Ikan Pelagis – Jenis dan Karakterknya

20 min read

Ikan Pelagis Tuna Gigi Anjing Dog Tooth

Ikan Pelagis adalah ikan penghuni kolom laut yakni daerah antara dasar dan permukaan laut. Ikan ini menghuni seluruh laut dan sebagian ditemukan di daerah danau seperti Ikan Salmon.

Ikan-ikan dari jenis pelagis merupakan bagian penting dari rantai makanan. Beberapa jenis Ikan pelagis kecil merupakan Predator yang berada pada tingkat Konsumen Level II dan Level III.

Deskripsi Umum Ikan Pelagis

Pelagic Fish dapat dikategorikan sebagai ikan pesisir dan samudera, berdasarkan kedalaman perairan yang didiaminya. Ikan pelagis pesisir menghuni perairan yang diterangi matahari hingga kedalaman sekitar 250 meter, biasanya di atas landas kontinen.

Contoh spesies termasuk pakan ikan seperti teri, sarden, shad, dan menhaden dan ikan predator yang memakannya. Ikan pelagis samudera biasanya menghuni perairan di bawah landas kontinen. Contohnya termasuk ikan yang lebih besar seperti ikan todak, tuna, mackerel, dan bahkan hiu.

Tidak ada batas yang jelas dari perairan pesisir ke lautan sehingga beberapa ikan samudra menjadi penghuni sebagian perairan pesisir, seringkali selama tahap siklus hidupnya yang berbeda. Namun, spesies samudera sejati menghabiskan seluruh hidupnya di lautan terbuka.

Ikan pelagis mendapatkan namanya dari daerah yang mereka huni yang disebut zona pelagis. Zona pelagis adalah habitat terbesar di bumi dengan volume 330 juta mil kubik. Berbagai spesies ikan pelagis ditemukan di seluruh zona ini. Jumlah dan distribusi bervariasi secara regional dan vertikal, tergantung pada ketersediaan cahaya, nutrisi, oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan tekanan.

Contoh Ikan Pelagis Besar

  1. Tuna mata besar (thunnus obesus)
  2. Tuna sirip panjang (thunnus alalunga)
  3. Tuna sirip hitam (thunnus atlanticus)
  4. Tuna sirip biru 
  5. Tuna sirip kuning
  6. Ikan pedang (xiphias gladius)
  7. Layaran (isthioporus orientalis)
  8. Marlin (Makaira sp)
  9. Cakalang (katsuwonus pelamis)
  10. Tenggiri (scomberomorus commersoni)
  11. Cucut

Contoh ikan pelagis kecil :

  1. Selar (selaroides leptolepis)
  2. Teri (stolephorus commersoni)
  3. Lemuru (sardinela longiceps)
  4. Kembung (restrelinger spp)
  5. Layang (decafterus ruselli)
  6. Japuh (dussumeiria spp)
  7. Sunglir (elagastis bipinnulatus)
  8. Tongkol (auxis thazard)
  9. Tembang (sardinella fimbriata)
  10. Layur (trichiurus lepterus)

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan jenis pelagis kecil adalah pukat cincin (purse seine), jaring insang (gillnet), payang, bagan, dll. Sedangkan untuk jenis ikan pelagis besar biasanya menggunakan alat tangkap long line, pole and line, dan pancing tonda.

A. Ikan Pelagis Kecil

Ikan pelagis kecil merupakan ikan yang hidup disekitar permukaan perairan. Di Indonesia sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah (Merta, dkk, 1998) dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan bila dibandingan dengan tuna yang sebagia besar produk unggulan ekspor dan hanya sebagian kelompok yang dapat menikmatinya. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain (antara produsen dengan ikan-ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.

Ikan pelagis (pelagic fish) disebut juga ikan berminyak adalah ikan yang memiliki minyak di jaringan tubuh mereka dan dalam rongga perut di sekitar usus. fillet mereka mengandung hingga 30 persen minyak, meskipun angka ini bervariasi baik di dalam dan antar spesies.

Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru (Sardinella Longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp) di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data wilayah pengelolaan FKKPS maka ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik, teri di Samudera Hindia dan kembung di Selat Malaka.

Ikan Pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang disukainya ditandai oleh adana tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya denga selar. Selar termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan krustasea.

Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk gerombolan yang padat dan kompak (shoal), sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk gerombolan yang menyebar (scatted). Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari, apabila cuaca mncung disertai hujan gerimis. Adanya kecendrungan bergelombol berdasarkan kelompok ukuran dan berupaya mengikuti makanannya. (sumber : Sumber Daya Ikan Pelagis oleh Risfan Suyedi – Institut Pertanian Bogor, 2001)

1. Sumber Daya Ikan Pelagis Kecil

Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang relative kondisi lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung muda mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah pantai mudah dijangkau olehaktivitas manusia. Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang dimaksudkan adalah ikan laying, kembung, tembang, teri, dan lain-lain.

Sumber daya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah diperairan Indonesia dan mempunyai potensi besar (widodo, 1998). Sumberdaya ikan pelagis kecil merupakan suatu sumberdaya yang poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton, sehingga kelimpahannya sangat tergantung kepada factor lingkungan

(sumber: Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)

b. Karakteristik Ikan Pelagis Kecil

Menurut Widodo et al (1994), ikan pelagis kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :

  1. Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar.
  2. Variasi rekruitmen cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondidi lingkungan yang labil.
  3. Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial.
  4. Aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan yang menyerupai torpedo.
  5. Kulit dan tekstur yang mudah rusak, daging berkadar lemak relative tinggi sehingga mudah mengalami kemunduran mutu.

(sumber: Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)

c. Jenis-Jenis Ikan Pelagis Kecil

Ikan Pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang disukainya ditandai oleh adanya tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya dengan selar. Selar termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan krustasea. Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk gerombolan yang padat dan kompak (shoal), sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk gerombolan yang menyebar (scatted). Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari, apabila cuaca mncung disertai hujan gerimis. Adanya kecendrungan bergelombol berdasarkan kelompok ukuran dan berupaya mengikuti makanannya.Menurut Laevastu dan Hayes (1981).

Jenis – Jenis Ikan Pelagis Kecil antara lain;

  1. Karangaid (Layang, Selar, Sunglir),
  2. Klupeid (Teri, Japuh, Tembang, Lemuru, Siro) dan
  3. Skombroid (Kembung) (Kajiskanlaut, 1998).

(sumber : Tingkah laku Ikan oleh Ratna Mentari, 2010)

d. Morfologi Ikan Pelagis Kecil

Ikan pelagis umumnya berukuran kecil, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di dekat permukaan air, atau insekta yang berada di permukaan contoh ikan Gambusia, Fundulus.

B. Ikan Pelagis Besar

Ikan pelagis besar hidup pada laut lepas dengan kondisi lingkungan relatif stabil, disamping itu ikan pelagis besar umumnya melakukan migrasi sepanjang tahun dengan jarak jauh. Secara biologis kelompok cakalang, tuna, dan tongkol termasuk kedalam kategori ikan yang mempunyai tingkah laku melakukan migrasi dengan jarak jauh (highly migratory species) melampaui batas-batas yuridiksi suatu negara. Keadaan tersebut akan menyebabkan penambahan dan pengurangan stok di suatu perairan yang berperan penting dalam sediaan lokal pada saat terjadi musim penangkapan.

Ikan Pelagis besar menyebar di perairan yang relatif dalam, bersalinitas tinggi, kecuali ikan tongkol yang sifatnya lebih kosmopolitan dapat hidup di perairan yang relatif dangkal dan bersalinitas lebih rendah. Sifat epipelagis dan oseanis menjadikan penyebaran sumberdaya ikan pelagis besar secara vertikal sangat dipengaruhi lapisan thermoklin yang juga adalah struktur lapisan massa air yang terbentuk akibat perbedaan suhu. Demikian pula penyebaran secara horizontal yang dipengaruhi oleh faktor perbedaan suhu dan juga ketersediaan makanan. (sumber: Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)

a. Jenis-jenis Ikan Pelagis Besar

Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang belakang yang selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan ekonomis penting sebagian besar merupakan ikan pelagis. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain (antara produsen dengan ikan ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.

Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut komnas kajiskanlaut, 1998. Yang termasuk ikan-ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; tuna dan cakalang (madidihang, tuna mata besar, albakora tuna sirip biru, cakalang), marlin (ikan pedang, setuhuk biru, setuhuk hitam, setuhuk loreng, ikan layaran), tongkol dan tenggiri (tongkol dan tenggiri), dan cucut (cucut mako).

1. Ikan Tuna (dari Famili Scombridae)

Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili scombridae, terutama genus thunnus. Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (anonim. 2010)

1.1    Taksonomi Ikan Tuna

Menurut saanin (1984), klasifikasi ikan tuna adalah sebagai berikut :

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              :Scombridae
Genus              : Thunnus

1. 2.   Morfologi Ikan Tuna

Ikan tuna termasuk dalam keluarga scombroidae, tubuhnya seperti torpedo disebut fusiform sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur.

Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (ditjen perikanan, 1983).

Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.

1.3.  Jenis-jenis Ikan Tuna

Berikut merupakan jenis-jenis ikan tuna yang ada di perairan indonesia menurut nontji (2002) ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga thunnus sendiri memiliki 9 spesies,(nanun hanya 3 spesies yang saya ambil ) diantaranya :

1.3.1  Tuna Mata Besar

Nama lain :big eye tuna
Jenis                 :thunnus obesus
ukuran             :umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
karakter           :ukuran tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.

Distrbusi Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) menyebar dari samudera pasifik melalui perairan di antara pulau-pulau di indonesia sampai ke samudera hindia. Ikan ini terutama ditemukan di perairan sebelah selatan jawa, sebelah barat daya sumatera selatan, bali, nusa tenggara, laut banda dan laut maluku. Menurut uda (1952) dalam laevastu dan hela (1970), tuna mata besar merupakan jenis yang memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu berkisar antara 11-28oC dengan kisaran suhu penangkapan antara 18-23oC.

1.3.2        Tuna Sirip Panjang

nama lain         : albacore, longfin tuna

jenis                 : thunnus alalunga

ukuran             : umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih

karakter           : dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga tuna yang tangguh sekalipun.

Sebaran Tuna Albakora (Thunnus alalunga) sangat dipengaruhi oleh suhu. Jenis ini menyenangi suhu yang relatif lebih rendah, albakora juga memiliki ukuran yang relative lebih kecil dibandingkan dua jenis tuna di atas. Sedangkan tuna sirip biru (thunnus maccoyi) didapatkan menyebar hanya di belahan bumi selatan. Oleh karena itu jenis ini sering disebut sebagai southern bluefin tuna. Ikan ini tidak terlalu banyak tertangkap oleh nelayan indonesia.

Jenis tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (nakamura, 1969 dalam yunus, 2000) . Di indonesia (uktolseja et al., 1991 dalam yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di indonesia. Khususnya di perairan indonesia bagian barat meliputi samudera hindia, sepanjang pantai utara dan timur aceh, pantai barat sumatera, selatan jawa, bali dan nusa tenggara. Di perairan indonesia bagian timur meliputi laut banda flores, halmahera, maluku, sulawesi, perairan pasifik di sebelah utara irian jaya dan selat makasar.

