, Kolombia, dan Amerika Latin. Dari daerah asalnya tersebut kemudian anthurium menyebar ke berbagai Negara di dunia. Saat ini, anthurium semakin banyak digemari hobiis tanaman hias di dunia. Beberapa jenis anthurium asal luar negeri sudah dibudidayakan di Indonesia. Daerah sentra penanaman anthurium daun sudah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia (Budhiprwira dan Saraswati, 2006).
B. Tujuan Prakerin
1.2.1. Tujuan Umum
Praktek Kerja Industri ini bertujuan untuk memperoleh pengalaman di Dunia Usaha/Industri agar siswa memiliki wawasan, mempelajari secara langsung teknik-teknik budidaya, dan kemapuan dasar untuk bekerja dan memyesuaikan diri dalam dunia kerja. Kemudian sebagai bekal untuk terjun langsung dalam dunia Usaha/Industri.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan Praktik Kerja Industri ini antara lain :
- Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja di perusahaan atau industri dengan segala aktivitasnya.
- Menumbuhkan semangat dan jiwa berwirausaha.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan kompetesi keahliannya dalam dunia usaha/industri.
- Melatih diri dan menumbuhkan sikap etos kerja.
- Mengurangi kesenjangan dan ketidaksesuaian pengetahuan dan keterampilan siswa di sekolah dengan yang dibutuhkan pada dunia kerja dan industri.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan smk yang profesiaonal.
- Terjadinya pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi dari dunia usaha/dunia industri.
1.3. Tujuan Penyusunan Laporan
Laporan ini disusun sebagai tanda bukti yang melaporkan semua kegiatan praktik kerja industri. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman Anggrek Bulan
C. Fungsi Prakerin
1.4.1. Fungsi Prakerin bagi siswa
- Memanfaatkan dan mempraktikan langsung hasil belajar yang telah diperoleh disekolah.
- Membekali siswa dengan mempelajari dan pengalaman kerja sesuai dengan program studi serta dapat mengembangkan diri selaras dengan perkembangan dunia kerja.
- Memberi peluang dalam mendapatkan lapangan kerja.
1.4.2. Fungsi prakerin bagi Usaha/Industri
- Memberikan dorongan serta motivasi untuk berjiwa wiraswasta atau mandiri.
- Peluang untuk meningkatkan tekologi produksi dan iklim kerja dengan memanfaatkan kemampuan siswa.
- Peluang untuk berperan serta dalam upaya meningkatkan mutu tamatan.
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari upaya pembangunan nasional sehingga melahirkan kebanggaan tersendiri.
1.5. Metode Pengumpulan Data
Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini pada dasarnya diperoleh dari sumber sumber seperti observasi dan orientasi, pengarahan dan tanya jawab, diskusi dengan rekan atau pembimbing, study pustaka serta dari yang telah diperoleh dari hasil praktek langsung di lapangan.
1.5.1. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah penyusunan laporan ini, penulis menyusun laporan dengan uraian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari tinjauan dan fungsi prakerin, tujuan pembuatan laporan, metode atau teknik pengumpulan data dan sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan umum mengenai tanaman Anthurium Andreanum.
BAB III : Pembahasan Kegiatan lapang.
BAB IV : Mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran yang penulis tuangkan dalam laporan ini.
Bab II. Tinjuan Pustaka
2.1. Uraian Umum
Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias yaitu tanaman Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum). Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bungany menyerupai ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi anthurium cukup popular diantara tanaman nias daun lain. Ditahun 1984, antuhrium jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron, Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar, seperti kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema. Munculnya euphorbia dan adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah menjauh dari penggemarnya. Setelah mengalami pasang surut, pamor anthurium kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim Penulis Kaliurang Garden, 2007).
2.2. Klasifikasi Tanaman Anthurium Andreamum
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- SuperDivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas : Liliopsida (Berkeping satu monokotil)
- Sub Kelas : Arecidae
- Ordo : Arales
- Famili : Araceae
- Genus : Anthurium
- Spesies : Anthuruium Andreanum
2.3. Morfologi
2.3.1. Akar
Akar Anthurium tumbuh pada batang atau bonggol yang terbenang dalam media. Umumnya berwarna putih, krem sampai coklat. Akar Anthurium sehat umumnya sangat banyak dan menutupi hamper semua bonggol. Jumlah banyak dan menyebar kesegala arah. Bonggol dan akar umumnya akan membentuk “ Bola Serabut” (Flona 2007).
