Berikut ini adalah conoth makalah Teori Kepribadian. Tujuan dari makalah ini adalah membahas Pengertian dan Konsep Kepribadian.
Daftar isi
Teori Kepribadian
Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut melalui kaca mata yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah tersebut muncul yaitu Psikologi, atau lebih Simpleks lagi Psikologi kepribadian.
Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait. Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
- Apakah pengertian kepribadian?
- Bagaimana defenisi tentang konsep kepribadian?
- Apakah manfaat mempelajari teori kepribadian?
C. Tujuan
Diharapkan makalah ini dapat membantu kita untuk lebih mengetahui tentang teori kepribadian.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut “personality”, yang berasal dari bahasa latin “persona”, yang berarti topeng. Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah “Bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain”.Allport (1937) sebagaimana dikutip oleh Gunarsa.S.D dan Ny. Gunarsa S.D (1989) Kepribadian adalah “Suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya”.Maramis (1999)-Kepribadian adalah “Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap hidupnya”. Freud yang dikutip oleh Koswara (1991)-Kepribadian adalah “Suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan superego”.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
Kepribadian adalah penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, beauty and behavior) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat berubah seiring pertumbuhan seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang tersebut akan menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada sikapnya.
Kepribadian memiliki beberapa unsur antara lain :
1. Penampilan
Penampilan menyangkut raut muka, cara berdiri, cara berjalan, dan keluar masuk ruang. Penampilan akan memberikan kesan pertama terhadap orang lain yang memandang atau memperhatikan.
2. Hubungan antar pribadi
Hubungan antar pribadi menyangkut sikap dan atau perilaku saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung.
3. Etika pergaulan
Dapat diartikan sebagai tata pergaulan atau aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya, yang membuat disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sekitarnya.
B. Teori Kepribadian
Dewasa ini dikenal tiga teori utama yakni teori kepribadian Psikoanalisa (Freud), teori kepribadian Behaviorisme (Skinner), dan teori kepribadian Humanistik (Maslow)
Psikoanalisa
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pemebinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Behaviorisme
Skinner menyatakan bahwa faktor-faktor penentu tingkah laku tersebut berasal dari stimulus-stimulus eksternal. Skinner berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh agen-agen internal yang disebut naluri, melainkan ditentukan oleh kekuatan-kekuatan eksternal.
Freud dengan psikoanalisanya percaya bahwa misteri manusia akan bisa diungkap seluruhnya melalui upaya-upaya ilmiah, karena pada dasarnya tubuh manusia mengikuti hukum-hukum fisika, Skinner dan segenap behavioris memiliki anggapan yang sama dengan Freud.
Psikologi Stimulus-Response (S-R) mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam bentuk perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya respon itu, dan mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya perubahan pola ganjaran dan hukuman.
Humanistik
Psikolog yang berorientasi humanistic mempunyai satu tujuan, mereka ini memanusiakan psikologi. Mereka ingin membuat pskologi sebagai studi tentang “apa makna hidup sebagai seorang manusia”. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan keyakinan yang beragam. Sebagian besar psikolog yang berorientasi humanistic mempunyai sikap yang sama, yaitu:
- Para ilmuwan seharusnya tidak melupakan bahwa tugas utama mereka ialah melayani sesama, sekalipun mereka memang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Psikolog seharusnya dapat menolong orang lain sedemikian rupa sehingga orang tersebut mampu lebih mengenal dirinya secara baik serta mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara maksimal. Psikolog harus mengarahkan tugasnya untuk memperkaya kehidupan seseorang.
- Ilmuwan perilaku seharusnya mempelajari makhluk hidup sebagai satu keseluruhan yang utuh, tanpa mengkotak-kotakkan ke dalam penggolongan fungsi seperti misalnya persepsi, belajar, dan kepribadian (lihat adanya pengaruh psikologi Gestalt).
- Tugas psikolog adalah mempelajari tujuan hidup, keterkaitan diri, pemenuhan kebutuhan, kreativitas, spontanitas, dan nilai-nilai yang dianutnya. Ini semua adalah persoalan manusia yang sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya pribadi.
- Ilmuwan perilaku seharusnya memusatkan perhatiannya pada kesadaran subyektif (bagaimana seseorang memandang pengalaman pribadinya) karena interpretasi yang dia lakukan mempunyai arti yang amat penting dan mendasar bagi semua kegiatan manusia (pemikiran ini juga mencerminkan pengaruh psikologi Gestalt).
- Ilmuwan perilaku harus belajar untuk memahami manusia sebagai individu yang mempunyai perkecualian serta tidak dapat diramalkan sebelumnya, namun tetap sebagai makhluk yang umum dan universal. Kebalikannya, justru psikolog psikoanalitik, neobehavioristik, dan kognitif lebih memusatkan perhatiannya untuk mempelajari sifat umum.
- Metode-metode ilmiah khusus yang hendak dipakai oleh ilmuwan perilaku seyogyanya bersifat sekunder. Hal ini karena persoalan yang mereka pilih untuk dipelajari adalah yang utama. Oleh karena itu, psikologi humanistic menggunakan bermacam-macam stategi penelitian ilmiah : metode obyektif, studi kasus individual, teknik-teknik introspeksi informal, bahkan menganalisis karya tulisnya. Hal ini karena para psikolog humanistic yakin bahwa kesadaran naluriah merupakan sumber informasi yang amat penting, maka mereka tidak ragu-ragu untuk mengandalkan dan percaya sepenuhnya pada perasaan subyektif mereka, serta kesan-kesan mereka secara psibadi
Teori humanistik memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap anggapan dasar tentang manusia sebagai makhluk bebas. Maslow sepaham dengan William James (1842-1910), seorang filsuf dan tokoh psikologi terkemuka Amerika, bahwa manusia tidak akan bisa diungkap sepenuhnya hanya melalui upaya-upaya ilmiah.
Teori Dalam Psikologi Kognitif
Manusia menurut visi beberapa teori di atas berbeda satu sama lain, bahkan ada yang tampak saling bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka ada yang tampak saling menjatuhkan, meskipun apabila disadari secara bijak, tidak ada satu teori pun yang benar-benar ingin atau bertujuan merobohkan teori lainnya. Hakekat adanya teori sebenarnya saling melengkapi satu sama lain. Hal ini demikian karena tidak ada satu buah teori yang bisa berlaku umum di semua situasi dan kondisi dan semua bidang masalah. Yang ada hanyalah bahwa teori yang satu lebih cocok dan sesuai untuk diterapkan dalam bidang permasalahan tertentu, sedangkan teori lainnya lebih cocok untuk aplikasi bidang tertentu lainnya, misalnya.
Sebelum sampai kepada masalah pokoknya, kita perlu paham lebih dahulu akan konsep dasarnya, bahwa manusia secara psikologis bisa dianggap sebagai makhluk yang berciri sebagai berikut (Lihat Bigge, 1984):
- Manusia mempunyai instink dan kebutuhan. Pandangan ini mendasari banyak teori tentang konsep manusia itu sendiri sebagai makhluk yang berinteraksi dengan lingkungannya. Karena dasarnya instink dan kebutuhan, maka segala hal yang bergerak atau digerakkan oleh kedua dasar itulah yang akan menjadi kenyataannya. Orang melakukan sesuatu itu atas dasar instink, atau atas dasar kebutuhan untuk memenuhinya. Jelasnya hal ini merupakan pandangan aktualisasi diri. Juga pandangan-pandangan humanisme psikedelik dan apersepsi yang dikembangkan oleh Herbart seperti di bagian lalu sudah dibicarakan. Pandangan- pandangan ini mengarah kepada perbuatan-perbuatan manusia yang bisa diterka melalui teori introspeksi. Dengan merenung dan mengamati pola kerja dan pola pikir yang ada pada diri sendiri, kemudian direfleksikan untuk kejelasan-kejelasan sebuah gagasan, termasuk untuk menjelaskan tentang manusia lainnya dalam perilaku kehidupannya.
- Pandangan kedua adalah bahwa manusia dianggap sebagai organisme yang pasif-reaktif terhadap lingkungannya. Segala perilaku kehidupannya banyak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Orang berbuat itu sebenarnya ia sedang mereaksi suatu stimulus yang datang dari luar. Jadi perubahan perilaku yang terjadi pada manusia sebenarnya merupakan adanya hubungan yang lancar antara stimulus dan respons (S-R bond). Konsep ini diawali oleh Pavlov; dan teorinya dikenal dengan behaviorisme Pavlovian, yang tampak dalam cabang dan pengembangannya seperti koneksionisme, pembiasaan klasik, dan pembiasaan berinstrumen. Untuk ini pandangan filsafatnya adalah realisme saintifik atau empirikisme logis.
- Pandangan yang ketiga adalah bahwa manusia itu mempunyai kemauan, berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif. Ia tidak dianggap sebagai makhluk yang secara utuh dipengaruhi oleh lingkungannya, akan tetapi justru ia berusaha untuk membentuk lingkungannya sesuai dengan kemauannya dan seleranya. Ia berusaha untuk memahami lingkungannya, dan oleh karena itu ia berpikir (homo sapiens). Pandangan ini dikenal dengan kognitif; dan teorinya disebut dengan psikologi kognitif. Pandangan filsafatnya adalah pragmatisme atau relativisme ruang kognitif
Belajar kognitif memang menekankan kepada fungsi-fungsi psikologis. Ini artinya bahwa yang dilihat adalah dunia psikologis, bukan dunia fisik. Orang melihat dunia melalui kacamata orang lain (komunikan, sasaran), serta pola-pola hubungan interaksi antar manusia dengan lingkungannya, harus dilihat secara psikologis. Memang agak sulit melihat dunia manusia secara psikologis, karena pada dasarnya setiap manusia itu unik. Tidak ada satu manusia pun di dunia yang mempunyai rupa fisik yang sama dengan orang lain. Juga mentalnya. Baik secara fisik maupun mental, manusia mempunyai kesendiriannya sendiri, mempunyai kepribadiannya sendiri, yang tentu berbeda dengan orang lain. Bahkan dalam diri seorang manusia, terdapat bermacam aspek yang setiap saat berubah kekuatannya dalam mempengaruhi manusia. Artinya dalam diri manusia terdapat variabel individu yang sangat kompleks.
Orang dipengaruhi oleh variabel ruang dan waktu, juga usia, pendidikan, kecerdasan, lingkungan, sosial, dan aspek-aspek lain yang menyertainya. Dengan demikian, sikap orang pun berbeda pada setiap saat jika menghadapi objek-objek yang berbeda. Yang jelas kondisi manusia atau orang sangat sulit dijabarkan dengan kata-kata karena sangat kompleks.
Dalam konsep kognitif, ada pemahaman khusus yang menerangkan pada situasi kesejamanan (contemporaneity). Konsep ini dilihat secara psikologis, bukan secara fisik, karena tidak mungkin orang secara fisik berada di dua jaman atau lebih sekaligus. Namun pada konsepnya secara psikologis, hal itu bisa terjadi.
Prinsip kesejamanan ini diartikan sebagai semua pada satu waktu (all at one time). Dunia masa lalu, atau sebuah peristiwa yang telah terjadi, dan dunia masa sekarang atau yang sedang berlangsung, serta dunia yang masih belum terjadi atau masa yang akan datang, semua diangkat ke dalam konsep sekarang. Kalau orang berbicara tentang masa lalu, maka masa lalu itu sedang dibicarakannya sekarang. Juga dunia yang akan datang, semua diangkat ke dalam dunia sekarang
Penjelasan-penjelasannya dilangsungkan pada satu waktu, yaitu sekarang. Itulah yang dimaksud dengan prinsip kesejamanan dalam hal ini.
Jadi situasi psikologis masa lalu maupun masa sekarang, merupakan bagian dari dunia yang sedang terjadi pada masa sekarang, tepatnya pada suatu saat di masa sekarang. Memang dunia fisik masa lalu maupun masa sekarang.