2.  Ikan  Layang

Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan salah satu jenis ikan laut yang sering dijadikan sebagai teman nasi. Orang banyak yang menyukai ikan ini disamping rasanya enak ikan ini juga mempunyai nilai giji yang tinggi. Tingkat konsumsi ikan di negara kita masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di tetangga kita, oleh karena itu sangatlah cocok bila ikan layang (decapterus russelli) ini dijadikan sebagai makanan yang dikonsumsi sehari-hari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat (anonim, 2010a).

2.1    Klasifikasi Ikan Layang menurut Anonim (2010b) adalah sebagai berikut :

Filum               : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Subordo          : Percoidei
Famili              : Carangidae
Genus              : Decapterus
Spesies            : Decapterus russelli ruppell

Ikan layang (decapterus russelli) mempunyai nama umum round scad. Ikan layang (decapterus russelli) merupakan ikan yang mempunyai kemampuan bergerak dengan cepat di air laut. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus. Ikan layang (decapterus russelli) bentuk tubuh seperti cerutu tetapi agak pipih, sirip dada lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, ikan layang (decapterus russelli) dalam keadaan segar seluruh tubuhnya berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insang terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang (decapterus russelli) adalah bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip dada berbentuk falcate dan ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip punggung kedua (anonim 2010b).

2.2    Sebaran Ikan Layang

Ikan Layang (decapterus lajang) bersifat stenohaline. Hidup secara berkelompok, menghendaki perairan yang jernih dan merupakan ikan karnivora (plankton, crustacea). Sebaran di indonesia terdapat di perairan ambon, ternate, laut jawa.

3. Ikan Cucut 

Ikan cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang termasuk ke dalam kelas chondrichthyes. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100 jenis cucut dan pari di dunia yang termasuk ke dalam kelompok ini (demski & wourms, 1993). Bahkan menurut compagno (2002), kini tercatat sekitar 1200 jenis ikan cucut dan pari (chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi. Kelas chondrichthyes ini terbagi menjadi dua sub kelas yaitu sub kelas holocephalii dan sub kelas elasmobranchii. Ikan cucut termasuk ke dalam sub kelas elasmobranchii, yang merupakan kelompok yang dominan dan ikan-ikan bertulang rawan (demski & wourms, 1993).

Selama ini orang awam selalu mendeskripsikan ikan cucut sebagai ikan laut dengan ukuran tubuh yang besar dan cenderung membahayakan hidup manusia apabila kita menjumpainya. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena temyata ikan cucut tidak hanya hidup di laut tetapi ada pula yang ditemukan di perairan tawar seperti ikan cucut sentani yang dijumpai di danau sentani, irian jaya (wibowo & susanto, 1995). Walaupun begitu, umumnya ikan-ikan bertulang rawan memang hidup di perairan yang memiliki salinitas tinggi atau dengan kata lain cenderung hidup di laut, dan hanya sekitar 5% saja yang hidup di perairan tawar (compagno, 1990). Selain itu, ukuran ikan cucut pun bermacam-macam mulai dari yang memiliki panjang tubuh hanya puluhan sentimeter pada saat dewasa sampai pada yang memiliki ukuran mencapai belasan meter, tergantung dari jenis dan habitat ikan cucut tersebut. Pada umumnya, rata-rata panjang maksimum tubuh ikan cucut dapat mencapai 1,5m (compagno dalam compagno, 1990). Walaupun demikian,

3.1   Klasifikasi Ikan Cucut

Phillum            : vertebrata

Sub phillum     : craniata

Super kelas      : gnathustomata

Kelas               : chondrichthyes (cartilaginous fishes)

Sub kelas         : holocephali (chimaeras and fossil relatives)

Bangsa            : chimaeriformes (chimaeras or silver sharks)

Cohort             : euselachii (modern sharks and fossil relatives)

Subcohort        : neoselachii (modern sharks)

Superorder      : squalomorphi squalomorph sharks)

Bangsa            : hexanchiformes (cow and frilled sharks)

Bangsa            : squaliformes (dogfish sharks)

Bangsa            : squatiniformes (angel sharks)

Bangsa            : pristiophoriformes (sawsharks)

Bangsa            : rajiformes (batoids) — pari

Superorder      : galeomorphi (galeomorph sharks)

Bangsa            : heterodontiformes (bullhead sharks)

Bangsa            : lamniformes (mackerel sharks)

Bangsa            : orectolobiformes (carpet sharks)

Bangsa            : carcharhiniformes (ground sharks)

Ke-sepuluh bangsa dari kelas chondrichthyes tersebut dapat ditemukan di indonesia, akan tetapi hingga saat ini belum ada jumlah yang pasti mengenai jumlah jenis ikan cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya yang hidup di perairan indonesia.

3.2   Morfologi Ikan Cucut

Sebagai ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri morfologi yang amat berbeda dengan ikan-ikan bertulang sejati (teleostei). Ciri yang paling mencolok terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup, bentuk sirip, serta bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di atas, umumnya orang mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan raksasa yang mengerikan dan ketika berenang menyembulkan sirip punggungnya ke permukaan air, sehingga orang selalu berharap tidak menjumpainya ketika berenang di laut. Gambaran tersebut hanyalah mewakili sebagian dari beragam jenis ikan cucut atau hiu yang ada di dunia, karena umumnya cucut memiliki bentuk tubuh yang ‘ stream-line’ atau aerodinamis, dengan didukung oleh rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang bersifat ringan dan elastis. Tubuh cucut cenderung lentur dan dapat bergerak dengan fleksibel dan cepat. Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong melintang di tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki bentuk potongan tubuh yang beibeda-beda di ketiga bagian tersebut, tidak seperti halnya ikan-ikan bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan tubuh yang sama (seperti bentuk tubuh yang compress atau depress). Bentuk potongan tubuh cucut apabila dipotong di bagian kepala memiliki bentuk yang cenderung depress (elips), sedangkan dibagian badannya berbentuk bulat, dan di bagian ekor memiliki bentuk seperti kepala hanya berukuran lebih kecil.

3.3  Jenis Ikan Cucut

Nama Indonesia          : cucut buaya/areuy 

Nama Internasional     : crocodile shark 

Nama Latin                 : pseudocarcharias spp. 

Nama Lokal                : cucut (pelabuhan perikanan banjarmasin) 

Daerah Sebar               : tersebar di perairan pesisir dan laut lepas pada waktu tertentu     memasuki estuaria, perairan selatan jawa

Deskipsi                      : tubuh besar tetapi ramping, panjang 70 – 110 cm, warna    kehitaman cenderung didasar perairan

3.4  Jenis Ikan Gergaji

Nama Indonesia : ikan gergaji 

Nama Internasional     : sawfishes 

Nama Latin                 : pristis spp 

Nama Lokal                : ikan gergaji (ppi muara kintap), ikan gergaji (pelabuhan perikanan banjarmasin) 

Daerah sebar               : secara umum memiliki jangkauan luas meliputi perairan lepas pantai, pantai air payau, dan muara sungai

Deskripsi                     : ordo batoidae, famili pristidae, genus pristis. Celah insang sebanyak 5 pasang yang terletak di bagian ventral kepala, celah kebelakang; sirip punggung kecil kadang-kadang tidak ada, bentuk insang tertutup oleh sirip dada yang besar, melebar kemuka dan mirip ikan hiu; badan tidak terlalu gepeng; sirip dada tidak terlalu besar meskipun agak melebar, sirip ekor menyerupai sirip ekor hiu; sirip punggung sempurma seprti hiu, moncong tubuh memanjang dengan gigi kuat, lancip pada kedua sisi; gigi-gigi menyerupai gergaji, berjumlah 23-25 buah pada masing-masing sisinya; pada kedua rahang terdapat kurang lebih 62 baris gigi -gigi halus; kulit kasar. Ovovivipar. Tergolong ikan besar. Warna bagian atas abu-abu sedikit gelap sedangkan bagian bawah berwarna putih.