2.3.2. Batang Dan Tangkai
Sebagian besar batang anthurium tidak nampak karena tertanam dalam medianya. Karena terbenam lantas tumbuh akar. Setelah dewasa akan membesar dan menjadi bonggol. Menjadi bagian tanaman anthurium yang sangat penting bisa digunakan untuk perbanyakan secara vegetative lewat pemotongan bonngol. Keunggulannya, sifat anakan hasil potong bonggol salalu sama dengan induknya (Flona, 2007).
2.3.3. Buah Dan Biji
Buah Anthurium adalah hasil pembuahan benang sari dan putik. Buah Anthurium bulat dan melekat pada tongkol. Umumnya berwarna merah, tetapi ketika masih muda berwarna hijau. Jika buah yang matang tekan akan keluar biji yang berwarna putih dan bentuknya bermacam-macam, ada yang lonjong dan ada yang bulat (Flona, 2006).
2.4. Syarat Pertumbuhan Tanaman Anthurium Andreamum
2.4.1. Ekologi Bunga Anthurium
Anthurium andreanum tumbuh baik dibawah naungan pohon dihutan tropik adalah 14◦C,dan maksimum 30◦C. Suhu yang terlalu rendah menurunkan produksi bunga, seludang bunga member dan warna bunga menjadi lebih cerah. Sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi, tanamatidak dapat tumbuh dengan baik.
2.4.2. Ketinggian
Ketinggian ini adalah 700-1200 dari permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran tinggi.
2.4.3. Intensitas Cahaya
Kebutuhan tanaman akan sinar matahari bersifat mutlak, artinya sinar matahari mutlak diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kebutiuhan intensitas cahaya anthurium sebesar 25 – 35%. Oleh Karen itu, pada umumnya anthurium membutuhkan naungan dibawah paranet, 75%. Cahaya matahari yang terlalu trik dapat membakar helaian daunnya. Akan tetapi, bila tanaman kekurangan cahaya, akan terhambat pertumbuhannya. (Wijayani, 2007)
2.4.4. Suhu
Untuk tumbuh optimal menurut Tim Penulis Kaliurang Garden (2007). Anthurium membutuhkan lingkungan bersuhu 14 – 28◦C. Dikisaran temperaturan tersebut butir – butir klorofil didaun muncul lebih banyak sehingga daun lebih hijau. Adapun suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah justru membuat warna daun menjadi pucat dan pudar.
Menurut Junaedi (2006) Anthurium daun tumbuh ideal didataran sedang yang bersuhu 24 – 28◦C. Pada siang hari dan 10 – 21◦C pada malam.
2.4.5. Kelembaban Udara
Anthurium Menyukai kelembaban tinggi. Kelembaban optimal untuk Anthurium berkisar antara 60 – 80%.
2.4.6. Aerasi
Aerasi Anthurium ini membutuhkan udara yang mampu menjaga kestabilan kelembaban (Junaedhie, 2006).
2.5. Hama dan Penyakit
2.5.1. Hama
a) Kutu Putih
Hama ini menempelpada pelepah daun dan tangkai bunga.Berkas serangan bercak berupa bercak daun. Pengendaliannya dengan cara digosok dengan kapas danair sabun, apabila serangan sudah parah harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2cc/liter.
b) Semut
Hama ini menyerang atau merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendaliannya dengan cara pot direndam dalam air dan diciptakan lingkungan bersih disekitar rak/sebaiknya pot digantung.
2.5.2. Penyakit
a) Bercak Coklat
Gejala yang menyebabkan bercak coklat akan merusak pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendaliaanya dengan cara membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/antibiotik 20 dengan dosis 2 g/l.
b) Bercak Hitam
Gejala yang timbul adalah warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang diserang. Pengendaliannya dengan cara bagianyang terserang dipotong dandibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat disiram alcohol/bakar.
c) Busuk Akar
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala yang menyerang akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkak tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendaliannya dengan cara semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (benlate) dengan dosis 2 g/l.
d) Layu
Cara pengendaliannya dengan cara bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan benlate dengan dosis 2 g/l. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar disekitar tanaman.
Bab III. Pelaksanaan
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin
Kegiatan praktik kerja industri ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Segunung yang dimulai dari hari senin, tanggal 12 Januari 2015 sampai dengan 10 April 2015.
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:796/Kpts/OT/210/12/1994 tanggal 13 Desember 1994. Balai penelitian tanaman hias merupakan unit pelaksanaan bidang tekhnis bidang penelitian tanaman hias di bawah koordinasi pusat penelitian dan pengembangan holtikultura. Badan penelitian dan pengembangan pertanian, dengan struktur organisasi, I eselon III, III eselon IV,dan VI eselon V serta jabatan dan fungsional lainnya.
