Daftar isi
A. Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan adalah sistem pengambilan keputusan yang dilakukan dalam sebuah lembaga. Lembaga tersebut boleh dalam skala kecil seperti organisasi sampai skala besar seperti negara.
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Otoriter adalah Gaya Kepemimpinan paling tua, sehingga kadang disebut sebagai gaya kepemimpinan klasik. Kendati demikian, praktik-praktik gaya kepemimpinan Otoriter masih acak kali terlihat di masa modern.
Gaya kepemimpinan ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan pada satu orang pemimpin. Pemimpin memiliki kendali penuh atas sebuah pemerintahan dimana bawahan hanya memiliki fungsi sebagai pelaksana tugas dari kebijakan yang sudah diambil.
Negara yang masih menganut sistem ini adalah Korea Utara dimana Kepemimpinan Otoriter dari Presiden Korut lebih dianggap sebagai Diktator.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya Kepemimpinan Demokratis terlihat dari pemberian wewenang yang luas kepada seluruh bawahan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil. Keputusan dalam sistem demokratis disepakati bersama melalui voting dengan sistem pemilih kebijakan yang paling banyak yang diikuti.
Sistem kepemimpinan Demokratis akan selalu diwarnai dengan kompromi antar bawahan yang cenderung akan membentuk kelompok-kelompok kecil. Jika pilihan yang disediakan sedikit atau dua maka kondisi bawahan akan membentuk kutub.
Amerika Serikat misalnya negara yang menganut sistem Demokrasi, dimana negaranya hanya memiliki dua partai. Satu parti berfungsi sebagai pelaksana kebijakan dan partai lainnya berperan sebagai oposisi dan pengawas pelaksana kebijakan. Proses pengambilan kebijakan tetap dilakukan secara bersama melalui voting.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya kepemimpinan demokratis kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis.
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
Sementara itu, kepemimpinan kendali bebas cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Namun dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.
B. Model Pengambilan Kebijakan
Jenis Gaya Kepemimpinan sangat diperlukan ketika Anda merasa kesulitan dalam memimpin sebuah tim. Disini Anda bisa melakukan refleksi diri dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi lalu menerapkan gaya kepemimpinan yang menrut Anda cocok dengan situasi lapangan.
Merujuk kepada literasi-literasi yang saya temukan bahwa gaya kepemimpinan adalah sumber dari karakter kepemimpinan yang merupakan pondasi dasar penentu kesuksesan jalan kepemimpinan Anda.
Dengan karakter yang dimiliki, maka setiap pemimpin cenderung memiliki gaya atau cara yang tersendiri dalam memimpin perusahaannya.
Menurut Tohardi dikutip oleh Edy Sutrisno (2010:242) menyatakan bahwa Gaya-gaya kepemimpinan yaitu :
- Gaya persuasive
- Gaya Represif
- Gaya partispatif
- Gaya Inovatif
- Gaya investigative
- Gaya Inspektif
- Gaya Motivasif
- Gaya Naratif
- Gaya Edukatif
- Gaya Retrogresif
Hal diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Gaya Persuasif
Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
2. Gaya Represif
Represif adalah model kepemimpinan yang cenderung memberikan tekanan dan ancaman kepada bawahan dalam mengambil keputusan. Model Pengambilan kebijakan sangat identik dengan Gaya Kepemimpinan Otoriter dimana pimpinan adalah sosok nomor 1 yang anti kritik.
Konon, Indonesia pernah merasakan sistem pemerintahan ini selama 32 tahun yang dibalut dengan sistem Demokrasi 3 partai.
3. Gaya Partisipatif
Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya dalam perusahaan.
4. Gaya inovatif
Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia
5. Gaya Investigasi
Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan kreatifitas, inovasi, serta insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena bawahan takut kesalahan-kesalahan.
6. Gaya Inspektif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
7. Gaya Motivatif
Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi tersebut membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.
8. Gaya Naratif
Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja.
9. Gaya Edukatif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang bergaya edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan keterlampiran.
10. Gaya Retrogresif
Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya, untuk itu pemimpin yang bergaya retrogresif selalu menghalangi bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain pemimpin yang bergaya restrogresif sangat senang melihat bawahan selalu terbelakang bodoh dan sebagainya.