C. Perkembangan kepribadian
Menurut Gardner Murfy mencakup:
1. Fase Keseluruhan Tanpa Diferensiasi
Terjadi pada bayi dan kanak-kanak, potensi fisik maupun temperamen sudah dimiliki tetapi aktualisasinya tergantung pada perkembangan dan kematangan
2. Fase Diferensiasi
Fungsi-fungsi khusus mulai muncul dan mengalami diferensiasi
3. Fase Integrasi
Fungsi yg sudah mengalami diferensiasi diintegrasikan dalam suatu unit yg berkoordinasi dan terorganisasi
D. Manfaat Pengetahuan Tentang Psikologi Kepribadian
Tentu saja yang paling dapat merasakan betapa manfaat mengetahui pribadi seseorang, pertama-tama dan terutama, adalah orang atau pribadi itu sendiri. Caranya ialah dengan berintropeksi, yaitu dengan melihat kepada diri sendiri. Dengan demikian ia akan dapat selalu mengoreksi kekeliruan-kekeliruan yang telah diperbuatnya, sehingga ia sendiri segera dapat merubah sebelum orang lain merubahnya, tanpa member kesempatan kepada orang lain untuk juga berbuat yang sama. Orang kedua yang seyogyanya mengenal pribadi seseorang adalah para pendidik. Baik itu orang tua, guru-guru, atau para pemimpin masyarakat. Dengan mengenal diri seseorang, maka ia akan bertindak dengan tepat. Misalnya bagaimana dia harus berbicara, bagaimana ia harus bersikap, bagaimana cara yang disenangi, bilamana ia berada ddalam kesempatan yang boleh diajak membicarakan sesuatu, bilamana ia harus beristirahat lebih dahulu, dan sebagainya.
Dalam pergaulan sehari-haripun orang sedapat mungkin meletakkan setiap pribadi itu tepat pada tempatnya sehingga dapat dihindarkan sesuatu tindakan yang tidak dikehendaki. Dan inilah sebenarnya apa yang dimaksud dengan kunci pergaulan ataupun kunci pendidikan. Orang tua misalnya, dengan mengetahui sifat, bakat, hobi, dan kegemaran tiap-tiap anaknya, paling sedikit akan dapat menghindari perasaan-perasaan tidak puas bagi anak maupun bagi orang tua itu sendiri dan ini adalah salah satu kunci kebahagiaan keluarga. Saling mengenal pribadi antara suami dengan isteri demikian pula, keduanya akan saling dapat memenuhi kebutuhan, memenuhi keinginan, mengenal kegemaran dan sebagainya, sehingga masing-masing akan benar-benar mendapat hati antara mereka, sehingga benar-benar akan hidup dengan kemesraan yang wajar sebagaimana yang seharusnya dihayati anak-anaknya dan antara mereka sendiri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan oleh factor-faktor luar.
Salah satu sebab mengapa antara suami dan atau isteri yang tidak senang dirumah sendiri hanyalah disebabkan oleh hal-hal yang kadang-kadang sangat kecil, misalnya karena kegemaran makannya kurang diperhatikan oleh isterinya. Kegemaran berpakaiannya kurang diperhatikan oleh si-suami sehingga si-isteri mencoba sendiri mencarinya, dan sebagainya. Kalau sesuatu keluarga sudah mulai retak semacam itu maka percekcokan akan mudah sekali timbul dan mungkin akan menjadi makin meruncing dan kebahagiaan tidak akan lagi dapat dicapainya. Hal ini berpengaruh negative bagi pertumbuhan pribadi anak-anaknya.
Saling mengenal antara para tetanggapun perlu. Sebab tetangga adalah saudara yang terdekat. Sebelum orang lain dapat dimintai pertolongan untuk sesuatu keperluan, baiasanya tetangga dapat dimintai tolong seperlunya lebih dahulu. Untuk itu kiranya perlu pula mengenal pribadinya, agar jangan sampai terjadi keliru menempatkannya. Demikian letak kunci pergaulan dengan tetangga.
Yang seharusnya paling dapat memanfaatkan pengetahuan psikologi kepribadian adalah guru. Oleh karena itu, psikologi kepribadian ini dimasukan sebagai salah satu Psikologi Khusus, yang harus dipelajari oleh setiap guru. Manfaatnya antara lain ialah:
- Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
- Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
- Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
- Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
- Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
Kepribadian memiliki beberapa unsur antara lain :
- Penampilan – Penampilan menyangkut raut muka, cara berdiri, cara berjalan, dan keluar masuk ruang. Penampilan akan memberikan kesan pertama terhadap orang lain yang memandang atau memperhatikan.
- Hubungan antar pribadi – Hubungan antar pribadi menyangkut sikap dan atau perilaku saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung.
- Etika pergaulan – Dapat diartikan sebagai tata pergaulan atau aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya, yang membuat disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sekitarnya.
Teori Kepribadian yaitu Psikoanalisa,Behaviorisme,Humanistik,Teori Dalam Psikologi Kognitif
Yang seharusnya paling dapat memanfaatkan pengetahuan psikologi kepribadian untuk guru adalah :
- Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
- Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
- Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
- Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
- Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
B. Saran
Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapakan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.