3.5   Distribusi Ikan Cucut secara umum

Cucut dapat ditemukan di seluruh perairan laut di dunia, mulai dari perairan tropis hingga ke daerah sub tropis, dan dari perairan pantai hingga ke lautan terbuka. Pada umumnya cucut hidup pada kedalaman 50 meter dari permukaan laut, tapi beberapa jenis cucut bahkan ada yang dapat hidup hingga kedalaman 800 meter (pyers, 2000). Jenis-jenis cucut pelagis (pelagic sharks) umumnya mempunyai penyebaran yang luas di perairan dunia. Jenis yang mempunyai penyebaran yang amat luas contohnya adalah cucut biru, prionace glauca (blue shark), ikan ini melakukan migrasi musiman di perairan pasifik dari 20° hingga 57° lintang utara, dengan jarak lebih dari 2800 km (strasburg dalam bres, 1993). Bahkan menurut pyers (2000), berdasarkan penelitian terhadap cucut biru yang diberi tanda (tagging) dan kemudian di lepas di perairan dekat inggris, pernah tertangkap kembali di perairan pantai brazil. Hal ini menunjukkan jauhnya migrasi ikan tersebut. Jenis lain yang melakukan migrasi yang luas adalah cucut mako (isurus sp.) Yang bermigrasi pada perairan dengan temperatur antara 17 hingga 22°c, mereka dapat menempuh perjalanan migrasi hingga 2000 km (mojetta, 1997). Hal tersebut menunjukkan cucut memiliki sebaran yang luas di dunia. Selain jenis-jenis yang melakukan migrasi, ada pula jenis-jenis yang memang biasa ditemukan di perairan pantai ataupun perairan yang bertemperatur hangat di seluruh dunia seperti cucut macan (galeocerdo cuvier) dan cucut putih raksasa (carcharodon carcharias). Cucut putih raksasa biasa ditemukan di perairan pantai subtropis ataupun tropis, bahkan ditemukan pula di lautan terbuka di dekat pulau-pulau kecil (pyers, 2000). Jenis cucut ini diyakini sebagai cucut terganas dan paling ditakuti manusia, tapi ikan cucut ini tidak ditemukan di perairan indonesia.

4.    Ikan Terbang

Ikan terbang dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama hirundichthys oxycephalus merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur serta dibatasi oleh isotetherm 20oc. Ikan terbang hidup dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara dengan sangat cepat. Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.

Ikan terbang pada dasarnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang di permukaan air laut. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang lumayan tinggi untuk bisa mendarat di dek kapal. Bisa kita bayangkan dengan jarak yang bisa ditempuh sejauh 200 meter bahkan bisa lebih, ikan terbang berada di atas permukaan air laut dimana pada saat di udara ikan tidak bisa bernafas ataupun menggunakan insangnya. Satu bukti bahwa ikan terbang ini mempunyai insang dan sirip yang luar biasa.

4.1    Morfologi

Panjang tubuh ikan terbang (hirundichtys oxycephalus) 3,9-4,1 kali panjang kepala dan 5,8-6,4 kali tinggi tubuh dan memiliki panjang rata-rata 18cm. Tubuhnya bulat memanjang seperti cerutu, agak termampat pada bagian samping. Bagian atas tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh mengkilap, hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsa baik dari udara maupun dari air.

Sirip dorsal dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip ventral keabu-abuan di bagian atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral abu-abu tua dengan belang-belang pendek. Sirip pectoral panjang dan dapat diadaptasikan untuk melayang dan mengandung banyak duri lemah dengan duri pertama tidak bercabang dan sisanya bercabang. Duri-duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan sirip pertama tidak bercabang.

Sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor. Sirip pectoral mencapai belakang sirip dorsal. Sirip ekor cagak (deeply emarginated) dengan sirip bagian bawah lebih panjang. Garis lateral terletak pada bagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relative besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 buah dan jumlah sisik pada poros tubuh 51-56 buah.

4.2   Distribusi Ikan Terbang

Ikan ini yang terdapat di samudra hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di pelabuhan ratu. Selain di situ juga terdapat di samudra pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa.

4.3   Jenis-jenis Ikan Marlin (Xiphias sp)

Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (abdiawan 2008).

Klasifikasi Ikan Marlin menurut Anonim (2008) dalam Abdiawan (2008) adalah :

Filum               : Chordata

Sub filum        : Vertebrata

Class                : Asteichthyes

Ordo                : Perciformer

Famili              : Scombroidei

Genus              : Xiphias

4.3.1    Marlin Hitam

Nama Lain      : black marlin, white marlin, silver marlin

Jenis                : makaira indica

Ukuran                        : perkiraan berat maximum 1.000 kg.

Karakter          : sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.

4.3.2    Marlin Biru

Nama Lain      : blue marlin, pacific blue marlin

Jenis                : makaira mazara (marlin biru pacific), makaira nigricans (marlin biru atlantic)

Ukuran                        : dapat mencapai berat 1.200 kg lebih (pacific)

Karakter          : lebih kuat dari marlin hitam dan untuk menangkap marlin biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan marlin hitam atau marlin loreng.

2.9    Karakteristik Ikan Pelagis Besar

Salah satu contoh dari ikan pelagis besar yaitu Tuna dan Cakalang , adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera. Distribusi ikan Tuna dan Cakalang di laut sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal meliputi jenis (genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku (behaviour). Perbedaan genetis ini menyebabkan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, diantara adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman. (sumber : Atlas Nasional Indonesia – Potensi dan Sumber Daya).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1    Kesimpulan

1. Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom air antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk gerombolan (schooling) dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi (ruaya), mencari makan,  bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya ikan pelagis dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

2. Contoh ikan pelagis besar :

·                     Tuna mata besar (thunnus obesus)

·                     Tuna sirip panjang (thunnus alalunga)

·                     Tuna sirip hitam (thunnus atlanticus)

·                     Tuna sirip biru 

·                     Tuna sirip kuning

·                     Ikan pedang (xiphias gladius)

·                     Layaran (isthioporus orientalis)

·                     Marlin (makaira sp)

·                     Cakalang (katsuwonus pelamis)

·                     Tenggiri (scomberomorus commersoni)

·                     Cucut

·                     Dll

Contoh ikan pelagis kecil :

·                     Selar (selaroides leptolepis)

·                     Teri (stolephorus commersoni)

·                     Lemuru (sardinela longiceps)

·                     Kembung (restrelinger spp)

·                     Layang (decafterus ruselli)

·                     Japuh (dussumeiria spp)

·                     Sunglir (elagastis bipinnulatus)

·                     Tongkol (auxis thazard)

·                     Tembang (sardinella fimbriata)

·                     Layur (trichiurus lepterus)

·                     Dll

3. Karakteristik Ikan Pelagis Kecil yaitu Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar. Variasi rekruitmen cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondidi lingkungan yang labil. Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial. Aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan yang menyerupai torpedo. Kulit dan tekstur yang mudah rusak, daging berkadar lemak relative tinggi sehingga mudah mengalami kemunduran mutu.

4. Karakteristik Ikan Pelagis Besar yaitu Salah satu contoh dari ikan pelagis besar yaitu Tuna dan Cakalang , adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera.

3.2    Saran

Sebaiknya dalam melakukan pendataan mengenai ikan pelagis sekaligus mencari daerah penyebaran ikan pelagis karena perubahan iklim mengakibatkan terjadinya proses migrasi (ruaya) yang tinggi untuk mencari daerah baru yang cocok bagi ikan pelagis.

Leave a Reply