Laporan Praktikum Tanaman Pangan Ubi Jalar

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L) diduga berasal dari benua Amerika, tetapi para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama ke negara-negara beriklim tropis pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang dan Indonesia. Cina merupakan penghasil ubi jalar terbesar mencapai 90% (rata-rata 114,7 juta ton) dari yang dihasilkan dunia (FAO, 2004).

Nilai gizi ubi jalar secara kualitatif selalui dipengaruhi oleh varitas, lokasi dan musim tanam. Pada musim kemarau dari varitas yang sama akan menghasilkan tepung yang relatif lebih tinggi daripada musim penghujan, demikian juga ubi jalar yang berdaging merah umumnya mempunyai kadar karoten yang lebih tinggi daripada yang berwarna putih

Tanaman ubi jalar sangat tanggap terhadap penambahan pupuk. Penambahan kalium sebesar 150kg KCl/ha pada varietas lokal dapat meningkatkan hasil sebesar 28,7% dan penambahan 150 kg  KCl/ha pada sumber nitrogen urea 100 kg/hadan pada sumber nitrogen ZA 200kg/ha ternyata meningkatkan hasil secara nyata sebesar 67,7 dan 23,8% (Basuki et al., 1987). Kalium meningkatkan aktivitas fotosintesisdan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap proses pembentukan umbi daripada pertumbuhan batang dan daun. Pembentukan umbi akan terhambat apabila tanah kekurangan oksigen dan air tanah terlalu tinggi (Soemarno, 1981), sedangkan media tumbuh yang baik untuk ubi jalar adalah tanah bertekstur lempung atau lempung berpasir dan drainase baik.

Secara fisik,kulit ubi jalar lebih tipis dibandingkan kulit ubi kayu dan merupakan umbi dari bagian batang tanaman. Warna kulitubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbi. Warna daging umbinya bermacam-macam, dapat berwarna putih, kuning, jingga kemerahan, atau keabuan.Demikian pula bentuk umbinya seringkali tidak seragam (Syarief dan Irawati, 1988).

Ubi jalar memiliki prospek dan peluang yang sangat baik untuk menjamin ketersediaan pangan, terutama jika produksi padi dan jagung tidak dapat mengimbangi kebutuhan pangan masyarakat. Di Indonesia, penanaman ubi jalar belum menunjukkan perkembangan yang baik sehingga produksinya mengalami pasang surut. Pada tahun 1991, produksi ubi jalar 2.039.00 ton dengan luas panen 2.14.300 hektar. Pada tahun 1992, produksi ubi jalar mengalami kenaikan menjadi 2.171.000 ton dengan luas panen 229.800 hektar. Pada tahun 1993 dan 1994, produksi ubi jalar mengalami penurunan menjadi 2.088.200 ton dengan luas panen 224.200 hektar (1994).

Sedangkan pada tahun 1995, produksi ubi jalar mengalami kenaikan lagi, namun kenaikan ini kurang berarti dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya (1991 dan 1992).

B. Tujuan Praktikum

  1. Agar Mahasiswa dapat mengaplikasikan teknik budidaya ubi jalar
  2. Untuk mengetahui sitem tata cara pengolahan dan pengendalian hama penyakit tanaman ubi jalar

1.3. Kegunaan Praktikum

Kegunaan praktim ini adalah:

  1. Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa dalam pengamatan sehingga memberikan nilai tambah dalam pesiapan pelitian yang lebih lanjut
  2. Menambah wawasan yang begitu komplit dalam budidaya ubi jalar.

Bab II. Tinjauan Pustaka

A. Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar

Tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi               : Spermatophyta

Subdivisi         : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Convolvulaceae

Famili              : Convolvulaceae

Genus              : Ipomoea

Spesies            : Ipomoea batatas L.Sin batatas edulis choisy

B. Morfologi Tanaman Ubi jalar

Menurut Marzuki (2007), akar kacang tanah serabut dengan batang tidak berkayu dan berbulu halus. Batang  kacang tanah ada yang tumbuh tegak dan menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Daunnya terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning.

Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiridan bersifat geotropis positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan memanjang ginofora memanjang terhenti setelah terbentuk polong. Polong-polong kacang tanah berisi antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari berwarna putih, merah atau ungu tergantung varitasnya. Ginofora tidak dapat membentuk polong jika tanahnya terlalu keras dan kering atau batanya terlalu tinggi (Adisarwanto, 2003).

2.3.  Syarat Tumbuh

Temperatur merupakan suatu syarat tumbuh tanaman kacang tanah. Temperatur sangat erat hubungannya dengan ketinggian, semakin tinggi suatu daerah maka suhu akan semakin turun (Suprapto, 2006). Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500 m di ataspermukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah khusus. Diperlukan  iklim yang lembab. Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat naungan atau halangan dan atau awan lebih dari 30% akan menurunkan hasil kacang tanah karena cahaya mempengaruhi fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor, sedangkan rendahnya  intensitas cahaya pada masa pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Oentari, 2008)

Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur ringan maupun agak berat, yang penting tanah tersebut dapat mengatuskan air sehingga tidak menggenang. Akan tetapi, tanah yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur.

Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati atau tidak berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung juga terlalu keras, sehingga ginofor (calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong terhambat dan pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah. Pada tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi (>2%) polong yang dihasilkan berwarna kehitaman sehingga menjadi kurang menarik.

Kacang tanah masih dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang ber pH rendah atau tinggi. Tetapi pada pH tanah tinggi (7,5–8,5) kacang tanah sering mengalami klorosis, yakni daun-daun menguning. Apabila tidak diatasi, polong menjadi hitam dan hasil menurun hingga 40% (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2012).

2.4.  Pupuk dan Waktu Aplikasi

Tanaman memerlukan unsur hara selama pertumbuhan dan perkembangannya. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhannya terganggu dan menurunnya produksi. Pupuk adalah suatu bahan yang memberikan unsur hara tambahan bagi tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung, untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman (Sutedjo,  1994). 

Lebih lanjut Sutedjo (2010) menambahkan bahwa yang dimaksud dengan pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada mahkota tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangannya, Pemupukan melalui daun mempunyai keuntungan antara lain dapat mengindari terjadinya kompetisi unsur hara di dalam tanah, pencucian, dan fiksasi, tetapi bukan merupakan menggantikan pemupukan melalui tanah, melainkan hanya melengkapi unsur hara yang  tersedia (Sukamto, 1977 dalam Sutapradja dan Hilman, 1994). Seperti yang dikemukakan oleh Styaningrum et al. (2013), pupuk daun digunakan untuk melengkapi kebutuhan unsur hara yang telah diberikan melalui tanah.

Gandasil D merupakan pupuk daun lengkap/sempurna, berbentuk kristal. Kandungan kadar N 14%, P2O5 12%, K2O 14% dan Mg 1% dan unsur-unsur hara mikro lainnya yang melengkapi yaitu: Mn, Bo, Cu, Co, Zn, serta Aneurine (sejenis hormone tumbuh). Masudal (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perlakuan kosentrasi pupuk organik meningkatkan jumlah anakan saat panen, bobot kering polong cipo/tanaman dan bobot kering polong cipo/3,6m.

Fitama (2003) juga menyimpulkan bahwa perlakuan waktu aplikasi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap semua peubah vegetative dan peubah generative tanaman kedelai yang diamati. Perlakuan kosentrasi secara umum berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai, terdapat pengaruh nyata perlakuan kosentrasi terhadap peubah jumlah polong isi, berat 100 butir, dan bobot biji kering per petak. Interaksi perlakuan waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk daun organic berpengaruh nyata terhadap peubah bobot kering brangkasan pada umur 6 MST sedangkan pada peubah-peubah lain tidak berpengaruh nyata.

Bab III. Metode Praktikum

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan penanaman ubi jalar dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : 08 Oktober  s/d 22 Desember 2016
Tempat : Areal lahan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Waktu Kegiatan : 06.30 sampai dengan selesai.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Stek bibit ubi jalar Varietas B.1, Pupuk kandang  dan Pupuk NPK Mutiara.

2. Alat

Adapun peralatan yang kami gunakan dalam praktikum tersebut adalah Ember, Cangkul, Sabit, Tali raffia/tambang, Ajir, meteran , Alat tulis, Pisau/cutter, Mistar

3. Tahapan Pelaksanaan Praktikum
  1. Membersihkan gulma pada areal penanaman dengan cara manual
  2. Setelah gulma dibersihkan secara manual oleh alat pertanian pengolahan lahan dengan hand traktor dan mencangkul tanah supaya gembur
  3. Setelah areal lahannya diolah dengan maksimal maka dibentuklah gludukan
  4. Bedengan yang sudah sedikit gembur dengan air maka persiapan penanaman bibit ubi jalar varietas B 1. Sebelum ditanam memberikan pupuk kandang terlebih dahulu dan Penyulaman dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam, agar tidak terjadi perbedaan pertumbuhan yang terlalu mencolok antara tanaman asli dan hasil sulaman

5.      Penyiangan dilakukan setiap minggu saat terlihat gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang tumbuh dengan tangan..

3.4            Parameter Pengamatan

Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dilakukan sebanyak 1 kali yaitu tiap umur 1 minggu setelah tanam sampai 8 Mst , sedangkan untuk parameter hasil dilakukan pada saat panen. Adapun peubah yang diamati adalah sebagai berikut:

  1. Panjang tanaman/PT (cm), diamati mulai pangkal batang hingga pangkal daun tertinggi.
  2. Jumlah daun / JD (helai), dihitung semua daun yang terbentuk.
  3. Jumlah cabang  / JC.

BAB IV

 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Hasil Praktikum

Pengamatan :   1   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
1123
293
3127
412.59
5114
6138
7135
8146
9146
1011.54
Rata rata12.25.5
Pengamatan :   2   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
114.55
2107
3157
41514
5157
61715
7189
816.58
91810
10135
Rata rata15.28.7
Pengamatan :   3   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
TinggiJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
12120
22025
32625
42824
53445
63525
72423
82531
9169
101511
Rata rata24.423.8
Pengamatan :   4   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
13335
25348
34452
44651
55760
63548
74050
84249
91810
102928
Rata rata39.743.1
Pengamatan :   5   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
138634
250783
355774
445795
569885
657734
753756
855765
930731
1057583
Rata rata50.9744
Pengamatan :   6   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
182984
2110815
387785
480805
5100905
681864
779797
8100807
930601
1069684
Rata rata81.8804.7
Pengamatan :   7   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
183995
2111806
387796
480836
5100925
682875
779797
8101807
931601
1069685
Rata rata82.380.75.3
Pengamatan :   8   mst
TanamanUbi Jalar (V.B,1)
Panjang TJml DaunJml C. DaunJml Bunga
IIIIIIIV
11001106
2120906
396876
493936
5120995
690985
789887
8123897
9000
1080806
Rata rata91.183.45.4

               Pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat dilihat pada tabel dan grafik diatas bahwa pengamatan dilakukan setiap minggu pada sepuluh sampel tanaman ubi jalar yang sudah dipilih untuk dijadikan sampel pengamatan, perkembangan tanaman ubi jalar yang diamati adalah Panjang Tanaman (PT), jumlah daun (JD), sedangkan untuk Jumlah Cabang (JC) pada pengamatan minggu pertama sampai minggu ke empat masih belum terlihat pada tanaman adanya cabang sehingga data belum dapat dimasukan pada tabel dan grafik pengamatan. dan terlihat pada grafik pengamatan bahwa Panjang Tanaman (PT) yang tertinggi yaitu pada pengamatan 5 mst rata-rata 50.9 ke 81.8 6 mst ada penambahan 30.9 cm, sedangkan tanaman ubi jalar yang terendah adalah pada tanaman sampel 6 mst dengan rata 81.8 ke  82.3 7 mst hanya 0.5 prosentase penambahannya.

