Masalah Pendidikan yang Cocok Jadi topik Penelitian Skripsi Mahasiswa Pendidikan

5 min read

Pengertian Masalah Belajar

Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.

“Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.  “Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.

Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.

Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Masalah Pembelajaran

Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab masalah pembelajaran, di antaranya:

1. Faktor Fisiologis

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai pada bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya peserta didik akan mengalami masalah belajar. Seandainya sistem syaraf atau otak peserta didik karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna akibatnya akan mengalami hambatan ketika belajar.

2. Faktor Sosial

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan peserta didik sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab masalah belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung peserta didik tersebut untuk belajar sepenuh hati. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, ada orang tua yang selalu marah bila menonton TV setiap saat, ada juga yang tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik.

Intinya, lingkungan di sekitar peserta didik harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu para peserta didik, harapan bangsa ini untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih cerdas.

Peserta didik dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi peserta didik berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan masalah bagi peserta didik. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para peserta didik dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para peserta didik untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.

3. Faktor Kejiwaan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan masalah belajar. Contoh lain adalah peserta didik yang rendah diri, peserta didik yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab masalah belajarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utama yang sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantu peserta didiknya sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan peserta didiknya lebih giat belajar, namun dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, peserta didik akan membenci sekali mata pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan sangat merugikan peserta didik tersebut.

4. Faktor Intelektual

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan peserta didik. Para guru harus meyakini bahwa setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada peserta didik yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab masalah belajar pada diri peserta didik tersebut.

5. Faktor Kependidikan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab masalah dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan peserta didik tersebut.

Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran

Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Dari segi guru

  1. Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
  2. Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta didik.
  3. Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat berjalan optimal.
  4. Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi materi esensial dan materi sulit.
  5. Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran belum sesuai harapan.
  6. Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS) yang dijual penerbit untuk pekerjaan rumah peserta didik karena kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri. Padahal seharusnya LKS yang dikerjakan peserta didik disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada sekolah yang bersangkutan.
  7. Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.
  8. Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium, sehingga kesulitan menyajikan materi sains secara praktek.
  9. Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.
  10. Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan Emosional Spiritual Question (ESQ).

2. Dari segi kurikulum

  1. Isi kurikulum yang padat menyulitkan guru untuk mencapai target yang hendak dicapai dan menerapkan pendidikan pada peserta didik sehingga menghambat kemampuan peserta didik berpikir tingkat tinggi.
  2. Pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar cenderung pada ranah kognitif, sehingga ranah afektif dan psikomotor cenderung tidak diterapkan.
  3. Materi cenderung lebih tinggi untuk tingkat kemampuan peserta didik.
  4.  Kurikulum yang sering berubah membuat guru sulit menjalankannya di sekolah.

3. Dari segi peserta didik

  1. Minat baca, motivasi belajar, dan daya nalar peserta didik  relatif rendah.
  2. Kemandirian dan strategi belajar kurang baik.
  3. Kurang efektif memanfaatkan waktu dan sumber belajar.
  4. Aktivitas bertanya di kelas rendah.
  5. Mudah terpengaruh oleh dampak negatif teknologi.

4. Dari segi manajerial

  1. Kurangnya perhatian pimpinan terhadap sarana dan prasarana sains baik laboratorium maupun media.
  2. Pelatihan meningkatkan mutu guru belum merata.
  3. Supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas belum optimal.
  4. Kurangnya reward bagi guru yang kinerja baik, dan sebaliknya.

5. Dari segi orang tua

  1. Kurangnya perhatian orang tua, disiplin, kepedulian, bimbingan belajar, dan fasilitas belajar di rumah.
  2. Kuatnya pengaruh televisi di rumah sedangkan orang tua tidak dapat mencegahnya.
  3. Banyaknya orang tua yang tidak mengenali bakat anaknya.
  4. Tingginya harapan orang tua dibandingkan kemampuan anaknya.

6. Dari segi pemerintah

  1. Kurang optimalnya perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah.
  2. Adanya intervensi birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan. Misalnya pengangkatan kepala sekolah.

7. Dari segi lingkungan atau masyarakat

  1. Lingkungan masyarakat kurang kondusif mendukung suasana belajar.
  2. Kemajuan teknologi berpengaruh negatif terhadap konsentrasi belajar peserta didik.
  3. Pendidikan agama kurang memadai.
  4. Tidak aktifnya kegiatan organisasi di masyarakat yang dapat membangun kreativitas peserta didik.

Upaya Mengatasi Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran

Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang dapat muncul dalam pembelajaran dapat dapat dilakukan berbagai upaya sebagai berikut:

1. Dari segi guru

  1. Guru harus menguasai kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (sesuai U No. 14 Tahun 2005) atau kompetensi profesional,  sosial dan personal (sesuai Depdikbud 1990).
  2. Guru harus menguasai 10 kompetensi dasar guru yang meliputi penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas, pengelolaan dan penggunaan media dan sumber pembelajaran, penguasaan landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah dan pemahaman prinsip-prinsip dan melakukan penelitian serta pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pembelajaran.
  3. Guru harus menguasai 10 keterampilan dasar guru yang meliputi keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengembangkan  dan menggunakan media serta mengembangkan ESQ.
  4. Guru harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.

2. Dari segi siswa

  1. Siswa harus meningkatkan minat baca dengan memotivasi diri belajar dari hal yang dianggap mudah.
  2. Siswa harus berusaha membagi waktu seefisien mungkin.
  3. Selektif dalam menggunakan teknologi.

3. Dari segi kurikulum

Merevisi kurikulum yang ada agar dapat diterapkan dalam tiga ranah pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor), bukan melakukan penggantian kurikulum tersebut.

4. Dari segi manejerial

Peningkatan kinerja manejerial dari segi sarana dan prasarana serta kualitas guru untuk perbaikan proses pembelajaran.

5. Dari segi orang tua

Orang tua perlu meningkatkan kepedulian terhadap prestasi belajar anaknya dengan mengontrol penggunaan teknologi dan mengenali bakat anak sehingga dapat mengarahkan untuk menekuni bidang yang tepat.

6. Dari segi pemerintah

Perlunya optimalisasi perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah dan minimalisasi intervensi birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan.

7. Dari segi masyarakat

Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung suasana belajar seperti mengontrol penggunaan internet untuk pelajar, mengaktifkan kegiatan organisasi yag dapat membangun kreativitas peserta didik.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply