14 Jenis Ilmu Bantu Sejarah

7 min read

Alat Dukung Ilmu Sejarah

Ilmu bantu sejarah merupakan disiplin ilmu yang membantu penelitian sejarah. Dispilin-dispilin ilmu yang menjadi alat bantu sejarah menyediakan teknik dan keterampilan khusus dalam mendukung analisis terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah.


Ilmu Bantu Sejarah

Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai apa itu ilmu bantu sejarah dan jenis ilmu apa saja sih yang dapat membantu ilmu sejarah, semoga artikel ini dapat menjadi sumber rujukan atau referensi terpercaya bagi mahasiswa atau pembaca dalam mencari informasi mengenai ilmu  bantu sejarah. berikut penjelasannya

Pengertian Ilmu Bantu Sejarah

Ilmu bantu sejarah adalah cabang ilmu yang dapat digunakan sejarawan dalam pelaksanaan penelitian maupun rekonstruksi peristiwa sejarah. Sejarah adalah peristiwa masa lalu yang melibatkan manusia atau tentang manusia itu sendiri. Jadi, ilmu bantu sejarah adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Seiring beredarnya waktu, manusia semakin menghadapi masalah kehidupan yang kian kompleks. Dimensi masa lalu, yang secara format dan konsepnya mengalami perubahan dengan masa kini, bukan tidak memiliki sesuatu yang berguna di masa kekinian. Banyak kecocokan zaman masa lampau yang memiliki relevansi dengan masa kini, hanya saja terkadang manusia terlalu abai akan keberadaannya. Masa lalu bukan melulu berisi kemunduran, beberapa justru bisa menjadi jawaban akan masalah kontemporer. Rumah adat yang dibuat dari kayu misalnya bisa bertahan dalam kondisi geografis yang sering dilanda gempa bumi. Jika pun hancur, maka kerugian yang diderita tidaklah begitu mahal. Berbeda dengan rumah masa kini yang berbahan beton, begitu gempa datang maka hancur luluh seketika. Biaya renovasi yang dikeluarkan tentu sangat mahal.

Untuk mendapatkan gambaran masa lalu yang berkesinambungan mengatasi problem sekarang, maka studi-studi komprehensif berupa tinjauan-tinjauan lebih populis serta semarak dari aktivitas manusia zaman dahulu perlu digalakkan. Komitmen ini baru terwujud manakala sejarah mengalami integrasi keilmuan dengan disiplin pengetahuan lainnya. Dengan begitu, wawasan masa lampau bisa dipugar menjadi bahan telaah yang solutif dalam meningkatkan hajat hidup orang banyak, di samping telah ikut menelurkan objek-objek baru penelitian historis. Landasan berpikir seperti demikian akan menemui bentuk praktisnya ketika ilmu sejarah menjadikan prinsip-prinsip keilmuan lainnya untuk menganalisis pola-pola kemanusiaan masa lalu.

Dalam studi kesejarahan, ilmu-ilmu bantu memiliki sistematika tersendiri yang membantu rasio historis yang dimiliki sejarawan dalam memetakan objek-objek yang selama ini belum terpikirkan. Realitas indrawi yang dimiliki sejarawan dewasa ini, agaknya sudah mulai terbuka untuk menangkap fenomena dinamis yang bergeliat dalam tubuh ilmu-ilmu sosial. Tindakan ini mendapat perhatian utama untuk membiasakan diri berpikir serta bertindak sesuai dengan gerak zaman saat ini. Implikasi dari pembacaan yang matang akan struktur ilmu-ilmu sosial berdampak pada cara kerja otak sejarawan yang demikian masif memikirkan yang belum terpikirkan.