             Selanjutnya jumlah daun (JD) rerata kenaikan terbanyak padan 4 mst dengan rerata 43.1 ke 74 5 mst hal ini ada penambahan 30.9. Kemudian re rata paling sedikit terdapat pada 6 mst yaitu rerata 80 ke 80.7 7 mst kenaikan tersebur hanya 0.7. Sedangkan pada jumlah cabang (JC) rerata yang paling banyak 5 mst rerata 4 ke 4.7 6 mst kenaikan rerata 0.7 lalu jumlah daun yang paling sedikit adalah 7 mst 5.3 reratanya naik ke 8 mst dengan rerata 5.4 dengan penamabahan 0.1. Dari beberapa pengamatan jumlah cabang yang tidak begitu seignifikan meningkat adalah jumlah cabang dan yang paling meningkat setiap minggunya yaitu panjang tanaman dan rata-rata semua tanaman mengalami peningkatan.

4.2. Pembahasan

1.  Syarat tumbuh

Iklim pada lokasi praktikum penanam ubi jalar sangat cocok dilihat dari adanya musim kemarau dan musim hujan, dengan penyinaran 11-12 Jam/hari dimana tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan antara 500-5000 mm/tahun, sedangkan untuk optimalnya antara 750-1.500 mm/tahun. dan dilihat dari suhu pada lokasi tersebut yang dalam kisaran 21-27 derajat C, sedangkan Tanaman ubi jalar  sendiri membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Dengan daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-27 derajat C.

Daerah lokasi praktikum juga mempunyai ketinggian tempat masih dibawah 500 mdpl yaitu dalam kisaran 200 mdpl sehingga sangat cocok untuk meningkatkan hasil produksi tanaman ubi jalar karena umur panen menjadi pendek berbeda dengan daerah yang mempunyai ketinggian tempat diatas 500 mdpl maka umur panen akan menjadi lebih panjang sehingga akan mempengaruhi tingkat hasil produksi tanaman ubi jalar.

2.  Media Tanam

a.    Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Pada lokasi praktikum di areal tanah milik STPP Bogor adalah sangat cocok untuk usaha budidaya tanaman ubi jalar karena teksur dan keadaan tanah lokasi tersebut adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Penanaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol.

b.      Derajat keasaman tanah adalah pH=5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan kelembaban tanah yang cukup.

3.        Persyaratan Bibit

Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru sedangkan pada kegiatan praktikum bibit disiapkan melalui stek pucuk. Persyaratan bibit sebagai berikut :

a.       Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

b.      Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur.

a.       Ukuran panjang stekyang digunakan pada saat praktikum adalah antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar.

b.      Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.

4.        Kegiatan Budidaya

1.      Penyiapan Bibit

Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar adalah sebagai berikut:

a.       Memilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat dan normal.

b.      Memotong batang tanaman untuk dijadikan stek pucuk sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dilakukan pada pagi hari.

c.       Mengumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.

d.      Bahan tanaman (bibit) ubi jalar yang dipilih pada saat praktikum adalah bibit campuran ungu dan putih sebanyak 25 rumpun.

2.      Penyiapan lahan

Pertumbuhan ubi membutuhkan media tumbuh yang gembur, beraerasi baik dan tidak tergenang. Oleh karena itu, penyiapan lahan dilakukan sebagai berikut :

1.      Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama ± 1 minggu, pada kegiatan praktikum ini tanah sudah dalam keadaan rata dibajak kemudian langsung dibuat parit keliling terlebih dahulu yang berfungsi untuk drainase air dan memudahkan pengairan pada saat tanah kering serta untuk mencegah kebanjiran pada lahan karena intensitas air hujan yang mungkin dapat tinggi dan tahap berikutnya tanah dibentuk guludan-guludan.

2.      Tanah langsung diolah bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan yaitu dengan menumpukan tanah parit sehingga menjadi guludan dengan tujuan untuk memperbanyak top soil pada guludan, untuk memperbaiki struktur tanah dan untuk menciptakan drainase dan airase yang baik serta tempat tumbuhnya umbi, kemudian dibiarkan selama ± 1 minggu. Ukuran guludan lebar 60 cm, dan jarak antar guludan 100 cm. tinggi 30 cm-40 cm,

3.      Penanaman

Sistem tanam ubi jalar dilakukan secara tunggal (monokultur), bibit ubi jalar yang telah dipilih dan disiapkan dibawa ke lokasi penanaman dan disimpan di atas guludan sebelum masing-masing dilakukan penanaman dan satu persatu bibit dibenamkan ke dalam media tanah yang sudah diberi lubang dengan menusukan ajir ke dalam tanah gulud, batang bibit yang masuk adalah 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah selanjutnya disiram air. Ada tiga teknik penanaman stek ubi jalar yaitu :

1.       Tegak lurus

2.       Miring

3.       Tidur

Pada kegiatan praktikum ini penulis mendapat perlakuan penanaman ubi jalar dengan cara miring.

4.       Cara penanaman

Pemilihan bibit ubi jalar berupa stek pucuk sepanjang 25cm. Sebelum di tanam jumlah daun stek di kurangi untuk menekan penguapan. kemudian, Menggemburkan guludan yang telah di buat, Menghitung jarak tanam 25 cm antar tanaman  dengan menggunakan mistar, Stek di tanam dengan posisi miring menghadap arah matahari di atas guludan dengan 2/3 bagian bibit terbenam dalam tanah, Setelah stek tanaman ubi jalar di tanam kemudian tanah di sekitarnya agak dipadatkan.

5.      Pemeliharaan Tanaman

a.       Penyulaman

Selama 1 (satu) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

Dalam pengamatan tanaman ubi jalar di lahan praktek tidak terdapat bibit yang mati atau bibit yang tumbuh abnormal, semua bibit yang ditanam tumbuh dan daun tanaman dapat tumbuh rindang.

b.      Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap seminggu sekali bersamaan dengan pengamatan Panjang Tanaman dan Jumlah Cabang. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma dengan cangkul dan sabit. Langkah-langkah penyiangan adalah sebagai berikut :

a)      Bersihkan rumput liar (gulma) dengan sabit atau cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.

b)      Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.

c)      Timbunkan kembali tanah ke guludan semula.

c.    Pengepraisan

Pengepraisan dilakukan pada minggu ketujuh setelah penanaman ubi jalar, pengepraisan adalah Mengambil bagian tanah di sepanjang sisi guludan dan disimpan di bawah permukaan parit dengan mengangkat tanaman secara perlahan agar tidak terjadi stres. Maksud dari pengepraisan adalah agar akar tanaman dapat terkena sinar matahari yang berguna untuk perkembangan atau pertumbuhan umbi di dalam guludan tersebut, dengan mengangkat tanaman secara perlahan.

Mengembalikan tanah hasil pengepraisan ke tempatnya semula (sisi gulud) dilakukan pada minggu ke delapan setelah penanaman ubi jalar atau satu minggu setelah kegiatan pengepraisan.

d.   Pemupukan

Pemupukan dilakukan dua kali pemupukan pertama dan pemupukan kedua pemupukan pertama dilakukan waktunya pada minggu ke-1 yaitu sebelum melakukan kegiatan penanaman sedangkan untuk pemupukan kedua dilakukan waktunya pada minggu ke- 5. Pemupukan kami lakukan dengan cara di tebar diantara tanaman ubi jalar pupuk yang digunakan adalah NPK muiara.

