Teori Belajar Konstruktivisme

3 min read

Belajar bukanlah hanya sekedar mengingat. Hasil belajar bagi siswa harus dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan harus bisa memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari mereka. Jadi kegiatan belajar yang selama ini mereka enyam akan bermanfaat untuk mereka bahkan orang lain. Menurut teori konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya telah membangun pengetahuannya sendiri sehingga mereka bisa menjadi aktif dan terus meningkatkan diri dalam kondisi tertentu.

Konstruktivisme Dalam Pembelajaran

Teori konstruktivisme merupakan pembelajaran yang bersifat generatif yaitu melalui tindakan maka dapat menciptakan sebuah makna dari apa yang di pelajari. Dalam teori konstruktivisme, diharapkan siswa dapat menemukan suatu pemahaman mereka sendiri sesuai konsep dan prinsip yang telah diajarkan oleh guru. Salah satu konsep kunci dari teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran dengan pengaturan diri (self regulated learning) yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu (Nur dan Wika, 2000). Pendekatan yang lain dalam pengajaran dan pembelajaran yang juga berlandaskan pada teori konstruktivis adalah pengajaran dan pembelajaran kontekstual. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya.

Beberapa tokoh dibalik teori konstruktivisme antara lain :

a. Teori Piaget

Dalam pandangan Piaget pengetahuan datang dari tindakan, jadi perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaran menurut konstruktivis ini dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak. Ada tiga aspek perkembangan intelektual yaitu  struktur, isi dan fungsi.

b. Teori Vygotsky

Pada teori ini lebih menekankan pada kinerja berfikir anak. Jadi, siswa diberikan bantuan di awal pembelajaran baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa lalu mengurangi bantuan tersebut secara perlahan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat memecahkan masalahnya sendiri. Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran menekankan pengajaran top down daripada bottom-up. Top down berarti bahwa siswa mulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan dan kemudian memecahkan atau menemukan (dengan bimbingan guru) keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan (Nur, 1998).

HAKIKAT TEORI KONSTRUKTIVISME

Hal terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa  yang harus aktif  mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa sehingga belajar lebih diarahkan pada experimental learningHakekat dari teori konstruktivis adalah bahwa siswa harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri (Nur dan Wika,2000). Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:

1.      Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek  yang relevan.

2.      Mengutamakan proses

3.      Menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social

4.      Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman

ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

            Aspek-aspek konstruktivitik diantaranya adalah adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut diadaptasi terhadap lingkungan  yang dilakukan melalui dua proses yaitu :

1. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

2. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.

Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.

Pandangan-pandangan Konstruktivistik

a.       Pandangan Konstruktivistik  tentang belajar dan pembelajaran

b.      Pandangan Konstruktivistik  tentang penataan lingkungan belajar

c.       Pandangan Konstruktivistik  tentang tujuan pembelajaran

d.      Pandangan Konstruktivistik  tentang strategi pembelajaran

e.       Pandangan Konstruktivistik  tentang evaluasi

Rancangan Pembelajaran Konstruktivistik

1.    Identifikasi awal terhadap gagasan yang mereka miliki terhadap lingkungannya disaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan  munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview.

2.      Penyusunan program pembelajaran

3.  Orientasi dan elicitasi, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan

4.  Refleksi, mengklarifikasi miskonsepsi berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.

5.    Resrtukturisasi ide, berupa tantangan, konflik kognitif dan diskusi kelas  dan membangun ulang kerangka konseptual.

6.   Aplikasi, menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.

7.  Review, dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran.

8.      Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang muncul kembali. Hal ini penting dilakukan agar miskonsepsi tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa bersangkutan.

Enam keunggulan penggunaan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:

1.      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.

2.      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.

3.      Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.

4.      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

5.      Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

6.      Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply