Dalam belajar mengajar guru/pendidik sering menghadapi masalah adanya siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar, ada siswa yang meperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan seabaik-baiknya, guru atau pendidik sering menghadapi dan menemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, untuk menghadapi siswa yang kesulitan belajar, pemahaman utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami olehsiswa nya, merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Kesulitan belajar yang dialami siswa itu akan termanifestasi dalam berbagai macam gejala, misalnya menunjukan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukan sikap yang kurang wajar, menunjukan tingkah laku yang berkelainan.
Pada postingan yang lalu saya telah menguraikan mengenai kesulitan belajar dan cara mengatasinya. Pada postingan tersebut telah saya uraikan langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa kita melalui 6 langkah praktis.
Kali ini saya akan menguraikan alternatif lain untuk mengatasi kesulitan belajar yang menurut saya tidak kalah efektif dibandingkan langkah-langkah pada postingan yang lalu sebab kali ini guru lebih menggunakan pendekatan personal untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Menurut saya kelebihan pendekatan personal adalah kita dapat menentukan cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami siswa, sebab karakteristik siswa yang berbeda-beda tentu memerlukan penanganan yang berbeda-beda pula
Untuk lebih jelasnya, langsung saja anda simak uraiannya.
Menurut Hallen A (2005:129), langkah-langkah yang perlu ditempuh guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam enam tahap. Adapun keenam tahap tersebut, yaitu:
- Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang paling mudah untuk mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara mengenali nama siswa. - Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya
Langkah kedua dalam mengatasi kesulitan belajar adalah mencari dalam mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar. - Menetapkan latar belakang kesulitan belajar
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri siswa sendiri maupun diluar dirinya. - Menetapkan usaha-usaha bantuan
Setelah diketahui sifat dan jenis kesulitan serta latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang akan di peroleh. - Pelaksanaan bantuan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan diaksanakan secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada saat yang telah diperkirakan. - Tindak lanjut
Tujuan langkah ini untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan pemberian bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara terus-menerus, dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilan usaha bantuan.
Dengan demikian, perlu adanya penanganan dari guru BK untuk melakukan penanganan bagi anak yang mengalami kesulitasn belajar. Bimbingan dan konseling dimaksudkan agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Oleh karena itu individu yang mepunyai pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya, untuk mewujudkan sikap yang positif diperlukan anak didik yang berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap. Anak didik yang seperti ini akan terhindar dari keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya dan mampu mengatasi masalah masalah sendiri misalnya masalah kesulitan belajar.
Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para siswa disekolah, merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang serius di kalangan para peserta pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa di sekolah akan membawa dampak negatif, baik bagi siswa sendiri maupun lingkungannya. Untuk mencegah dampak negatif yang timbul karena kesulitan belajar yang dialami siswa, maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh siswanya.
Masalah belajar yang sering timbul dikalangan siswa, misalnya masalah pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif dan efisien, menggunakan buku-buku referensi, cara belajar kelompok, bagaimana mempersiapkan diri mengahadapi ujian, memilih jurusan atau mata pelajaran yang cocok dengan minat bakat yang dimilikinya, dari masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan program pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu para siswa agar mereka dapat berhasil dalam belajar.
Melalui pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal secara akademis diharapkan siswa mampu mencapai prestasi belajar yang baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembang optimal dari segi sosial bertujuan agar setiap siswa dapat mencapai penyesuaian diri dan memiliki kemampuan sosial yang optimal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat meperoleh prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka tujuan pendidikan nasional akan tercapai, dan juga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari yang bahagia dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Namun untuk sekolah yang belum memiliki guru BK, penanganan siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan oleh guru kelas dengan pendekatan personal yaitu dengan mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar, memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya, menetapkan latar belakang kesulitan belajar, menetapkan usaha-usaha bantuan, pelaksanaan bantuan, dan melakukan tindak lanjut untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang diberikan serta untuk menguatkan efek dari bantuan tersebut.