e.    Pengendalian hama dan penyakit

Kami melakukan pembuangan ulat yang menyerang daun secara tradisional yaitu dengan mencari daun yang berlobang lalu membuang ulat tersebut.

f.    Pengairan dan penyiraman

Pengairan dilakukan secara terus menerus tiap hari jika tidak ada huja namun Jika air hujan yang sudah memabasahi maka kami tidak menyiram lagi agar tanaman tersebut tidak berlebihan airya, karena jika terlalu banyak maka tanaman akan jenuh dan menyebabkan layu kemudian mati apalgi jika terlalu lembab sarang hama dan penyakit semakin meningkat.

4.3. Grafik Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar

1.     Tinggi Tanaman Ubi Jalar

2.     Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar

3.     Jumlah Cabang Tanaman Ubi Jalar

BAB V

PENUTUP

4.1.    Kesimpulan

               Dapat kami simpulkan bahwasanya dari beberpa pengamatan pada budiday ubi jalar ini adalah tanaman tersebut akan meningkat apabila perawatan sedemikian rupa kita coba maka tanaman tersebut menjadi maksmal namun sebaliknya apabila kurang perawatan, kurang dan lebih airnya itu tidak diperhatikan maka tanaman akan mengalami titik kematian. Apalgi banyak hama dan penyakit yang menyerang sehingga proses pertumbuhan dan reproduksi aubi jalar menurun.

          Factor yang menjadi makanan tanaman tersebut yaitu unsur hara dalam tanah mencukupi begitupun air sebagai proses foto sintesis nantinya akan dsalurkan ke berbagai jaringan.

4.2.    Saran

              Dalam kegiatan praktikum ini hendaknya mahasiswa peserta praktek dapat mengikuti serangkaian kegiatan dari awal hingga akhir dari mulai penyiapan lahan sampai dengan panen sehingga mahasiswa peserta praktek dapat mengetahui dan menganalisa serta membandingkan hasil produktifitas dari tanaman ubi jalar baik pada posisi tanam miring ataupun tidur, baik dengan menggunakan varietas ubi jalar putih, orange, atau campuran yaitu ungu dan putih.

DAFTAR PUSTAKA

Bapelluh_Purbalingga.2013. Budidaya Ubi Jalar http://epetani.deptan.go.id/berita/budidaya-ubi-jalar-7832. Diakses tanggal 10 Januari 2017.

Ir. H. Rahmat Rukmana – Ubi jalar – Budidaya dan pasca panen – Yogyakarta : Kanisius – 1997

Juanda JS Dede dan Cahyono Bambang. 2000. Ubi Jalar Budidaya dan     Analisis Usaha Tani. Kanisus, Yogyakarta.

Lingga, Pinus – Bertanam ubi-ubian – Jakarta : Penebar wadaya – 1986
Paimin F.R – Potensi 1.000 Jenis Ubi Jalar di Indonesia – Trubus No. 309, Agustus – 1995
Wargiono. J – Budidaya Ubi Jalar – Jakarta : Bhratara – 1989
Pracaya – hama penyakit tanaman – Jakarta : Penebar swadaya – 1993
Soemartono – Ubi jalar – Jakarta : CV. Yasaguna – 19

Saeful, Aef. 2011. Ubi Jalar http://aepsaeful.blogspot.com/2011/03/ubi-jalar.html Diakses tanggal 25 Desember 2016.

Sediaoetama, A. D. 1993. Ilmu Gizi Jilid 1. Jakarta: Bharata Karya Aksara

Soenarjo, R. 1984. Potensi Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Gula Fruktosa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Syarief, R dan A. Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa

Taufikhurozik.2013. Budidaya Ketela Rambat/Ubi Jalar http://taufiqurrozik.blogspot.com/2013/05/budidaya-ubi-jalar_13.html Diakses tanggal 27 Desember 2016

Comments

Leave a Reply

Index