Bayangkan jika sejarawan yang sebelumnya lekat dengan pemikiran intrik politik masa awal kemerdekaan kemudian dialihkan untuk memikirkan serta memberikan penjelasan terkait bagaimana keadaan transportasi sungai di pinggiran Ibu Kota Jakarta. Tidak dapat dipungkiri, pertanyaan tersebut sepertinya belum cukup untuk memproduksi jawaban hanya dengan logika kesejarahan murni. Sejarawan membutuhkan ilmu-ilmu bantu yang menyokong temuannya. Sesuatu yang bisa dilakukan yaitu melakukan tinjauan literatur yang lebih mendalam dan menggunakan kaca mata ilmu bantu terkait. Ilmu nautika (kelautan) yang beberapa prinsipnya bisa diterapkan meneliti sungai dan sosiologi pedesaan, umpamanya, dipilih untuk membantu kerja sejarawan mengungkap kehidupan masyarakat sekitar sungai pinggiran Ibu Kota. Fungsi dan kegunaan ilmu bantu sejarah, antara lain:

Sebagai alat bantu untuk mengungkap suatu fakta dari sumber sejarah. Dengan menggunakan ilmu bantu seorang sejarawan akan mampu melihat suatu peristiwa dari sudut yang berbeda-beda. Dengan ilmu bantu, sejarawan akan dapat mengungkap dan menjelaskan sebuah peristiwa dengan lebih dalam dan tajam.

Sebagai alat untuk mengurai sekaligus mengkritisi sumber dan fakta-fakta yang sudah dihimpun oleh peneliti. Sebagai kontrol agar proses yang dilakukan peneliti sejarah tetap bersandar pada metode-metode ilmiah agar peneliti tidak terjebak ke dalam fiksi dan mitos. Fungsi ini terasa penting dalam konteks Indonesia. Sebagaimana kita maklum di masyarakat Indonesia perkembangan tradisi lisan sangatlah luas. Perkembangan tradisi ini tidak diikuti dengan tradisi menulis. Tradisi menulis hanya dilakukan oleh kalangan yang sangat terbatas. Dengan segala kelemahannya, tradisi lisan sering kali mengabaikan kaidah-kaidah logika. Tak mengherankan jika akhirnya sejarah bercampur dengan mitos.

Jenis-jenis Ilmu Bantu Sejarah

Mengenai jenis-jenis ilmu bantu sejarah akan dipaparkan di bawah ini.

1. Peleoantropologi

Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia purba sehingga disebut juga antropologi ragawi. Objek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. Ilmu ini bertujuan merekonstruksi asal usul manusia, evolusinya, persebarannya, lingkungan, cara hidup, dan budayanya (Teuku lacob, 1990: 65-66).

2. Arkeologi

Arkeologi, berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuno” dan logos, “ilmu”. Nama alternatif arkeologi yaitu ilmu sejarah kebudayaan materiel. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis, meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefak yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas yaitu penggalian (ekskavasi) arkeologis, selain survei yang juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (ilmu tentang lapisan pembentuk Bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisdanika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan per tanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

Arkeologi pada masa sekarang merangkum berbagai bidang yang berkait. Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan, bentuk keramik dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metode pengukuran karbon 14. Adapun pakar genetik yang ingin mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, bertopang pada penelitian DNA-nya.

3. Paleografi

Paleografi berasal dari bahasa Yunani, palaios, yang berarti “kuno” dan graphein, “menulis”. Paleografi adalah ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno. Paleografi dalam banyak kasus merupakan prasyarat keahlian yang harus dimiliki untuk mendalami filologi atau ilmu pernaskahan.

4. Epigra

Epigrafi adalah suatu cabang arkeologi yang berusaha meneliti benda-benda bertulis yang berasal dari masa lampau. Salah satu contohnya prasasti. Prasasti merupakan sumber bukti tertulis (berupa tulisan ataupun gambar) pada masa lampau yang dapat memberikan informasi mengenai peristiwa di masa lampau, asal usul seorang raja atau tokoh atau geneologi maupun penanggalan.

Tujuan arkeologi yaitu merekonstruksi sejarah masa lampau berdasarkan apa yang dapat ditemukan kembali dengan keterampilan dan penguasaan metode ekskavasi pada benda-benda masa lampau. Jika benda tinggalan tersebut berupa prasasti, maka ahli epigrafi akan mengelolanya agar dapat diketahui kapan terjadinya, siapa tokoh pemerintahannya, serta apa isi yang terkandung pada prasasti tersebut. Ahli epigrafi mempunyai kemampuan menganalisis prasasti dengan kemampuannya untuk membaca tulisan kuno, baik berupa huruf kuno maupun bahasa kuno.

5. Ikonografi

Ikonografi adalah cabang sejarah seni yang mempelajari identifikasi, deskripsi, dan interpretasi isi gambar. Kata ikonografi berarti “penulisan gambar”.

6. Numismatik

Numismatik (bahasa Latin: numisma, nomisma, “koin”; dari bahasa Yunani: nomizein “menggunakan sesuai hukum)  adalah sebuah studi atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas, dan benda-benda terkait lainnya. Koleksi numismatik terdiri dari benda-benda kuno seperti uang kertas, koin kuno, dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Numismatik mempelajari, antara lain sejarah mata uang itu sendiri, cara pembuatannya, ciri cirinya, variasi yang ditemukan, pemalsuannya, dan sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut.

Dalam suatu mata uang, biasanya tergambar tokoh dan catatan tahun dikeluarkannya, namun kelemahan mata uang biasanya berlaku dalam kurun waktu yang cukup lama dan sebarannya yang cukup luas. Sebuah mata uang sering kali masih berlaku walaupun penguasanya sudah berganti.

Bagaimanapun, numismatik mempunyai peran yang cukup besar dalam penelitian sejarah. Dari mata uang, tentu dapat pula menjadi faktor pemantik awal untuk mengungkap suatu aktor yang berkuasa, atau juga lebih jauh, yakni mengenai pertumbuhan suatu emporium (kota dagang).

7. Keraminologi

Keraminologi menitikberatkan pada penelaahan peninggalan kuno terutama keramik-keramik hasil kebudayaan masyarakat yang pernah ada. Kejayaan peradaban China dengan seni keramiknya, membuat negeri ini begitu termasyhur ke seluruh pelosok dunia. Dari peninggalan yang berupa keramik, sejarawan dapat melacak dari mana keramik itu berasal dan kapan benda itu diproduksi. Pun terkait dengan teknologi dan ragam hias yang digunakan.

8. Geneologi

Berasal dari bahasa Yunani genea, yang berarti “keturunan” dan logos, berarti “ilmu”. Adalah kajian tentang keluarga dan penelusuran jalur keturunan serta sejarahnya. Ahli geneologi menggunakan berita dari mulut ke mulut, catatan sejarah, analisis genetik, serta rekaman lain untuk mendapatkan informasi mengenai suatu keluarga dan menunjukkan kekerabatan dan silsilah dari anggota-anggotanya. Hasil nya sering ditampilkan dalam bentuk bagan (disebut bagan silsilah) atau ditulis dalam bentuk narasi. Beberapa ahli membedakan antara geneologi dan sejarah keluarga serta membatasi geneologi hanya pada hubungan perkerabatan, sedangkan “sejarah keluarga” merujuk pada penyediaan detail tambahan mengenai kehidupan dan konteks historis dari keluarga terkait.

9. Filologi

Filologi berasal dari bahasa Yunani philein “cinta” dan logos, “kata”. Filologi merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno. Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau, sering kali sulit untuk dipahami. Bukan hanya karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip kerap kali disalin berulang-ulang kali. Dengan begini, naskah banyak yang memuat hal-hal lain, yang sering kali semakin jauh dari naskah edisi perdana.

Tugas seorang filologi, nama untuk ahli melogi, yaitu meneliti naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah ini, dan menyunting teks yang ada di dalamnya.

llmu pernaskahan ini biasanya berdampingan dengan paleografi, atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau. Salah seorang filolog Indonesia ternama adalah R.M. Ng. Poerbatjaraka.

10. Emografi

Emografi berasal dari bahasa Yunani ethnos = rakyat dan graphia = tulisan. Adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi, juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya materiel dan spiritual mereka. Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dan lain-lain. llmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari.

11. Ilmu-ilmu Sosial

Keberadaan ilmu-ilmu sosial lain sangatlah penting terutama dalam membantu mengungkap latar belakang sosial dari suatu masyarakat dalam suatu kurun waktu di mana peristiwa itu terjadi. Pristiwa sejarah merupakan bagian dari sebuah peradaban dan peradaban tidak mungkin tanpa masyarakat.

Ilmu-ilmu sosial, yang disebut juga ilmu kemanusiaan, bertugas mencari hukum-hukum yang berlaku secara empiris baik dalam manusia secara individu maupun dalam kemasyarakatan. Ciri yang paling menonjol yaitu objek kajiannya adalah seputar manusia berikut segala aspek kehidupannya, mencakup: ciri-ciri khasnya, tingkah lakunya baik perseorangan maupun kelompok, dalam lingkup mikro maupun makro serta banyak aspek lainnya (C. Verhaak dan R. Haryono Imam, 1989: 66).

Antropologi misalnya, merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi dapat amat berguna bagi historiografi karena sumbangannya dalam menguraikan latar belakang sosial dari berbagai peristiwa sejarah (Koentjaraningrat, 1958: 248).

Di samping itu, ilmu bantu yang tergolong ilmu sosial yaitu sosiologi. Ilmu yang menekankan pada hubungan antar manusia ini, banyak digunakan untuk menelisik perubahan, stratifikasi kemasyarakatan, krisis, konflik, serta banyak tema lain yang menyangkut kehidupan masa lalu. Melalui pendekatan sosiologi, diharapkan peran (role) dari masing-masing tokoh, baik yang berstatus sosial tinggi sampai rendah dapat diungkap, apalagi sudah bukan zamannya lagi sejarah hanya berpusat pada kelompok elite dan menegasikan eksistensi kelompok masyarakat lainnya. Ilmu sosial ini berkontribusi bagi pemaparan sejarah yang sangat lekat dengan nuansa kemanusiaannya.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, tema politik dalam sejarah merupakan pemandangan yang lumrah. Sudah tentu ketika menelaah masa lampau, panorama yang paling menawan perhatian yaitu masalah politik. Meskipun begitu, tidak semua nuansa politik di tataran sejarah melulu termasuk dalam dimensi klasik. Justru melalui ilmu bantu politik akan banyak tema baru yang bisa dibicarakan. Komunikasi politik pusat dan daerah misalnya merupakan satu di antara tema dari pendekatan politik gaya baru.

Sejarah tidak bisa berdiri sendiri. Sejarah memerlukan bantuan ilmu-ilmu lainnya untuk mengisi latar belakangnya (I. Huizinga, 1937: 10).

12. Linguistik

Linguistik didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa. Secara umum, linguistik adalah bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik berasal dari bahasa latin yaitu lingua yang berarti bahasa, sedangkan bahasa Inggrisnya yaitu linguistic.

13. Statistik /Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah “statistika” bahasa Inggris: statistics.

Dalam penerapannya sebagai ilmu bantu dalam bidang sejarah, statistika berfungsi sebagai penyaji data kuantitatif atas populasi, sampel dan perkiraan terhadap sebuah kemungkinan atau probabilitas.

14. Komputer dan Internet

Selain untuk kebutuhan penulisan, penggunaan internet sangat membantu dalam penyimpanan dan penyajian data. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat juga memungkinkan beberapa teknologi disempurnakan dan tergabung dalam perangkat komputer.

Media internet memungkinkan seorang peneliti mengakses informasi dari dan ke dunia luar, seolah tanpa batas. Dengan bantuan komputer, publikasi dari hasil-hasil penelitian begitu mudah dan murah. Jika ada kritik terhadap sebuah pernyataan atau penemuan sejarah bisa disampaikan pada saat itu juga.

Tokoh Pendiri Syiah – Abdullah bin Saba’

Abdullah bin Saba’ (600 M) juga dikenal sebagai Ibnu Saudah merupakan mantan Rabbi Yahudi sebelum masuk Islam. Ibnu Saudah masuk Islam pada masa Khalifah...
Wahidah Rahmah
9 min read

Leave a Reply