Balai Penelitian Tanaman Hias dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai unit pelaksana teknis berlokasi di Pasarminggu Jakarta, membawahi 2 (dua) instalasi yaitu Instalasi Tanaman Hias Cipanas dan Instalasi Tanaman Hias Segunung.
Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun (1995–2001) Balai Penelitian Tanaman Hias telah menghasilkan teknologi varietas unggul tanaman hias, antaralain Anggrek, krisan, mawar, lili, anthurium, gladiol, taphenochileus ananasae, zingiber, dan garbera. Kegiatan Balai Penelitian Tanaman Hias terus berkembang, hasilnya telah dilakukan melalui komersialisasi hasil penelitian dengan bekerjasama diantara Dinas, Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi serta Perusahaan Swastalainnya.
Mulaitahun 2001 Balai Penelitian Tanaman Hias berpindah tempat dari Pasarminggu Jakarta ke Segunung yaitu Jl.Raya Ciherang Pacet Cianjur. Kegiatan penelitian terus berjalan seiring dengan perubahan-perubahan tugas pokok dan fungsi sebagai unit pelaksana teknis.
Pada bulan Januari 2002 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29 Januari 2002 ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias yaitu sebagai unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan berada dibawah tanggung jawab langsung kepala pusat penelitian dan pengembangan holtikultura.
Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Hias tahun 2002 terdapat perubahan menjadi 1 eselon III, 3 eselon IV serta kelompok jabatan fungsional lainnya didukung 3 Kebun Percobaan antara lain :
- Kebun Percobaan Tanaman Hias Cipanas (Eksinstalasi Tanaman Hias Cipanas),
- Kebun Percobaan Tanaman Hias Segunung (Eksinstalasi Tanaman Hias Segunung),
- Kebun Percobaan Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta (Eksintalasi Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta).
3.1.2. Moto Perusahaan
• Moto
Ramah, transparan dan terpercaya.
3.1.3. Fasilitas Pendukung
Administrasi
• Sub Bagian Tata Usaha
• Seksi Pelayanan Penelitian
• Seksi Jasa Penelitian
KelompokPeneliti
• Pemuliaan tanaman
• Hama dan Penyakit Tanaman
• Ekofisiologi Tanaman
KebunPercobaan
• Segunung
• Cipanas
• Pasar Minggu
3.1.4. Tugas Pokok Dan Fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias
Sesuai dengan SK Mentan No. 63/Kpts/OT.210/1/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja, dalam melaksanakan tugas penelitian tanaman hias, Balithi mempunyaifungsi sebagai berikut:
- 1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman hias;
- 2. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman hias;
- 3. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman hias;
- 4. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman hias;
- 5. Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman hias;
- 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3.1.5. Struktur Organisasi
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29 Januari 2002
3.1.6. Sumber Daya Manusia
SDM BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS
Per Tanggal 31 Desember 2013
Jumlah Tenaga Fungsional
Fungsional Peneliti
• Peneliti Utama : 04 orang
• Peneliti Madya : 11 orang
• Peneliti Muda : 8 orang
• Penelti Pertama : 13 orang
• Peneliti non Klas : 1 orang
Fungsional Teknisi Litkayasa
• Teknisi Litkayasa Penyelia : 9 orang
• Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan : 8 orang
• Teknisi Litkayasa Pelaksana : 8 orang
• Teknisi Litkayasa Pemula : 1 orang
• Teknisi Litkayasa non Klas : 12 orang
3.1.7. Keadaan Umum
Tinggi Tempat : 1100 m dpl ( sebelum Proyek Cirata )
900 m dpl ( setelah Proyek Cirata )
Jenis tanah : Andosol
PH : 5,5-7,2
Suhu : 21oC
Struktur tanah : Remah dan Gembur
Warna tanah : Hitam kelabu kecoklat-coklatan
Tekstur tanah : Debu atau lempung berdebu
Topografi : Berbukit
Type Iklim : AC Alfa Schmidt ferguson
Curah hujan rata-rata : 3042 mm/tahun
3.1.8. Varietas Unggul
Di Balai Penelitian Tanaman Hias ini memiliki varietas unggul yang di budidayakan yaitu :
Anggrek Phalaenopsis
Anggrek Spathoglottis
Anthurium
Gladiol
Krisan
Lili
Mawar
Tapeinochilos ananassae
Costus
Anyelir
3.1.9. Denah Lokasi BALITHI
3.2. Alur/Sistematika Kegiatan
3.3. Pembahasan
3.3.1. Orientai Lapang
Sarana prasarana yang terletak di BALITHI sangat cocok untuk melakukan kegiatan praktik kerjaindustri. Balai,penelitian tanaman hias (BALITHI) yang didalamnya mengelola dan meneliti tanaman hias, memiliki beberapa fasilitas untuk melakukan berbagai penelitian, yang diharapkan sesuai dengan lingkungan aslinya, diantaranya adalah rumahlindung, rumahlindung paranet, dan rumah lindung kaca (green house).
Balai penelitian tanaman hias (BALITHI) terletak di Segunung Desa Ciherang Kec Pacet Kab Cianjur Jawa Barat. Dengan jarak + 15km dari kota Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dan Cianjur.
Balithi segunung memiliki luas areal 10,6 ha yangmeliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium, guest house dan kebun percobaan. Luas kebun sekitar 7 ha.
3.3.2. Perbanyakan Anthurium Andreanum
Perbanyakan anggrek dapat dibagimenjadi dua cara yaitu, secara generative dan secara vegetatif.
1. Generatif
Tanaman Anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata dibagian lendr pada bunga betina, sekitar 2 bulan kemudian, bunga dihasilkan sudah dihasilkan, didalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji – biji tersebut dikupas, dicucisampai bersih dan diangin – angin.Kenudian ditabur pada medium tanah halus persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Vegetatif
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetative, yaitu stek btang dan stek mata tunas.Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (Batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
3.3. Pembahasan
3.3.1. Orientai Lapang
Sarana prasarana yang terletak di BALITHI sangat cocok untuk melakukan kegiatan praktik kerjaindustri. Balai,penelitian tanaman hias (BALITHI) yang didalamnya mengelola dan meneliti tanaman hias, memiliki beberapa fasilitas untuk melakukan berbagai penelitian, yang diharapkan sesuai dengan lingkungan aslinya, diantaranya adalah rumahlindung, rumahlindung paranet, dan rumah lindung kaca (green house).
Balai penelitian tanaman hias (BALITHI) terletak di Segunung Desa Ciherang Kec Pacet Kab Cianjur Jawa Barat. Dengan jarak + 15km dari kota Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dan Cianjur.
Balithi segunung memiliki luas areal 10,6 ha yangmeliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium, guest house dan kebun percobaan. Luas kebun sekitar 7 ha.
3.3.2. Perbanyakan Anthurium Andreanum
Perbanyakan anggrek dapat dibagimenjadi dua cara yaitu, secara generative dan secara vegetatif.
1. Generatif
Tanaman Anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata dibagian lendr pada bunga betina, sekitar 2 bulan kemudian, bunga dihasilkan sudah dihasilkan, didalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji – biji tersebut dikupas, dicucisampai bersih dan diangin – angin.Kenudian ditabur pada medium tanah halus persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Vegetatif
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetative, yaitu stek btang dan stek mata tunas.Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (Batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
3.3.3 Persiapan Media Tanam
Media tanam yang tepat pada budidaya Anthuriun andreanum adalah tanah, pakis, dan arang. Karena media dalam tanah akan lebih tinggi nilai ekonomisnya.
3.3.4. Penanaman
Langkah penanaman yang dilakukan dimedia :
1. Media dimasukan kedalam pot.
2. Bibit yang telah disemai telah berumur 2 bulan telah diprsiapkankan, dapat segera ditanam.
3.3.5. Pemeliharaan
1. Pemupukan.
Pemupukan biasanya dilakukan satu kali dalam satu minggu. Pupuk yang sering digunakan yaitu pupuk Grow More. Grow More merupakan pupuk daun lengkap dalam bentuk butiran bewarna biru. Cara pemupukannnya, growmore dilarutkan dalam ember berisi air agar menjadi lunak kemudian dimasukan kedalam sprayer yang berkapasitas 17 lt air dengan dosis 1 g / liter air.
Pemupukan bertujuan untuk menyuplai zat zat yang diperlukan oleh tanaman dalam fase pertumbuhan ( fase generativ dan vegetativ). Pemupukan biasanya dilakukan pada pukul 07.00 – 09.00 WIB.
2. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan satu kali dalam satu minggu. Penyemprotan ini biasanya menggunakan insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan untuk penyemprotan yaitu menggunakan Actara. Sedangkan fungisida yang digunakan yaitu menggunakan Score 250 EC. Cara penyemprotan insektisida dan fungisida dilarutkan dalam ember berisi air kemudian dimasukan kedalam sprayer yang berkapasitas 17 lt air dengan dosis 2 g / liter air.
Penyemprotan bertujuan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman anggrek. Penyemprotan biasanya dilakukan pada pukul 07.00-09.00 WIB.
2. Penyiraman
Penyiraman adalah hal yang penting bagi pemeliharaan tanaman. Penyiraman dilakukan 3 kali dalam seminggu, dengan menggunakan alat bantu selang panjang yang dibri nozzle pada ujungnya. Penyiraman dilakukan pda pukul 07.00-0900 WIB.
3. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman dari gulma, mengurangi persaingan penyerapan unsur hara, mengurangi hambatan produksi dan mengurangi persaingan sinar matahari. Tanaman anggrek harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan agar mampu menghasilkan tanaman yang optimal.
Penyiangan biasanya dilakukan tergantung kondisi dari banyaknya gulma yang ada di media tanaman.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Hama
1) Kutu Putih
Hama kutu putih berukuran sangat kecil, berwarna putih, setelah dewasa biasanya putih kecoklat-coklatan.Hama ini menempel pada pelepah daun dan tangkai bunga. Berkas serangan bercak berupa bercak daun. Pengendaliannya dengan cara digosok dengan kapas danair sabun, apabila serangan sudah parah harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2cc/liter.
2) Semut
Hama ini menyerang atau merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendaliannya dengan cara pot direndam dalam air dan diciptakan lingkungan bersih disekitar rak/sebaiknya pot digantung.
Penyakit
1) Bercak Coklat
Gejala yang menyebabkan bercak coklat akan merusak pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendaliaanya dengan cara membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/antibiotic Streptomycin atau phycan 20dengan dosis 2 g/l.
2) Bercak Hitam
Pada tanaman anggrek penyakit ini cepat menular melalui akar dan alat yang tidak steril. Gejala yang timbul adalah warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang diserang. Pengendaliannya dengan cara bagianyang terserang dipotong dandibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat disiram alcohol/bakar.
3) Busuk Akar
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala yang menyerang akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkak tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendaliannya dengan cara semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (benlate) dengan dosis 2 g/l.
4) Layu
Cara pengendaliannya dengan cara bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan benlate dengan dosis 2 g/l. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar disekitar tanaman.
3.3.6. Panen
Kegiatan yang dilakukan saat panen adalah :
1) Penyotiran
Penyortiran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memilih atau memisahkan tanaman yang bagus dengan pertumbuhan yang optimal.
2) Pengepakan
Tanaman di persiapkan dan dipilih terlebih dahulu yang cukup baik.
Kemudian tanaman dimasukan kedalam kardus dan disusun dengan rapi, diberikan plastic kedalam bunganya supaya tanaman/bunganya tidak rusak.
BAB IVPENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tanaman Anthurium andreanum salah satu tanaman hias yang nilai ekonominya cukup tinggi, sedangkan harga pasaran dalam negeri masih relatif rendah hal ini dikarenakan pembudidayaan tanaman ini.
Berdasarkan pembahasan dan pelaksanaan praktek kerja industri yang dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) segunung, Anthurium merupakan tanaman berpotensi untuk dikembangkan, baik sebagai bunga potong maupun bunga dalam pot.
4.2. Saran
Ada beberapa saran yang akan saya kemukakan berkenaan dengan kegiatan ini diantaranya :
1) Saran untuk perusahaan Du/Di
- Untuk kegiatan dilapangan, siswa/i prakeri diberikan bimbingan yang lebih intensif dan lebih mendalami dalam kegiatan dilapangan, untuk komoditas tanaman yang akan dijadikan bahan pasa laporan.
- Pemberian materi baik itu secara teori maupun praktik lebih difokuskan pada kegiatan yang mempunyai wawasan yang luas tentang budidaya Anthurium agar kreativitas siswa lebih berkembang.
- Lebih komunikatif antara peserta prakerin dan pelaksana dilapangan guna memudahkan informasi yang lebih baik.
2) Saran untuk sekolah
• Kegiatan monitoring sebaiknya dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan mencocokan materi pembelajaran disekolah dengan lapang yang biasa dilakukan dalam bentuk diskusi.
• Lebih memperhatikan siswa dalam melaksanakan PRAKERIN.
• Guru pembimbing melakukan kunjungan atau monitoring kepada siswa 6 kali selama kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J dan C. Marshall. 1997. The Patterern of C-assimilate distributionin chrysanthemum cv. Red Delano with particular reference to branch interlation. J. Of Hortic. Sci 72 (62) : 931 – 939
Hasim, I dan Reza, M. 1995 Anthurium Pnebar Swadayan. Jakarta.
Hasim, S.Z 1989. PeningkatanPproduksi Tanaman Hias. Direkran Jendaral Tanaman Pangan.
Putrasamedja S dan H. Sutapraja. 1989. Pengaruh Beberapa Tumbuh terhadap Pertumbuhan dari Diameter Bunga Anthurium Bul. Penel. Hcrt.(XVII) : 89 Balithor Lembang.